Anda di halaman 1dari 3

Beberapa tahun terakhir industri konstruksi sudah mulai akrab

dengan dengan penggunaan semen-serat. Komposit semen-serat


dipakai luas pada berbagai konstruksi bangunan di dunia. Hampir
70% produksi komposit semen-serat didasarkan pada bahan
pengisi (filler) asbestos. Pada negara maju seperti Amerika
serikat dan sebagian Asia konsumsi pemakaian komposit semen
asbestos mencapai 90% (Warden, dkk, 2000). Selain komposit
semen asbestos, pemakaian komposit semen-serat kayu
diseluruh dunia juga cukup tinggi.

Pemakaian yang cukup tinggi ini akan mendorong eksplorasi


hutan secara berlebihan dan menyebabkan ketidakseimbangan
lingkungan yang membahayakan kehidupan manusia. Pencarian
material alternatif yang lebih murah dan tidak membahayakan
kehidupan manusia merupakan usaha yang paling tepat.

Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi cukup besar


untuk memanfaatkan serat yang diperoleh dari sampah pertanian
sebagai bahan pengisi komposit semen. Di Indonesia dari total
luas tanah sebesar 7,8 juta hektar yang ditanami padi setiap
tahun akan dihasilkan padi (gabah kering giling) sebanyak 51,9
juta ton yang setara dengan 32,7 juta ton beras dan 19,2 juta
ton kulit beras/sekam (Dai Food Policy Advisory Team BAPPENAS,
2002).

Selama ini sekam padi sebagai limbah penggilingan padi sebagian


kecil sudah dimanfaatkan sebagai bahan pengawet/penyimpanan
es dan bahan bakar pada proses pembuatan batu bata, kompos,
sedangkan sebagian besar dibuang atau dibakar. Pembakaran
sekam padi akan menghasilkan abu dengan kandungan karbon
sebesar 15% berat yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan
(De Souza, dkk, 2000). Sekam dapat diubah menjadi produk
bernilai tinggi menggantikan serat kayu ataupun serat asbes
sebagai material penguat komposit semen. Pemanfaatan sekam
sebagai bahan pengisi altenatif menggantikan serat kayu ataupun
serat asbes pada beberapa produk komposit semen seperti
internit, atap papan, serta struktur arsitek akan mampu
menyelamatkan hutan di Indonesia.

Modifikasi papan semen dengan menggunakan sekam padi yang


selama ini dianggap limbah dan hasil samping produk pertanian
sebagai bahan alternatif dapat menggantikan serat kayu yang
ketersediaannya semakain terbatas dan serat asbes yang
berbahaya bagi kesehatan dan cukup mahal harganya untuk
material penguat komposit semen.

Dasar pemilihan sekam padi sebagai bahan pengganti serat kayu


dan asbes :
1. Mengadung kadar silika dan lignin yang tinggi serta adanya
ikatan lignoselulosa (Close & Menke.1986)
2. Bahan organik yang ramah lingkungan dan aman bagi
manusia
3. Produksinya tinggi dan kontinuitas ketersediaannya terjamin
karena seiring dengan produksi padi untuk manusia
4. Penggunaannya tidak bersaing dengan kebutuhan manusia
5. Keberadaannya terkonsentrasi pada tempat tertentu (di
pabrik penggilingan padi)
6. Masih belum banyak digunakan untuk tujuan-tujuan yang
lebih bernilai ekonomi

Untuk meningkatkan fungsi semen sebagai bahan pengikat dalam


campuran, maka diperlukan bahan tambahan (additive) dalam
hal ini CaCl2, yang dapat mempercepat pengerasan sekaligus
menanggulangi pembusukan serat.

Manfaat penggunaan sekam padi sebagai asbes :


Menunjang program pembangunan RS/RSS dan Rusun
Mengurangi pencernaran lingkungan
Menciptakan lapangan kerja

Tinjauan Sisi Sosial


Pemanfaatan sekam padi yang merupakan limbah organik
sebagai material alternatif pembuatan papan semen, akan
memunculkan material baru dalam dunia konstruksi. Sekam padi
yang biasanya hanya menjadi sampah pertanian, kini bisa sangat
bermanfaat dan memiliki nilai guna yang tinggi bagi masyarakat.
Sekam padi juga sangat mudah untuk dijumpai oleh masyarakat,
dan mudah untuk diaplikasikan sebagai papan semen untuk
kebutuhan dinding/partisi rumah, plafon, dan kebutuhan rumah
non struktural lainnya.

Tinjauan Sisi Ekonomi


Meningkatkan nilai ekonomi sekam padi sebagai salah satu
komoditi dalam bidang konstruksi. Harga sekam padi yang relatif
murah menjadikan produk papan semen modifikasi ini relatif lebih
murah pula sehingga dapat menjangkau semua kalangan.

Tinjauan Sisi Lingkungan


Mengurangi polusi gas karbon sampah organik sekam padi yang
selama ini biasa dipakai sebagai bahan bakar pemanggangan
batu bata, genting dan gerabah Pemanfaatan limbah organik
sekam padi sebagai bahan pengganti serat kayu juga dapat
mengurangi eksploitasi hutan dan ramah lingkungan.

Papan semen dari serat sekam padi memiliki kualitas yang bisa
disamakan dengan papan semen dari serat lainnya terutama
kayu, sehingga dapat menggantikan serat kayu pada penggunaan
papan semen dan dapat meminimalisir penggunaan kayu yang
sudah semakin terbatas jumlahnya. Sekam padi juga sangat
murah dan banyak jumlahnya, sehingga papan semen dari sekam
padi juga akan lebih murah dan memiliki nilai keberlanjutan yang
tinggi baik dari aspek sosial, lingkungan ,maupun ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai