Buku Kecil (Ok)
Buku Kecil (Ok)
prinsip dan
generalisasi
3. Pengetahuan
teori, model dan
struktur
C. Pengetahuan
1. Pengetahuan
Prosedural adalah
kecakapan khusus
cara melakukan
2. Pengetahuan
sesuatu, termasuk
teknik-metode
metode, dan
khusus
teknik dan
3. Pengetahuan
kecakapan (skill)
kriteria untuk
menentukan
D. Pengetahuan
1. Pengetahuan
Metakognitif
strategi
adalah
2. Pengetahuan
pengetahuan dari
kontekstual dan
kognisi secara
kondisional
umum
3. Pengetahuan diri
sendiri (self
knowledge)
Sumber: Lorin W. Anderson and David R.
Krathwohl. 2001. hal. 29.
Tabel 1 menjelaskan bahwa dimensi
pengetahuan dibagi menjadi empat tipe mayor
yaitu: 1. Pengetahuan faktual adalah
pengetahuan elemen dasar yang harus
diketahui untuk memecahkan masalah, 2.
Pengetahuan konseptual yaitu pengetahuan
hubungan atau keterkaitan antara elemen
dasar di dalam struktur yang lebih luas, atau
lebih
general/umum,
3.
Pengetahuan
prosedural yaitu pengetahuan tentang cara
melakukan sesuatu, termasuk metode dan
teknik dan kecakapan (skill), dan 4.
Pengetahuan
metakognitif
adalah
pengetahuan dari kondisi secara umum.
Masing-masing tipe major dari dimensi
pengetahuan di atas dirinci lagi menjadi
subtipe, yaitu: 1). Pengetahuan faktual terdiri
dari terminologi dan detail spesifik; 2).
Pengetahuan konseptual terdiri dari klasifikasi
& kategori, prinsip & generalisasi, teorimodel-struktur; 3). Pengetahuan prosedural
terdiri dari kecakapan khusus, teknik-metode
khusus dan kriteria; 4). Pengetahuan
metakognitif terdiri dari pengetahuan strategi,
pengetahuan kontekstual & kondisional, dan
pengetahuan diri sendiri (Lorin Anderson and
5
Metode Penyuluhan
(A)
Diskusi
Kelompok
( A1 )
Demon
strasi
( A2 )
Tinggi
( B1 )
A1B1
A2B1
Rendah
( B2 )
A1B2
A2B2
Keterangan :
A1B1
= Kelompok
petani
yang
mempunyai
pengetahuan
tentang lingkungan yang tinggi
8
dan
diberikan
penyuluhan
dengan diskusi kelompok
= Kelompok
petani
yang
mempunyai
pengetahuan
tentang lingkungan yang tinggi
dan
diberikan
penyuluhan
dengan demonstrasi
= Kelompok
petani
yang
mempunyai
pengetahuan
tentang lingkungan yang rendah
dan
diberikan
penyuluhan
dengan diskusi kelompok
= Kelompok
petani
yang
mempunyai
pengetahuan
tentang lingkungan yang rendah
dan
diberikan
penyuluhan
dengan demonstrasi
A2B1
A1B2
A2B2
TINGGI
RENDAH
TOTAL
TOTAL
13 (30%)
1,444
111.08
6.95
48.24
160,974
13 (30%)
963
74.08
11.74
137.74
72,989
26
2,407
92.58
21.10
13 (30%)
1,102
84.77
6.04
36.53
93,854
13 (30%)
1,151
88.54
8.67
75.10
102,809
26
2,253
86.65
7.57
26
2,546
97.92
14.85
220.63
254,828
26
2,114
81.31
12.51
156.54
175,798
52
4,660
87.92
20.05
Varians =
445.21
57.28
401.88
Jml Kuadrat =
233,963
196,663
430,626
n=
Jumlah =
Rerata =
St Deviasi =
Varians =
Jml Kuadrat =
n=
Jumlah =
Rerata =
St Deviasi =
Varians =
Jml Kuadrat =
n=
Jumlah =
Rerata =
St Deviasi =
Keterangan : n = 30% dari 40 responden untuk masing-masing kelas diskusi dan demonstrasi
diambil dari yang tinggi dan yang rendah pengetahuan tentang lingkungannya.
Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil perhitungan analisis data dengan ANAVA dua jalur dari Sikap petani pada pertanian
organik dapat diikhtisarkan seperti pada Tabel 4 berikut ini.
Tabel 4. ANAVA Dua Jalur untuk Sikap petani pada Pertanian Organik
F table
d
F
Sumber Varians
JK
RJK
k
hitung
=0.05 =0.01
9,446.
3,14
42
Antar kelompok
3
**
92
8.97
.32
2.798
4.218
3,571.
74
Dalam kelompok 48
38
.40
A (Kolom)
B (Baris)
AxB
Jumlah
51
456.08
456.08
3,588.92
3,588.92
5,401.92
5,401.92
6.13 *
48.24 **
4.030
7.160
72.60 **
13,018.31
Keterangan:
dk = derajat kebebasan
JK = Jumlah Kuadrat
RJK = Rata-rata Jumlah Kuadrat
*) = Berbeda nyata pada taraf signifikansi
5%
**) = Berbeda sangat nyata pada taraf
signifikansi 1%
Hasil analisis ANAVA menunjukkan
bahwa secara keseluruhan, sikap petani pada
pertanian organik yang mendapatkan metode
penyuluhan diskusi kelompok lebih positif
dibandingkan dengan yang mendapatkan
metode penyuluhan demonstrasi. Hal tersebut
ditunjukan dari hasil analisis F hitung lebih
besar dari F tabel ( 6,13 > 4,03 pada 0,05).
Bagi
petani
yang
mempunyai
pengetahuan tentang lingkungan yang tinggi
dan diberikan penyuluhan dengan metode
diskusi kelompok ternyata sikap petani pada
pertanian organik lebih positif dibandingkan
dengan yang diberikan penyuluhan dengan
metode demonstrasi. Hal ini ditunjukan dari
hasil analisis varians F hitung lebih besar dari
Tabel 5. Perbedaan Sikap Petani pada Pertanian Organik pada Petani dengan Pengetahuan tentang
Lingkungan yang Tinggi, yang diberikan Penyuluhan dengan Metode Siskusi dan
Demonstrasi
Keterangan
Metode Penyuluhan
Diskusi
111,08
Demonstrasi
84,77
Q hitung
Q table
=0,05
3,049
Rata-rata
11,00**
Rata-rata Kuadrat
24,42
Dalam
Dk
14
** Sangat signifikan Q hitung (11,007) > Q tabel (4,817) pada = 0,01
Pada uji Tukey diperoleh Q hitung
sebesar 6,04 sedangkan Q tabel untuk taraf
kepercayaan 99% besarnya 4,817 (Tabel 6).
Ternyata Q hitung lebih besar dari Q tabel,
sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Artinya
bagi kelompok petani yang memiliki
pengetahuan tentang lingkungan yang rendah,
=0,01
4,817
Tabel 6. Perbedaan Sikap Petani pada Pertanian Organik pada Petani dengan Pengetahuan tentang
Lingkungan yang Rendah, yang Diberikan Penyuluhan dengan Metode Diskusi dan
Demonstrasi
Keterangan
Rata-rata
Rata-rata Kuadrat
Dalam
dk
Metode Penyuluhan
Diskusi
74,08
Demonstrasi
88,54
Q hitung
6,04**
Q table
=0,05
3,049
=0,01
4,817
24,42
14
** sangat signifikan, karena Q hitung (6,04) > Q tabel (4,817) pada = 0,01
11
Kesimpulan
Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui
perbedaan sikap petani pada pertanian organik
yang mendapatkan metode penyuluhan
diskusi kelompok dan metode penyuluhan
demonstrasi, dengan mempertimbangkan
faktor pengetahuan tentang lingkungan petani.
Penelitian dilakukan terhadap 80 orang petani
yang dipilih secara acak pada desa Ciaruteun
Ilir, Kecamatan Cibungbulang Kabupaten
Bogor.
Data skor sikap petani dianalisis
menggunakan
analisi-analisi
varians
(ANAVA) 2 X 2 dan dilanjutkan dengan uji
Tuckey (I) untuk melihat kebermaknaan
interaksi yang terjadi antara variable
penelitian. Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis maka diperoleh temuan sebagai
berikut:
1) Secara keseluruhan sikap petani pada
pertanian organik yang mendapatkan metode
penyuluhan diskusi kelompok lebih positif
dibandingkan dengan yang mendapatkan
metode penyuluhan demonstrasi. Hal tersebut
ditunjukan dari hasil analisis F hitung lebih
besar dari F tabel ( 6,13 > 4,03 pada 0,0S)
2) Bagi petani yang mempunyai pengetahuan
tentang lingkungan yang tinggi dan diberikan
penyuluhan dengan metode diskusi kelompok
ternyata sikap petani pada pertanian organik
lebih positif dibandingkan dengan yang
diberikan penyuluhan dengan metode
demonstrasi. Hal ini ditunjukan dari hasil
analisis varians F hitung lebih besar dari F
tabel (48,24 > 4,03 pada 0,05 dan > 7,16
pada 0,01)
3) Bagi petani yang mempunyai pengetahuan
tentang lingkungan yang rendah dan diberikan
penyuluhan dengan metode demonstrasi
ternyata sikap petani pada pertanian organik
lebih positif dibandingkan dengan yang
diberikan penyuluhan dengan metode diskusi
kelompok. Hal ini ditunjukan dari hasil
analisis varians F hitung lebih besar dari F
tabel (48,24 > 4,03 pada 0,05 dan > 7,16
pada 0,01)
4) Terdapat interaksi antara metode
penyuluhan dan pengetahuan
tentang
lingkungan terhadap sikap petani pada
Behaviour in Organization: An
Experiential Approach Homewood:
Richard Irwin Inc., 1992.
John R. Schermerhorn, James G. Hunt dan
Richard N. Osborn, Managing
Organizational Behavior, New York:
John Willey & Sons, Inc., 1991.
Kartasapoetra, A. G., Teknologi Penyuluhan
Pertanian, Jakarta: PT. Bina Aksara,
1994.
Lucie
Mardikanto
,
Penyuluhan
Pembangunan Pertanian , Surakarta :
Sebelas Maret University Press, 1991.
14