Tujuan Pembelajaran
Meningkatkan pengetahuan akan
pentingnya edukasi pengelolaan diabetes
mandiri dan dukungan sebagai bagian dari
pengobatan diabetes.
Mengetahui strategi edukasi pengelolaan
diabetes mandiri.
Menentukan cara yang tepat dalam
memberikan edukasi.
FAKTA DI INDONESIA
Profil di Indonesia
National Survey RIKESDAS 2007
2010
2007
4,6 %
5,7 %
(6,963,500)
>11,000,000
TERAPI NUTRISI
MEDIS
AKTIFITAS FISIK
EDUKASI
Edukasi Diabetes sejak lama diketahui sebagai faktor yang vital dan
bagian penting dari pengelolaan diabetes yg sukses.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa edukasi sangat berperan
dalam promosi kesehatan yang dapat memperlambat atau menunda
terjadinya komplikasi 1,2,3 dan memperbaiki outcome biomedis dan
psikososial pasien
Penelitian lain menunjukkan bahwa individu yang tidak pernah
mendapatkan edukasi empat kali lebih berrisiko untuk terjadi
komplikasi diabetes.
1.Singh N, Armstrong DG, Lipsky BA (2005). Preventing foot ulcers in patients with diabetes. JAMA 293(2):217-28. 2. Strine TW, Okoro
CA, Chapman DP, Beckles GL, Balluz L, Mokdad AH (2005a).The impact of formal diabetes education on the preventive health practices
and behaviors of persons with type 2 diabetes. Preventive Medicine 41(1):79-84. 3. Strine TW, Okoro CA, Chapman DP, Beckles GLA,
Balluz L, Mokdad AH (2005b). The impact of formal diabetes education on the preventive health practices and behaviors of persons with
type 2 diabetes. Preventive Medicine 41(1):79-84. 4. Brown SA (1988). Effects of educational interventions in diabetes care: a metaanalysis of findings. Nursing Research 37(4):223-30. Brown SA (1990). Studies of educational interventions and outcomes in diabetic
adults: a metaanalysis revisited. Patient Education & Counseling 16(3):189-215. 5. Steed L, Cooke D, Newman S. (2003). A systematic
review of psychosocial outcomes following education, self-management and psychological interventions in diabetes mellitus. Patient
Education & Counseling 51(1):5-15.
Slide 7
1
Slide 8
3
1. Corabian P & Harstall C (2001). Patient Diabetes Education in the Management of Adult Type 2 diabetes. Health Technology
Assessment (HTA), Alberta: IHTA 23 Series A.
Keluarga / caregiver
TARGET
Publik
Lainnya
Kuliah / diskusi
Melalui bahan cetakan
Menggunakan piranti komputer satu arah
Presentasi Audio-visual
Five-minute survival kit
Menggunakan dummy doll
Menggunakan Food Model
Medical-centred model
Medical-Centered Model
Bersifat tradisional, metode didaktik, sering
disebut sbg medical-centered model dimana
informasi diberikan secara satu arah.
Pada Medical-centered model menempatkan
pasien pada posisi resipien dan instruktur pada
posisi pemberi materi dimana pasien tdk
bersifat kritis dan menerima keadaannya- yang
merupakan kunci dalam beradaptasi dan
mengelola kesehatan pribadinya
Patient-Centered Model
Interaktif, komunikasi dua arah
Pasien / Learner berpartisipasi aktif dan tidak
bersifat seperti resipien saja
Tujuannya adalah agar pasien memiliki konsep
pemahaman dan interpretasi yang benar
terhadap obat dan bahwa modifikasi gaya hidup
akan memperbaiki hasil / keadaan
Freire P. The politics of education: Culture, power, and liberation. South Hadley, MA: Bergin & Garvey; 1985.
Shor I & Freire P. A pedagogy of liberation: Dialogues on transforming education. South Hadley, MA: Bergin & Garvey; 1987.
Patient-Centered Model
Pasien bersifat aktif dalam membuat keputusan,
bermitra dengan petugas kesehatan dan dapat
menentukan tujuan dan intervensi terapi yang
diperlukan.
Dengan menjadi aktif dalam mengambil
keputusan akan membuat pasien merasa
berdaya dan memiliki kekuatan dalam mengelola
kesehatannya
Freire P. The politics of education: Culture, power, and liberation. South Hadley, MA: Bergin & Garvey; 1985.
Shor I & Freire P. A pedagogy of liberation: Dialogues on transforming education. South Hadley, MA: Bergin & Garvey; 1987.
Medical-Centred Model
Compliance
Adherence
Merencanakan untuk
pasien
Perubahan perilaku
Pasien Pasif
Dependen
Petugas menentukan
kebutuhan pasien
Patient-Centred Model
Otonom
Partisipasi Pasien
Merancanakan bersama
pasien
Penguatan
Pasien Aktif
Independen
Pasien menentukan
kebutuhannya
Skelton A. Evolution not revolution? The struggle for the recognition and development of patient education in the UK.
Patient Educ Couns 2001; 44:23-27.
* Patients memory for medical information. Journal of the Royal Society of Medicine 2003:96:219-22.
50%
30%
20%
10%
Baca
Dengar
Lihat
(secara
grafis)
Lihat dan
Dengar
Melibatkan secara
Aktif
Rta-rata Retensi
70%
Diskusi
dengan
lainnya
Knowles MS. The Adult Learner: A Neglected Species. Houston: Gulf Publishing Company; 1990.
Ekspresi wajah
Kontak mata
Bahasa tubuh
Mengulangi kembali pernyataan yg sudah
dikatakan
Memberikan waktu untuk merespon
Menerangkan respon yang diberikan
Pertanyaan terbuka
Pertanyaan terbuka memberi kesempatan
pasien untuk memiliki jawaban sendiri dan
merasa bangga akan diri sendiri yang
akan memberi efek baik daripada hanya
sekedar diberitahu mengenai apa yang
harus dilakukan
Proses Pembelajaran:
Healthcare Outcome Continuum
Immediate
Belajar
Teknik
pengetahuan
Intermediate
Perubahan
tingkah laku
Olahraga
Diet
Konsumsi obat
Pemantauan
Pemecahan masalah
Penurunan risiko
Healthy coping
Post-Intermediate
Perbaikan klinis
Indikasi klinis:
HbA1C
TD
Lemak
Process pengukuran
Pemeriksaan mata
Pemeriksaan kaki
Pengukuran lain
Keinginan merokok
Penggunaan Aspirin
Konseling sebelum
kehamilan
Long-Term
Perbaikan status
kesehatan
Status kesehatan
keseluruhan
Kualitas hidup
Waktu yang hilang
dalam bekerja atau
sekolah
Komplikasi Diabetes
Biaya pelayanan
kesehatan
Adopted from: Peeples M, Mulcahy K, Tomky D, Weaver T. The conceptual framework of the National Diabetes
Education Outcomes System (NDEOS). Diabetes Educator 2001;27:547-62.
Simpulan / Rekomendasi
Edukasi dan Dukungan Pengelolaan Diabetes mandiri
dan Dukungan (Diabetes self-management education /
DSME and support ) membantu individu dg diabetes
menjaga pengelolaan diabetes berkelanjutan begitu pula
saat mereka menerima kesempatan-kesempatan baru
dan pengobatan-pengobatan terbaru
Merujuk orang dengan diabetes ke edukasi diabetes
yang terstruktur
Simpulan / Rekomendasi
Edukasi Diabetes :
- Harus diberikan saat pertemuan pertama/ saat diagnosis/ saat
setiap kali kunjungan dan sesuai dg keadaan dasar yg berjalan.
- Harus diberikan secara kelompok atau individual sesuai program
edukasi yg terjadwal
- Dapat diberikan oleh petugas kesehatan secara perorangan
atau jika memungkinkan oleh sebuah tim multidisiplin
- Harus bersifat terpusat pada pasien, dimana pasien bersifat
aktif bermitra dengan petugas kesehatan dalam menentukan
tujuan, intervensi yang diperlukan untuk mendapatkan hasil yang
terbaik
Case Studies
Akan dilakukan dalam bentuk role play
Peserta dibagi dalam 3 kelompok
diberikan pemicu yang sama
Dalam waktu 5 menit tiap grup mencoba
mendiskusikan dalam kelompoknya
mengenai point-point edukasi apa yang
akan diberikan terkait dengan kasus
pemicu
Kasus Pemicu
Tn. MY, 56 tahun datang untuk kontrol kepada saudara.
Beliau sudah di diagnosis menderita DM sejak 10 thn yg
lalu. Sejak 5 tahun belakangan beliau juga diketahui
menderita HT dan Peny. Jantung. Selama ini
mengkonsumsi obat oral berupa: Metformin 3x500,
glimepirid 1x2 mg dan Acarbose 3x100 mg, Captopril
2x25 mg, Ascardia 1x80 mg
Beliau sudah 3 bln tidak kontrol dan pada kunjungan
saat ini didapatkan TB: 165 cm, BB: 85 kg, TD: 150/90
mmHg. Beliau juga membawa hasil Lab: GDP: 160 g/dL,
GD2PP: 278 g/dL, HbA1c: 8,9 %, Ur: 60, Cr: 1,7, Kol Tot:
225 g/dL, Trigl: 200 g/dL, HDL: 35 g/dL, LDL: 178 g/dL