Anda di halaman 1dari 4

Psikologi Sosial Demi Kehidupan yang Hakiki

Oleh : Gina Andryana Hidayat / 15114054

Seperti yang kita tahu pada dasarnya psikologi sosial sangat mempengaruhi
kehidupan sehari-hari. Psikologi merupakan ilmu jiwa mempelajari mengenai
perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Adapun pengertian sosial adalah
segala perilaku manusia yang menggambarkan hubungan nonindividualis. Jadi,
pengertian psikologi sosial adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari
mengenai pengaruh hubungan individualis terhadap perilaku dan fungsi mental
manusia secara ilmiah. Psikologi sosial membantu pemahaman kita dalam
berinteraksi baik dengan orang lain maupun interaksi dengan diri sendiri.
Manusia, dimanapun dia berada, tidak dapat dipisahkan dari lingkungan
masyarakatnya. Oleh karena itu, pasti terjadi interaksi antar keduanya atau istilahnya
sering kita sebut sebagai komunikasi. Komunikasi merupakan faktor utama dalam
berinteraksi. Komunikasi yang menentukan apakah interaksi yang terjadi merupakan
interaksi yang baik atau sebaliknya. Hal paling penting yang dibutuhkan dalam
komunikasi adalah kemauan untuk berkomunikasi itu sendiri. The stronger initial
contact, the better communication between two people, maskudnya adalah dalam
berkomunikasi verbal maupun non-verbal kita harus membuat inisial kontak yang
diperlukan. Inisial kontak tersebut antara lain adalah siap dalam menangkap atensi,
memberikan rasa nyaman, dan memberikan respon positif bagi lawan bicara.
Dalam kehidupan sehari-hari hubungan antara individu satu dengan individu
lainnya tidak selalu berjalan lancar. Terkadang terjadi pertengkaran, perselisihan, dll.
Lingkup kejadiannya bisa terjadi dalam keluarga, teman, sahabat, bahkan masyarakat.
Peristiwa tersebut mendorong para ahli untuk mengembangkan disiplin ilmu
psikologi sosial. Dalam psikologi sosial, hal tersebut terjadi karena tidak ada
kesamaan pandang antara dua individu.

Psikologi sosial membantu mengetahui perilaku manusia sebagai upaya


menyesuaikan diri dan berhubungan dengan orang lain, sehingga memudahkan
memahami mengapa mereka berpikir, berperasaan dan berbuat menurut cara mereka
sendiri. Perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme tidak timbul
dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh organisme
yang bersangkutan baik stimulus eksternal maupun internal. Namun demikian
sebagian terbesar dari perilaku organisme itu sebagai respons terhadap stimulus
eksternal. Perilaku manusia sebagian terbesar ialah berupa perilaku yang di bentuk,
perilaku yang dipelajari.
Sebagai makhluk individual, manusia mempunyai hubungan dengan dirinya
sendiri, adanya dorongan untuk mengabdi kepada dirinya sendiri. Manusia sebagai
makhluk individu dibekali dengan akal, pikiran, dan emosi. Kemampuan tersebutlah
yang membuat manusia menjadi makhluk monodualis, makhluk yang bertanggung
jawab terhadap dirinya sendiri.
Menurut pendapat Tarde, semua hubungan sosial (sosial interuction) itu
berkisar pada proses imitasi, bahkan semua pergaulan antara manusia itu menurut
pendapat

ini

hanyalah

berdasarkan

imitasi

itu.

Imitasi

adalah

contoh-

mencontoh, tiru-meniru, ikut-mrngikut, dan menurut pendapat tarde perkembangan


proses imitasi dalam masyarakat sebagai rangsangan pemikiran. Kedua, ide baru ini
lalu diimitasi dan disebarkan oleh banyak orang dalam masyarakatnya. Penyebab
secara imitasi ini merupakan suatu proses psikologis yang berlangsung menurut dalildalil tertentu.
Dalam garis besarnya, kehidupan masyarakat itu ditentukan oleh dua macam
kejadian utama. Pertama, timbulnya gagasan-gagasan baru (invention) yang
dirumuskan oleh individu yang berbakat tinggi. Kedua, proses-proses imitasi dari
gagasaan-gagasan tersebut oleh orang banyak.imitasi oleh individu-individu manusia
yang turun-temurun sehingga dapat menimbulkan tradisi-tradisi terentu.

Menurut Tarde, masyarakat itu tidak lain dari pengelompokan manusia


dimana individu-individu yang satu mengimitasi yang lain dan sebaliknya. Bahkan,
masyarakat itu baru menjadi masyarakat sebenarnya apabila manusia mulai
mengimitasi kegiatan manusia lainnya hal ini disebut oleh Kata tarde dengan
istilah La sosiete cest Iimitation.
Pendekatan biologis menitikberatkan pada perilaku sosial manusia berasal
dari sebab-sebab biologis. Secara umum teori ini mengasumsikan bahwa segala
perilaku sosial manusia sangat erat berhubungan dengan penyebab-penyebab yang
tidak dipelajari atau bersumber dari genetis. Konrad Lorenz, seorang ethologist yang
mempelajari fenomena sosial hewan. Dia beranggapan bahwa perilaku agresif
merupakan manifestasi dari insting (instinct), dorongan agresif bawaan sejak lahir
yang menjadi kebutuhan untuk melawan demi menjaga diri. William McDougall
(dalam Feldman,1985:10) juga telah mendasarkan konsep genetik dalam mempelajari
perilaku sosial. Dia meyakini bahwa banyak sekali perilaku manusia yang dapat
dijelaskan oleh insting, yakni perilaku langsung yang tujuannya tidak dipelajari
terlebih dahulu. Ia mencontohkan seorang ibu yang bersikap protektif terhadap
anaknya, McDougall menjelaskan perilaku tersebut dengan sebutan insting orang
tua(parental instinct).
Salah satu contoh fenomena negative yang timbul dari perilaku negative
manusia saat ini adalah fenomena korupsi di Indonesia yang sangat sulit
diminimalisir. Fenomena korupsi yang terjadi di berbagai daerah di Negara kita ini
jika kita kaji berdasarakan pendekatan biologis, memang pada dasarnya manusia
merupakan mahluk yang tidak ada puasnya dengan masalah yang menyangkut
masalah kebutuhan biologis dan itu merupakan suatu sifat yang melekat pada diri
manusia atau sifat bawaan yang ada sejak lahir dengan berbagai karakterisrik, namun
manusia mempunyai pilihan untuk menentukan perilakunya karna perbedaan perilaku
ini yang membedakan karakteristik seseorang antara satu dengan yang lain.
Fenomena korupsi yang terjadi diberbagai daerah di Negara kita ini telah
melampaui batas ketidakwajaran. Jika kita kaji masalah ini berdasarkan pendekatan

biologis memang pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang tidak mempunyai
rasa puas akan apa yang telah mereka dapat selama ini. Manusia lahir dengan
berbagai karakteristik yang membedakan dengan yang lain dan berperan menentukan
perilakunya.
Dengan adanya faktor yang sedemikian rupa, masih ada lagi factor yang
mempengaruhi orang tersebut melalukan tindakan korupsi, yakni dengan adanya
kesempatan untuk dapat melakukan tindakan korupsi. Dengan adanya kesempatan
yang seperti ini, dan para koruptor beranggapan bahwa apa yang mereka lakukan
tidak akan diketahui oleh pihak lain. Faktor kesempatan ini juga dipengaruhi oleh
genetis. ketika orang mendapat kesempatan untuk berbuat jelek tapi factor genetis
maupun nalurinya tidak terbiasa dengan hal tersebut, maka orang itu tidak akan
melakukan tindakan korupsi. berbeda dengan orang yang tidak melatih nalurinya
untuk menjaga dari hal-hal yang jelek. atau malah akan jauh berbeda dengan orangorang yang punya genetis egoisme untuk berusaha memenuhi kebutuhan pribadinya
mengalahkan rasa kasihannya kepada orang lain.
Intinya semua interaksi yang terjadi dan semua proses sosial yang terjadi
antara manusia dengan manusia ataupun manusia dengan dirinya sendiri harus
dipelajari demi terciptanya kehidupan yang seimbang. Proses pemahaman dan
memahami adalah proses untuk meminimalisir gesekan negative yang terjadi antar
individu. Ketika kita sudah memahami bagaimana cara memperlakukan manusia dan
bagaiamana cara menjadi manusia yang berperilaku sepantasnya, akan terjadi
kesamarataan persepsi. Proses meminimalisir adanya interaksi yang buruk juga dapat
mencegah orang-orang yang memiliki niat untuk bertindak tidak sepantasnya.

Anda mungkin juga menyukai