BATASAN
Pemeriksaaan dan pengujian ini dilakukan pada:
PHB 32-PB-865A di Workshop Training Center
Sistem pembumian di Kantor Project Development
Motor di Workshop Training Center (Motor untuk pelatihan alignment)
Pemeriksaan dan Pengukuran
Sistem Pembumian
1. Dasar Teori
1. Dasar Hukum
1. PUIL 2000 3.13.2.10 Resistans pembumian total
seluruh sistem tidak boleh lebih dari 5 W. Untuk daerah
yang resistans jenis tanahnya sangat tinggi, tahanan
pembumian total seluruh sistem boleh mencapai 10 ohm
2. Dasar Teori
1. Fall-of Potential (metode tiga titik)
2. Prosedur Pemeriksaan
Prosedur Pemeriksaan:
1. Persiapan
1. Menyiapkan gambar lokasi, layout, dan gambar detail
2. Menyiapkan prosedur kerja (SOP) dan formulir hasil pengukuran
3. Menyiapkan Alat Pelindung Diri
4. Menyiapkan dan memeriksa alat ukur Earth Tester (Stik dan Clamp-On)
5. Safety Meeting
2. Pelaksanaan
1. Melakukan inspeksi visual sistem pembumian dan bonding.
2. Melakukan pengukuran tahanan pembumian dengan alat ukur stick
metoda 3 titik dan clamp on
3. Mencatat hasil pengukuran
3. Analisa
Membandingkan hasil pengukuran terhadap standar pembumian (PUIL
2000)
4. Laporan
Memberikan rekomendasi mengenai hasil pemeriksaan pembumian
Persiapan
Area pengukuran ditentukan di Project Development Building PT Newmont Nusa
Tenggara, dengan persiapan pendukung yang dilakukan meliputi:
Gambar Layout Grounding
32-65T-122-S Project Development Office Grounding Plan
Alat ukur:
Fluke 1625 Advanced Earth Resistance Tester dengan
kelengkapan strick tiga titik dan clamp on tester (SN: S112405161B4
Prosedur Pemeriksaan:
1. Persiapan
1. Menyiapkan gambar lokasi, layout, dan gambar detail
2. Menyiapkan prosedur kerja (SOP) NNT-ELE-039-P102 dan P103
3. Menyiapkan Formulir Pengukuran
4. Menyiapkan Alat Pelindung Diri
5. Menyiapkan dan memeriksa alat ukur Multi Meter, Tang Amper, Thermoghrapy Camera,
Phase Rotation Detector, RCD Tester
6. Melakukan Risk Assessment JHA dan sosialisasinya
7. Safety Meeting (Menunjuk Safety Observer, dengan sertifikat CPR yang Masih Berlaku)
8. Menyiapkan Permit kerja (SWP)
2. Pelaksanaan
1. Melakukan inspeksi visual
2. Melakukan pengukuran arus, pengukuran tegangan, keseimbangan arus, deteksi panas,
urutan fasa, dan tes fungsi RCD
3. Mencatat hasil pengukuran
4. Menutup permit Kerja (SWP Closure)
3. Analisa
1. Membandingkan hasil pengukuran terhadap standar PUIL 2000
4. Laporan
1. Memberikan rekomendasi mengenai hasil pemeriksaan PHB
Persiapan
Rekomendasi:
Beri penutup pada slot MCB yang
terbuka
Temuan Pemeriksaan
Penutup PHB tidak dibonding dengan
PHB. PUIL 2000 6.3.3.1.2.a
mensyaratkan bahwa pintu atau
penutup PHB yang dibuat dari logam
harus diamankan dengan jalan
membumikannya melalui penghantar
fleksibel
Rekomendasi:
Beri bonding antara penutup PHB
dengan PHB.
Temuan Pemeriksaan
Label penanda pencabangan
hanya dipasang pada penutup
dalam PHB. Sebagian besar
pencabangan tidak diberi
penanda pada pengawatan di
MCB sehingga harus melihat pada
Gambar untuk identifikasi tiap
cabang. Potensi bahaya yang
mungkin timbul adalah kesalahan
pengoperasian MCB pada saat
dilakukan perawatan.
Rekomendasi:
Beri label pada tiap pengawatan
pencabangan di sisi MCB
Temuan Pemeriksaan
Tidak ditemukan gambar instalasi
pada PHB. Hanya ada satu buah
gambar mengenai panel schedule
yang tidak update. Potensi bahaya
yang dapat ditimbulkan adalah
kesalahan pengoperasian MCB
pada saat perawatan.
Rekomendasi:
Letakkan gambar instalasi pada
PHB.
Temuan Pemeriksaan
Sisi positif yang ditemukan adalah
PHB dalam kondisi bersih,
pengawatan dalam kondisi rapi,
identifikasi warna fasa sudah
sesuai dengan PUIL 2000.
Pengukuran
Ditemukan area hot spot pada PHB
di sisi bawah kontaktor untuk
penerangan luar bangunan.
Potensi bahaya yang bisa
ditimbulkan adalah melelehnya
selungkup kontaktor yang bisa
mengakibatkan hubung singkat
antar fasa di sisi bawah kontaktor.
Analisa di lapangan menunjukkan
terminasi yang kurang baik.
Rekomendasi:
Lakukan perbaikan pada terminasi
sisi bawah kontaktor
Pengukuran
Ditemukan area hot spot pada
pencabangan CKT#18 Tool
Room AC. Setelah dilakukan
pengukuran arus, didapatkan nilai
10 A. Panas dihasilkan dari
kondisi terminasi yang kurang
baik.
Rekomendasi:
Perbaiki terminasi pada MCB
CKT#18
Pengukuran
Pengecekan urutan fasa
menunjukkan bahwa urutan fasa
R, S, T sudah sesuai
Pengukuran
Pengetesan fungsi RCD pada
pencabangan CKT#1
menunjukkan bahwa instalasi
CKT#1 telah diamankan dari
bahaya arus sisa.
Penjelasan:
a) Penurunan nilai resistans isolasi instalasi listrik yang cepat dapat
mengakibatkan bahaya kerusakan dikemudian hari meskipun nilai resistans
isolasi tersebut pada waktu pengamatan masih memenuhi ketentuan dalam
3.20.
b) Isolator yang retak, terutama untuk tegangan menengah dan atau tegangan
tinggi, yang dapat mengakibatkan gangguan pada pengusahaan atau dapat
menimbulkan
2. Tujuan Praktik Pengukuran Tahanan Isolasi Belitan Motor
Untuk menerapkan pengetahuan K3 yang telah diperoleh dalam materi
pembinaan AK3 Listrik
Untuk mengetahui cara penggunaan alat ukur tahanan isolasi
Untuk mengetahui kondisi tahanan isolasi sebuah motor listrik
Mampu mendefinisikan arti dari pelat nama sebuah motor listrik
4. Pemeriksaan
Karena motor yang dites adalah motor spare yang tidak
terhubung ke sumber listrik maka pemeriksaan/inspeksi
dilakukan hanya kebersihan motor
Pemeriksaan kelengkapan pelat nama motor
Pemeriksaan alat ukur yang digunakan; tes batere, kabel set,
tes fungsi alat dan tanggal kalibrasi
5. Pengujian
Membuka kotak sambungan kabel motor
Pengetesan tegangan pada terminal motor
Melakukan pembumian terminal belitan motor
Pengukuran tahanan isolasi dan PI
3. Hasil Pengujian dan Bahasan
1. Tahanan Isolasi
Menit
Pengukuran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Fasa - Ground (in G) 5,09 9,7 13,7 16,0 18,8 19,0 18,5 17,0 16,2 15,3
Pembahasan:
Hasil pengukuran tahanan isolasi menunjukkan nilai > 0,5 M
sesuai tabel dibawah, maka motor dinyatakan Baik
3. Pelat Nama Motor
Berdasarkan PUIL 2000 Bagian 5.5. 5.5.1.1 Pada pelat nama setiap
motor harus terdapat keterangan atau tanda mengenai hal berikut:
a) nama pembuat;
b) tegangan pengenal;
c) arus beban pengenal;
d) daya pengenal;
e) frekuensi pengenal dan jumlah fase untuk motor arus bolak balik;
f) putaran per menit pengenal;
g) suhu lingkungan pengenal dan kenaikan suhu pengenal;
h) kelas isolasi;
i) tegangan kerja dan arus beban penuh sekunder untuk motor induksi rotor lilit;
j) jenis lilitan : shunt, kompon, atau seri untuk motor arus searah;
k) daur kerja.
4. Kesimpulan dan Rekomendasi