FRAKTUR TORAKOLUMBAL
Disusun Oleh:
Rizal
0607101050031
Pembimbing:
dr. Azharuddin, Sp. OT,K- spine FICS
i
DAFTAR ISI
2.1 Anatomi.................................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................16
i
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
BAB I
PENDAHULUAN
Tulang belakang merupakan suatu satu kesatuan yang kuat diikat oleh ligamentum
di depan dan dibelakang serta dilengkapi diskus intervertebralis yang mempunyai daya
absorbsi tinggi terhadap tekanan atau trauma yang memberikan sifat fleksibel dan elastik.
Trauma tulang belakang dapat mengenai jaringan lunak berupa ligament, diskus dan faset
tulang belakang dan medulla spinalis. Penyebab trauma tulang belakang adalah kecelakaan
lalu lintas (44%), kecelakaan olahraga (22%), terjatuh dari ketinggian(24%) dan kecelakaan
kerja.1
Di U.S., insiden cedera medulla spinalis 12.000-14.000 pasien per tahun dengan
prevalensi 191.000 per tahun. Insiden cedera medulla spinalis tertinggi pada usia 16-30
tahun. Insiden cedera medulla spinalis pada pria adalah 81,2 %. Sekitar 80% pria dengan
cedera medulla spinalis terdapat pada usia 18-25 tahun. SWICORA (Spinal Cord Injury
Without Radiologic Abnormality) terjadi primer pada anak-anak. Tingginya insiden cedera
medulla spinalis komplit yang berkaitan dengan SWICORA dilaporkan terjdi pada anak-
anak usia kurang dari 9 tahun.1,2
Di Indonesia penyebab trauma pada tulang belakang yang banyak terjadi pada
pekerja adalah di kalangan pekerja kasar dengan kondisi sosial ekonomi rendah yang
menyebabkan mereka tidak memperhatikan keselamatan jiwa mereka sendiri. Prosedur atau
cara kerja yang salah yang dikerjakan dalam waktu yang lama. Serta kelalaian dan
kurangnya kewaspadaan terhadap suatu pandangan biasa timbulnya fraktur kompresi pada
tulang belakang. Yang sering terjadi juga adalah cedera akibat jatuh dari ketinggian,
tertimpa benda-benda keras pada tulang belakang serta kecelakaan jalan raya atau dari
kendaraan bermotor dengan posisi terduduk yang keras dapat mengakibatkan susunan
tulang belakang mengalami kompresi yang berat yang menyebabkan fraktur.
Oleh karena itu, penulis menyusun referat ini untuk mengetahui mekanisme trauma,
diagnosis dan penatalaksanaan dari cedera tulang belakang terutama torakolumbal, secara
tepat sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas dan harapan hidup penderita.
1
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
BAB II
ISI
2.1. Anatomi
Vertebra atau yang lebih di kenal dengan tulang belakang merupakan tulang yang
membentuk postur dan menyangga berat badan serta melindungi saraf tulang belakang,
vertebra terdiri dari ruas – ruas tulang, masing masing ruas memiliki dua bagian yang di
sebut badan vertebra atau corpus vertebra yang terletak pada bagian depan dan lengkung
vertebra atau arcus vertebra yang terdiri dari tiga taju terletak di bagian belakang.3
Ruas Vertebra berjumlah 33 ruas, secara berurutan dari tulang dasar tengkorak
sampai dengan tulang ekor, 7 ruas vertebra cervicalis, 12 ruas vertebra thorakalis, 5 ruas
vertebra lumbalis, 5 ruas vertebra sacralis, dan 3 ruas vertebra cocsygis.3
Setiap vertebra terdiri dari: Corpus vertebra, pedikel, prosessus artikularis superior
dan inferior, prosessus transverses, prosessus spinosus. Diantara vertebra ditemui discus
intervertebralis (Jaringan fibrokartillagenous), yang berfungsi sebagai shock absorber.
Diskus ini terdiri dari bagian luar yaitu jaringan fibrokartillago yang disebut anulus flbrosus
dan bagian dalam yaitu cairan yang disebut nukleus pulposus.3
Pada setiap vertebra ada 4 jaringan ikat sekitarnya yaitu ligamentum longitudinale
anterior yang membatasi gerakan ektensi, ligamentum longitudinale posterior yang
2
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
membatasi gerakan fleksi, ligamentum kapsulare yaitu di antara proc sup dan inferior,
ligamentum intertransversale, ligamentum flavum diantara 2 lamina, dan ligamentum supra
dan interspinosus.3
Secara umum struktur tulang belakang tersusun atas dua kolom yaitu :4
1. Kolom korpus vertebra beserta semua diskus intervetebra yang berada di antaranya.
2. Kolom elemen posterior (kompleks ligamentum posterior) yang terdiri atas lamina ,
pedikel, prosesus spinosus, prosesus transversus dan pars artikularis, ligamentum-
ligamentum supraspinosum dan intraspinosum, ligamentum flavum, serta kapsul sendi.
Stabilitas tulang belakang disusun oleh dua komponen, yaitu komponen tulang dan
komponen jaringan lunak yang membentuk satu struktur dengan tiga pilar. Pertama yaitu
satu tiang atau kolom di depan yang terdiri atas korpus serta diskus intervertebralis. Kedua
dan ketiga yaitu kolom di belakang kanan dan kiri yang terdiri atas rangkaian sendi
intervertebralis lateralis. Secara keseluruhan tulang belakang dapat diumpamakan sebagai
satu gedung bertingkat dengan tiga tiang utama, satu kolom di depan dan dua kolom di
samping belakang, dengan lantai yang terdiri atas lamina kanan dan kiri, pedikel, prosesus
transversus dan prosesus spinosus.4
Medulla spinalis berjalan melalui tiap-tiap vertebra dan membawa saraf yang
menyampaikan sensasi dan gerakan dari dan ke berbagai area tubuh. Medulla spinalis
berakhir sebagai cauda equine di Th1 – L1. Semakin tinggi kerusakan saraf tulang
belakang, maka semakin luas trauma yang diakibatkan. Kerusakan yang lebih rendah pada
tulang sakral mengakibatkan sedikit kehilangan fungsi.4
3
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
Hiperekstensi jarang terjadi di daerah torakolumbal tetapi sering pada leher, pukulan
pada muka atau dahi akan memaksa kepala ke belakang dan tanpa menyangga
oksiput sehingga kepala membentur bagian atas punggung. Ligamen anterior dan
diskus dapat rusak atau arkus saraf mungkin mengalami fraktur. cedera ini stabil
karena tidak merusak ligamen posterior.
2. Fleksi
Trauma ini terjadi akibat fleksi dan disertai kompresi pada vertebra. Vertebra
akan mengalami tekanan dan remuk yang dapat merusak ligamen posterior. Jika
ligamen posterior rusak maka sifat fraktur ini tidak stabil sebaliknya jika
ligamentum posterior tidak rusak maka fraktur bersifat stabil. Pada daerah
cervical, tipe subluksasi ini sering terlewatkan karena pada saat dilakukan
pemeriksaan sinar-X vertebra telah kembali ke tempatnya.
4
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
5. Rotasi-fleksi
Cedera spinal yang paling berbahaya adalah akibat kombinasi fleksi dan rotasi.
Ligamen dan kapsul sendi teregang sampai batas kekuatannya; kemudian dapat
robek, permukaan sendi dapat mengalami fraktur atau bagian atas dari satu
vertebra dapat terpotong. Akibat dari mekanisme ini adalah pergeseran atau dislokasi
ke depan pada vertebra di atas, dengan atau tanpa dibarengi kerusakan tulang.
Semua fraktur-dislokasi bersifat tak stabil dan terdapat banyak risiko munculnya
kerusakan neurologik.
6. Translasi Horizontal
Kolumna vertebralis teriris dan segmen bagian atas atau bawah dapat bergeser ke
anteroposterior atau ke lateral. Lesi bersifat tidak stabil dan sering terjadi kerusakan
syaraf.
5
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
Adanya kompresi pada bagian depan corpus vertebralis yang tertekan dan membentuk
patahan irisan. Fraktur kompresi adalah fraktur tersering yang mempengaruhi kolumna
vertebra. Fraktur ini dapat disebabkan oleh kecelakaan jatuh dari ketinggian dengan
posisi terduduk ataupun mendapat pukulan di kepala, osteoporosis dan adanya
metastase kanker dari tempat lain ke vertebra kemudian membuat bagian vertebra
tersebut menjadi lemah dan akhirnya mudah mengalami fraktur kompresi. Vertebra
dengan fraktur kompresi akan menjadi lebih pendek ukurannya daripada ukuran
vertebra sebenarnya.
6
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
kedepan melawan tahanan tali pengikat. Korpus vertebra kemungkinan dapat hancur
selanjutnya kolumna posterior dan media akan rusak sehingga fraktur ini termasuk jenis
fraktur tidak stabil.
d. Fraktur dislokasi
Terjadi ketika ada segmen vertebra berpindah dari tempatnya karena kompresi, rotasi
atau tekanan. Ketiga kolumna mengalami kerusakan sehingga sangat tidak stabil, cedera
ini sangat berbahaya. Terapi tergantung apakah ada atau tidaknya korda atau akar syaraf
yang rusak. Kerusakan akan terjadi pada ketiga bagian kolumna vertebralis dengan
kombinasi mekanisme kecelakaan yang terjadi yaitu adanya kompresi, penekanan,
rotasi dan proses pengelupasan. Pengelupasan komponen akan terjadi dari posterior ke
anterior dengan kerusakan parah pada ligamentum posterior, fraktur lamina, penekanan
sendi facet dan akhirnya kompresi korpus vertebra anterior. Namun dapat juga terjadi
dari bagian anterior ke posterior. kolumna vertebralis. Pada mekanisme rotasi akan
terjadi fraktur pada prosesus transversus dan bagian bawah costa. Fraktur akan
melewati lamina dan seringnya akan menyebabkan dural tears dan keluarnya serabut
syaraf.
7
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
Di Bawah Vertebra Th X
Korda membentuk suatu tonjolan kecil (konus medularis) di antara vertebra T I dan
LI, dan meruncing pada antar ruang di antara vertebra LI dan L2. Akar saraf L2 sampai S4
muncul dari konus medularis dan beraturanan turun dalam suatu kelompok (cauda equina)
untuk muncul pada tingkat yang berturutan pada spina lumbosakral. Karena itu, cedera spinal
di atas vertebra T10 menyebabkan transeksi korda, cedera di antara vertebra T10 dan LI
dapat menyebabkan lesi korda dan lesi akar saraf, dan cedera di bawah vertebra Ll hanya
menyebabkan lesi akar. Akar sakral mempersarafi: (1) sensasi dalam daerah "pelana", suatu
jalur di sepanjang bagian belakang paha dan tungkai bawah, dan dua pertiga sebelah luar tapak
kaki; (2) tenaga motorik pada otot yang mengendalikan pergelangan kaki dan kaki: (3) refleks
anal dan penis, respons plantar dan refleks pergelangan kaki; dan (4) pengendalian kencing.
Akar lumbal mempersarafi: (1) sensasi pada seluruh tungkai bawah selain bagian yang
dipasok oleh segmen sakral; (2) tenaga motorik pada otot yang mengendalikan pinggul dan
lutut: dan (3) refleks kremaster dan refleks lutut. Bila cedera tulang berada pada sambungan
torakolumbal, penting untuk membedakan antara transeksi korda tanpa kerusakan akar dan
transeksi korda dengan transeksi akar. Pasien tanpa kerusakan akar jauh lebih baik daripada
pasien dengan transeksi korda dan akar.5,10
8
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
diagnosis tidak dapat ditegakkan dan jika refleks anal pulih kembali dan defisit saraf terus
berlanjut, lesi korda bersifat lengkap. Setiap lesi lengkap yang berlangsung lebih dari 72 jam
tidak akan sembuh.5,10
9
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
gerak bawah
Dorsal cord Lesi terjadi pada bagian sensori terutama mempengaruhi propioseptif
(posterior cord)
Conus medullaris Cedera pada sacral cord dan nervus lumbar dengan kanlis neuralis ; arefllex
pada vesika urinaria, pencernaan dan anggota gerak bawah
Cauda equina Cedera pada daerah lumbosacral dengan kanalis neuralis yang mengakibatkan
arefleksia vesika urinaria, pencernaan dan anggota gerak bawah
10
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
B. Pemeriksaan Fisik
• Look (Inspeksi): kontur tulang, kontur jaringan lunak, warna dan tekstur kulit dan
adanya jaringan parut.2,5
• Feel (Palpasi): suhu kulit, kontur tulang, kontur jaringan lunak, nyeri luka.2,5
• Move (Pergerakan sendi spinal): fleksi 800, ekstensi 300, fleksi lateral 350, rotasi
450, nyeri pada pergerakan dan spasme otot.2,5
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan:6,7,10
1. Roentgenography: pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat tulang vertebra, untuk
melihat adanya fraktur ataupun pergeeseran pada vertebra.
2. Computerized Tomography: pemeriksaan ini sifatnya membuat gambar vertebra 2
dimensi . pemeriksaan vertebra dilakukan dengan melihat irisan-irisan yang
dihasilkan CT scan
11
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
3. Secondary Survey
• GCS dan cedera eksternal kepala.
• Nadi/Akral/Tensi/Suhu.
• Head to toe.
• Nilai ulang GCS.
• Pemeriksaan Radiologis dan segera mengirim penderita ke unit trauma spinal ( jika
ada).
12
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
•
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan klinik secara teliti meliputi pemeriksaan
neurology fungsi motorik, sensorik dan reflek untuk mengetahui kemungkinan
adanya fraktur pada vertebra.2,5,11
Terapi pada fraktur vertebra diawali dengan mengatasi nyeri dan stabilisasi untuk
mencegah kerusakan yang lebih parah lagi. Semuanya tergantung dengan tipe fraktur.
13
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
14
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
BAB III
KESIMPULAN
Kecurigaan yang tinggi akan adanya cedera pada vertebra pada pasien trauma
sangat penting. Diagnosa dapat ditegakkan melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik. Dalam
anamnesa, kita harus mengetahui kapan cedera tersebut terjadi dan bagaimana mekanisme
cedera pasien tersebut. Setiap pasien yang jatuh dari ketinggian atau dengan dengan
mekanisme kecelakaan high-speed deceleration harus dicurigai ada cedera thoracolumbal.
Selain itu patut dicurigai pula adanya cedera tulang belakang jika pasien datang dengan
nyeri pada leher, tulang belakang dan gejala neurologis pada tungkai. Pasien juga sering
mengeluhkan hal-hal yang berhubungan dengan deformitas, ketidakstabilan sendi,
kelemahan otot, gangguan sensibilitas, gangguan atau hilangnya fungsi dan jalan pincang.
Pada pemeriksaan fisik dapat meliputi pemeriksaan berupa Look (Inspeksi): kontur
tulang, kontur jaringan lunak, warna dan tekstur kulit dan adanya jaringan parut; Feel
(Palpasi): suhu kulit, kontur tulang, kontur jaringan lunak, nyeri luka; Move (Pergerakan sendi
spinal): fleksi 800, ekstensi 300, fleksi lateral 350, rotasi 450, nyeri pada pergerakan dan spasme
otot
Untuk penanganannya harus selalu diawali dengan Primary Survey berupa Airway,
Breathing, Circulation, Disability, dan Exposure. Terapi pada fraktur vertebra diawali
dengan mengatasi nyeri dan stabilisasi untuk mencegah kerusakan yang lebih parah lagi.
Fraktur yang sifatnya stabil membutuhkan stabilisasi.
15
www.teammedical.co.cc
www.calvariatmc.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
16