Anda di halaman 1dari 5

Assignment Design and Environtment

DR. Pantas L. Tobing


Henry Wijaya - 191160004

PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH SAMPAH


DI JATIMURNI PONDOK MELATI
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik. Sementara didalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia
atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau
anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak
berguna lagi dan dibuang kelingkunan. Dampah negatif sampah-sampah padat yang
bertumpuk banyak tidak dapat teruraikan dalam waktu yang lama akan mencemarkan
tanah. Menurut Gelbert (1996) ada tiga dampak sampah terhadap manusia dan
lingkungan yaitu :

Gambar 1.1 Pengolahan sampah yang buruk berakibat pencemaran lingkungan.

a. Dampak terhadap kesehatan


Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang
tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik
bagi berbagai binatang seperti, lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit.

Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut :

Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam
berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.

Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).

Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salahsatu contohnya adalah
suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita(taenia). Cacing ini sebelumnya
masuk kedalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa
makanan/sampah.
b. Dampak terhadap lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan mencemari
air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesien akan
lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian
sampah yang di buang kedalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair
organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini pada konsentrasi tinggi
dapat meledak.
c. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut :

Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan


masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan (untuk mengobati
kerumah sakit).

Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak
memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana
penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang
sampahnya dijalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan
diperbaiki.

Gambar 1.2 Pembuangan sampah sembarangan di Jatimurni

Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat sekitar, membuang sampah secara


menumpuk pada satu area yang dipaksakan menjadi tempat pembuangan sampah
tanpa ada tindakan pengelolaan kembali jamak kita temukan di daerah luar jakarta.
Seperti contoh di area pemukiman tempat penulis tinggal di daerah Jatimurni, Pondok
Melati, secara masif warga membuang sampah domestik harian hingga industri kecil
menengah pada satu tempat terus menerus sampai dampak buruk mulai terasa bagi
masyarakat itu sendiri. Adapun dampak buruk yang di dapat yakni banjir, air tanah
yang tercemar, hingga pencemaran udara. Pemerintah setempat seperti enggan
membahas permasalahan sampah ini, pihaknya hanya tertarik untuk memberikan
ajakan atau wejangan semata tanpa adanya solusi lebih lanjut.

Gambar 1.3 Jasa Pengambilan Sampah Mittran dan Hidayat pengusaha mittran

Hingga sampai pada suatu waktu di awal tahun 2007 ada seorang warga yang
memberikan solusi secara langsung yakni membuat pengolahan sampah terpadu.
Pengelolaan sistem ini bisa dibilang sangat mudah dan mendatangkan keuntungan
bagi kedua belah pihak dalam hal ini masyarakat dan pemilik usaha sampah terpadu
mittran. Warga membayarkan sejumlah uang sebagai iuran tiap bulannya, sebagai
gantinya pihak mittran memberikan tempat sampah di depan hunian warga yang
berlangganan, dan sampah setiap sore hari diangkut oleh mittran. Mittran lalu
mengelola kembali sampah yang didapat memisahkan mana yang bisa menjadi pupuk,
mana yang bisa dijadikan bijih plastik untuk dijual kembali. Omzet perbulan dari
pengusaha mittran cukup fantastis, tak kurang dari 400 juta rupiah setiap bulannya ia
raup.

Gambar 1.4 Lokasi Pembuangan sampah warga dirubah menjadi Sekolah Alam.

Pihak mittran juga membuka penyuluhan kepada warga yang berminat


membuka usaha sejenis. Secara langsung banyak keuntungan yang warga dapatkan,
hal ini juga membuat lingkungan jatimurni tempat penulis tinggal menjadi lebih
bersih, dampak buruk yang selalu kami rasakan sudah tidak menjadi momok bagi
kami semua.
Sumber :
http://www.kajianpustaka.com/2015/02/pengertian-jenis-dan-dampak-sampah.html
https://solusisampah.wordpress.com/tentang-saya-ide-ide-saya/
KONTAN Mingguan, Halaman Profil Minggu II, Januari 2009
Parami, Luh Pujaniya Metta, and LUH PUJANIYA METTA PARAMI. PELAKSANAAN
PENGELOLAAN

SAMPAH

OLEH

DESA ADAT DI

KABUPATEN

BADUNG

BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN


2013. Diss. Universitas Udayana, 2015.

Anda mungkin juga menyukai