Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ASURANSI DAN JAMINAN KESEHATAN

JENIS-JENIS ASURANSI KESEHATAN

DOSEN PEMBIMBING :

DR. DR. RIMA SEMIARTY, MARS


Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
APRINA IKA NURRAHMI
F YOSI IKHSANA
HARYATI PUTRI HASIBUAN
HERLINDA OKTAVIA
PENIA RESTY
MIFTAKHUL HUDA

1611216062
1611216052
1611216057
1611216025
1611216074
1611216064

ULFIATMI PUTRI ARMA

1611216073

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
akhirnya kelompok dapat menyelesaikan makalah Asuransi dan Jaminan Kesehatan yang
berjudul Jenis Jenis Asuransi Kesehatan. Tujuan utama pembuatan makalah ini adalah
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Asuransi dan Jaminan Kesehatan. Sesuai dengan judul
makalah ini, didalamnya terdapat penjelasan jenis jenis asuransi ditinjau dari hubungan
komponen, jenis pelayanan, cara pembayaran, dll.
Kelompok sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kelompok juga menyadari bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kelompok berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat. Mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya begitupun bagi
kelompok yang membuatnya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata
kata yang kurang berkenan.

Padang, 05 September 2016

Kelompok

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................

1.1 Latar Belakang.............................................................................

1.2 Rumusan Masalah........................................................................

1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................

1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................

2.1Asuransi Kesehatan............................................................................

2.1.1 Definisi Asuransi Kesehatan.............................................................

2.1.2 Unsur-Unsur Asuransi Kesehatan......................................................

2.2 Jenis- Jenis Asuransi Kesehatan.......................................................

2.2.1 Ditinjau Dari Hubungan Ketiga Komponen Asuransi......................

2.2.2 Ditinjau Dari Jumlah Peserta............................................................

2.2.3 Ditinjau Dari Keikutsertaan Anggota...............................................

2.2.4 Ditinjau Dari Badan Penyelenggaraan..............................................

2.2.5 Ditinjau Dari Badan Penyelenggaraan Asuransi...............................

10

2.2.6 Ditinjau Dari Jenis Pelayanan Yang Ditanggung..............................

11

2.2.7 Ditinjau Dari Jumlah Dana Yang Ditanggung..................................

11

2.2.8 Ditinjau Dari Cara Pembayaran Kepada Penyelenggara PelKes......12


2.2.9 Ditinjau Dari Waktu Pembayaran Terhadap PPK.............................

12

2.2.10 Ditinjau Dari Jenis Jaminan............................................................

12

2.3 Aspek Manajemen Asuransi Kesehatan...........................................

13

BAB III PENUTUP..................................................................................................

17

3.1 Kesimpulan..........................................................................................

17

3.2 Saran....................................................................................................

18

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Kesehatan merupakan anugrah Allah SWT yang tidak ternilai harganya. Oleh

karena itu sepatutnya nikmat tersebut patut disyukuri. Kesehatan adalah unsur vital dan
merupakan elemen konstitutif dalam proses kehidupan seseorang. Tanpa kesehatan,
tidak mungkin bisa berlangsung aktivitas seperti biasa. Dalam kehidupan berbangsa,
pembangunan kesehatan sesungguhnya bernilai sangat investatif. Nilai investasinya
terletak pada tersedianya sumber daya yang senatiasa siap pakai dan tetap terhindar
dari serangan berbagai penyakit.
Saat ini, pelayanan kesehatan belum dinikmati secara merata oleh penduduk
Indonesia. Ini terjadi karena terdapat beberapa perbedaan seperti jarak geografis, latar
belakang pendidikan, keyakinan, status sosial ekonomi, dan kurang cakupan jaminan
kesehatan. Pelayanan kesehatan tidak terlepas pembiayaan kesehatan sebab dizaman
seperti ini apabila kita berobat ke rumah sakit atau ke dokter spesialis pasti
membutuhkan biaya.
Salah satu upaya

pemerintah

untuk

mengimplementasikan

kebutuhan

masyarakat akan pelayanan kesehatan yang telah diamanatkan dalam Undang Undang
Dasar 1945 adalah Undang Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN). Undang Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional merupakan
undang-undang yang mengatur jaminan atau perlindungan sosial untuk seluruh rakyat
agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak diselenggarakan oleh
beberapa badan penyelenggaraan jaminan sosial. Jaminan kesehatan diberikan pada

seluruh warga negara yang telah membayar iuran atau iurannya dibayarkan oleh
pemerintah (Info Askes, 2010).
Asuransi kesehatan adalah suatu sistem pembiayaan yang memberikan jaminan
penggantian sosial dalam menghadapi risiko yang disebabkan oleh gangguan kesehatan
(penyakit) baik penyakit yang dapat disembuhkan dengan pelayanan rawat jalan
maupun perawatan yang lebih intensif atau rawat inap. Keadaan tersebut sebagai akibat
adanya gangguan kesehatan dan menimbulkan kerugian yang disebabkan pengeluaran
biaya untuk pengobatan dan perawatan serta kerugian akibat hilangnya waktu kerja
(Wahyuni, 1995). Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas,
mengingat

pentingnya

asuransi

kesehatan

di

Indonesia,

kelompok akan membahas makalah tentang Jenis - Jenis

maka

Asuransi

Kesehatan Di Indonesia
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1

Apa saja jenis pelayanan asuransi kesehatan ?

1.2.2

Bagaimana hubungan jenis asuransi kesehatan ditinjau dari komponen


asuransi?

1.2.3

Bagaimana keikutsertaan anggota dalam asuransi?

1.2.4

Bagaimana cara pembayaran asuransi?

1.2.5

Bagaimana waktu pembayaran asuransi?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1

Mengidentifikasi jenis pelayanan asuransi kesehatan

1.3.2

Mengidentifikasi jenis asuransi keseahatan ditinjau dari hubungan


komponen asuransi

1.3.3

Mengidentifikasi keikutsertaan anggota dalam asuransi

1.3.4

Mengidentifikasi cara pembayaran asuransi

1.3.5

Mengidentifikasi waktu pembayaran asuransi

1.4 Manfaat Penulisan


Penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tambahan
bagi yang membutuhkan dan bagi mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
khususnya. Kelompok mengaharapkan tulisan ini bisa menjadi suatu pemaparan yang
dapat menjelaskan lebih detail lagi tentang apa saja jenis asuransi kesehatan di
Indonesia dalam mengatasi pembiayaan permasalahan kesehatan.

BAB II
PEMBAHASAN
1

Asuransi Kesehatan
1

Definisi Asuransi Kesehatan


Asuransi kesehatan adalah suatu mekanisme pengalih risiko (sakit) dari resiko

perorangan menjadi resiko kelompok. Dengan cara mengalihkan risiko individu


menjadi resiko kelompok, beban ekonomi yang harus dipikul oleh masing-masing
peserta asuransi akan lebih ringan tetapi mengandung kepastian karena memperoleh
jaminan pembiayaan jika jatuh sakit1
Menurut basuki (1993), asuransi kesehatan adalah salah satu bentuk asuransi
yang dirancang untuk meringankan beban keuangan karena perubahan dari
kesehatannya. Sedangkan menurut Wikipedia Indonesia (2005), asuransi kesehatan
adalah sebuah jenis produk asuransi yang secara khusus menjamin biaya kesehatan atau
perawatan para anggota asuransi tersebut jika mereka sakit atau mengalami kecelakaan.
Sementara menurut Thabrany dan Mayanda (2005), asuransi kesehatan adalah suatu
instrument social untuk menjamin seseorang (anggota) dapat memenuhi kebutuhan
pemeliharaan kesehatan tanpa mempertimbangkan keadaan ekonomi orang tersebut saat
kebutuhan pelayanan kesehatan muncul2. Jadi dapat disimpulkan asuransi kesehatan
merupkan suatu alat yang dapat membantu masyarakat agar tetap melakukan
pemeliharaan kesehatan tanpa harus terbebani dengan masalah ekonomi/keuangan.

1Gde Muninjaya, Manajemen Kesehatan (Jakarta:EGC, 2011) hal 140.


2 Wiku adissasmito, Sistem Kesehatan (Jakarta: Rajawali Press, 2014) hal 88.
4

Unsur-unsur Asuransi Kesehatan

Ada perjanjian

Pembelian perlindungan

Ada pembayaran premi oleh masyarakat

Jenis-Jenis Asuransi Kesehatan


Menurut Basuki (1993), asuransi kesehatan dapat dibagi menjadi dua kategori,

yaitu:
1 Asuransi santunan cacat: asuransi ini bertujuan untuk menggantikan sebagian
dari kerugian keuangan ketika orang yang diasuransikan tidak dapat bekerja
karena sakit atau kecelakaan.
2

Asuransi biaya perawatan: asuransi ini bertujuan untuk membayar biaya


perawatan medis yang diakibatkan karena sakit atau kecelakaan.

Secara universal, ada beberapa jenis asuransi kesehatan yang berkembang di


Indonesia, antara lain:
1

Asuransi Kesehatan Social (Social Health Insurance)

Asuransi kesehatan social memegang teguh prinsip bahwa kesehatan adalah


sebuah pelayanan social. Asuransi kesehatan social dilaksanakan menggunakan prinsip
sebagai berikut:

Keikut sertaannya bersifat wajib

Menyertakan tenaga kerja dan keluarganya

Iuran premi/berdasarkan persentase gaji/pendapatan. Untuk jamsostek (jaminan


social tenaga kerja) dipotong 6-8 % bagi yang sudah berkeluarga dan 3% bagi

yang belum berkeluarga. PNS menetapkan premihanya 2% dari gaji pokok.


Idealnya anggaran kesehatan harus dihitung 5% dari GDP.

Premi untuk tenaga kerja ditanggung bersama (50%) oleh pemberi kerja dan
(50%) dari tenaga kerja.Premi tidak ditentukan dari risiko perorangan
tetapididasarkan kepada resiko kelompok(collective risk sharing).

Tidak diperlukan pemeriksaan kesehatan awal

Jaminan pelayanan kesehatan yang diperoleh bersifat menyeluruh (universal


coverage)

Peran pemerintah sangat besar untuk mendorong berkembangnya asuransi


kesehatan social diindonesia. Semua pegawai negri sipil wajib mengikuti
asuransi kesehatan.
Di Indonesia, asuransi kesehatan bagi Pegawai Negri Sipil dan penerima

pensiun dikelola oleh PT. Askes. Asuransi bagi tenaga kerja dikelola oleh PT. jamsostek
dan untuk ABRI/Polri oleh ASABRI. Tahun 2014, program jaminan kesehatan dikelola
oleh BPJS Kesehatan.
2

Asuransi Kesehatan Komersial Perorangan (Private Voluntary Health


Insurance)
Model asuransi kesehatan ini dapat dibeli preminya oleh individu, yaitu segmen

masyarakat kelas menengah ke atas. Prinsip kerjanya, sebagai berikut:

Keikut sertaannya bersifat perorangan dan sukarela

Iuran/premi berdasarkan angka absolute. Ditetapkan berdasrakan jenis


tanggungannya yang dipilih.

Premi didasarkan dari resiko perorangan dan ditentukan oleh faktor usia, jenis
kelamin, dan jenis pekerjaan

Dilakukan pemeriksaan awal

Santunan diberikan sesuai kontrak

Peranan pemerintah relative kecil


Di Indonesia, produk asuransi kesehatan komersial dikelola oleh Lippo Life,

BNI Life, Tugu Mandiri dan banyak lagi yang lain bekerjasama dengan Bank.
3

Asuransi Kesehatan Komersial Kelompok (Regulated Private Health


Insrance)
Jenis asuransi ini merupakan alternative lain system asuransi kesehatan

komersial dengan prinsip-prinsip dasarnya:

Keikut sertaannya bersifat sukarela, tetapi berkelompok

Iuran/preminya dibayar berdasarkan atas angka absolute

Perhitungan premi bersifat community rating yang berlaku untuk kelompok kelompok masyarakat tertentu.

Santunan (jaminan pemeliharaan kesehatan) diberikan sesuai dengan kontrak

Tidak diperlukan pemeriksaan awal

Peranan pemerintah cukup besar dengan membuat peraturan perundang undangan.


Di Indonesia, produk asuransi kesehatan sukarela juga dikelola oleh PT.

Askes. Dengan disahkan UU BPJS tahun 2011, program Jaminan Kesehatan Sosial
secara nasional mulai diberlakukan tanggal 1 januari 2014.

Azwar A (1996) membagi jenis asuransi kesehatan berdasarkan ciri-ciri khusus


yang dimiliki, Sedangkan Thabrany H (1998) membagi atas berbagai model
berdasarkan

hubungan

ketiga

komponen

asuransi

kesehatan

yaitu

peserta,

penyelenggara pelayanan kesehatan serta badan/perusahaan asuransi. Berdasarkan


pendapat tersebut, secara garis besar ada beberapa jenis asuransi kesehatan yang ditinjau
dari berbagai aspek.
1

Asuransi Kesehatan Ditinjau dari Hubungan Ketiga Komponen Asuransi


1

Asuransi tripartied: apabila ketiga komponen asuransi terpisah satu sama lain
dan masing-masing berdiri sendiri.
Pelayanan Kesehatan
Peserta

PPK

Premi

Pembayaran klai
m
Badan Asuransi

Gambar 1. Asuransi Tripartied


2. Asuransi bipartied: PPK dapat merupakan milik atau dikontrol oleh perusahaan
asuransi.
BAPEL
Pelayanan Kesehatan
Peserta
Premi
PPK

Gambar 2. Asuransi Bipartied


2

Asuransi Kesehatan Ditinjau dari Jumlah Peserta


8

Ditinjau dari jumlah peserta, asuransi kesehatan dibedakan atas:


a

Asuransi kesehatan individu (individual health insurance), jika pesertanya


perorangan.

b Asuransi kesehatan keluarga (family health insurance), jika pesertanya satu


keluarga.
c

Asuransi kesehatan kelompok (group health insurance), jika pesertanya satu


kelompok.

Asuransi Kesehatan Ditinjau dari Keikutsertaan Anggota


Ditinjau dari keikutsertaan anggota, asuransi kesehatan dibedakan atas:
a

Asuransi kesehatan wajib (Compulsory Health Insurance). Asuransi


kesehatan yang wajib diikuti oleh suatu kelompok tertentu misalnya dalam
suatu perusahaan atau suatu daerah bahkan suatu negara.

b Asuransi kesehatan sukarela (Voluntary Health Insurance). Asuransi


kesehatan yang keikutsertaannya tidak wajib tetapi diserahkan kepada
kemauan dan kemampuan masing-masing.
4

Ditinjau dari Kepemilikan Badan Penyelenggara


Ditinjau dari kepemilikan badan penyelenggara, asuransi kesehatan dibagi atas:
a

Asuransi kesehatan pemerintah (Government Health Insurance).


Asuransi kesehatan milik pemerintah atau pengelolaan dana dilakukan oleh
pemerintah. Keuntungan yang diperoleh khususnya bagi masyarakat kurang mampu
karena mendapat subsidi dari pemerintah. Di lain pihak, biasanya mutu pelayanan
kurang sempurna sehingga masyarakat merasa tidak puas.
b

Asuransi kesehatan swasta (Private Health Insurance).

Asuransi kesehatan milik swasta atau pengelolaan dana dilakukan oleh suatu
badan swasta. Keuntungan yang diperoleh biasanya mutu pelayanan relatif lebih baik,
sedangkan kerugiannya sulit dilakukan pengamatan terhadap penyelenggaranya.
5

Ditinjau dari Peranan Badan Penyelenggara Asuransi


Ditinjau dari peranan badan penyelenggara asuransi, asuransi kesehatan dibagi
atas:
1

Hanya bertindak sebagai pengelola dana


Bentuk ini berkaitan dengan model tripartied, merupakan bentuk klasik dari

asuransi kesehatan. Bentuk ini akan merugikan atau menguntungkan tergantung dari
kombinasi dengan sistem pembayaran yang dijalankan. Jika dikombinasikan dengan
reimbursment, akan merugikan. Sebaliknya jika dikombinasi dengan prepayment akan
menguntungkan.
2

Badan penyelenggara asuransi juga bertindak sebagai penyelenggara pelayanan


kesehatan. Jenis ini sesuai dengan bentuk bipartied, keuntungan yang diperoleh adalah
pengamatan terhadap biaya kesehatan dapat ditingkatkan sehingga terjadi penghematan.
Kerugiannya pelayanan kesehatan yang diberikan tergantung dari badan penyelenggara
bukan kebutuhan masyarakat.

Ditinjau dari Jenis Pelayanan Yang Ditanggung

10

Ditinjau dari jenis pelayanan yang ditanggung, asuransi kesehatan dapat


dibedakan atas:
a

Menanggung seluruh jenis pelayanan kesehatan, baik pengobatan (kurative),


pemulihan

(rehabilitative),

peningkatan

(promotive)

maupun

pencegahan

(preventive). Dengan demikian pelayanan yang diberikan bersifat menyeluruh


(comprehensive) dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta
sehingga peserta jarang sakit dan secara timbal balik akan menguntungkan badan
penyelenggara asuransi.
b Menanggung sebagian pelayanan kesehatan, biasanya yang membutuhkan biaya
besar misalnya perawatan di rumah sakit atau pelayanan kesehatan yang biayanya
kecil misalnya pelayanan kesehatan di puskesmas.
7

Ditinjau dari Jumlah Dana Yang Ditanggung


Ditinjau dari jumlah dana yang ditanggung, asuransi kesehatan dibagi atas:
a

Seluruh biaya kesehatan yang diperlukan ditanggung oleh badan penyelenggara.


Keadaan ini dapat mendorong pemanfaatan yang berlebihan oleh peserta terutama
bila keadaan peserta kurang.

b Hanya sebagian biaya kesehatan yang ditanggung oleh badan penyelenggara.


Dengan cara ini dapat mengurangi pemanfaatan yang berlebihan atau moral hazard
ditinjau dari pihak peserta karena peserta asuransi harus memberikan kontribusi
yang telah ditetapkan bila memakai layanan kesehatan (cost sharing).

11

Ditinjau dari Cara Pembayaran Kepada Penyelenggara Pelayanan


Kesehatan

Pembayaran berdasarkan jumlah kunjungan peserta yang memanfaatkan


pelayanan kesehatan (reimbursment). Dengan demikian jumlah peserta
berbanding lurus dengan jumlah uang yang diterima oleh penyelenggara
pelayanan kesehatan.

Pembayaran berdasarkan kapitasi yaitu berdasarkan jumlah anggota/penduduk


yang dilayani, berdasarkan konsep wilayah.

Ditinjau dari Waktu Pembayaran Terhadap PPK


a

Pembayaran setelah pelayanan kesehatan selesai diselenggarakan (Retrospective


Payment), biasanya dihitung berdasarkan service by service atau patient by
patient.

Pembayaran di muka (pre payment) yaitu diberikan sebelum pelayanan


diselenggarakan, biasanya perhitungan berdasarkan kapitasi dengan pelayanan
komprehensif dengan tujuan penghematan dan mengurangi moral hazard dari
penyelenggara pelayanan kesehatan.

10

Ditinjau dari Jenis Jaminan


a

Jaminan dengan uang, yaitu asuransi yang membayar dengan mengganti biaya
pelayanan yang diberikan.

Jaminan yang diberikan tidak berupa uang (Managed Care), contohnya: JPKM,
Askes.

12

Asuransi kesehatan merupakan kelompok produk asuransi yang memberikan


perlindungan atau proteksi atas resiko hilangnya sumber finansial dikarenakan oleh
kondisi tertanggung yang mengalami suatu penyakit (illness), kecelakaan (accidental
injury) atau karena ketidakmampuan (disability). Dalam kelompok ini terdapat 2 jenis
produk, yaitu:
1. Medical Expense Coverage, yaitu jenis produk yang memberikan santunan guna
membayar biaya perawatan tertanggung yang mengalami suatu penyakit atau
karena kecelakaan.
2. Disability Income Coverage, merupakan produk yang memberikan santunan
sebagai pengganti atas hilangnya penghasilan bagi tertanggung sebagai dampak
dari ketidakmampuannya dalam bekerja.
3

Aspek Manajemen Asuransi Kesehatan


Di Indonesia, program jaminan pemeliharaan kesehatan dilaksanakan baik oleh

pemerintah melalui BUMN yang diberi kepercayaan sebagai pengelola program


maupun oleh beberapa perusahaan dan kelompok masyarakat tertentu (swasta). BPJS
yang baru adalah transformasi BPJS yang lama berbentuk BUMN menjadi badan
hukum public yang bersifat nirlaba, langsung dibawah presiden.
Pemerintah Indonesia menganut system pengelolaan asuransi kesehatan
menggunakan konsep Managed Care (MC). Konsep ini merupakan alternative terbaik
untuk menyeimbangkan antara aspek pembiayaan dengan aspek kualitas pelayanan
kesehatan sesuai dengan prosedur kedokteran yang baku. ada beberapa konsep Manage
Care :

13

Tripatite model
Tripartite (tiga pihak) adalah pihak perusahaan asuransi (insurance company)

sebagai pengelola dana, pihak pemberi jasa pelayanan kesehatan (health provaider) dan
pihak peserta (consumer). Ketiga pihak harus saling bekerja sama, terutama dalam hal
pengawasan pelaksanan pelayanan kesehatan kepada peserta sehingga dapat
dilaksanakan secara efektif dan efesien.
2

Prepaid Capitation
Suatu system pembiayaan yang dibayar dimuka berdasarkan kapita dan jumlah

yang diikut sertakan. Berbeda dengan fee for service biaya kesehatan diberikan
berdasarkan fasilitas /jasa.
3

Pelayan menyeluruh (Comperhensive)


Pelayanan ini meliputi semua jenis pelayanan kesehatan mulai dari yg bersifat

preventis, promotif, kuratif, dan rehabilitative. Di dalam pelayanannya ada jaminan


pelayanan rawat jalan tingkat pertama, rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap dan
pelayanan obat.
4

Konsep wilayah (Dokter/keluarga, Puskesmas)


Peserta asuransi dikelompokan dalam suatu wilayah tertentu dimana pelayanan

kesehatan dasar diberikan oleh dokter umum atau dokter keluarga dengan system
pembiayaan prepaid capitation (prospective payment). Wilayah kerja yang dikontrak
dengan jaringan pelayanan dinamakan purchasing health. Mereka dibayar dengan
system kapasitasi.

14

Sistem Paket (Budget System)


System pembiayaan dilakukan difasilitas pelayanan rujukan dengan cara

menggabungkan beberapa jenis pelayanan atau tindakan medis tertentu dengan tarif
paket yang sudah ditetapkan sebelumnya. Sistem seperti ini ditempuh untuk
menghindari pemanfaatan pelayanan berlebihan (over utilation).
6

Manfaat Asuransi Kesehatan


Ada beberapa manfaat asuransi kesehatan selain mendekatkan akses

masyarakat terhadap pelayanan kesehatan antara lain:


1

Asuransi merubah peristiwa tidak pasti menjadi pasti dan terencana.

Asuransi membantu mengurangi risiko perorangan ke risiko sekelompok orang


dengan cara perangkuman risiko (risk pooling).
Dengan demikian terjadi subsidi silang yang mudah membantu yang tua, yang

sehat membantu yang sakit, yang kaya membantu yang miskin. Apabila asuransi
kesehatan dapat dilaksanakan, akan diperoleh beberapa manfaat yang secara sederhana
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1

Membebaskan peserta dari kesulitan menyediakan dana tunai.

Biaya kesehatan dapat diawasi.


Pengawasan yang dimaksud berupa diperlakukannya berbagai peraturan yang
membatasi jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan oleh penyedia pelayanan
dan atau yang dapat dimanfaatkan oleh peserta.

Mutu pelayanan dapat diawasi


Pengawasan yang dimaksud ialah melalui penilaian berkala terhadap terpenuhi atau
tidaknya standar minimal pelayanan.

15

Tersedianya data kesehatan


Data kesehatan yang lengkap diperlukan untuk merencanakan dan ataupun menilai
kegiatan yang dilakukan.

Masalah Asuransi Kesehatan


Dalam pengelolaan asuransi kesehatan seringkali dihadapkan kepada beberapa
masalah, yaitu:

Mendorong penggunaan yang berlebihan, karena peserta tidak mengeluarkan uang


tunai pada setiap kali pengobatan, sehingga terdapat kecenderungan untuk
menggunakan pelayanan kesehatan secara berlebihan.

Mendorong pelayanaan yang berlebihan, karena penyedia pelayanan memperoleh


imbal jasa untuk setiap pelayanan yang diberikan (reimbursement system), maka
untuk meningkatkan pendapatannya, dilakukanlah penanganan yang berlebihan.

16

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1

Jenis asuransi ditinjau dari hubungan komponen asuransi terdapat 2


komponen yaitu: Asuransi tripartied dan Asuransi bipartied

3.1.2

Jenis pelayanan asuransi yaitu menanggung seluruh jenis pelayanan


kesehatan,

baik

pengobatan

(kurative),

pemulihan

(rehabilitative),

peningkatan (promotive) maupun pencegahan (preventive) dan menanggung


sebagian pelayanan kesehatan, biasanya yang membutuhkan biaya besar
misalnya perawatan di rumah sakit atau pelayanan kesehatan yang biayanya
kecil misalnya pelayanan kesehatan di puskesmas.
3.1.3

Jenis asuransi ditinjau dari keikutsertaan anggota terbagi 2 yaitu Asuransi


kesehatan wajib (Compulsory Health Insurance) dan Asuransi kesehatan
sukarela (Voluntary Health Insurance).

3.1.4

Jenis asuransi ditinjau dari cara pembayaran terbagi 2 yaitu pembayaran


berdasarkan jumlah kunjungan peserta yang memanfaatkan pelayanan
kesehatan (reimbursment) dan pembayaran berdasarkan kapitasi.

3.1.5

Jenis asuransi ditinjau dari waktu pembayaran terbagi 2 yaitu pembayaran


setelah pelayanan kesehatan selesai diselenggarakan

(Retrospective

Payment) dan pembayaran di muka (pre payment) yaitu diberikan sebelum


pelayanan diselenggarakan.

17

3.2 Saran
Asuransi sebagai jasa yang cukup vital dimasa yang akan datang bagi individu
maupun kolektif diharapkan dapat berperan maksimal bagi masyarakat, sehingga
akan membantu kemungkinan adanya kerugian akibat musibah yang terjadi. Demi
terwujudnya hal tersebut perusahaan asuransi juga diharapkan dapat berprilaku
jujur, bersih, dan transparan kepada pihak klien/nasabah/tertanggung. Selain itu
tanggung jawab dan komitmen yang tinggi dari pihak penanggung jaminan sangat
diperlukan. Sayangnya masih banyak perusahaan asuransi yang tidak bersikap arif
di Indoneisa. Oleh karenanya, diperlukannya pengawasan baik dari pemerintah
maupun masyarakat agar pelayanan jasa asuransi dapat berjalan dengan baik
sehingga mampu mengurangi masalah perekonomian di Indonesia.

18

DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, Dedi. 2012. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Nuha Medika: Yogyakarta.
Adisasmito, Wiku. 2014. Sistem Kesehatan. Rajawali Pers: Jakarta
Gde Muninjaya,A.A. 2011. Manajemen Kesehatan Edisi 3.EGC: Jakarta
Sulastomo. 2003. Manajemen Kesehatan. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai