Anda di halaman 1dari 39

PENGGUNAAN Spirulina platensis SEBAGAI SUPLEMEN

BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA Oreochromis niloticus

FIRSTY RAHMATIA

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI


DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
PENGGUNAAN Spirulina platensis SEBAGAI SUPLEMEN BAHAN BAKU
PAKAN IKAN NILA Oreochromis niloticus
adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Bogor, November 2010
FIRSTY RAHMATIA
C14062632

iii

ABSTRAK
FIRSTY RAHMATIA. Penggunaan Spirulina platensis sebagai suplemen bahan
baku pakan ikan nila Oreochromis niloticus. Dibimbing oleh NUR BAMBANG
PRIYO UTOMO dan MIA SETIAWATI.
Spirulina adalah ganggang hijau-biru yang memiliki kandungan nutrisi yang cukup
tinggi dengan potensi kandungan protein dan vitaminnya sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai sumber protein sel tunggal (PST). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dosis minimum dalam pemakaian spirulina pada pakan berkadar
protein berbeda terhadap kinerja pertumbuhan ikan. Perlakuan terdiri dari pakan
berprotein 25% dengan spirulina 0% (25A), pakan berprotein 25% dengan spirulina
3% (25B), pakan berprotein 25% dengan spirulina 6% (25C), pakan berprotein 28%
dengan spirulina 0% (28A), pakan berprotein 28% dengan spirulina 3% (28B), serta
pakan berprotein 28% dengan spirulina 6% (28C). Adapun ikan yang diujicobakan
pada penelitian adalah ikan nila Oreochromis niloticus dengan bobot awal rata-rata
17,240,29 g dan padat tebar 5 ekor per akuarium. Pemeliharaan ikan dilakukan pada
akuarium berdimensi 50x40x35 cm yang diisi air dengan ketinggian 30 cm dan
menggunakan sistem resirkulasi. Pemeliharaan dilakukan selama 40 hari. Pakan
diberikan secara at satiation dengan frekuensi pemberian tiga kali sehari. Rancangan
percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa suplementasi spirulina dengan dosis yang berbeda pada pakan
ikan dengan kadar protein yang berbeda berpengaruh terhadap laju pertumbuhan
harian, efisiensi pakan, retensi protein, dan retensi lemak ikan nila. Suplementasi
spirulina 3% pada pakan ikan berkadar protein 25% memberikan kinerja
pertumbuhan ikan yang sama dengan ikan yang diberi pakan berprotein 28%.
Kata kunci : protein pakan, spirulina, kinerja pertumbuhan, ikan nila

iv

ABSTRACT
FIRSTY RAHMATIA. The use of Spirulina platensis as raw material suplement
of feed on tilapia Oreochromis niloticus. Supervised by NUR BAMBANG
PRIYO UTOMO and MIA SETIAWATI.
Spirulina is blue green algae that have high nutrient component like protein and
vitamin so can used as single cell protein (SCP). This research orders to know
minimum doses of using spirulina in different protein feed on growth performance of
tilapia. Experimental diets were protein level 25% suplemented spirulina 0% (25A),
protein level 25% suplemented spirulina 3% (25B), protein level 25% suplemented
spirulina 6% (25C), protein level 28% suplemented spirulina 0% (28A), protein level
28% suplemented spirulina 3% (28B), and protein level 28% suplemented spirulina
6% (28C). Animal tests used were tilapia Oreochromis niloticus with average initial
weight 17,240,29 g and density 5 fishes/aquarium. Tilapia maintened in aquarium
sized 50x40x35 cm that fill water 30 cm and used recirculation system. Fishes
cultured for 40 days and fed at satiation with three times feeding frequency. All data
analyzed statistically by two-way ANOVA. The result demonstrated that suplement
of spirulina with different doses in different protein level of feed gave influence for
specific growth rate, feeding efficiency, protein deposition, and fat deposition. Fish
fed by feed containing spirulina 3% in protein level 25% showed growth performance
as same as fed of protein level 28%.
Keywords: feed protein, spirulina, growth performance, tilapia

PENGGUNAAN Spirulina platensis SEBAGAI SUPLEMEN


BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA Oreochromis niloticus

FIRSTY RAHMATIA

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada
Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya
Departemen Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010

Judul Skripsi

: Penggunaan Spirulina platensis sebagai suplemen bahan


baku pakan ikan nila Oreochromis niloticus

Nama Mahasiswa

: Firsty Rahmatia

Nomor Pokok

: C14062632

Disetujui
Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Ir. Nur Bambang Priyo Utomo, M.Si.


NIP. 19650814 199303 1 005

Dr. Ir. Mia Setiawati, M.Si.


NIP. 19641026 199203 2 001

Diketahui
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc.


NIP. 19610410 198601 1 002

Tanggal Lulus

iii

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tiada terkira penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
dan shalawat atas Rasulullah Muhammad SAW. Berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya skripsi yang berjudul Penggunaan Spirulina platensis sebagai
Suplemen Bahan Baku Pakan Ikan Nila Oreochromis niloticus ini dapat
terselesaikan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Nur Bambang Priyo Utomo
selaku dosen pembimbing akademik sekaligus dosen Pembimbing I, Dr. Mia
Setiawati selaku dosen Pembimbing II, Dr. Dinamella Wahjuningrum selaku
dosen penguji tamu, serta Julie Ekasari, M.Sc. yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan, dan dukungan kepada penulis. Disamping itu, penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Dr. Odang Carman selaku Ketua Departemen
Budidaya Perairan dan Dr. Alimuddin selaku Ketua Program Studi Teknologi dan
Manajemen Perikanan Budidaya. Selanjutnya kepada seluruh dosen dan segenap
pegawai Departemen Budidaya Perairan khususnya Laboratorium Nutrisi Ikan
(Pak Wasjan, Mba Retno, Bang Yossy) atas bimbingan, dukungan dan
bantuannya. Ucapan terima kasih yang tidak terhingga juga disampaikan kepada
Ayahanda Lenis, SP, Ibunda Asnarliati, S.Pd., dan Adinda Fadhli Nishfi yang
tidak henti-hentinya memberikan cinta, kasih sayang dan motivasi, serta kakakkakak (kak Lia, kak Majek, kak Widy, kak Wastu), sahabat-sahabat (Nurazizah,
Nurika, Faizah, Novia, Isni, Ide, Sulistia, Arfizon, Hendriyanto, Tomi Saeful, Riri,
Khaefah, Silfanny, Rifqi, Rona, Faruq, Jati, Hasan, dan semua BDP 43) atas
kebersamaan, kasih sayang, dan semangatnya.

Bogor, November 2010


Firsty Rahmatia

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Penulis dilahirkan di Pulau Godang Kari, Teluk Kuantan tanggal 21
Januari 1989 dari ayah Lenis, SP dan ibu Asnarliati, S.Pd. Penulis merupakan
anak pertama dari dua bersaudara.
Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah TK. Pertiwi Dharma Wanita
Benai (1992-1994), penulis melanjutkan pendidikan di SDN 007 Koto Teluk
Kuantan dan lulus tahun 2000, MTs K.H. Ahmad Dahlan (2000-2003) Teluk
Kuantan, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMA Assalaam,
Sukoharjo dan lulus tahun 2006, pada tahun yang sama penulis lulus seleksi
masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor.
Setahun kemudian penulis memilih mayor Teknologi dan Manajemen Perikanan
Budidaya, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah magang di Balai Besar
Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP), Jepara (2008) dan di PT. Kelola
Benih Unggul, Situbondo (2009). Penulis juga pernah menjadi asisten mata kuliah
Dasar-dasar Mikrobiologi Akuatik 2008/2009, Nutrisi Ikan 2009/2010, Teknologi
Produksi Plankton, Benthos, dan Alga 2009/2010, dan Enjinering Akuakultur
2009/2010. Selain itu penulis juga aktif menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa
Akuakultur (HIMAKUA) periode 2007/2008 dan 2008/2009. Tugas akhir dalam
pendidikan

tinggi

diselesaikan

dengan

menulis

skripsi

yang

berjudul

Penggunaan Spirulina platensis sebagai suplemen bahan baku pakan ikan


nila Oreochromis niloticus.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI...............

DAFTAR TABEL.......

xi

DAFTAR LAMPIRAN....... xii


I.

PENDAHULUAN .
1.1 Latar Belakang ......
1.2 Tujuan....

1
1
2

II.

BAHAN DAN METODE .....


2.1 Waktu dan Tempat.
2.2 Pakan Uji....
2.3 Pemeliharaan Ikan dan Pengumpulan Data...
2.4 Analisis Statistik
2.4.1 Jumlah Konsumsi pakan
2.4.2 Laju Pertumbuhan Harian..
2.4.3 Efisiensi Pakan..
2.4.4 Retensi Protein dan Lemak
2.4.5 Hepatosomatik Indeks...

3
3
3
4
5
6
6
6
6
7

III. HASIL DAN PEMBAHASAN..


3.1 Hasil...
3.1.1 Kinerja Pertumbuhan.....................................................................
3.1.2 Kinerja Organ Hati........................................................................
3.2 Pembahasan.......

8
8
8
9
9

IV. KESIMPULAN

14

DAFTAR PUSTAKA

15

LAMPIRAN

18

V.

DAFTAR TABEL
Halaman
1

Formulasi dan hasil proksimat pakan perlakuan dengan pemakaian


spirulina ..

Data kinerja pertumbuhan ikan uji..

Hepatosomatik indeks ikan uji

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1

Prosedur analisis proksimat (Takeuchi, 1988)............................................

19

Hasil proksimat bahan baku pakan (% bobot kering).................................

22

Komposisi bahan dalam premix (vitamin dan mineral mix)...

23

Komposisi asam amino pada tepung ikan dan spirulina...... 24

Profil asam lemak pada Spirulina platensis dengan total lipid 6,38%
(Xue et al., 2002).

Hasil pengukuran kualitas air selama pemeliharaan ikan nila. 26

Uji ANOVA jumlah konsumsi pakan, laju pertumbuhan harian, efisiensi


pakan, retensi protein, retensi lemak...

25

27

xii

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pakan

merupakan bagian terpenting dalam kegiatan budidaya karena

menentukan pertumbuhan dan perkembangan organisme yang dibudidayakan. Hal


ini terkait dengan kandungan nutrisi pada pakan yaitu makronutrien seperti
protein, lemak, karbohidrat, serta mikronutrien lainnya. Protein harus tersedia
dalam jumlah yang cukup karena protein memegang peranan yang sangat penting.
Menurut Halver (1989), hampir 65-75% bobot kering tubuh ikan adalah protein
dan ikan menggunakan protein secara efisien sebagai sumber energi (Lovell,
1989). Protein adalah nutrien yang sangat dibutuhkan untuk perbaikan jaringan
tubuh yang rusak, pemeliharan protein tubuh, penambahan protein tubuh, serta
materi untuk pembentukan enzim dan beberapa jenis hormon (NRC, 1983).
Bahan baku pakan ikan dapat berasal dari tumbuhan maupun hewan. Selama
ini, sumber hewani utama yang digunakan sebagai bahan baku pakan adalah
tepung ikan. Sedangkan untuk sumber nabati adalah tepung bungkil kedelai,
tepung jagung, dan tepung pollard. Beberapa tahun terakhir ini telah ditemukan
dan diteliti pula bahan potensial lain yang berasal dari ganggang seperti
Spirulina sp.
Spirulina sp. adalah ganggang hijau-biru yang seringkali ditemukan pada air
payau yang bersifat alkalis. Ganggang ini memiliki kandungan nutrisi yang cukup
tinggi (Angka dan Suhartono, 2000) dengan potensi kandungan protein dan
vitaminnya sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein sel tunggal
(PST) (Susanna et al., 2007). Protein dari S. platensis kering dapat mencapai lebih
dari 60%, kandungan vitaminnya tinggi terutama vitamin B12, serta mengandung
asam amino yang cukup lengkap. Alga ini juga kaya akan gamma-linolenic acid
(GLA), dan juga menyediakan alpha-linolenic acid (ALA), linolenic acid (LA),
stearidonic acid (SDA), eicosapentaeonic (EPA), docosahexaenoic acid (DHA),
and arachidonic acid (AA). Vitamin yang terkandung didalamnya adalah vitamin
B1, B2, B3, B6, B9, B12, Vitamin C, Vitamin D dan Vitamin E. Selain hal-hal
tersebut ganggang ini juga mengandung potasium, kalsium, krom, tembaga, besi,
magnesium, mangan, fosfor, selenium, sodium, dan seng. Sebuah studi

menyebutkan bahwa S. platensis memungkinkan membantu sistem imun dalam


melawan infeksi (Susanna et al., 2007). Weil (2000) dalam Arlyza (2003) juga
menyebutkan bahwa S. platensis mengandung pigmen fikosianin (20% dari bobot
kering) yang berguna dalam perawatan kanker, mengandung nilai gizi yang tinggi,
dan meningkatkan aksi kekebalan tubuh dari penyakit tertentu.
Berdasarkan kandungan nutrisinya tersebut, S. platensis dapat digunakan
sebagai suplemen atau bahan pelengkap sumber protein pada pakan (Habib et al.,
2008). Permasalahannya adalah harga S. platensis yang relatif mahal bahkan lebih
mahal dari tepung ikan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui dosis minimum yang tepat dalam pemakaian S. platensis. Selain itu,
perlu diketahui juga pengaruh suplementasi S. platensis pada pakan dengan kadar
protein yang berbeda terhadap kinerja pertumbuhan ikan. Dengan suplementasi
spirulina, kinerja pertumbuhan ikan yang diberi pakan berprotein rendah
diharapkan mampu menyamai kinerja pertumbuhan ikan yang diberi pakan
dengan kadar protein yang tinggi.
Ikan yang diujicobakan pada penelitian ini adalah ikan nila Oreochromis
niloticus yang merupakan salah satu ikan komoditas ekonomi penting. Total
produksi budidaya ikan ini semakin meningkat dari tahun ke tahun, yaitu tahun
2008 sebesar 291.037 ton dan mencapai 378.300 ton pada tahun 2009 dengan
kenaikan rata-rata sebesar 29,98% (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2009).
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh suplementasi S. platensis
dengan dosis 0%, 3%, 6% sebagai bahan baku pada pakan dengan kadar protein
25% dan 28% terhadap kinerja pertumbuhan ikan nila.

II. BAHAN DAN METODE


2.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli 2010.
Analisis proksimat, pembuatan pakan, dan pemeliharaan ikan bertempat di
Laboratorium Nutrisi Ikan, sedangkan pengujian kualitas air di Laboratorium
Lingkungan Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
2.2. Pakan Uji
Pakan uji yang digunakan adalah pelet kering yang bersifat tenggelam
dengan spesifikasi perlakuan sebagai berikut :
1. Pakan 25A : Pakan dengan kadar protein 25%, S. platensis 0%
2. Pakan 25B : Pakan dengan kadar protein 25%, S. platensis 3%
3. Pakan 25C : Pakan dengan kadar protein 25%, S. platensis 6%
4. Pakan 28A : Pakan dengan kadar protein 28%, S. platensis 0%
5. Pakan 28B : Pakan dengan kadar protein 28%, S. platensis 3%
6. Pakan 28C : Pakan dengan kadar protein 28%, S. platensis 6%
Sebelum pembuatan pakan dilakukan analisis proksimat bahan baku dengan
metode AOAC (1984) dalam Takeuchi (1988) (Lampiran 1). Bahan baku pakan
yang diuji adalah S. platensis, tepung ikan, tepung dedak, tepung bungkil kedelai,
dan tepung pollard (Lampiran 2). S. platensis yang digunakan adalah S. platensis
berasal dari Jepara yang telah dikeringkan dan berbentuk tepung. Setelah itu
dilakukan penyusunan formulasi pakan sesuai dengan target protein pakan
perlakuan (25% dan 28%). Pakan kemudian dibuat sesuai dengan formulasi yang
ada dan diproksimat kembali untuk memastikan kandungan nutriennya sesuai
dengan yang diharapkan. Formulasi dan hasil analisis proksimat pakan perlakuan
disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Formulasi dan hasil proksimat pakan perlakuan dengan pemakaian


spirulina
No

Bahan
Tepung ikana

Spirulina

Tepung bungkil

25A (%)

25B (%)

25C (%)

28A (%)

28B (%)

28C (%)

13

10

13

10

13

11

18

17

16

kedelai
4

Tepung pollard

28,5

30,5

32,5

32,5

32,5

31,5

Tepung dedak

40

40

40

31

32

34

CMC

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5

1,5

Minyak jagung

Minyak ikan

Vitamin mix

10

Mineral mix

100

100

100

100

100

100

2423,55

2423,27

2422,98

2510,90

2504,74

2490,23

9,64

9,65

9,67

8,94

8,89

8,87

Jumlah (%)
c

DE (kkal/kg pakan)
C/P (kkal/g)

Hasil proksimat pakan (% bobot kering)


Kadar protein

25,61

25,91

25,95

28,60

28,32

28,92

Kadar lemak

6,25

6,80

5,49

6,06

5,54

5,69

Kadar serat kasar

15,69

14,97

15,71

13,07

12,92

12,21

13,22

12,27

11,97

11,98

11,73

11,28

2425,8

2526,29

2417,12

2498,97

2477,42

2520,65

9,47

9,75

9,31

8,74

8,75

8,72

Kadar abu
c

DE (kkal/kg pakan)
C/P (kkal/g)d

Keterangan
:
a, b = Komposisi asam amino bahan baku pakan (Lampiran 4)
c
= 1 gram protein = 3,5 kkal DE, 1 gram karbohidrat = 2,5 kkal DE, 1 gram lemak = 8,1 kkal
DE (NRC, 1977)
d
= C = energi ; P = protein
25 = Kadar protein pakan 25%, 28 = Kadar protein pakan 28%
A = Suplementasi spirulina 0% (kontrol), B = Suplementasi spirulina 3%, C = Suplementasi
spirulina 6%
Vitamin dan mineral mix (Lampiran 3)

2.3. Pemeliharaan Ikan dan Pengumpulan Data


Ikan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah ikan nila yang berasal
dari petani ikan di daerah Cijeruk dengan bobot awal rata-rata 17,240,29 g.
Pemeliharaan ikan dilakukan pada akuarium berdimensi 50x40x35 cm yang diisi
air dengan ketinggian 30 cm dan dilengkapi dengan heater yang diset pada suhu

280C. Ikan uji dimasukkan ke dalam wadah yang terdiri atas 6 perlakuan dengan 3
ulangan dengan padat tebar 5 ekor per akuarium.
Sebelum perlakuan dimulai, ikan dipuasakan selama 24 jam guna
menghilangkan sisa pakan dalam saluran pencernaan. Pemeliharaan dilakukan
selama 40 hari, sepuluh hari pertama sebagai

masa adaptasi dan 30 hari

berikutnya sebagai masa pemeliharaan dengan pakan perlakuan. Pakan diberikan


secara at satiation dengan frekuensi pemberian tiga kali sehari yakni pagi, siang,
dan sore hari. Sampling bobot biomassa ikan dilakukan pada awal dan akhir
pemeliharaan. Sampel ikan awal dan akhir kemudian dianalisis proksimat yang
nantinya digunakan untuk memperoleh nilai retensi lemak dan retensi protein.
Analisis proksimat meliputi analisis kadar air, kadar protein, dan kadar lemak.
Selama masa pemeliharan dilakukan pengelolaan kualitas air. Pengujian
kualitas air dilakukan pada awal, pertengahan, dan akhir pemeliharaan. Di
samping itu, dilakukan pemasangan heater pada setiap akuarium, penyifonan
sebelum pemberian pakan, serta penggunaan sistem resirkulasi. Parameter kualitas
air yang diukur adalah suhu, oksigen terlarut, pH, ammonia dan kesadahan.
Parameter suhu diukur setiap hari pada pukul 09.00 WIB dengan menggunakan
thermometer, oksigen terlarut (DO) menggunakan metode winkler dan pH diukur
dengan menggunakan pH meter. Sedangkan pengukuran ammonia dan kesadahan
mengikuti prosedur APHA (1989). Nilai yang dihasilkan untuk semua parameter
termasuk dalam kondisi yang dapat ditoleransi oleh ikan nila untuk tumbuh dan
berkembang dengan kisaran suhu 28-310C, oksigen terlarut 4,12-5,67 mg/L, pH
5,96-6,79, ammonia 0,001-0,031 mg/L NH3, dan kesadahan 67,75-112,91 mg/L
CaCO3 (Lampiran 6).
2.4 Analisis Statistik
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
(RAL) dengan tiga ulangan. Analisis stasistik dilakukan dengan menggunakan
Microsoft Office Excel 2007.
Adapun parameter-parameter uji yang diamati pada penelitian ini adalah
jumlah konsumsi pakan (JKP), laju pertumbuhan harian (LPH), efisiensi pakan
(EP), retensi protein (RP), retensi lemak (RL), dan hepatosomatik indeks (HSI).

2.4.1 Jumlah Konsumsi pakan


Jumlah konsumsi pakan diperoleh dengan melakukan penimbangan pakan
sebelum dan sesudah pemberian. Data pakan yang dihabiskan selama masa
pemeliharaan kemudian diakumulasikan.
2.4.2 Laju Pertumbuhan Harian
Laju pertumbuhan harian (LPH) dapat diketahui dengan menggunakan
rumus (Huissman, 1987) :

Keterangan :
Wt

= bobot rata-rata ikan pada waktu t (g)

Wo

= bobot rata-rata ikan pada waktu awal (g)

= laju pertumbuhan harian individu (%)

= waktu pemeliharaan (hari)

2.4.3 Efisiensi Pakan


Efisiensi pakan dapat diketahui dengan menggunakan rumus (Effendie,
1997) :
Keterangan :
EP

= efisiensi pakan (%)

Wt

= bobot rata-rata ikan pada waktu t (g)

Wo

= bobot rata-rata ikan pada waktu awal (g)

Wm

= bobot ikan mati selama pemeliharaan (g)

= jumlah pakan yang diberikan (g)

2.4.4 Retensi Protein dan Lemak


Retensi lemak dan retensi protein dapat diketahui dengan menggunakan
rumus (Takeuchi, 1988) :

R = ( F - I ) x 100 %
P
Keterangan :
R

= retensi lemak atau protein (%)

= jumlah protein atau lemak tubuh ikan pada waktu akhir pemeliharaan (g)

= jumlah protein atau lemak tubuh ikan pada waktu awal pemeliharaan (g)

= jumlah protein atau lemak yang dikonsumsi ikan selama pemeliharaan


(g)

2.4.5 Hepatosomatik Indeks (HSI)


Hepatosomatik indeks (HSI) dapat diketahui dengan menggunakan rumus
(Ogunji et al., 2008) :
HSI =

bobot hati*

x 100 %

bobot tubuh ikan*


Keterangan :
HSI

= hepatosomatik indeks

*bobot basah

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil
3.1.1 Kinerja Pertumbuhan
Data hasil pengamatan penggunaan pakan uji terhadap kinerja pertumbuhan
ikan nila disajikan dalam Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Data kinerja pertumbuhan ikan uji
Perlakuan
25A
25B
25C
28A
28B
28C

JKP (gr)
201,26
216,97
195,36
225,36
218,32
191,61

22,06a
2,19a
18,71a
0,57a
1,24a
19,28a

LPH (%)
2,00
1,97
1,43
2,39
2,26
2,57

0,03a
0,05a
0,09b
0,31abc
0,00c
0,86abc

EP (%)
31,38
31,81
25,18
29,85
37,57
31,99

0,56a
1,10ac
0,28b
0,91a
1,60c
0,37a

RP (%)
80,86
82,47
57,16
98,41
71,31
49,10

1,42a
2,82a
0,94b
2,57c
3,04a
2,67d

RL (%)
92,40
99,30
39,95
85,88
142,63
128,86

Keterangan :
Huruf superskrip yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata
(P>0,05), analisis statistik pada Lampiran 7.
JKP = Jumlah konsumsi pakan
LPH = Laju pertumbuhan harian
EP
= Efisiensi pakan
RP
= Retensi protein
RL
= Retensi lemak
25 = Kadar protein pakan 25%, 28 = Kadar protein pakan 28%
A = Suplementasi S. platensis 0% (kontrol), B = Suplementasi S. platensis 3%, C = Suplementasi
S. platensis 6%

Berdasarkan Tabel 2, jumlah konsumsi pakan untuk semua perlakuan


menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05). Namun demikian
penggunaan

S. platensis pada pakan memberikan hasil pertumbuhan ikan yang

berbeda nyata (P<0,05). Pakan dengan kadar protein 25%, laju pertumbuhan ikan
terendah adalah dengan penambahan proporsi S. platensis 6%. Sedangkan untuk
pakan dengan kadar protein 28%, laju pertumbuhan ikan terendah adalah pada
suplementasi S. platensis 3%. Ketiga dosis S. platensis pada pakan uji juga
menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata terhadap nilai efisiensi pakan. Nilai
efisiensi pakan tertinggi untuk kedua jenis pakan dengan kadar protein yang
berbeda adalah pakan yang diberi S. platensis 3%. Seperti parameter sebelumnya,
dosis S. platensis pada pakan uji dengan kadar protein yang berbeda memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap retensi protein dan retensi lemak dalam
tubuh ikan. Nilai retensi protein berbeda nyata pada ikan yang diberi pakan

1,72b
3,34b
11,12a
2,82b
6,06c
0,05c

berprotein 25% dan disuplementasi S. platensis 6% dengan nilai yang lebih


rendah sedangkan ikan yang diberi pakan berprotein 28%, retensi proteinnya
menurun seiring penambahan proporsi S. platensis. Nilai retensi lemak pada ikan
yang diberi pakan berprotein 25% berbeda nyata pada suplementasi S. platensis
6%, sedangkan pada ikan yang diberi pakan berprotein 28% berbeda nyata pada
suplementasi S. platensis 0%.
3.1.2 Kinerja Organ Hati
Tabel 3. Hepatosomatik indeks ikan uji
Perlakuan

HSI (%)

25A

1,86 0,53a

25B

1,04 0,31a

25C

1,74 0,29a

28A

1,71 0,17a

28B

1,96 0,13a

28C

1,83 0,23a

Keterangan :
Huruf superskrip yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata
(P>0,05).
25 = Kadar protein pakan 25%, 28 = Kadar protein pakan 28%
A = Suplementasi S. platensis 0% (kontrol), B = Suplementasi S. platensis 3%, C = Suplementasi
S. platensis 6%

Hepatosomatik indeks memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata


untuk semua perlakuan (P>0,05). Ikan nila yang diberi pakan berprotein 25%
dengan S. platensis 3% memberikan hasil hepatosomatik indeks yang paling kecil.
3.2 Pembahasan
Penelitian mengenai penambahan spirulina pada pakan hewan budidaya
telah dilakukan antara lain pada babi (Grinstead et al., 2000), larva udang
(Ceballos et al., 2005), mencit (Susanna et al., 2007), kelinci (Peiretti et al.,
2008), ikan mas (Ramakrishnan et al., 2008), dan ikan guppy (Dernekbasi et al.,
2010). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penambahan spirulina
berpengaruh terhadap kinerja pertumbuhan, bahkan juga mampu menjaga kualitas
reproduksi pada ikan nila hingga tiga generasi (Lu dan Takeuchi, 2004). Pada

penelitian ini, suplementasi S. platensis pada pakan ikan nila dengan kadar protein
yang berbeda juga memberikan pengaruh terhadap kinerja pertumbuhan ikan. Hal
tersebut dapat dilihat dari hasil beberapa parameter yang diamati.
Parameter pertama adalah jumlah konsumsi pakan. Parameter ini
menunjukkan jumlah pakan yang dimakan atau digunakan oleh ikan uji.
Pemberian S. platensis dengan dosis yang berbeda pada pakan dengan kadar
protein yang berbeda memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap
jumlah konsumsi pakan ikan nila (P>0,05, Tabel 2). Hal ini diduga disebabkan
oleh energi yang dimiliki oleh semua pakan perlakuan cukup dan relatif sama
(Tabel 1) sehingga penggunaannya oleh ikan uji pun sama.
Pakan yang dikonsumsi ikan nila selama 30 hari tersebut dimanfaatkan ikan
sebagai sumber energi untuk pertumbuhan dan secara kuantitatif dapat dilihat dari
nilai parameter kedua yaitu laju pertumbuhan harian. Berdasarkan Tabel 2, terlihat
bahwa pemberian dosis S. platensis yang berbeda pada pakan dengan kadar
protein yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap laju
pertumbuhan harian ikan nila (P<0,05). Nilai laju pertumbuhan harian yang
berbeda nyata dengan nilai terendah pada ikan yang diberi pakan berprotein 25%
adalah pada suplementasi S. platensis 6% yaitu sebesar 1,430,09%. Penurunan
nilai ini diduga terjadi karena penambahan S. platensis 6% mengakibatkan
perubahan pola nutrien yang ada dalam pakan sehingga kurang sesuai dengan
kebutuhan ikan nila. Komposisi nutrien dalam pakan yang tadinya bersumber dari
tepung ikan dan kombinasinya dengan sumber tepung yang lain tidak mampu
tercukupi oleh penambahan S. platensis. Hal ini diperkuat dengan pernyataan
Lovell (1989), yaitu tepung ikan selain memiliki kandungan protein atau asam
amino yang paling mendekati kebutuhan ikan juga memiliki keunggulan lain,
seperti mengandung unsur lisin dan metionin tinggi, yaitu dua asam amino yang
sedikit terkandung pada bahan pakan tumbuhan. Berdasarkan pustaka yang
diperoleh, kandungan lisin, metionin, dan histidin tepung ikan lebih baik
dibandingkan S. platensis dalam memenuhi kebutuhan ikan nila (Lampiran 5).
Penyebab lainnya diduga terkait dengan kandungan makro mineral Ca dan P yang
ada dalam spirulina yaitu jauh lebih kecil dari kandungan mineral tepung ikan.

10

S. platensis hanya mengandung 1% Ca dan 0,9% P (Earthrise Farms, 1995 dalam


Arlyza, 2003), sedangkan tepung ikan mengandung 5% Ca dan 3% P.
Berbeda dengan pemberian pakan uji berprotein 25%, pemberian pakan uji
berprotein 28% menunjukkan laju pertumbuhan harian ikan nila yang tidak
berbeda nyata (P>0,05). Hal ini diduga karena kandungan protein pakan yang
lebih besar, sehingga kebutuhan nutrien minimum ikan untuk tumbuh masih
tercukupi.
Selanjutnya perbandingan kinerja pertumbuhan ikan uji dengan jumlah
pakan yang dikonsumsi ikan menggambarkan nilai efisiensi pakan. Berdasarkan
Tabel 2, nilai efisiensi pakan yang berbeda nyata pada ikan yang diberi pakan
berprotein 25% adalah pada suplementasi S. platensis 6%, yaitu sebesar 25,18%.
Sedangkan untuk ikan yang diberi pakan berprotein 28% adalah pada
suplementasi S. platensis 3%, yaitu sebesar 37,57%. Namun secara keseluruhan,
nilai efisiensi pakan yang dihasilkan sangat kecil karena <50%.
Kecilnya nilai efisiensi pakan dapat disebabkan oleh faktor nilai nutrisi
(Guillaume, 2001) dan stabilitas pakan (Watanabe et al., 1983). Namun demikian,
jika dilihat dari nilai nutrisi pakan, pakan uji dengan protein 28% sudah sesuai
dengan kebutuhan ikan uji. Wee dan Tuan (1988) dalam Webster dan Lim (2002)
menyatakan bahwa ikan nila yang berukuran 24 gram membutuhkan protein 27,535%. Sehingga kecilnya nilai efisiensi pakan pada penelitian ini diduga terkait
dengan faktor genetik karena semua ikan memberikan nilai efisiensi pakan yang
kecil baik yang diberi pakan tanpa suplementasi S. platensis (kontrol) maupun
yang bersuplementasi.
Nilai retensi protein dan retensi lemak menggambarkan adanya pemanfaatan
nutrien pakan yang telah dicerna oleh tubuh ikan, diserap, dan disimpan untuk
menghasilkan energi (Lovell, 1989). Kandungan protein pakan yang optimal pada
ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keseimbangan antara protein dan
energi, komposisi asam amino, dan kecernaan protein (Halver, 1989). Nilai retensi
menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata, yaitu dosis suplementasi S. platensis
pada kadar protein pakan yang berbeda berpengaruh terhadap penyimpanan
protein dan lemak oleh ikan uji.

11

Berdasarkan Tabel 2, retensi protein berbeda nyata pada ikan yang diberi
pakan berprotein 25% dengan suplementasi S. platensis 6%. Hal ini terkait
pemanfaatan pakan yang tidak begitu baik, jumlah konsumsi pakan dan efisiensi
pakan pada perlakuan ini sangat rendah, laju pertumbuhan harian ikan pun
menunjukkan nilai terendah dibandingkan perlakuan lainnya (Tabel 2). Menurut
Abdel-tawwab et al. (2008), perubahan kandungan protein dan lemak dalam tubuh
ikan dapat dikaitkan dengan perubahan sintesis dalam tubuh, tingkat penyerapan
otot dan atau perbedaan tingkat pertumbuhan.
Berbeda dengan retensi protein yang terdapat pada ikan yang diberi pakan
uji berprotein 25%, ikan yang diberi pakan uji berprotein 28% menunjukkan
penurunan nilai retensi protein seiring dengan penambahan proporsi S. platensis
dalam pakan. Hal ini diduga berkaitan dengan retensi lemak ikan yang dihasilkan.
Retensi lemak ikan yang diberi pakan berprotein 28% memberikan nilai yang
besar, yaitu >80%. Jadi pada perlakuan ini, ikan lebih dapat menyimpan lemak
dalam tubuhnya sebagai cadangan energi.
Parameter kinerja pertumbuhan terakhir yang diamati adalah retensi lemak
ikan yang juga menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata. Retensi lemak ikan
yang diberi pakan perlakuan berprotein 25% berbeda nyata pada suplementasi S.
platensis 6% dan merupakan nilai terendah dibandingkan perlakuan lainnya, yaitu
sebesar 39,95%. Untuk nilai retensi lemak ikan yang diberi pakan berprotein 28%
berbeda nyata pada suplementasi S. platensis 0% (kontrol), yaitu sebesar 85,88%.
Lipid Spirulina platensis ditemukan kaya akan asam lemak tak jenuh. Salah satu
jenis asam lemak utama adalah asam linolenat yang mencapai 20% total lipid
spirulina (Angka dan Suhartono, 2000). Rendahnya retensi lemak ikan pada pakan
perlakuan protein 25% yang disuplementasi oleh S. platensis 6% diduga terjadi
karena ikan uji lebih banyak menyerap dan menyimpan makronutrien yang lain
sebagai sumber energi misalnya karbohidrat. Hasil ini sama dengan hasil
penelitian Nandeesha et al. (2001) terhadap ikan rohu, yaitu pada penambahan
proporsi spirulina yang lebih besar pada pakan justru menurunkan retensi lemak
pada tubuh ikan. Menurutnya S. platensis memang dikenal dapat menurunkan
retensi lemak sementara S. maxima dikenal dapat meningkatkan retensi lemak.

12

Selain melihat parameter kinerja pertumbuhan, parameter lain yang diamati


adalah hepatosomatik indeks (HSI). Parameter ini dapat menggambarkan apakah
suplementasi S. platensis berpengaruh terhadap kinerja organ dalam ikan uji
seperti hati sebagai salah satu organ penyimpan lemak. Fungsi utama organ hati
adalah untuk mensintesis asam lemak, detoksifikasi, dan penampungan nutrien
(Lovell, 1989). Berdasarkan hasil pengamatan (Tabel 3), ikan yang diberi pakan
mengandung S. platensis memberikan nilai HSI yang tidak berbeda nyata
(P>0,05) dengan ikan yang diberi pakan kontrol. Hal ini mengindikasikan bahwa
bahan S. platensis tidak membahayakan dan tidak terjadi pembengkakan organ
hati pada ikan uji untuk semua jenis perlakuan. Angka dan Suhartono (2000)
menjelaskan bahwa spirulina tidak terikat dengan senyawa toksik seperti tanin
yang biasanya terkandung dalam sumber protein nabati. Bahkan S. platensis telah
terbukti dapat berperan sebagai immunostimulan pada manusia dan beberapa
spesies ikan seperti channel catfish dan carp (Watanuki et al., 2006).

13

IV. KESIMPULAN
Suplementasi spirulina dengan dosis yang berbeda pada pakan ikan berkadar
protein berbeda berpengaruh terhadap laju pertumbuhan harian, efisiensi pakan,
retensi protein, dan retensi lemak ikan nila. Suplementasi spirulina 3% pada pakan
ikan berkadar protein 25% memberikan kinerja pertumbuhan ikan yang sama
dengan ikan yang diberi pakan berprotein 28%.

14

DAFTAR PUSTAKA

Abdel-tawwab, M, Ahmad, M.H., Abdel-Hadi, Y.M., Seden, M.E.A., 2008. Use


of spirulina Spirulina platensis as a growth and immunity promoter for
nile tilapia, Oreochromis niloticus (l.) fry challenged with pathogenic
Aeromonas hydrophila. 8th International Symposium on Tilapia in
Aquaculture 2008.
Angka, S.L., Suhartono, M.T., 2000. Bioteknologi Hasil-Hasil Laut. Pusat Kajian
Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor.
APHA (American Public Health Association), 1989. Standard methods for the
examination of water and wastewater, 17th edn. American Public
Health Association, Washington, DC, pp. lo- 197.
Arlyza, I.S., 2003. Isolasi dan karakterisasi fikosianin dari mikroalga Spirulina
platensis yang ditumbuhkan dalam limbah lateks pekat. [Tesis].
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Boyd, C.E., 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Elsevier
Scientific Publ. Co, Amsterdam.
Ceballos, B.J., Villarreal, H., Garcia, T., Prez, L., Alfonso, E., 2005. Effect of
Spirulina platensis meal as feed additive on growth, survival and
development in Litopenaeus schmitti shrimp larvae. Rev. Invest. Mar.
26, 235-241.
Dernekbasi, S., Unal, H., Karayucel, I., Aral, O., 2010. Effect of dietary
supplementation of different rates of spirulina Spirulina pletensis on
growth and feed convertion in guppy Poecilia reticulata Peters, 1860.
Journal of Animal and Veterinary Advances 9, 1395-1399.
Effendie, M.I., 1997. Biologi Perikanan.Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta
Guillaume, Jean, 2001. Nutrition and Feeding of Fish and Crustaceans. University
of Aberdeen, United Kingdom.
Grinsteads, G.S., Tokach, M.D., Dritz, S.S., Goodband, D.D., Nelssen, J.L., 2000.
Effects of Spirulina platensis on growth performance of weanling pigs.
Animal Feed Science and Technology 83, 237-247.
Habib, M.A.B., Parvin, M., Huntington, T.C., Hasan, M.R., 2008. A review on
culture, production and use of spirulina as food for humans and feeds
for domestic animals and fish. FAO Fisheries and Aquaculture Circular
1034. Rome. Food and Agriculture Organization of the United Nations :
pp 41.
Halver, J.E., 1989. Fish Nutrition, second ed. Academy Press Inc, New York.

15

Huissman, E.A., 1987. Principle of Fish Production. Departement of Fish Culture and
Fisheries. Wageningen Agricultural University, The Netherlands.

Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2009. Kelautan dan perikanan dalam angka
2009. Jakarta.
Lovell, T., 1989. Nutrition and Feeding of Fish. Van Nostrand Reinhold, New
York.
Lu, J., Takeuchi, T., 2004. Spawning and egg quality of tilapia Oreochromis
niloticus fed solely on raw spirulina throughout three generations.
Aquaculture 234, 625-640.
Millamena, O.M., Coloso, R.M., Pascual, F.P., 2002. Nutrition in Tropical
Aquaculture. Southeast Asian Fisheries Development Center,
Philippines.
Nandeesha, M.C., Gangadhara, B., Manissery, J.K., Venkataraman, L.V., 2001.
Growth performance of two Indian major carps, catla Catla catla and
rohu Labeo rohita fed diets containing different levels of Spirulina
platensis. Bioresource Technology 80, 117-120.
National Research Council, 1983. Nutrient Requirement of Warmwater Fishes
and Shellfish. National Academy Press, Washington D.C.
Ogunji, J., Toor, R.S., Schulz, C., Kloas, W., 2008. Growth performance, nutrient
utilization of nile tilapia Oreochromis niloticus fed housefly maggot
meal (magmeal) diets. Turkish Journal of Fisheries and Aquatic
Sciences 8, 141-147.
Peiretti, P.G., Meineri, G., 2008. Effects of diets with increasing levels of
Spirulina platensis on the performance and apparent digestibility in
growing rabbits. Livestock Science, 173-177.
Ramakrishnan, C.M., Haniffa, M.A., Manohar, M., Dhanaraj, M., Arockiaraj, A.
J., Seetharaman, S., Arunsingh, S.V., 2008. Effects of probiotics and
spirulina on survival and growth of juvenile common carp Cyprinus
carpio. The Israeli Journal of Aquaculture 60, 128-133.
Santiago, C.B., Lovell, R.T., 1988. Amino acid requirements for growth of nile
tilapia. The Journal of Nutrition.
Susanna, D., Zakianis, Hermawati, E., Adi, H.K., 2007. Pemanfaatan Spirulina
platensis sebagai suplemen Protein Sel Tunggal (PST) mencit Mus
musculus. Makara Kesehatan 11, 44-49.
Takeuchi, T., 1988. Laboratory work Chemical Evaluation of Dietary Nutriens, in
: Watanabe, T., Fish Nutrition and Mariculture. Department of Aquatic
Bioscience. Tokyo University of Fisheries. JICA.

16

Watanabe, T., Cho, C.Y., Cowey, C.B., 1983. Finfish Nutrition in Asia.
Approaches to Research and Development, Tokyo University of
Fisheries.
Watanuki, H., Ota, K., Malina, A.C., Tassakka, A.R., Kato, T., Sakai, M., 2006.
Immunostimulant effects of dietary Spirulina platensis on carp Cyprinus
carpio. Aquaculture 258, 157163.
Webster, C.D., Lim, C., 2002. Nutrien Requirement and Feeding of Finfish for
Aquaculture. Aquaculture Research Center, Kentucky State University.
Windsor, M.L., 2001. Fish meal. Department of Trade and Industry Torry
Research Station.
Available at : http://www.fao.org/wairdocs/tan/x5926e/x5926e00.htm.
[14 Agustus 2010]
Xue, C., Hu, Y., Saito, H., Zhang, Z., Li, Z., Cai, Y., Ou, C., Lin, H., Imbs, A.B.,
2002. Molecular species composition of glycolipids from Spirulina
platensis. Food Chemistry 77, 9-13.

17

LAMPIRAN

18

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat (Takeuchi, 1988)


Prosedur analisis kadar air
Panaskan cawan pada suhu 105-110 O C selama 1 jam,
dinginkan dalam desikator dan timbang (X1)
Timbang bahan 2-3 gram (A)
lalu masukkan ke dalam cawan
Cawan dan bahan dipanaskan selama 4 jam pada
suhu 105-110 OC, dinginkan dan timbang (X2)
Kadar air = (X1 + A) X2 x 100%
A
Prosedur analisis kadar abu
Panaskan cawan pada suhu 105-110 O C selama 1 jam,
dinginkan dalam desikator dan timbang (X1)
Timbang bahan 2-3 gram (A)
lalu masukkan ke dalam cawan
Cawan dan bahan dipanaskan di dalam tanur
dengan suhu 600 OC, dinginkan dan timbang (X2)
Kadar abu = (X2 X1) x 100%
A
Prosedur analisis kadar protein
1. Tahap oksidasi
Timbang bahan 0,5 gram (A)

Timbang katalis 3 gram

H2SO4 pekat 10 ml

Masukkan dalam Labu Kjedhal dan panaskan hingga berwarna


hijau bening, dinginkan, dan encerkan hingga volume 100 ml

19

Lanjutan Lampiran 1
2. Tahap destruksi
10 ml H2SO4 0,05 N
Masukkan 5 ml larutan hasil
oksidasi ke dalam labu destilasi

2-3 tetes indikator Phenolpthalein

Masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml

Destruksi selama 10 menit dari tetesan pertama

3. Tahap titrasi
Titrasi hasil destruksi dengan NaOH 0,05 N

BLANKO

Tirasi hingga 1 tetes setelah larutan menjadi bening


Catat ml titran ()
SAMPLE
Kadar protein = 0,0007 x 6,25 x ( BLANKO SAMPLE) x 20 x 100%
A
Prosedur analisis kadar lemak
Panaskan labu pada suhu 104-110 O C selama 1 jam,
dinginkan dalam desikator dan timbang (X1)
Timbang bahan 2-3 gram (A)
lalu masukkan ke dalam selongsong
Masukkan ke dalam tabung Sochlet dan beri 100-150 ml N-Hexan
hingga selongsong terendam. Sisa N-Hexan dimasukkan ke dalam labu
Panaskan labu di atas hotplate hingga larutan perendam
selongsong dalam Sochlet berwarna bening
Labu dan lemak yang tersisa dipanaskan dalam oven selama 15
menit, dinginkan, lalu timbang (X2)

20

Lanjutan Lampiran 1
Kadar Lemak = (X2 X1) x 100%
A
Prosedur analisis kadar serat kasar
Timbang bahan 0,5 gram (A)
lalu masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml

Panaskan kertas saring dalam oven,


dinginkan, dan timbang (X1)

Tambahkan 50 ml H2SO4 0,3 N


lalu panaskan di atas hotplate

Pasang kertas saring pada


labu Buchner yang telah
terhubung dengan vacumm pump

Setelah 30 menit tambahkan 25 ml NaOH 1,5 N


lalu panaskan kembali selama 30 menit
Lakukan penyaringan larutan bahan dengan
pembilasan secara berurutan sebagai berikut :
1. 50 ml air panas
2. 50 ml H2SO4 0,3 N
3. 50 ml air panas
4. 25 ml Aceton
Panaskan cawan porselin
pada suhu 105-110 oC selama
1 jam lalu dinginkan

Masukkan kertas saring hasil penyaringan


ke dalam cawan porselin
Panaskan pada suhu 105-110 oC selama 1
jam, dinginkan, dan timbang (X2)
Panaskan dalam tanur pada suhu 600 oC
hingga berwarna putih, netralkan panas
dalam oven, dinginkan, dan timbang (X3)

Kadar serat kasar = (X2 X3 X1) x 100%


A

21

Lampiran 2. Hasil proksimat bahan baku pakan (% bobot kering)


No
1
2

Bahan
Tepung ikan

Spirulina
3
Tepung bungkil kedelai
4
Tepung pollard
5
Tepung dedak
Keterangan :
*BETN : Bahan ekstrak tanpa nitrogen

Kadar
Protein
59,81
77,62
53,44
25,02
8,24

Kadar
Lemak
8,81
1,4
2,88
3,75
7,36

Kadar
Abu
23,56
8,12
7,51
4,13
17,17

Kadar
Serat
Kasar
0,67
0,45
3,73
7,53
29,22

BETN
7,15
12,4
32,44
59,57
38,01

22

Lampiran 3. Komposisi bahan dalam premix (vitamin dan mineral mix)

Bahan dalam Premix


Vitamin A
Vitamin D3
Vitamin E
Vitamin K3
Vitamin B1
Vitamin B2
Vitamin B6
Vitamin B12
Ca-d pantothenate
Folic acid
Nicotinic Acid
Choline Chloride
DL Methionine
L-Lysine
Ferros
Copper
Manganese
Zinc
Cobalt
Iodine
Selenium
Antiox carrier add

Dalam Premix 1 kg
Vitamin
4000000
800000
4500
450
450
1350
480
6
2400
270
7200
28000
Asam amino
28000
50000
Mineral
8500
700
18500
14000
50
70
35
s/d 1 kg

Satuan
IU
IU
mg
mg
mg
mg
mg
mg
mg
mg
mg
mg
mg
mg
mg
mg
mg
mg
mg
mg
mg
-

23

Lampiran 4. Komposisi asam amino pada tepung ikan dan spirulina


Asam Amino

Kebutuhan Nila

Tepung Ikan

Spirulina

Esensial (%

(Santiago &

(Windsor,

(Angka & Suhartono,

dalam protein)

Lovell, 1988)

2001)

2000)

Lisin

5,12

6,9

2,9 - 4

Arginin

4,20

6,4

4,5 5,9

Histidin

1,72

2,0

0,9 1,1

Treonin

3,75

3,9

3,2 4,2

Valin

2,80

4,5

4,2 6

Leusin

3,39

6,5

5,6 5,8

Isoleusin

3,11

3,7

3,7 4,1

Metionin

2,68

2,6

1,6 2,2

Fenilalanin

3,75

3,3

2,8 4

Triptofan

1,00

0,9

0,8 1,1

Bahan Baku
Tepung ikan
Spirulina

Komposisi dalam Pakan Uji (%)


Spirulina 0%
Spirulina 3% Spirulina 6%
13
10
7
0
3
6

Asam Amino
Esensial

Komposisi Asam Amino Esensial Pakan Uji


Spirulina 0%

Spirulina 3%

Spirulina 6%

Lisin

0,897

0,81

0,723

Arginin

0,832

0,817

0,802

Histidin

0,26

0,233

0,206

Treonin

0,507

0,516

0,525

Valin

0,585

0,63

0,675

Leusin

0,845

0,824

0,803

Isoleusin

0,481

0,493

0,505

Metionin

0,338

0,326

0,314

Fenilalanin

0,429

0,45

0,471

Triptofan

0,117

0,123

0,129

Rumus perhitungan :
Komposisi asam amino esensial Y
= (% bahan baku pakan x % asam amino esensial Y)
24

Lampiran 5. Profil asam lemak pada Spirulina platensis dengan total lipid 6,38%
(Xue et al., 2002)
Jenis Asam Lemak (%)

Total Lipid

14:0

0,1 0,1

16:0

45,6 3,5

16:1n-9

2,6 0,3

16:1n-7

5,3 0,3

16:2n-9

3,3 0,5

16:3n-6

0,4 0,2

17:0

0,1 0,1

17:1n-9

0,3 0,1

iso-18:0

0,3 0,1

17:3n-6

0,2 0,1

18:0

0,7 0,2

18:1n-9

1,8 0,3

18:1n-7

0,3 0,2

18:2n-6

17,6 2,3

18:3n-6

20,3 3,0

20:2n-6

0,1 0,0

20:3n-6

0,6 0,1

C20 PUFA

0,4 0,1

25

Lampiran 6. Hasil pengukuran kualitas air selama pemeliharaan ikan nila


Perlakuan

Suhu (C)

pH

DO (mg/L)

25A
25B
25C
28A
28B
28C
Literatur
(Boyd, 1982)

28-30
28,5-29,5
29-30
28-29
28,5-31
29-31
2630

6,03-6,77
6,01-6,76
6,07-6,79
6,00-6,72
6,01-6,73
5,96-6,75
6,5-9

4,29-5,53
4,26-5,56
4,24-5,34
4,28-5,30
4,12-5,03
4,24-5,67
>5

Kesadahan
(mg/L CaCO3)
67,75-112,91
67,75-107,27
79,04-101,62
73,39-112,91
67,75-95,98
79,04-95,98
20-150

NH3
(mg/L NH3)
0,001-0,02
0,006-0,02
0,004-0,01
0,005-0,027
0,006-0,029
0,006-0,031
< 0,12

26

Lampiran 7. Uji ANOVA jumlah konsumsi pakan, laju pertumbuhan harian,


efisiensi pakan, retensi protein, retensi lemak
a. Jumlah konsumsi pakan
Jumlah
Kuadrat
db
Sampel
1,140833
Kolom
0,071517
Interaksi
0,425317
Within
0,8527
Total

2,490367

1
2
2
6

Kuadrat
Tengah F hitung
P
F tabel
1,140833 8,027442 0,029829 5,987378
0,035758 0,251613 0,785358 5,143253
0,212658 1,496364 0,297016 5,143253
0,142117

11

b. Laju pertumbuhan harian


Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
db
Tengah F hitung
P
F tabel
Sampel
3,1212
1
3,1212 0,014784 0,907194 5,987378
Kolom
1219,875
2 609,9377 2,889091 0,132196 5,143253
Interaksi 257,4406
2 128,7203 0,609709 0,574047 5,143253
Within
1266,705
6 211,1175
Total

2747,142

c. Efisiensi pakan
Jumlah
Kuadrat
Sampel
40,6272
Kolom
77,46587
Interaksi
41,2674
Within
5,1312
Total

164,4917

11

db
1
2
2
6

Kuadrat
Tengah F hitung
P
F tabel
40,6272 47,50608 0,000461 5,987378
38,73293 45,29108 0,00024 5,143253
20,6337 24,12734 0,001353 5,143253
0,8552

11

27

Lanjutan Lampiran 7
d. Retensi protein
Jumlah
Kuadrat
Sampel
0,924075
Kolom
2746,19
Interaksi
496,4761
Within
33,80445
Total

1
2
2
6

3277,395

e. Retensi lemak
Jumlah
Kuadrat
Sampel
5267,668
Kolom
3162,693
Interaksi
4555,997
Within
182,3358
Total

db

13168,69

Kuadrat
Tengah F hitung
P
F tabel
0,924075 0,164015 0,69953 5,987378
1373,095 243,7126 1,8E-06 5,143253
248,238 44,06012 0,000259 5,143253
5,634075

11

db
1
2
2
6

Kuadrat
Tengah F hitung
P
F tabel
5267,668 173,3396 1,19E-05 5,987378
1581,347 52,0363 0,000162 5,143253
2277,999 74,96055 5,7E-05 5,143253
30,3893

11

28

Anda mungkin juga menyukai