Anda di halaman 1dari 2

Pada dasarnya bisa di pastikan seni murni berada pada keilmuan "soft

science", yang artinya bahwa seni tidak bisa dipastikan, memiliki kebebasan
dalam ekspresi, serta tanpa adanya suatu acuan yang pasti. Desain dan seni
tidak lah sama, menurut John O' Nolan tentang latar belakang karya seni, "They
create the art to share that feeling with others, to allow the viewers to relate to it,
learn from it or be inspired by it." Sedangkan untuk latar belakang karya desain,
"When a designer sets out to create a new piece, they almost always have a
fixed starting point, whether a message, an image, an idea or an action." Seni
menyampaikan apa yang menjadi keinginan emosional dari seniman, sedangkan
desainer menyampaikan sesuatu yang sudah ada dasar yang pasti, misal
keinginan klien. Menurut pengalaman kerja penulis sendiri, dalam desain penulis
memiliki acuan pasti seperti apa yang menjadi keinginan klien, dan teknis seperti
ukuran,color space, resolusi ppi (pixel per inch), bahkan dalam pengalaman kerja
pada motion desain penulis semakin menemukan acuan pasti yang telah
menjadi dasar dalam karya seperti fps (frame per second), ukuran layar (DV
PAL, 720pHD, 1080pHD, 2k, 4k, dan masih banyak lainnya). Berdasarkan
pengalaman diatas penulis menyimpulkan bahwa desain bukan hanya berada
pada soft science tetapi juga secara teknis dipengaruhi oleh hard science.
Secara soft science sendiri desainer sudah sangat jelas dapat berekspresi dalam
menuangkan segala kreasinya tetapi mengacu pada batasan yang ada. Proses
kreatif ini yang membuat desainer pun masih memiliki jiwa seorang seniman.
Proses dimulai dari mind maping, ide dan referensi hingga eksekusi ini adalah
bagian dalam proses soft science, hal ini yang membuat desainer tidak hanya
sekedar menjadi robot. Begitu banyaknya jenis keilmuan desain grafis yang ada
membuat pernyataan penulis tidaklah mutlak. Pernyataan ini berdasarkan apa
yang menjadi pengalaman dari penulis, tidak menutup kemungkinan jika ternyata
di beberapa jenis keilmuan desain tertentu yang ternyata hanya menggunakan
soft science. Semua ini jg diperkuat oleh beberapa rekan rekan penulis yang
bergerak dalam dunia professional desain, menurut Bey Margha art director
promo on air MNCTV "desain untuk tv tidak bisa dikatakan soft science murni
karena semua ada acuan jelas dan pasti agar tidak menimbulkan distraction

pada layar tv", pendapat serupa juga diungkapkan oleh salah seorang kerabat
lain yaitu Tiko Arisetyarto manager creative RTV "desain itu memiliki taste pada
tiap tiap orang sebagai ciri bahwa desain itu mengakar pada seni rupa, tetapi
dalam hal eksekusi desain memiliki pakem/dasar yang sudah pasti dan harus di
ikuti". Dengan demikian penulis menyimpulkan desain bukan hanya dipengaruhi
oleh soft science murni, tetapi dipengaruhi juga oleh hard science.

Anda mungkin juga menyukai