Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah


Dalam dunia kerja sekarang ini, banyak sekali industri menggunakan

motor untuk pengoperasiannya. Salah satu motor yang digunakan adalah motor
sinkron. Motor sinkron di industri kebanyakan dipergunakan untuk kompressor
udara. Kelancaran akan sistem produksi di industri sangat ditentukan oleh kinerja dari
motor sinkron karena memiliki torsi awal yang rendah. Motor sinkron yang sering
digunakan adalah motor sinkron tiga fasa. Motor ini memiliki kelebihan dari segi
teknis dan segi ekonomis. Segi teknis, motor ini memiliki daya yang besar,
konstruksi yang sederhana, kokoh dan perawatannya yang mudah, sedangkan
dari segi ekonomis, motor ini memiliki harga yang murah sehingga motor
sinkron mulai menggeser penggunaan motor dc dalam dunia industri. Namun
dalam kenyataannya, motor sinkron paling banyak menimbulkan goncangan
tegangan (flicker) dan arus awal (starting) yang besar (5-7 kali Inominal). Hal
ini akan menyebabkan drop tegangan yang besar pada pasokan tegangan PLN.
Untuk motor dengan daya kecil, arus starting tidak terlalu berpengaruh
terhadap drop tegangan, sedangkan untuk motor dengan daya yang lebih besar
akan menyebabkan drop tegangan yang besar pula dan menurunkan kualitas
listrik yang berpengaruh pada penerangan yang berkedip serta hentakan motor
yang mengakibatkan motor cepat rusak. Selain itu, untuk motor berdaya besar,
waktu berhenti putaran motor relatif lama. Hal ini menyebabkan proses produksi di
industri mengalami penurunan. Salah satu alternatif untuk mengatasi kekurangan
motor sinkron adalah menggunakan metode pengasutan dan pengaturan kecepatan
motor sinkron.

Sistem pengasutan dan pengaturan kecepatan sekarang ini telah banyak


digunakan secara luas karena memiliki kelebihan antara lain menurunkan arus
starting yang besar. Dengan arus starting yang lebih rendah, maka drop tegangan
PLN tidak terlalu besar dan kualitas listrik menjadi lebih baik serta motor tidak
akan cepat rusak. Selain itu, dengan menggunakan metode pengereman, untuk
motor berdaya besar waktu berhenti putaran motor lebih cepat sehingga proses
produksi di industri dapat berproduksi sesuai dengan target.
Seiring dengan berkembangnya teknologi, banyak industri yang menuntut
sistem pengoperasian motor yang murah dan mudah, khususnya untuk motor
sinkron. Pengoperasian yang mudah dan murah yaitu menggunakan komputer,
terutama komputer jenis PC. Beberapa keunggulan komputer dalam mengoperasikan
motor sinkron adalah dapat dikendalikan dari jarak jauh, real-time, dan mudah
pengawasannya. Dari fenomena tersebut dan dampak yang ditimbulkan seperti
diatas melatarbelakangi pentingnya dilakukan perancangan suatu alat khususnya
untuk menurunkan arus starting motor dan waktu berhenti motor lebih cepat
dengan sistem pengoperasian yang lebih efektif serta pengaturan kecepatan pada
motor itu sendiri.
Penelitian mengenai pengereman dinamik pada motor sinkron tiga fasa
dengan menggunakan metode Direct On Line (DOL) pernah dilakukan. Dari
penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa waktu berhenti motor sinkron
dengan pengereman dinamik berkurang jika arus injeksi dc dan beban lampu
bertambah besar. (Mas Anantha Budhy Prakosa, 2006) [1]. Penelitian serupa pernah
dilakukan oleh Reza Fakhrizal (2007) [2], yang bertujuan untuk mengetahui kinerja
sistem pengaturan menggunakan PLC pada sistem pengasutan dan proteksi
bintang (Y)-segitiga () motor sinkron tiga fasa 1 HP baik dalam kondisi normal
maupun tidak normal (ada gangguan).
Berdasarkan

uraian

tersebut,

Penulis

mencoba

membuat

sistem

pengoperasian, dalam hal ini adalah metode pengasutan dan pengaturan kecepatan
motor sinkron tiga fasa, yang dikontrol dengan kumparan peredam berdasarkan
sumber yang telah dilakukan oleh para peneliti (Malik, Marshal. 2005) [3].
2

Dengan

rancangan

pembahasan

yang

kami

susun

ini

diharapkan

mempermudah pemakaian motor sinkron tiga fasa khususnya dikalangan industri


umumnya instansi pemamfaatan lainnya.
1.2

Identifikasi Masalah
Dilakukannya pengasutan dan pengaturan kecepatan motor sinkron tiga fasa

ini adalah untuk mengurangi arus start dan menghasilkan putaran motor yang tetap
sesuai dengan beban yang dipakai.
1.3

Rumusan Masalah
Dari latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan

beberapa permasalahan antara lain :


1.
2.
1.4

Bagaimana cara pengasutan motor sinkron tiga fasa ?


Bagaimana cara pengaturan kecepatan motor sinkron tiga fasa ?

Batasan Masalah
Untuk menjaga agar pembahasan materi dalam tugas besar ini lebih terarah,

penulis menetapkan suatu batasan masalah sebagai berikut :


1.

Tidak membahas pengaruh pengasutan dan pengaturan kecepatan


motor sinkron tiga fasa pada saat starting.

2.

Tidak membahas bagaimana pengontrolan torsi pada motor DC.

3.

Tidak membahas secara rinci peralatan elektronika daya yang


digunakan.

4.

Tidak membahas pengaruh harmonisa terhadap motor sinkron tiga


fasa.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Teori Penunjang
Sebelum masuk pada penjelasan mengenai motor sinkron tiga fasa, ada

baiknya kita mengetahui dan mengenal dasar pengertian motor itu sendiri agar dapat
memahami konsep cara kerja motor.
Motor ini bekerja pada dua sumber arus yakni sumber arus bolak-balik (AC)
dan sumber arus searah (DC). Motor akan berputar sinkron apabila putaran medan
putar sama dengan putaran rotor. Jadi bila stator dihubungkan dengan sumber
tegangan tiga fasa (AC), maka pada stator akan terjadi medan putar dan pada rotor itu
sendiri dimasukkan tegangan DC (Prih Sumardjati, 2008) [4].
2.1.1

Pengertian Motor Listrik


Motor Listrik merupakan motor arus bolak-balik (AC) yang paling luas

digunakan karena kesederhanaannya, konstruksinya yang kuat dan karakteristik kerja


yang baik. Sementara Motor Sinkron adalah motor AC tiga-fasa yang dijalankan pada
kecepatan sinkron tanpa slip. Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada
kecepatan tetap pada sistem frekuensi tertentu. Motor ini memerlukan arus DC untuk
pembangkitan daya dan memiliki torsi awal yang rendah, dan oleh karena itu motor
sinkron cocok untuk penggunaan awal untuk beban rendah seperti kompresor udara
perubahanfrekuensi dan generator motor. Motor sinkron mampu memperbaiki faktor
daya sistem sehingga sering digunakan pada sistem yang menggunakan banyak listrik
(Zuhal, 1999) [5].
Dalam ilmu fisika (physical science), teknologi rekayasa kelistrikan
(electrical engineering technology) dan teknologi rekayasa permesinan (automotive
engineering technology) yang dinamakan mesin listrik (electrical machines)
dibedakan atas 3 kelompok besar, yaitu:
a.

Motor listrik atau generator mesin, disebut motor (pemuntir).


4

b. Generator listrik atau motor mesin, disebut generator (pembangkit).


c.

Transformator listrik atau transformer listrik, disingkat trafo (pengalih,


pemindah).

Gambar 1. Motor
Listrik

Gambar 2. Generator
Listrik

Gambar 3.
Transformator

Motor listrik termasuk kedalam kategori mesin listrik dinamis dan merupakan
sebuah perangkat elektromagnetik yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa,
fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll di industri dan
digunakan juga pada peralatan listrik rumah tangga (seperti: mixer, bor listrik, kipas
angin).
Motor listrik kadangkala disebut kuda kerja nya industri, sebab diperkirakan
bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum adalah sama, yaitu:
a. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
b. Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah
lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan
magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
c. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torsi untuk memutar
kumparan.

d. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan


tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh
susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.
Motor listrik sudah menjadi kebutuhan kita sehari-hari untuk menggerakkan
peralatan dan mesin yang membantu perkerjaan. Untuk memutar baling-baling pada
kipas angin, digunakan motor listrik. Demikian juga, motor listrik digunakan pada
peralatan rumah tangga lainnya seperti: hair dryer, blender, pompa air, mesin cuci,
mesin jahit, bor listrik dll.
Mesin-mesin pertanian terutama mesin pengolahan hasil pertanian dan mesinmesin di industri pun banyak yang menggunakan tenaga putarnya dari motor listrik.
Pada motor bakar, motor listrik digunakan sebagai motor starter.
Pada traktor pertanian, motor listrik dugunakan pada motor starter dan wiper.
Penggunaan motor listrik ini semakin berkembang karena memiliki keunggulan
dibandingkan motor bakar, misalnya:
a. kebisingan dan getaran lebih rendah,
b. kecepatan putaran motor bisa diatur,
c. lebih bersih,
d. lebih kompak, dan
e. hemat dalam pemeliharaan.

2.1.2

Jenis-jenis Motor Listrik


Dibawah ini adalah bagan mengenai macam macam motor listrik

berdasarkan pasokan input, konstruksi, dan mekanisme operasi yang terangkum


dalam klasifikasi motor listrik.

Gambar 4. Jenis-jenis Motor Listrik

2.1.3

Perangkat Motor Sinkron


Motor AC/Arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang membalikkan

arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik AC memiliki dua
buah bagian dasar listrik: "stator" dan "rotor". Stator merupakan komponen listrik
statis. Rotor merupakan komponen listrik berputar untuk memutar as motor.
Keuntungan utama motor DC terhadap motor AC adalah bahwa kecepatan
motor AC lebih sulit dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian ini, motor AC dapat
dilengkapi dengan penggerak frekwensi variabel untuk meningkatkan kendali
kecepatan sekaligus menurunkan dayanya. Motor sinkron mampu memperbaiki faktor
daya system sehingga sering digunakan pada system yang menggunakan banyak
listrik (Wildi, Theodore, 1997) [6].

Gambar 5. Bagian-bagian Motor Sinkron

a.

Bagian dasar dari sebuah motor sinkron :

Rotor -> Rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan putar yang sama dengan
perputaran medan magnet.Hal ini memungkinkan sebab medan magnet rotor tidak
lagi terinduksi.Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC excited, yang dipaksa
untuk mengunci pada posisi tertentu bila di hadapkan pada medan magnet lainnya.

Gambar 6. Bagian-bagian Rotor

Stator -> Menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan frekuensi
yang dipasok.Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang di diberikan oleh
persamaan berikut :
Ns=

120. f
P

Dimana :
Ns

= Kecepatan sinkron (Rpm)

= Frekuensi dari pasokan frekuensi (Hz)

= Jumlah Kutub

Gambar 7. Bagian-bagian Stator


b.

Konsep Motor Sinkron :

Stator adalah berbentuk cincin dilaminasi inti besi dengan memiliki slot.

Gulungan 3 fasa ditempatkan dalam slot

Lingkaran besi padat di lengkapi dengan slot.

Seriap gulungan ditempatkan pada masing-masing slot sumber DC disupplay


melalui cincin putar atau slip rigs.

Gambar 8. Konsep motor sinkron tiga fasa

2.2

Kelebihan dan kekurangan

Adapun dari sisi kelebihan dan kekurangan motor sinkron adalah sebagai berikut :
a. Faktor daya selalu dapat menyesuaikan hingga 1,0 dengan efisiensi
tinggi.
b. Dapat meningkatkan faktor daya.
c. Dapat dirancang untuk memberikan torsi awal yang lebih tinggi.
d. Dapat dioperasikan pada faktor daya lagging maupun leading, tidak ada
slip yang dapat mengakibatkan adanya rugi-rugi daya sehingga motor ini
memiliki efisiensi tinggi. Sedangkan kelemahan dari motor sinkron
adalah tidak mempunyai torka mula, sehingga untuk starting diperlukan
cara-cara tertentu. Bila metode starting telah dapat dikembangkan
kemudian hari, maka motor ini akan lebih unggul dibandingkan motor
listrik yang lain (Eugene C, Lister. 1993) [7].
e.

10

BAB III
PERANCANGAN SISTEM

3.1

Analisa sistem
Motor sinkron serupa dengan motor induksi dimana keduanya mempunyai

belitan stator yang menghasilkan medan putar. Tidak seperti motor induksi, motor
sinkron dieksitasi oleh sebuah sumber tegangan DC di luar mesin dan karenanya
membutuhkan slip ring dan sikat (brush) untuk memberikan arus kepada rotor. Pada
motor sinkron, rotor terkunci dengan medan putar dan berputar dengan kecepatan
sinkron. Jika motor sinkron dibebani ke titik dimana rotor ditarik keluar dari
keserempakannya dengan medan putar, maka tidak ada torsi yang dihasilkan, dan
motor akan berhenti. Motor sinkron bukanlah self-starting motor karena torsi hanya
akan muncul ketika motor bekerja pada kecepatan sinkron, karenanya motor
memerlukan peralatan untuk membawanya kepada kecepatan sinkron (Stevenson,
William. 1993) [8].
Motor sinkron menggunakan rotor belitan. Jenis ini mempunyai kumparan yang
ditempatkan pada slot rotor. Slip ring dan sikat digunakan untuk mensuplai arus
kepada rotor. Adapun prinsip Motor Sinkron secara umum antara lain :
a. Belitan medan terdapat pada rotor
b. Belitan jangkar pada stator
c. Pada motor sinkron, suplai listrik bolak-balik (AC ) membangkitkan
fluksi medan putar stator (Bs) dan suplai listrik searah (DC)
membangkitkan medan rotor (Bs). Rotor berputar karena terjadi interaksi
tarik-menarik antara medan putar stator dan medan rotor. Namun
dikarenakan tidak adanya torka-start pada rotor, maka motor sinkron
membutuhkan prime-mover yang memutar rotor hingga kecepatan
sinkron agar terjadi coupling antara medan putar stator (Bs) dan medan
rotor (Br).

11

3.2

Pembahasan sistem
Sebuah motor sinkron dapat dinyalakan oleh sebuah motor DC pada satu

sumbu. Ketika motor mencapai kecepatan sinkron, arus AC diberikan kepada belitan
stator. Motor dc saat ini berfungsi sebagai generator dc dan memberikan eksitasi
medan dc kepada rotor. Beban sekarang boleh diberikan kepada motor sinkron. Motor
sinkron seringkali dinyalakan dengan menggunakan belitan sangkar tupai (squirrelcage) yang dipasang di hadapan kutub rotor.
Motor kemudian dinyalakan seperti halnya motor induksi hingga mencapai
95% kecepatan sinkron, saat mana arus searah diberikan, dan motor mencapai
sinkronisasi. Torsi yang diperlukan untuk menarik motor hingga mencapai
sinkronisasi disebut pull-in torsi.
Seperti diketahui, rotor motor sinkron terkunci dengan medan putar dan harus
terus beroperasi pada kecepatan sinkron untuk semua keadaan beban. Selama kondisi
tanpa beban (no-load), garis tengah kutub medan putar dan kutub medan dc berada
dalam satu garis (gambar dibawah bagian a). Seiring dengan pembebanan, ada
pergeseran kutub rotor ke belakang, relative terhadap kutub stator (gambar bagian b).
Tidak ada perubahan kecepatan. Sudut antara kutub rotor dan stator disebut sudut
torsi .

Gambar 9. Sudut Torsi (torsi angle)

12

Jika beban mekanis pada motor dinaikkan ke titik dimana rotor ditarik
keluar dari sinkronisasi = 900, maka motor akan berhenti. Harga maksimum torsi
sehingga motor tetap bekerja tanpa kehilangan sinkronisasi disebut pull-out torsi
(M.V. Deshpande. 1995) [9].
Seperti yang telah diulas diatas, bahwa komponen penting dari motor sinkron
adalah stator dan rotor, yang mana komponen ini adalah komponen umum atau dasar
pada sebuah motor. Motor sinkron adalah motor AC yang memiliki kecepatan
konstan, namun kecepatan dapat diatur karena kecepatannya berbanding lurus dengan
frekuensi. Motor sinkron secara khusus sangat baik digunakan untuk kecepatan
rendah. Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh persamaan
berikut:
120. f
Ns=
P

dimana :
Ns

= Kecepatan sinkron (Rpm)

= Frekuensi sumber AC (Hz)

= Jumlah kutub

Slip dari motor AC dihitung dengan :

S=

( NsNr)
Ns

Dimana :
Ns

= Kecepatan sinkron (Rpm)

Nr

= Kecepatan putar (Rpm)

= Slip normal, 0 sampai 1

13

Motor dapat menjadi generator, apabila energi listrik dirubah menjadi energi
mekanik disebut motor, tapi apabila energi mekanik menjadi energi listrik disebut
generator. Jadi "di atas kertas" motor itu bisa jadi generator, tapi bila melihat fungsi
dan konstruksinya akan berbeda, jadi dalam keadaan khusus motor akan menjadi
generator,

atau

generator

menjadi

motor. Namun

untuk

mencegah

hal

tersebut dipasang proteksi khusus agar motor tidak menjadi menjadi generator atau
sebaliknya.
Ada banyak metode kendali motor AC (motor induksi, motor sinkron) dengan
kelebihan dan kekurangannya. Namun secara umum metode ini dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
1. Kendali Skalar (v/f konstan)
2. Kendali Berorientasi Medan (Field Oriented Control, FOC)
3. Kendali Torsi Langsung (Direct Torsi Control, DTC)
Untuk menentukan nilai daya maksimum yang dihasilkan motor sinkron dapat
diperoleh persamaan dengan mendefinisialkan terhadap sudut beban.
2

Eb . V Eb
Eb . V Eb
max =

cos =

cos
Zs
Zs
Zs
Zs
Pm

Adanya kerugian-kerugian yang terjadi pada motor mengurangi daya masuk


listrik (Pin), semakin kecil kerugian yang terjadi maka semakin tinggi efisiensi motor.
Adapun kerugian-kerugian yang terjadi pada sebuah motor listrik di dapat efisiensi
persamaan sebagai berikut :

Pout
x 100
Pout + Rugi
Pout= .Tporos

14

Pin= 3 . VL. IL . Cos

. Tporos
x 100
.Tporos+3. Ia2 . Ra+ If . Vf + Pinti+ Psu

Pengasutan Motor Sinkron

Langkah pengasutan sebuah motor sinkron supaya berputar pada kecepatan


sinkronnya tidak semudah seperti kita melakukan pengasutan pada sebuah motor
induksi. Rotor sebuah mesin sinkron terdiri dari kumparan yang bila diberi arus
searah melalui slipring maka akan timbul kutub utara dan kutub selatan pada sepatu
kutub dimana kumparan itu diletakan.Nilai arus yang diberikan juga bisa diatur
sehingga memungkinkan faktor daya motor sinkron pada kondisi leading atau
lagging.
Salah satu cara untuk pengasutan motor dengan jenis rotor seperti yang
dijelaskan diatas adalah dengan cara mengfungsikan mesin sinkron sebagai generator
sinkron dengan proses sinkronisasi. Apabila proses sinkronisasi generator dengan
jala-jala telah selesai dilakukan, selanjutnya putuskan hubungan tegangan ke
penggerek mula.
Proses ini akan menyebabkan aliran daya ke mesin sinkron akan berubah,
yang menyebabkan mesin sinkron berubah fungsi dari generator sinkron menjadi
motor sinkron. Prosedur pengasutan yang dijelaskan diatas biasanya dilakukan di
laboratorium mesin listrik atau saat motor tidak langsung terhubung ke beban.
Untuk mengatasi kesulitan dalam proses pengasutan ini, kebanyakan motor
sinkron yang digunakan untuk industri telah dirancang secara khusus dengan
dilengkapi kumparan peredam (Damper Winding) yang diletakan pada sepatu kutub
dan kumparan peredam ini dihubung singkat pada kedua ujungnya.

15

Pada saat periode pengasutan motor sinkron difungsikan seperti sebuah motor
induksi sampai putaran rotornya mendekati kecepatan medan putar Kecepatan
Sinkron (Sofian Yahya, Drs, SST. 2010) [10].
Berikut ini adalah langkah untuk pengasutan motor sinkron yang dilengkapi
dengan kumparan peredam :
1. Putuskan suplai arus searah ke kumparan medan motor sinkron, kemudian
hubung singkat terminal kumparan medan.
2. Naikkan tegangan suplai tiga fasa ke terminal stator motor secara bertahap
dengan menggunakan autotransformator dan amati putaran rotor sampai
mendekati kecepatan sinkronnya.
3. Bila putaran rotor sudah mendekati kecepatan sinkronnya, lepaskan rangkaian
hubung singkat pada kumparan medannya.Kemudian masukan suplai arus
medan (DC excitation) secara bertahap sampai putaran rotor motor akan
masuk pada kondisi putaran sinkron.
4. Berikan tegangan suplai ke terminal stator secara penuh (tanpa melewati
autotransformator).
5. Atur nilai arus ke kumparan medan untuk memperoleh faktor daya yang di
butuhkan.

16

BAB IV
SOAL DAN PEMROGRAMAN
4.1

Soal Latihan

1.

Sebuah motor sinkron tiga fasadengan empat kutub beroperasi pada 60 Hz


bisa memiliki plat nama 1725 RPM pada beban penuh, sedangkan bila
dihitung kecepatannya 1800 Rpm. Hitung putaran stator dan slip ?

2.

Diketahui motor sinkron tiga fasa, P=4, V=230 V, f=60 Hz, nm=1725 rpm
Tentukan : slip per-unit dan frekuensi rotor pada rated speed ?

3.

Motor sinkron tiga fasa enam kutub disuplai dari sumber 60 Hz fasa tiga.
Kecepatan rotor pada beban penuh adalah 1140 rpm. Tentukan:

4.

a)

Kecepatan sinkron dari medan magnet

b)

Slip per unit

c)

Kecepatan rotor untuk sebuah hasil beban yang dikurangi di slip S=0,02

Motor Sinkron tiga fasa, 12 kutub, mempunyai impedansi jangkar 100 ohm,
dan reaktansi 0.5 ohm/fasa. Beroperasi dengan 2000 V, 3, 25 Hz. Bila
pengaturan 80% dari kemampuan, hitunglah daya maksimum dan torsi dalam
Nm sebelum mesin keluar dari sinkronisasi.

5.

Diketahui motor sinkron tiga fasa 2 HP, P=4, V=120 V, f=60 Hz, nm=1620
Rpm Impedansi stator=0.02+j0.06 ; rotational loss=160 W.
Tentukan : Daya Output, Kecepatan Sinkron, Slip per-unit.

17

4.2

Jawaban Soal Latihan

1.

Diketahui

: f = 60 Hz
P = 4 kutub
Nr = 1800 rpm

Ditanyakan

: a. Ns = ?
b. S = ?

Jawab :
a.

Ns=

Ns =

120. f
P
120. 60
4

Ns = 1800 rpm
NsNr
x 100
b. S =
Ns
S=

2.

x 100 % = 0

Kecepatan sinkron dari motor adalah :

ns

18001800
1800

120 f s 120 60

1800 rpm
P
4

Slip per unit :


s

ns nm 1800 1725

0.0417
ns
1800

Frekuensi Rotor :

fr

s f s 0.0417 60 2.5 Hz

18

19

3.

Diketahui :
p =6
f

= 60 Hz

nr = 1140 rpm
Ditanyakan : a) Kecepatan sinkron dari medan magnet
b) Slip per unit
c) Kecepatan rotor untuk sebuah hasil beban yang dikurangi
di slip S=0,02

Jawab :
120 f 120 x 60

p
6

7200

1200 rpm
6

ns

Kecepatan Sinkron :

Slip pada beban penuh :

n s nr 1200 1140

ns
1200

60
1200 0,05 atau 5%

Kecepatan putar rotor bila S = 0,02 :

20

ns nr
n
1 r
ns
ns

nr
0,02 1 1200

nr (1 0,02) x1200

1176 rpm

Diketahui : Motor Sinkron tiga fasa


P= 12 kutub ; f = 25 Hz
Ditanyakan : a. Pd = .?
b. Tmax = ?
Jawab :
V1 = 2000 Volt dan Eb = 80% sehingga V2 = 1600 volt R= 0.5 Ohm dan Zs =
10 ohm Daya maksimum yang dihasilkan oleh mesin sinkron :
2

VI . V 2 V 2 R
Pd=

2
Zs
Zs
Pd maks dari ketiga fasa :

Pd =

2000 1600
2 0.5
x
( 1600 )
2
3 10 3
10

Pd = 94136,47 watt
Kecepatan mesin sinkron dengan 12 kutub :
= 120 x 25/12 = 250 rpm

21

Tmaks pada kondisi daya maksimum :


T maks x =26,166
Tx

2 x 250
=26,166
60

T maks=

26,166 x 60
=0,99 Nm
2 x x 250

Po HP 746 2 x 746 1492W


5.

Daya Output :

Kecepatan Sinkron :

ns

120 f s 120 60

1800 rpm
P
4

n s n m 1800 1620

0.1
ns
1800

Slip per-unit :

22

4.3

Aplikasi Pemrograman menggunakan Bahasa C

#include<stdio.h>
#include<conio.h>
main()
{
float F, Fr, P, S, Nr, Ns, V1, V2, R, Zs, T, Tmax, Pd, Pd1, Pd2;
float HP, Pout;
int pilihan;
ulang:
printf("\n _________________________________________________|");
printf("\n|

|");

printf("\n|MOTOR SINKRON TIGA FASA

|");

printf("\n|

|");

printf("\n|1). MENGHITUNG KECEPATAN STATOR DAN SLIP |");


printf("\n|2). MENGHITUNG KECEPATAN STATOR, SLIP DAN FREKUENSI
ROTOR |");
printf("\n|3). MENGHITUNG DAYA DAN TORSI MAKSIMUM |");
printf("\n|4). MENGHITUNG DAYA OUTPUT

|");

printf("\n|5). KELUAR

|");

printf("\n|

|");

printf("\n| Tentukan pilihan Anda(1-5)

|");

printf("\n|___________________________________________|");
printf("\n");
printf("\n PILIHAN ANDA ADALAH = ");
scanf("%d", &pilihan);
if(pilihan==1)
{
Clrscr();
printf("\n MENGHITUNG KECEPATAN STATOR DAN SLIP ");
printf("\n ==================================== ");
printf("\n ");
printf("\n 1. Masukkan Frekuensi (Hz)

= ");

23

scanf("%f", &F);
printf("\n 2. Masukkan Jumlah kutub (p)

= ");

scanf("%f", &P);
printf("\n 3. Masukkan Kecepatan Rotor (Nr) = ");
scanf("%f", &Nr);

24

Ns=(120*F)/P;
S=(Ns-Nr)/Ns;
printf("\n\n
============================================ ");
printf("\n Hasil Perhitungan Ns

= %.2f Rpm", Ns, P, F);

printf("\n\n Hasil Perhitungan Slip

= %.2f", S, Ns, Nr);

getch();
goto ulang;
}
else if(pilihan==2)
{
Clrscr();
printf("\n MENGHITUNG KECEPATAN STATOR, SLIP DAN FREKUENSI ROTOR
");
printf("\n
============================================= ");
printf("\n ");
printf("\n 1. Masukkan Frekuensi (Hz)

= ");

scanf("%f", &F);
printf("\n 2. Masukkan Jumlah kutub (p)

= ");

scanf("%f", &P);
printf("\n 3. Masukkan Kecepatan Rotor (Nr) = ");
scanf("%f", &Nr);
Ns=(120*F)/P;
S=(Ns-Nr)/Ns;
Fr=S*F;
printf("\n\n
=========================================== ");
printf("\n Hasil Perhitungan Ns

= %.2f Rpm", Ns, P, F);

printf("\n\n Hasil Perhitungan Slip

= %.2f", S, Ns, Nr);

printf("\n\n Hasil Perhitungan Fr

= %.2f Hz", Fr, S, F);

getch();
goto ulang;
}
else if(pilihan==3)

25

{
Clrscr();
printf("\n MENGHITUNG DAYA DAN TORSI MAKSIMUM ");
printf("\n ================================== ");
printf("\n ");
printf("\n 1. Masukkan Frekuensi (Hz)

= ");

scanf("%f", &F);
printf("\n 2. Masukkan Jumlah kutub (p)

= ");

scanf("%f", &P);
printf("\n 3. Masukkan V1 (volt)

= ");

scanf("%f", &V1);
printf("\n 4. Masukkan V2 (volt)

= ");

scanf("%f", &V2);
printf("\n 5. Masukkan R (ohm)

= ");

scanf("%f", &R);
printf("\n 6. Masukkan Zs (ohm)

= ");

scanf("%f", &Zs);
Ns=(120*F)/P;
Pd1=((V1/1.73)*(V2/(Zs*1.73)));
Pd2=(V2*V2*R)/(Zs*Zs);
Pd=Pd1-Pd2;
T=(2*3.14*Ns)/60;
Tmax=(T*60)/(2*3.14*Ns);
printf("\n\n
========================================== ");
printf("\n Hasil Perhitungan Ns = %.2f Rpm", Ns, P, F);
printf("\n Hasil Perhitungan Pd = %.2f Watt", Pd, Pd1, Pd2);
printf("\n\n Hasil Perhitungan T

= %.2f", T, Ns);

printf("\n\n Hasil Perhitungan Tmax = %.2f Nm", Tmax, T, Ns);


getch();
goto ulang;
}
else if(pilihan==4)
{
Clrscr();

26

printf("\n MENGHITUNG DAYA OUTPUT ");


printf("\n ====================== ");
printf("\n ");
printf("\n 1. Masukkan Frekuensi (Hz)

= ");

scanf("%f", &F);
printf("\n 2. Masukkan Jumlah kutub (p)

= ");

scanf("%f", &P);
printf("\n 3. Masukkan Kecepatan Rotor (Nr)

= ");

scanf("%f", &Nr);
printf("\n 3. Masukkan Horse Power (HP)

= ");

scanf("%f", &HP);
Ns=(120*F)/P;
S=(Ns-Nr)/Ns;
Pout=HP*746;
printf("\n\n
=========================================== ");
printf("\n Hasil Perhitungan Ns

= %.2f Rpm", Ns, P, F);

printf("\n\n Hasil Perhitungan Slip

= %.2f", S, Ns, Nr);

printf("\n\n Hasil Perhitungan Pout = %.2f Watt", Pout, HP);


getch();
goto ulang;
}
else if(pilihan==5)
{
printf("\n TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA !!! ");
}
else
{
printf("\n PERINGATAN !!!");
printf("\n Anda memasukan pilihan yang salah ");
printf("\n Silahkan tekan enter untuk memilih menu kembali ");
getch();
goto ulang;
}
printf("\n\n Created by Noey BKzf");

27

getch();
}

4.4

Hasil Pemrograman menggunakan Bahasa C

Gambar 10. Menu utama Pemrograman

28

Gambar 11. Menghitung kecepatan stator dan slip

Gambar 12. Menghitung kecepatan stator, slip dan rotor

29

Gambar 13. Menghitung Daya dan Torsi Maksimum

Gambar 14. Menghitung Daya output

30

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan paper yang kami susun, dimana isi dari paper kami membahas
tentang metode pengasutan motor sinkron dapat kami simpulkan :
1. Motor sinkron bekerja dengan dua sumber arus, yaitu arus bolak-balik ( AC )
dan sumber arus searah ( DC ).
2. Motor akan berputar sinkron bila putaran medan putar sama dengan putaran
rotor.
3. Motor sinkron akan menyerap daya dari jala-jala untuk mengkompensasi
kenaikan beban poros, tanpa mengakibatkan perubahan pada kecepatan rataratanya.Tetapi bila beban bertambah terus, bisa mengakibatkan motor keluar
dari keadaan sinkron dan berhenti berputar.
4. Daya mekanik per fasa yang terjadi pada rotor adalah Pm = Eb.I.Cos

Watt.
5. Daya maksimum motor sinkron :
max =

Eb . V Eb2
Eb . V Eb2

cos =

cos
Zs
Zs
Zs
Zs
Pm

6. Efisiensi motor sinkron :

Pout
Pout + Rugi x 100

. Tporos
x 100
.Tporos+3. Ia2 . Ra+ If . Vf + Pinti+ Psu

7. Pada saat motor sinkron dalam kondisi tidak berbeban diberi penguatan
berlebih ( Over exicited ) akan berfungsi sebagai kapasitor, sehingga
mempunyai kemampuan untuk memperbaiki faktor daya jaringan listrik
dimana motor tersebut terhubung.

31

32

DAFTAR PUSTAKA

[1]

Anantha B P, M, Pengereman Dinamik Pada Motor Induksi Tiga Fasa,


Penelitian, Universitas Diponegoro, Semarang, 2006.

[2]

Fakhrizal, Reza, Aplikasi Programmable Logic Controller (PLC) Pada


Pengasutan Dan Proteksi Bintang (Y)-Segitiga () Motor Induksi Tiga
Fasa, Penelitian, Universitas Diponegoro, Semarang, 2007.

[3]

Malik, Marshal. Penggunaan Motor Induksi Besar Di PLTU. Tugas Akhir


Sekolah Tinggi Teknik PLN Jakarta, 2005.

[4]

Prih

Sumardjati,

dkk,

Teknik Pemanfaatan

Tenaga Listrik Jilid

3,

Departemen Pendidikan Nasional, 2008.


[5]

Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta. PT


Gramedia Pustaka Utama, 1999.

[6]

Wildi, Theodore,

Electrical Machines, Drives,

and Power Systems 3 rd,

Prentice-Hall International, 1997.


[7]

Eugene C, Lister, Mesin dan Rangkaian Listrik. Jakarta, Erlangga 1993.

[8]

Stevenson, William. Analisisi Sistem Tenaga listrik edisi Keempat. Jakarta :


Erlangga, 1993.

[9]

M.V. Deshpande, Electric Motors Application and Control. 1995

[10]

Sofian Yahya, Drs, SST, Bahan Ajar Mesin Listrik I. Polban, 2010

[11]

Badan Standarisasi Nasional, Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000


(PUIL2000), Jakarta, Desember 2000.

33

Anda mungkin juga menyukai