Anda di halaman 1dari 6

TUJUAN SEBAGAI FAKTOR PENDIDIKAN

17 April 2015 by Islamisasi

Bookmark the permalink.

BAB : I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Aktivitas kerja pendidikan hanya dapat dilakukan oleh manusia yang memiliki lapangan dan
jangkauan yang sangat luas mencakup semua pengalaman dan pemikiran manusia tentang
pendidikan. Dari interaksi manusia dalam karya pendidikan itu dapat kita amati dengan
cermat seperti juga dengan kegiatan manusia yang lainnya seperti kegiatan ekonomi,
politik, hukum, dan lain sebagainya. Sejalan dengan itu kita dapat mempelajari pendidikan
secara teoritis melalui perenungan-perenungan yang mendalam yang mencoba melihat
makna pendidikan dalam suatu konteks yang lebih luas, maupun dapat juga mempelajari
pendidikan secara praktis melalui kegiatan akademis dan empiris yang bersumber dari
pengalaman-pengalaman pendidikan. Yang pertama dapat kita sebut teori pendidikan,
sedangkan yang kedua kita sebut dengan praktik pendidikan.
Dalam melakukan segala kegiatan kita harus mempunyai arah dan tujuan. Segala pekerjaan
yang dilakukan tanpa tujuan yang jelas maka pekerjaan tersebut tidak akan berguna, seperti
halnya kita mau bepergian tapi kita tidak tau arah dan tujuan kita mau kemana, pasti kita
akan kebingungan dijalan. Begitu juga dalam masalah pendidikan, kalau kita tidak
mempunyai arah dan tujuan dalam mendidik seorang anak, maka pendidikan yang kita
berikan kepada anak tersebut akan sia-sia. Untuk itu sebelum kita melaksanakan pendidikan
kita harus mempunyai rancangan yang tepat untuk anak didik kita.
Dalam pembahasan kali ini kita akan mencoba untuk memaparkan tentang tujuan sebagai
faktor dalam pendidikan.

1. Rumusan Masalah
2. Apa pengertian pendidikan dan apa pengertian pendidikan menurut para ahli ?
3. Apa factor-faktor dalam pendidikan ?
4. Apa fungsi tujuan bagi pendidikan ?
5. Apa macam-macam tujuan dalam pendidikan ?
1. Tujuan Penulisan
2. Mengetahui pengertian pendidikan dan pengertian pendidikan menurut para ahli.
3. Mengetahui factor-faktor dalam pendidikan.
4. Mengetahui fungsi tujuan bagi pendidikan.
5. Mengetahui macam-macam tujuan dalam pendidikan.

BAB : II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah aktivitas atau usaha manusia untuk menumbuh kembangkan potensipotensi bawaan baik jasmani maupun rohani untuk memperoleh hasil dan prestasi. Dengan
kata lain bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai suatu hasil peradapan bangsa yang
dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri ( nilai dan norma
masyarakat ) yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan
pernyataan tujuan pendidikannya karenanya bagaimanapun peradaban suatu masyarakat,
didalamnya berlangsung dan terjadi suatu proses pendidikan sebagai usaha manusia untuk
melestarikan hidupnya.
Adapun beberapa pengertian pendidikan dikemukakan oleh para ahli, antara lain:

1. Manurut Redja Mudyahardjo


Secara luas pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang
berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Secara sempit pendidikan
adalah sekolah. Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai
lembaga pendidikan formal.

2. Menurut John Dewey


Pendidikan itu adalah The General theory of education. John Dewey tidak membedakan
filsafat pendidikan dengan teori pendidikan, sebab itu dia mengatakan pendidikan adalah
teori umum pendidikan.

3. Ahmad D. Marimba
Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

4. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar
mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan
dsan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

5. Langeveld
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan
kepada anak tertuju kepada kedewasaan anak itu, atau lebih tepat dapat membantu anak
agar cukup cakap melaksanakan hidupnya sendiri[1].
B. Faktor-Faktor Pendidikan
Dalam aktivitas ada enam faktor pendidikan yang dapat membentuk pola interaksi atau
saling mempengaruhi. Adapun keenam faktor pendidikan tersebut, meliputi :

1. Faktor Tujuan
Setiap kegiatan apapun bentuk dan jenisnya sadar atau tidak sadar selalu diharapkan
kepada tujuan yang ingin dicapai. Bagaimanapun segala sesuatu atau usaha yang tidak
mempunyai tujuan tidak akan mempunyai arti apa-apa, dengan demikian tujuan merupakan
faktor yang sangat menentukan. Secara singkat dikatakan bahwa tujuan pendidikan
Nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya.

2. Faktor pendidik
Dalam hal ini kita dapat membedakan pendidikan itu menjadi 2 kategori, yaitu:

1. Pendidik menurut kodrati, yaitu orang tua dan


2. Pendidik menurut jabatan yaitu guru.
3. Faktor peserta didik
Adalah orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang
menjalankan kegiatan pendidikan. Peserta didik sebagai manusia yang belum dewasa
merasa tergantung kepada pendidikannya, peserta didik merasa bahwa ia memiliki
kekurangan-kekurangan tertentu, ia menyadari bahwa kemampuan masih sangat terbatas
dibandingkan denga kemampuan pendidiknya.

4. Faktor alat pendidikan


Yang dimaksud denga alat pendidika adalah sutu tindakan atau situasi yang sengaja
diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan tertentu. Alat pendidikan merupakan
faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi mencapai tujuan pendidikan
yang diinginkan.

5. Faktor metode pendidikan


Agar interaksi dapat berlangsung baik dan tercapai tujuan, maka disamping dibutuhkan
pemilihan materi pendidikan yang tepat, perlu dipilih metode yang tepat pula. Metode
adalah cara menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pendidikan.

6. Faktor lingkungan
Adalah yamg meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara tertentu
mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan dan perkembangan manusia. Meskipoun
lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan
faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik,
sebab bagaimanapun anak tinggal dalam suatu lingkungan yang disadari atau tidak pasti
akan mempengaruhi anak[2].
C. Fungsi Tujuan Bagi Pendidikan
Adapun tujuan dalam pendidikan mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Sebagai arah pendidikan


Tanpa adanya semacam antisipasi (pandangan ke depan) kepada tujuan, penyelewengan
akan banyak terjadi, demikian pula kegiatanpkegiatannya pun tidak akan efisien. Dalam hal
ini tujuan akan menunjukan arah dari suatu usaha. Sedangkan arah tadi menunjukan jalan
yang harus ditempuhdari situasi sekarang kepada situasi berikutnya.

2. Tujuan sebagai titik akhir


Suatu usaha tentu saja mengalami permulaan serta mengalami pula akhirnya. Mungkin saja
ada usaha yang terhenti dikarenakan seatu kegagalan mencapai tujuan, namun usaha itu
belum bias dikatakan telah berakhir. Pada umumnya, suatu usaha baru berakhir jika tujuan
akhirnya telah tercapai.

3. Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain


Apabila tujuan merupakan titik akhir dari suatu usaha, maka dasar ini merupakan titik
tolaknya, dalam arti bahwa dasar tersebut merupakan fundamen yang menjadi alas
permulaan suatu usaha.
Dengan demikian, antara dasar-dasr dan tujuanterbentanglah garis yang menunjukan arah
bergeraknya usaha tersebut, serta dasar dan tujuan pendidikan merupakan satu kesatuan
yang tak terpisahkan antara yang satu dengan yang lain.

4. Memberi nilai pada usaha yang dilakukan


Dalam konteks usaha-usaha yang dilakukan, kadang-kadang didapati tujuannya yang lebih
luhur dan lebih mulia dibandingkan yang lainnya. Semua itu terlihat apabila berdasarkan
nilai-nilai tertentu.
D. Macam-Macam Tujuan Pendidikan
Pendidikan berlangsung dalam proses panjang yang pada akhirnya mencapai tujuan umum
atau akhir yaitu kedewasaan. Tujuan yang bersifat umum ini akan dicapai melalui
pencapaian tujuan-tujuan yang khusus. Menurut seorang ahli pendidikan Langeveld
mengemukakan macam-macam pendidikan yaitu:

1. Tujuan umum
Merupakan tujuan yang menjiwai pekerjaan mendidik dalam segala waktu dan keadaan.
Tujuan umum ini dirumuskan dengan memperhatikan hakekat kemanusiaan yang universal.

2. Tujuan khusus
Merupakn pengkhusus dari tujuan umum di atas dasar beberapa hal, diantaranya:
terdapatnya perbedaan individual anak didik, perbedaan lingkungan keluarga atau
masyarakat, perbedaan yang berhubungan dengan tugas lembaga pendidikan, perbedaan
yang berhubungan dengan pandangan falsafah hidup suatu bangsa.

3. Tujuan tak lengkap


Adalah tumjuan uyang hanya menckup salah satu aspek kepribadian. Tujuan tak lengkap ini
merupakan bagia dari tujuan umum yang melingkupi perkembangan seluruh sapek
kepribadian.

4. Tujuan sementara
Perjalanan untuk mencapai tujuan umum tidak dapat dicapai secara sekaligus, kaernanya
perlu ditempuh setahap demi setahap, setingkat demi setingkat. Tingkatan yang diupayakan
untuk menuju tujuan akhir itulah yang dimksu engan tujuan sementara.

5. Tujuan isidental
Merupakan tujuan yang bersifat sesaat, karena aanya situasi yang terjadi secara kebetukan,
kendatipun demikian tujuan ini tidak terlepas dari tujuan umum.

6. Tujuan intermedia / perantara


Merupakan tujuan yang dilihat sebagai alat an harus dicapai lebih dahulu demi kelancaran
pendidikan selanjutnya[3].
BAB : III
PENUTUP
Pendidikan adalah aktivitas atau usaha manusia untuk menumbuh kembangkan potensipotensi bawaan baik jasmani maupun rohani untuk memperoleh hasil dan prestasi. Dengan
kata lain bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai suatu hasil peradapan bangsa yang
dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri ( nilai dan norma
masyarakat ) yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan
pernyataan tujuan pendidikannya karenanya bagaimanapun peradaban suatu masyarakat,
didalamnya berlangsung dan terjadi suatu proses pendidikan sebagai usaha manusia untuk
melestarikan hidupnya.
Tujuan pendidika manusia seutuhnya dan seumur hidup adalah

1. Untuk mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat


dan hakikatnya, yakni seluruh aspk pembawaannya seoptimal mungkin.

1. Belangsung selama manusia hidup seirama dengan dengan pertumbuhan


kepribadian manusia yang bersifat dinamis.
Dengan kesemimbangan yang wajar hidup jasmani dan rohani kita itu, berarti kita
mengembangkan keduanya secara utuh sesuai dengan kodrati kebutuhannya, akn dapat
terwujud manusia seutuhnya. Sebaliknya ada kecendrungan kadang kadang tanpa disadari
kita lebih mengutamakan hidup jasmani dan keduniawian. Hal ini terbuki dengan kebiasaan
hidup yang melupakan kebutuhan nilai-nilai rohaniah.

Daftar Pustaka
Arifin, Prof , Dasar-Dasar Kependidikan, (Universitas Terbuka, Jakarta , 1991)
Maunah, Binti, Ilmu Pendidikan, (Teras: Yogyakarta, 2009)
Ardana, Wayan, Dasar-dasar Pendidikan, (FIP IKIP Malang: Malang, 1986)
[1] Arifin, Dasar-Dasar Kependidikan, ( Universitas Terbuka, Jakarta , 1991)
[2] Binti Maunah, Ilmu Pendidikan, (Teras: Yogyakarta, 2009)
[3] Wayan Ardana, Dasar-dasar Pendidikan, (FIP IKIP Malang: Malang, 1986)

Anda mungkin juga menyukai