Disusun Oleh:
Huda Rahmana (10711051)
Pembimbing Universitas :
dr. Luthfi Ghazali M.Kes
Pembimbing Lapangan:
Dr. Martha Kumala Sari
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat,
hidayah dan izinNya penulis dapat menyelesaikan tugas stase Ilmu Kesehatan
Masyarakat tentang observasi pelaksanaan kegiatan laboratorium di puskesmas
Muntilan II Kabupaten Magelang. Tugas ini merupakan salah satu syarat
kepaniteraan klinik stase Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia.
Dalam penugasan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. dr. Didik selaku Kepala Puskesmas Muntilan II, yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk belajar tentang Ilmu Kesehatan
Masyarakat di Puskesmas Muntilan II, serta telah meluangkan waktunya
untuk membimbing penulis.
2. dr. Martha selaku dokter pembimbing lapangan yang telah meluangkan
waktu dan tenaga untuk membimbing penulis.
3. dr. Luthfi Ghazali Selaku dokter pembimbing fakultas yang telah
meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis.
4. Mbak Nurul Isna selaku petugas laboratorium yang telah menerima
penulis dengan baik dan banyak meluangkan waktunya.
5. Seluruh staf Puskesmas Muntilan II yang telah membantu penulis
selama menjalani state Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Penulis berusaha membuat makalah dan pelaporan ini kami buat dengan
baik, namun sebagai manusia dalam makalah laporan ini pasti masih terdapat
kesalahan dimana mana, oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran dari
para pembaca untuk memberikan masukan untuk perbaikan dari penulisan
pelaporan ini. Semoga laporan ini bukan saja hanya sebagai pengajuan syarat
proses pembelajaran stase Ilmu Kesehatan Masyarakat tetapi juga dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Muntilan, Januari 2016
Huda Rahmana
PENDAHULUAN
penunjang
kegiatan
pelayanan
Puskesmas.
Dengan
semakin
prinsip
memberikan
pelayanan
yang
holistik
atau
menyeluruh,
ketenagaan, sarana,
bekerja produktif dan efisien jika rasa khawatir dari hal-hal yang beresiko tersebut
minimal. Tetapi, keadaan laboratorium yang sehat dan aman juga bergantung
kepada petugas laboratorium itu sendiri dengan kesadaran dan kemauan untuk
menjaga dan melindungi diri. Petugas laboratorium juga dituntut untuk
bertanggung jawab secara profesional dan secara moral akan tugas yang diberikan
karena hal tersebut membawa andil besar dalam keselamatan kerja petugas dan
demi pelayanan pasien yang terbaik. (Imamkhasani, 1990)
Berdasarkan latar belakang dan uraian yang sudah disampaikan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa peneliti merasa keberadaan laboratorium
sangatlah vital bagi puskesmas karena sangat menunjang untuk diagnosis penyakit
pasien di puskesmas, sehingga semua aspek yang berkaitan dengan laborarium
harus diperhatikan dengan seksama. Di Puskesmas Muntilan II, pemeriksaan yang
di lakukan di laboratorium relatif tidak banyak, sehingga beberapa hal yang
berkaitan dengan labopratorium rentan untuk tidak terperhatikan. Oleh karena itu,
peneliti merasa tertarik untuk mengobservasi laboratorium puskesmas Muntilan
II.
II. METODE
a. Observasi
Dalam kegiatan ini, metode yang digunakan adalah observasi. Yaitu dengan
dokter muda langsung terjun ke lapangan dan mengikuti aktivitas yang dilakukan
di laboratorium Puskesmas Muntilan II. Sehingga tujuan yang ingin dicapai dari
kegiatan ini adalah untuk mengamati aktivitas di laboratorium mulai dari
pelayanan, sarana prasarana, sistem pelayanannya, dan lain-lain. Apabila
ditemukan suatu tindakan yang kurang sesuai, maka tugas dari dokter muda
adalah semampunya untuk membetulkannya.
b. Metode Wawancara
Metode kedua adalah dengan wawancara. Wawancara dilakukan kepada kepala
puskesmas, dokter puskesmas dan petugas laboratorium itu sendiri yang dilakukan
selama kegiatan elektif ini berlangsung. Wawancara ini memiliki tujuan untuk
mengetahui permasalahan apa saja yang sering muncul di Laboratorium
Puskesmas Muntilan II sehingga apabila ditemukan suatu permasalahan maka
semampunya tugas dokter muda untuk dapat membenahi permasalahan tersebut.
Selain untuk mengetahui permasalahannya, kegiatan wawancara juga bisa
digunakan untuk mengetahui hal menarik yang ada di Laboratorium Puskesmas
Muntilan II.
Gambar
1. Wawancara dengan petugas
Pasien laboratorium yang datang rata-rata berjumlah 5-10 pasien per hari,
berdasarkan data pada periode 2015 yang lalu, peringkat 5 besar pemeriksaan
paling banyak dilakukan pada periode tahun 2015 adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
18 Januari 2016 23 januari 2016 dalam tugas elektif yang dilakukan selama
kegiatan magang 6 hari di Laboratorium Puskesmas Muntilan II, ditemukan
beberapa masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan, yaitu:
1.
2.
petugas laboratorium
3.
4.
dengan prosedur.
Kurangnya kesadaran petugas Laboratorium akan pentingnya kesehatan
dan keselamatan diri saat bekerja.
Kelengkapan di laboratorium meliputi sarana dan prasaran yang memadai
merupakan hal yang harus didukung dan ditingkatkan dalam rangka memberikan
pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Untuk sarana, sebagian besar sudah baik,
tetapi masih ada yang kondisinya rusak atau kurang baik. Berdasarkan Inventaris
laboratorium, barang-barang yang ada di laboratorium antara lain sebagai berikut :
N
Nama Barang
Jumla
Keadaan Barang
h
Baik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Meja kantor
Lemari kaca
Kursi kerja
Kulkas
Kurden
Mikroskop
Sentrifuge
Rak pengering
HB sahli test
Ose
Botol spiritus
Rak tabung
Tabung reaksi
Termometer
Tabuing westergen
Kotak samper BTA
Rotator
Tempat mikroskop
1
1
3
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
Kurang baik
Rusak berat
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Muntilan II sendiri tidak memiliki instalasi pengolahan limbah cair begitu juga
dengan incenerator untuk limbah infeksius yang kini rusak dan tidak pernah
dipakai lagi. Jika mengacu pada PERMENKES (peraturan menteri kesehatan
Republik Indonesia) nomor 37 tahun 2012 sarana dan prasarana, Laboratorium
Puskesmas Muntilan II masih banyak yang perlu
Permasalahn berikutnya adalah terkait inform consent yang jarang
diberikan kepada pasien sebelum pemeriksaan dan setelah pemeriksaan. Padahal,
seharusnya pasien berhak tau tujuan dan manfaat pemeriksaan yang dilakukan
kepadanya. Akibat ketidaktahuan tersebut, akhirnya lagi-lagi pasien yang
dirugikan. Contohnya adalah, pada saat datang pasien suspek TB, pasien sudah
lama menderita batuk, tetapi pasien tersebut tidak pernah dapat diperiksa karena
tidak dapat mengeluarkan dahaknya, sehingga sampai berbulan-bulan pasien
tersebut tidak mendapatkan terapi atau tindakan apapun karena kurangnya
informasi tentang bagaimana cara mengeluarkan dahak yang baik dan benar.
Dengan memberikan informasi tersebut meskipun terkadang dianggap hal kecil
dan sepele, pada akhirnya akan bermanfaat karena akan didapatkan dahak yang
sesuai untuk dilakukan pemeriksaan TB.
Untuk pemeriksaan yang dilakukan, masih ditemukan prosedur yang
kurang sesuai. Hal tersebut tentu dapat mengganggu hasil pemeriksaan bahkan
merubah hasil secara signfikan. Contohnya adalah pada saat pemeriksaan sputum
BTA. Pada saat pemeriksaan sputum BTA, seharusnya ada 3 sediaan yang
diperiksa, tetapi pasien hanya membawa dua gelas saja yang berisi dahak untuk
diperiksa. Kemudian petugas hanya mengambil dari satu gelas untuk dijadikan
tiga sediaan dengan alasan dahak dari gelas yang lain dianggap bukan dahak
karena tidak kental. Hal tersebut pada akhirnya akan memberikan hasil yang
berbeda karena jika hasilya positif, maka ketiganya akan positif, begitu juga
sebaliknya jika hasilnya negatif, maka ketiganya akan negatif. Pada akhirnya,
tindakan yang tidak sesuai dengan prosedur tersebut akan merugikan pasien. Halhal kecil lain yang tidak sesuai prosedur juga masih banyak ditemukan. Bahkan
untuk sekedar mencuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan saja tidak
dilakukan.
Untuk kurangnya kesadaran petugas Laboratorium akan kesehatan dan
keselamatan diri saat bekerja di Laboratorium, beberapa hal yang yang harus
diperbaiki adalah kebiasaan petugas yang bekerja tanpa menggunakan alat
pelindung diri. Misalnya saat melakukan pengambilan darah, petugas tidak
menggunakan handscoon. Padahal darah merupakan media untuk penularan
banyak penyakit termasuk penyakit yang berbahaya seperti hepatitis dan
HIV/AIDS. Alat pelindung diri yang dipakai petugas hanyalah masker yang hanya
dipakai saat melakukan pemeriksaan dahak, itupun lepas pasang dengan dilapisi
tissue saat dipakai.
sebelum
dan
sesudah
membantu karena diharapkan berpengaruh pada kualitas sputum yang lebih baik
dari pasien.
Untuk edukasi cuci tangan petugas menjadi lebih menyadari pentingnya
cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan sehingga lebih bersih dan bebas
dari kuman. Apalagi setelah laboratorium dibersihkan dan terdapat tempat sampah
medis tertutup, petugas merasa sangat berterima kasih dan untuk kedepannya akan
dimanfaatkan sebaik-baiknya. Selain itu, petugas jadi lebih bersemangat dalam
menjaga kebersihan diri dan lingkungan laboratorium.
V. PEMBAHASAN
Laboratorium Kesehatan di tingkat Puskesmas merupakan salah satu
bagian pelayanan utama yang dapat menunjang kegiatan pelayanan kesehatan di
setiap Puskesmas. Seiring dengan perkembangan dunia kesehatan peranan
Laboratorium di Pusat kesehatan masyarakat saat ini telah menjadi bagian yang
patut diperhitungkan, dikarenakan penegakan diagnosa penyakit ditingkat
puskesmas telah banyak membutuhkan data hasil dari pemeriksaan laboratorium.
VI. LAMPIRAN
a. Diary Kegiatan.
HARI
JAM
07.15 07.30
07.30 08.00
KEGIATAN
Mengikuti
HASIL
kegiatan
apel Dokter
muda
mengetahui
pagi di Puskesmas
kondisi lingkungan kerja, dan
Perkenalan dengan petugas
pelayanan apa saja yang ada
Laboratorium
Puskesmas
dibagian
Laboratorium
Muntilan II, memberikan
Senin,
18
Januari 2015
12.00 12. 30
Puskesmas
Muntilan II
Ishoma
Wawancara dengan petugas
12.30 13.00
Laboratorium
Puskesmas
Muntilan II
07.15 07.30
Mengikuti
kegiatan
apel
pagi di Puskesmas
atau
pelayanan
Membantu pelayanan dan
07.30 -12.00
masalah
laboratorium
pemeriksaan Laboratorium
melakukan
oleh petugas.
wawancara
19
Januari 2015
12.00 12.30
Ishoma
Observasi Laboratorium
12.30- 13.00
Puskesmas Muntilan II
sambil Menanyakan terkait
hambatan yang ada
07.15 07.30
Mengikuti
kegiatan
apel Dokter
muda
mengetahui
Membantu pelayanan
07.30 11.20
dan
pemeriksaan
di
laboratorium
Puskesmas
Muntilan II.
Wawancara dengan kepala
Rabu, 20
Januari 2015
11.20 -12.00
12.00 12.30
puskesmas tentang
Laboratorium Puskesmas
Muntilan II
Ishoma
peralatan
Laboratorium
Mengamati
sarana,
prasarana,
12.30-13.00
di
perlengkapan,
07.15 07.30
Mengikuti
kegiatan
pagi di Puskesmas
Wawancara dan
apel Dokter
Kamis,
21
Januari 2015
diskusi
Puskesmas
Muntilan II
Membantu pelayanan dan
pemeriksaan Laboratorium
Puskesmas
11.00 12.00
Muntilan
II
mengenai
mengetahui
muda
di
kegiatan pelayanan
Ishoma
sela-sela
di
Laboratorium
puskesmas Muntilan II
pemeriksaan Laboratorium
Puskesmas Muntilan II
07.15 07.30
Jumat,
22 07.30 09.30
Januari 2015
Mengikuti
kegiatan
apel
pagi di Puskesmas
Dokter
muda
mengetahui
di
Membantu
pelayanan
dan
pemeriksaan
Puskesmas
dan
diskusi
Puskesmas
07.15 07.30
intervensi
Mengikuti
kegiatan
apel Dokter
pagi di Puskesmas
muda
mengetahui
di
Laboratorium
pemeriksaan Laboratorium
Puskesmas Muntilan II.
Sabtu,
23
Januari 2015
10.00 12.00
Penyuluhan
tentang
pemeriksaan
prosedur,
yang
kesehatan
keselamatan
laboratorium,
kerja
sesuai
dan
di
dan
12.30 13.00
PRODUK
Produk yang dihasilkan dari kegiatan elektif ini adalah :
1. Poster tentang alur diagnosis TB
Poster ini berisi tentang alur bagaimana mendiagnosis TB. Dengan adanya
alur diagnosis tersebut, diharapkan dapat menambah informasi bagi petugas dan
pasien sehingga petugas laboratorium akan lebih mudah pada saat menjelaskan
kepada pasien tentang diagnosis TB
2. Poster tentang pemeriksaan basil tahan asam (BTA)
Poster ini berisi tentang cara pemeriksaan basil tahan asam (BTA) beserta
interpretasinya. Dengan adanya poster pemeriksaan tersebut, diharapkan dapat
menjadi pedoman untuk melakukan pemeriksaan BTA agar kemungkinan adanya
pemeriksaan yang tidak sesuai prosedur dapat dikurangi
3. Pemberian media leaflet tentang TB yang didalamnya terdapat metode SPS dan
cara mengeluarkan dahak
DAFTAR PUSTAKA
Imam Khasani, Soemanto. 1990. Keselamatan Kerja dalam Laboratorium Kimia.
Jakarta : Gramedia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2012 tentangPenyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta, 2012.
LAMPIRAN
Penyerahan Leaflet TB