Oleh:
Nama
: Shabrina Sasianti
Pembimbing
Rumah Sakit
: RSUD Banjar
STATUS PASIEN
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis Kelamin
:Laki-laki
Usia
:41 tahun
Agama
:Islam
Suku
:Sunda
Pendidikan Terakhir
Status Pernikahan
:Belum menikah
Pekerjaan
:Belum bekerja
Alamat
II.
RIWAYAT PERAWATAN
a. Rawat Jalan
:1 bulan
III.
ANAMNESA
Keluhan Utama
Tidak bisa tidur.
menurut orang tua pasien jurusan tersebut sesuai dengan kepribadian pasien yang rajin
beribadah. Setelah menjalani proses pendidikan selama beberapa bulan di jurusan
Dakwah tersebut, pasien tetap tidak dapat melupakan keinginan untuk melanjutkan
pendidikan di jurusan Bahasa Inggris, sehingga pasien mulai malas masuk kuliah, malas
beraktivitas, tidak nafsu makan, tidak bisa tidur, mulai merasa sedih, sering menangis,
sering berteriak, hingga sering melukai Bapak, Ibu, dan adik-adiknya. Kemudian pasien
dirawat inap di Rumah Sakit Umum Menur Kota Surabaya hingga mengalami perbaikan
dan melanjutkan pengobatan dengan rawat jalan. Akan tetapi oleh karena pasien sering
berpindah-pindah psikiater maka pasien sering kambuh dan dirawat inap hingga 10 kali.
5 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mendengarkan ceramah oleh ustadz tentang
amalan membaca alquran, pasien merasa tersindir oleh ceramah ustadz tersebut yang
mengatakan bahwa Jangan menolak kalau disuruh mengaji!, kemudian sejak saat itu
pasien mulai sedih, sering menangis, merasa paling bodoh di antara adik-adiknya, merasa
telah menyusahkan orang tua dan keluarganya, merasa tidak ada arti hidupnya di dunia,
dan merasa bahwa pasien adalah sebagai satu-satunya penghuni neraka. Pasien menjadi
tidak nafsu makan, tidak bisa tidur, dan malas beraktivitas.
Penyakit Medik
Riwayat penyakit diabetes mellitus dan rutin rawat jalan ke dokter penyakit dalam.
IV.
V.
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran
: Kompos mentis
Suhu
: 36 0C
Nadi
: 80 x/menit, reguler
Nafas
: 18 x/menit, reguler
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Mata
STATUS MENTAL
A.
Deskripsi Umum
Penampilan
Pasien seorang laki-laki, berkulit sawo matang. Pasien menggunakan pakaian
seragam pasien ruang Tanjung, Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar. Cara
berjalan pasien tampak biasa.
B.
Keadaan Umum
Tenang
C.
Roman Muka
Biasa
D.
Kontak/Raport
Ada/ Adekuat
E.
Perhatian
Baik
F.
Persepsi
Halusinasi
Auditorik
: Tidak Ada
Visual
: Tidak Ada
Taktil
: Tidak Ada
Gustatorik
: Tidak Ada
Ilusi
G.
: Tidak ada
Gangguan Pikir
Bentuk Pikir
: Tidak realistik
Proses Pikir
Assosiasi longgar
: Ada
Inkoherensia
: Ada
Neologisme
: Tidak Ada
Flight of Idea
: Tidak Ada
Isi pikir
H.
Waham
Bizarre
: Ada
Paranoid
: Tidak Ada
Kejar
: Tidak ada
Kebesaran
: Tidak ada
Thought of insertion
: Tidak ada
Thought of broadcasting
: Tidak Ada
Thought of withdrawal
: Tidak Ada
: Tidak Ada
Emosi
Mood
: Eutimik
Afek
: Biasa
Kesesuaian
: Sesuai
I.
J.
Pembicaraan
Cara berbicara
: Spontan
Volume berbicara
: Sedang
Kecepatan berbicara
: Normal
Gangguan berbicara
Tingkah Laku
Normoaktif
K.
: Komposmentis
Orientasi
: Baik
Daya ingat
L.
: Baik
Jangka menengah (pasien mengingat oleh siapa dan kapan dibawa ke RS)
Baru-baru ini terjadi (pasien mengingat menu makan pagi hari ini)
Daya Nilai
Daya Nilai Sosial
: Baik
: Baik
M.
Dekorum
Baik
N.
: Tenang
Perhatian
: Baik
: Tidak realistik
: Asosiasi longgar
Mood
: Eutimik
Afek
: Biasa, sesuai
Tingkah laku
: Normoaktif
: Baik
Faktor stressor
: Pendidikan
AKSIS II
: Tidak ada
AKSIS III
: Diabetes Mellitus
AKSIS IV
AKSIS V
IX. PROGNOSIS
Analisis pasien pada kasus ini adalah bahwa terdapat faktor yang mendukung prognosis
baik yaitu: faktor pencetus jelas, onset kejadian penyakit akut, riwayat gangguan jiwa di
keluarga yang sedarah disangkal. Sedangkan faktor yang mendukung prognosis buruk
yaitu: onset pertama kali terdapat gejala terjadi saat usia muda, pasien belum menikah,
dukungan keluarga lemah sehingga pasien sering berpindah-pindah psikiater dan mudah
terjadi relaps. Maka dapat disimpulkan prognosis pada pasien ini adalah ad malam.
X.
PENATALAKSANAAN
1. Indikasi rawat
a. Risiko membahayakan diri sendiri
b. Risiko tidak makan dan minum
2. Farmakoterapi
a. Clozapine tablet 25 mg (1 tab 0 1 tab)
b. Cepezet tablet 100 mg (0 0 1/2 tab)
c. Triheksifenidil tablet 2 mg (1 tab 0 1 tab)
3. Psikoterapi
a. Suportif individual
b. Konseling keluarga
WAWANCARA PSIKIATRI
Dilakukan pada 24 Agustus 2016 pukul 08.15 WIB di Ruang Tanjung, RSUD Kota Banjar.
K (KOASS) : Dokter muda
P (PASIEN) : Tn. Taufik
Berikut percakapan antara dokter muda Shabrina dengan pasien.
K : Assalamualaikum, Pak.
P : Waalaikumsalam.
K : Perkenalkan nama saya dokter muda Shabrina. Bapak namanya siapa?
P : Taufik Hidayat.
K : Bapak usianya berapa?
P : 41 tahun.
K : Bapak anak ke berapa?
P : Anak pertama dari empat bersaudara, adik saya laki-laki semua.
K : Bapak cucu ke berapa?
P : Cucu pertama dari keluarga Ibu, cucu kedua dari keluarga Bapak.
K : Bapak agamanya apa?
P : Islam.
K : Bapak sukunya apa?
P : Sunda
K : Bapak alamatnya dimana?
P : Desa Sinargalih, RT 38/ RW 18, Nomor 9, Gunung Cupu, Sinargalih, Ciamis.
K : Bapak tahu atau tidak saat ini sedang pagi/siang/sore/malam?
P : Pagi.
K : Bapak tahu atau tidak saat ini sedang berkomunikasi dengan siapa?
P : Dengan dokter.
K : Bapak tahu atau tidak saat ini sedang ada dimana?
P : Di Rumah Sakit Banjar, bagian Psikiatri.
K : Bapak tahu atau tidak oleh siapa diantar ke tempat ini?
P : Bapak, Ibu, dan Adik saya.
dan adik-adik saya. Akhirnya saya dirawat tahun 1991, di Rumah Sakit Menur, Surabaya.
Terus dirawat lagi tahun 1993 dan 1997. Tapi saya pindah-pindah, pernah juga dirawat di
Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung tahun 1998, 1999, 2001 dan 2001. Kemudian dirawat di
jalan Riau tahun 2004 dan 2008. Terakhir dirawat di Rumah Sakit Banjar tahun 2012.
K : Bagaimana pengobatan Bapak selama ini?
P : Alhamdulillah saya selalu rutin berobat, terakhir di dr. Iwan spesialis jiwa di Ciamis.
K : Bagaimana kesehatan Bapak selama ini?
P : Saya ada DM, rutin berobat juga di penyakit dalam.
K : Apakah di keluarga Bapak ada atau tidak yang mengalami hal seperti ini?
P : Tidak.
K : Bagaimana hubungan Bapak dengan keluarga?
P : Baik, tapi saya sering merasa tidak enak dengan Ibu dan Bapak karena saya belum bekerja.
Tapi hanya perasaan tidak enak saja, bukan benci. Kadang saya juga kepikiran, ingin seperti
adik-adik saya, sudah pada menikah.
K : Bagaimana hubungan Bapak dengan tetangga?
P : Kalau ketemu di jalan atau mau ke warung tegur sapa saja seperti biasa.
K : Bagaimana hubungan Bapak dengan teman?
P : Saya punya teman, ojek, di sana. Kalau sedang main catur, saya sering nonton teman saya,
tapi saya nonton saja, karena saya tidak bisa main catur, kalau ada yang lucu ya saya ketawa,
bercanda saja sama teman-teman, saya senang humor.
K : Apakah Bapak masih ingat nama teman-teman saat di sekolah dasar?
P : Ada Ujang, Mahfudin, Dedeh, Ijang, Mul, Pudin.
K : Bapak sudah makan atau belum?
P : Sudah, sedikit.
K : Kenapa?
P : Tidak terlalu nafsu.
K : Lauknya apa?
P : Sayur, tempe, ikan.
K : Bapak masih ingat atau tidak kalau lauk tadi malam apa?
P : Telur, tempe, abon.
K : Bapak sudah mandi atau belum?
P : Sudah.
K : Bagaimana aktivitas Bapak sehari-hari selama di sini?
P : Cuci piring, mijit penjaga, lumayan dapat uang.
K : Bagaimana ibadah Bapak sehari-hari selama di sini?
P : Saya sholat, baca alquran.
K : Apakah Bapak pernah atau tidak melihat hal-hal aneh yang tidak dilihat oleh orang lain
atau mendengar hal-hal aneh yang Bapak tidak lihat sumber suaranya?
P : Iya, saya pernah saat di Institut Agama Islam Negeri tahun 1991, malam-malam saya
sendirian naik sepeda dari pondok pesantren, kemudian setelah sampai di kampus, saya tibatiba mendengar suara gamelan, tapi seperti gamelan sunda, lalu saya melihat orang-orang
berjajar sedang tertawa, lalu saya salamin satu per satu sampai orang terakhir, lalu tiba-tiba
semua hilang. Saya juga pernah dulu di rumah tahun 2001, melihat ada kuda putih di dinding,
kuda itu sedang loncat, loncat, loncat, terus loncat tinggi dan jauh, lalu hilang.
K : Apakah Bapak saat ini masih atau tidak melihat dan mendegar hal-hal tersebut?
P : Tidak.
K : Jika Bapak menemukan sebuah tas berisi handphone dan sejumlah uang di dalamnya, apa
yang akan Bapak lakukan?
P : Saya coba cari pemiliknya.
K : Menurut Bapak mengambil kotak amal di masjid termasuk perbuatan yang baik atau tidak?
P : Tidak boleh, itu haram.
K : Bapak masih ingat nama saya?
P : Shabrina.
K : Bapak bisa hitung mundur 10 sampai 1?
P : 10..,9..,8..,7..,6..,5..,4..,3..,2..,1.
K : Baik terima kasih atas waktunya ya Pak.
EMOSI
Emosi adalah suasana perasaan yang dihayati secara sadar, bersifat kompleks, melibatkan
pikiran, persepsi dan perilaku individu. Secara deskriptif fenomenologis emosi dibedakan antara
mood dan afek. Mood: adalah suasana perasaan yang bersifat pervasif dan bertahan lama, yang
mewarnai persepsi seseorang terhadap kehidupannya.
Mood eutimia: adalah suasana perasaan dalam rentang normal, yakni individu mempunyai
penghayatan perasaan yang luas dan serasi dengan irama hidupnya.
Mood hipotimia: adalah suasana perasaan yang secara pervasif diwarnai dengan kesedihan
dan kemurungan. Individu secara subyektif mengeluhkan tentang kesedihan dan kehilangan
semangat. Secara obyektif tampak dari sikap murung dan perilakunya yang lamban.
Mood hipertimia: suasana perasaan yang secara perfasif memperlihatkan semangat dan
kegairahan yang berlebihan terhadap berbagai aktivitas kehidupan. Perilakunya menjadi
hiperaktif dan tampak enerjik secara berlebihan.
Mood ekstasia: suasana perasaan yang diwarnai dengan kegairahan yang meluap luap. Sering
terjadi pada orang yang menggunakan zat psikostimulansia
Anhedonia: adalah suatu suasana perasaan yang diwarnai dengan kehilangan minat dan
kesenangan terhadap berbagai aktivitas kehidupan.
Mood kosong: adalah kehidupan emosi yang sangat dangkal,tidak atau sangat sedikit
memiliki penghayatan suasana perasaan. Individu dengan mood kosong nyaris kehilangan
keterlibatan emosinya dengan kehidupan disekitarnya. Keadaan ini dapat dijumpai pada
pasien skizofrenia kronis.
Mood labil: suasana perasaan yang berubah ubah dari waktu ke waktu. Pergantian perasaan
dari sedih, cemas, marah, eforia, muncul bergantian dan tak terduga. Dapat ditemukan pada
gangguan psikosis akut.
Mood iritabel: suasana perasaan yang sensitif, mudah tersinggung, mudah marah dan
seringkali bereaksi berlebihan terhadap situasi yang tidak disenanginya.
Afek: adalah respons emosional saat sekarang, yang dapat dinilai lewat ekspresi wajah,
pembicaraan, sikap dan gerak gerik tubuhnya (bahasa tubuh). Afek mencerminkan situasi emosi
sesaat.
Afek luas: adalah afek pada rentang normal, yaitu ekspresi emosi yang luas dengan sejumlah
variasi yang beragam dalam ekspresi wajah, irama suara maupun gerakan tubuh, serasi
dengan suasana yang dihayatinya.
Afek menyempit: menggambarkan nuansa ekspresi emosi yang terbatas. Intensitas dan
keluasan dari ekspresi emosinya berkurang, yang dapat dilihat dari ekspresi wajah dan
bahasa tubuh yang kurang bervariasi.
Afek menumpul: merupakan penurunan serius dari kemampuan ekspresi emosi yang tampak
dari tatapan mata kosong, irama suara monoton dan bahasa tubuh yang sangat kurang.
Afek mendatar: adalah suatu hendaya afektif berat lebih parah dari afek menumpul. Pada
keadaan ini dapat dikatakan individu kehilangan kemampuan ekspresi emosi. Ekspresi wajah
datar, pandangan mata kosong, sikap tubuh yang kaku, gerakan gerakan sangat minimal, dan
irama suara datar seperti robot.
Afek serasi: menggambarkan keadaan normal dari ekspresi emosi yang terlihat dari
keserasian antara ekspresi emosi dan suasana yang dihayatinya.
Afek tidak serasi: kondisi sebaliknya yakni ekspresi emosi yang tidak cocok dengan suasana
yang dihayati. Misalnya seseorang yang menceritakan suasana duka cita tapi dengan wajah
riang dan tertawa tawa.
Afek labil: Menggambarkan perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba tiba, yang tidak
berhubungan dengan stimulus eksternal.
PIKIRAN
Pemikiran: merupakan arus gagasan, lambang / simbol, dan asosiasi bertujuan yang diaktifkan
oleh suatu masalah atau tugas yang menghasilkan kesimpulan berdasarkan kenyataan; ketika
suatu peristiwa logis terjadi, maka secara normal kita akan berpikir; parapraksis ( kehilangan
motivasi logika tanpa disadari, disebut juga Freudian Slip) yang dianggap sebagai bagian dari
pemikiran yang normal. Pemikiran abstrak adalah kemampuan untuk menggapai hal-hal yang
penting secara utuh, untuk memisahkannya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, dan untuk
membedakannya dari pandangan umum.
Gangguan Mental : secara klinis perilaku yang timbul atau sindrom psikologis yang
terjadi berhubungan dengan penderitaan dan kecacatan, bukan hanya respon yang tidak
diharapkan untuk menjawab peristiwa tertentu atau membatasi hubungan antara
seseorang dan masyarakat sekitar.
Uji realitas : merupakan evaluasi dan penilaian yang obyektif terhadap dunia diluar diri
sendiri.
Gangguan Pikiran formal : lebih mengarah kepada gangguan dalam bentuk pikiran dan
bukan isi pikiran; pemikiran yang ditandai oleh hlangnya asosiasi, pembentukan kata
baru / neologisme, dan hal-hal konstruktif tapi tidak masuk akal; gangguan proses
berpikir, dan orang tersebut dikategorikan sebagai psikosis.
Pemikiran yang tidak masuk akal: pemikiran yang berisi kesimpulan yang salah atau
pertentangan secara internal; dapat dianggap sebagai gangguan psikis bila tanda-tandanya
jelas dan bukan disebabkan oleh defisit intelektual atau nilai-nilai budaya.
Pemikiran Autistik : Keasyikan dengan diri sendiri, dunia pribadi; istilah yang terkadang
disama artikan dengan dereisme.
Pemikiran gaib : suatu bentuk pikiran dereistik; pemikiran yang serupa dengan pemikiran
pada tahap anak-anak (Jean Piaget), di mana pemikiran, kata-kata, atau tindakan yang
menunjukkan kekuasaan ( sebagai contoh, menjadi penyebab atau pencegah suatu
peristiwa hebat).
Proses berpikir primer : istilah umum untuk pemikiran dereistik, tidak masuk akal, dan
gaib; ditemukan secara normal dalam mimpi, secara tidak normal pada psikosis.
Pengertian emosional yang dalam: tingkat kesadaran atau pemahaman yang tinggi pada
seseorang yang dapat mendorong untuk melakukan hal-hal positif dalam prilaku dan
kepribadiannya.
Neologisme : kata-kata baru yang diciptakan oleh pasien, sering dengan kombinasi suku
kata dari kata-kata yang lain, untuk pertimbangan psikologis idiosinkratik
Salad kata-kata : campuran kata-kata yang tidak logis dan tidak bertautan dengan kalimat.
Sirkumstantial : Kalimat yang tak langsung mencapai tujuan / maksud yang sebenarnya
tetapi
berputar-putar pada kalimat yang lain; yang ditandai oleh suatu detail yang
Ketidaksesuaian : pada umumnya apa yang dipikirkan tak dapat dimengerti / dipahami;
pemikiran dan perkataan yang berjalan bersama namun tidak saling berhubungan,
menghasilkan tatabahasa yang tidak beraturan.
Verbigerasi : pengulangan kata-kata atau ungkapan tertentu yang tidak mengandung arti.
Jawaban tidak relevan : Jawaban yang tidak selaras dengan pertanyaan yang diajukan
(seseorang yang mengabaikan atau tidak mempedulikan pertanyaan yang dimaksud ).
Kehilangan asosiasi : arus berpikir di mana berbagai gagasan bergeser dari satu topik ke
topic yang lain dan tidak saling berkaitan; pada keadaan yang lebih berat, terjadi
ketidaksesuaian dalam perkataan.
Flight of idea (ide yang berterbangan ): perkataan yang cepat dan beruntun, ide / gagasan
yang berpindah-pindah, dengan tujuan untuk dapat dihubungkan; pada keadaan yang
lebih ringan masih dapat diikuti oleh orang yang mendengarkan.
Asosiasi klang : asosiasi kata-kata dengan bunyi yang sama tetapi tanpa arti; kata-kata
yang tidak mempunya koneksi logis; termasuk sajak dan permainan kata-kata.
Bloking (Ganjalan ) : interupsi / hadangan keras terhadap pikiran sebelum pikiran atau
ide tersebut dapat diselesaikan; setelah jeda itu, orang tersebut tidak dapat mengingat lagi
apa yang sudah dikatakan atau yang baru akan dikatakan ( disebut juga deprivasi pikiran).
Glossolalia : Ungkapan suatu pesan atau pewahyuan melalui kata-kata yang tak dapat
dipahami (dikenal sebagai bahasa lidah); tidak berhubungan dengan suatu gangguan
pikiran jika hal tersebut dilakukan sebagai bagian dari kegiatan spiritual ( Gereja
Pantekosta); dikenal juga sebagai criptolalia, suatu bahasa yang khusus.
Kemiskinan isi : pikiran yang hanya memberi sedikit informasi oleh karena
ketidakjelasan, tidak ada pengulangan kata-kata, atau ungkapan yang tidak jelas.
Ide berlebihan : tidak masuk akal, mempertahankan kepercayan terhadap sesuatu yang
salah, lebih kuat dibandingkan suatu khayalan / delusi.
Delusi Ganjil : tidak masuk akal, sangat mustahil, kepercayaan yang aneh dan salah
(contohnya, penyerbu dari ruang angkasa telah menanamkan elektroda dalam otak
seseorang).
Delusi yang diatur : kepercayaan palsu yang berhubungan dengan tema atau peristiwa
tertentu ( sebagai contoh, seseorang telah dianiaya oleh CIA, FBI, atau Mafia).
Delusi sesuai mood : khayalan yang dihubungkan dengan isi suasana hati seseorang
(contohnya, seorang pasien depresi percaya bahwa dia yang bertanggung jawab atas
kehancuran dunia).
Delusi tidak sesuai mood : Khayalan yang tidak memiliki hubungan dengan isi suasana
hati atau kondisi mood yang stabil ( sebagai contoh, seorang pasien depresi berkhayal
sebagai pemegang kendali pikiran atau pikiran tentang penyiaran).
Delusi nihilistik : perasaan yang salah tentang menyatakan diri sendiri, orang lain, atau
dunia ini adalah hampa atau akan segera berakhir.
Delusi kemiskinan : kepercayaan yang salah dari seseorang bahwa dia telah atau akan
kehilangan semua harta miliknya.
Delusi somatis : kepercayaan yang salah pada seseorang yang berhubungan dengan
fungsi tubuh ( sebagai contoh, ia percaya bahwa otaknya melebur atau meleleh ).
Delusi penyiksaan: kepercayaan palsu dari seseorang bahwa dia telah diganggu, ditipu,
atau dianiaya; sering ditemukan pada pasien yang mempunyai kecenderungan patologis
untuk mengambil tindakan sah secara hukum oleh karena penganiayaan dibayangkan.
Delusi kekuasaan / kehebatan: konsep berpikir yang berlebihan dari seseorang yang
menganggap dirinya penting, berkuasa dan terkenal.
Delusi acuan: kepercayaan palsu dari seseorang bahwa perilaku orang lain lain mengacu
pada dirinya; peristiwa tertentu, obyek, atau orang lain hanya memiliki kemampuan yang
biasa atau kemampuan yang berdampak negatif; berdasarkan ide acuan ini, pasien
menganggap bahwa orang lain sedang membicarakannya ( sebagai contoh, ia percaya
bahwa orang yang bekerja di stasiun televisi maupun radio sedang membicarakan
dirinya).
Penarikan Pikiran: Khayalan bahwa pikiran seseorang telah dipindahkan oleh orang lain
atau kekuatan tertentu.
Penyisipan Pikiran: Khayalan bahwa pikiran tertentu telah ditanamkan dalam otak
seseorang oleh orang lain atau kekuatan tertentu.
Penyiaran Pikiran: Khayalan bahwa pikiran seseorang dapat didengar oleh orang lain
melalui penyiaran di udara.
Pengendalian Pikiran: Khayalan bahwa pikiran seseorang sedang dikendalikan oleh orang
lain atau kekuatan tertentu.
Erotomania : Delusi Kepercayaan, terjadi lebih banyak pada perempuan dibanding lakilaki, yang menganggap bahwa seseorang sangat mencintainya ( dikenal sebagai
Clerembault Kadinsky kompleks ).
Pseudologia Fantasika : suatu tipe kebohongan dimana seseorang percaya bahwa kfantasi
/ khayalannya adalah sesuatu yang nyata dan benar-benar mereka alami; berhubungan
dengan sindrom Munchausen, selalu berpura-pura sakit.
Kecenderungan atau Keasyikan pikiran: memusatkan isi pikiran pada suatu hal tertentu,
berhubungan dengan afek yang kuat, seperti paranoid atau kecenderungan untuk
menyiksa atau membunuh diri sendiri.
Obsesi : ketekunan pikiran yang patologis terhadap sesuatu yang dianggap menarik yang
tidak dapat dibatasi oleh akal sehat; berhubungan dengan ansietas.
Kompulsi : kebutuhan untuk melakukan sesuatu karena dorongan hati yang patologis dan
bila tidak terpenuhi akan mengalami ansietas / kecemasan; , tindakan yang dilakukan
berulang-ulang oleh karena obsesi yang tidak akan pernah berakhir bila tidak segera
dihentikan.
Fobia : perasaan yang tidak masuk akal tapi tetap dipertahankan, berupa ketakutan yang
berlebihan terhadap suatu hal atau situasi tertentu; sehingga berusaha untuk menghindari
sumber ketakutan tersebut.
Fobia spesifik : perasaan ngeri yang terbatas pada suatu situasi atau obyek tertentu
(contoh, perasaan takut pada laba-laba atau ular).
Fobia sosial : Perasaan ngeri dipermalukan didepan umum, seperti takut berbicara dan
tampil bahkan makan di tempat umum.
Erythrofobia : Perasaan ngeri terhadap warna merah ( seperti ketakutan menjadi merah
karena malu ).
Fobia jarum : ketakutan patologik terhadap suntikan; disebut juga fobia suntikan darah.
Noesis : perasaan tentang dibukanya suatu rahasia ( pewahyuan ) bahwa seseorang telah
dipilih menjadi pemimpin untuk memerintah.
Mistis : perasaan tentang adanya kekuatan mistik yang bersatu dengan suatu kekuatan tak
terbatas yang berhubungan dengan agama atau kebudayaan tertentu.
PROGNOSIS
Faktor
Ad bonam
Ad malam
Genetik
Tidak ada
Ada
Usia
Tua
Muda
Akut
Kronis
Dukungan keluarga
Baik
Buruk
Pengobatan
Patuh
Tidak patuh
Faktor pencetus
Jelas
Tidak jelas
Status perkawinan
Sudah menikah
Belum menikah/
Orang tua tunggal