A. TUJUAN
Dapat mengendalikan sush air dalam tangki proses secara manual ataupun secara otomatis
menggunakan on-off-controller dan PID-controller dengan pemanasan langsung secara batch
dan kontinyu.
Alat:
PCT 40
Bahan:
Air
C. DASAR TEORI
Saat ini pengembangan teknologi komputer merambah disemua disiplin ilmu, selain
harganya lebih terjangkau, mudah dalam pemakaian, keandalannya tinggi juga mudah
dirangkaikan dengan rangkaian digital lainnya. Kernarnpuan komputer tidak hanya dapat
digunakan menganalisis data secara cepat dan dapat juga digunakan untuk mengendalikan suatu
proses. Kebutuhan komputer sebagai alat pengendali menjadi semakin mendesak karena
seringkali dalam suatu proses tidak sekedar membutuhkan perubahan set point dari waktu ke
waktu namun juga rumusan set point dari lup satu dengan lainnya. Perbedaan antara sistem yang
dikendalikan dengan komputer dan sistem umpan balik analog biasa hanyalah terletak pada
Mengatur secara manual saklar daya heater hidup atau mati sesuai kebutuhan.
Mengirim signal hasil pembacaan suhu cairan dalam tangki proses ke on-off-
controller yang dapat mengatur secara otomatis saklar daya heater hidup atau mati.
Mengirim signal hasil pembacaan suhu cairan dalam tangki proses ke PID-controller
yang dapat mengatur secara otomatis saklar daya heater secara variabel.
seharusnya saklar daya heater pada posisi off atau setidaknya daya yang masuk ke heater
berkurang, sehingga terjadi efek penurunan suhu. Sebaliknya jika suhu cairan dalam tangki
proses berada di bawah setpoint, maka seharusnya saklar daya heater pada posisi on atau
setidaknya daya yang masuk ke heater meningkat, sehingga terjadi efek peningkatan suhu.
Pada pengendalian proporsional (P), sensor suhu yang membaca suhu air dalam tangki
proses mengirim signal keluarnya ke controller. Controller sendiri kemudian mengirimkan
signal ke heater yang besarnya proporsional terhadap signal dari sensor suhu. Karena daya
heater hanya memungkinkan 2 kondisi, yaitu on dan off, maka keluaran controller akan
bervariasi dalam waktu saat mensuplay daya ke heater.
Pengendalian dengan PID menambahkan dua ekstra parameter controller, yaitu Integral(I)
dan Derivative(D). Dengan aksi pengendalian proporsional (P), controller menghasilkan signal
yang proporsional terhadap eror, hal mana kemudian menjadi penyebab terbentuknya offset dan
overshoot.
Dengan aksi pengendalian Integral(I), controller memberikan signal yang proporsional
terhadap waktu Integral dari eror. Aksi pengendalian integral ini dapat digunakan sendirian
untuk mengendalikan proses, tetapi umunya dalam kombinasi dengan aksi proporsional.
Umumnya aksi integral digunakan untuk mengeliminasi offset tetapi menyebabkan overshoot
maksimum yang lebih tinggi dan waktu pengendalian yang lebih panjang.
Dengan aksi pengendalian Derivative(D), controller memberikan signal yang proporsional
terhadap derivative dari kecepatan perubahan dari eror, dan bukan dari besarnya eror. Aksi
pengendalian derivative (D) ini tidak dapat diaplikasikan sendirian, melainkan harus
dikombinasikan dengan 2 aksi lainnya seperti dengan aksi pengendalian proporsional,
pengendalian dengan derivative ini akan mengeliminasi ocsilasi yang berlebihan, tetapi tetap
saja tidak dapat mengelimanasi offset yang terbentuk.
Aksi-aksi pengendalian proporsional (P), integral (I) dan derivative (D) dapat saling
dikombinasikan untuk mengeliminasi offset, mengurangi overshoot maksimum dan meminimasi
jumlah frekuensi dari ocsilasi respon.
D. PROSEDUR PERCOBAAN :
Percobaan I, Pengamatan karakteristik elemen control system pengendali suhu (temperature)
terhadap operasi manual pada proses sistem batch.
A. Pengaruh set point terhadap temperature :
1. Menyalakan alat PCT-40 dan komputer.
2. Membuka software percobaan pengendalian suhu.
3. Pasang selang sesuai rangkai alat pada sistem batch.
4. Mengisi air pada tabung hingga batas tertentu.
5. Mengatur Hot Pump pada nilai 50 dan PSV pada nilai 100.
6. Memilih control kemudian mengatur set point menjadi 40, memilih mode operasi
otomatis kemudian diklik Ok lalu menekan GO pada tab menu.
7. Setelah terjadi 3 osilasi padavariabel akhir, proses dimatikan dengan menekan STOP
pada tab menu.
8. Menyimpan data yang diperoleh.
9. Lakukan cara no. 1 8 tetapi dengan mengubah nilai set point menjadi 55 dan 60.
B. Proportional :
1. Menyalakan alat PCT-40 dan komputer.
2. Membuka software percobaan pengendalian suhu.
3. Pasang selang sesuai rangkai alat pada sistem batch.
4. Mengisi air pada tabung hingga batas tertentu.
5. Mengatur Hot Pump pada nilai 50 dan PSV pada nilai 100.
6. Memilih control kemudian mengatur set point menjadi 40, memilih mode operasi
otomatis kemudian mengisi nilai P = 2,5 lalu diklik Ok lalu menekan GO pada tab
menu.
7. Setelah terjadi 3 osilasi pada variabel akhir, proses dimatikan dengan menekan STOP
pada tab menu.
8. Menyimpan data yang diperoleh.
9. Lakukan cara no. 1 8 tetapi dengan mengubah nilai P menjadi 7,5 ; 15 ; 25 ; 30 ; 50 ;
75 ; 100 ; 125 ; 150 ; dan 200.
Percobaan II, optimasi pengendalian suhu dengan metode tuning pada proses sistem batch :
1. Menyalakan alat PCT-40 dan komputer.
2. Membuka software percobaan pengendalian suhu.
3. Pasang selang sesuai rangkai alat pada sistem batch.
4. Mengisi air pada tabung hingga batas tertentu.
5. Mengatur Hot Pump pada nilai 50 dan PSV pada nilai 100.
6. Memilih control kemudian mengatur set point menjadi 40, memilih mode operasi
automatic kemudian mengklik Ok lalumenekan GO pada tab menu.
7. Setelah terjadi 3 osilasi proses dimatikan dengan menekan STOP pada tab menu.
8. Menyimpan data yang diperoleh.
9. Menurunkan suhu dalam tabung hingga sama dengan suhu pada awal melakukan proses (di
bawah 40oC).
10. Menghitung nilai Amplitudo/y (jarak overshoot dan undershoot) dan periode/t (jarak puncak
kepuncak atau lembah ke lembah).
11. Menghitung optimasi PID dengan metode tuning, dimana:
i. P = y/3
ii. I = t
iii. D = t/6
12. Mengatur Hot Pump pada nilai 50 dan PSV pada nilai 100.
13. Memilih control kemudian mengatur set point menjadi 40, memilih mode operasi
automatic, mengisi nilai P, I, dan D dengan nilai hasil perhitungan tadi kemudian mengklik
Ok lalu menekan GO pada tab menu.
14. Lakukan hingga osilasi telah stabil, mematikan proses dengan menekan STOP pada tab
menu.
15. Menyimpan data yang diperoleh.
1. ON-OFF CONTROLLER
a. SET POINT = 40
Grafik 1. ON-OFF controller (SP=40)
47.0
45.0
43.0
Temperature
41.0
39.0
37.0
35.0
00:00
01:26
02:53
04:19
Elapsed Time
40.140
x 100
40
= 0.25 %
b. SET POINT = 55
40.1 C
05:46
07:12
10
20
30
Elapsed Time
55.550
x 100
50
= 1 %
c. SET POINT = 60
55.5 C
40
50
60
10
20
30
40
Elapsed Time
60.1
60.160
x 100
60
= 0.17%
2. P-Controller
P (SP=40)
2.5
41.6
7.5
41.7
4.25
% Error
50
60
70
15
41.5
3.75
25
41.5
3.75
30
41.6
50
41.7
4.25
75
41.6
100
41.6
125
41.7
4.25
150
41.4
3.5
200
41.5
3.75
Grafik 4. P-controller
P controller (P=2.5)
46.0
44.0
42.0
Temperature 40.0
38.0
36.0
02:53 03:36 04:19 05:02 05:46 06:29 07:12
Elapsed Time
P Controller (P=7.5)
44.0
43.0
42.0
41.0
Temperature 40.0
39.0
38.0
37.0
06:29 07:12 07:55 08:38 09:22 10:05 10:48 11:31
Elapsed Time
P-conteroller (P=15)
46.0
44.0
42.0
Temperature 40.0
38.0
36.0
10:48
11:31
12:14
12:58
Elapsed Time
13:41
14:24
P-controller (P=25)
46.0
44.0
42.0
Temperature 40.0
38.0
36.0
13:41
14:24
15:07
15:50
16:34
17:17
Elapsed Time
P-controller (P=30)
46.0
44.0
42.0
Temperature 40.0
38.0
36.0
16:34 17:17 18:00 18:43 19:26 20:10 20:53
Elapsed Time
P-controller (P=50)
46.0
44.0
42.0
Temperature 40.0
38.0
36.0
20:10 20:53 21:36 22:19 23:02 23:46 24:29
Elapsed Time
P-controller (P=75)
46.0
44.0
42.0
Temperature 40.0
38.0
36.0
23:02 23:46 24:29 25:12 25:55 26:38 27:22
Elapsed Time
Grafik 10.P-controller(P=100)
P-controller (P=100)
46.0
44.0
42.0
Temperature 40.0
38.0
36.0
26:38 27:22 28:05 28:48 29:31 30:14 30:58
Elapsed Time
P-controller (P=125)
46.0
44.0
42.0
Temperature 40.0
38.0
36.0
30:1430:3230:4931:0631:2431:4131:5832:1532:33
Elapsed Time
P-cotroller(P=150)
46.0
44.0
42.0
Temperature 40.0
38.0
36.0
31:41 32:24 33:07 33:50 34:34 35:17 36:00 36:43
Elapsed Time
P-controller (P=200)
46.0
44.0
42.0
Temperature 40.0
38.0
36.0
35:17
36:00
36:43
37:26
Elapsed Time
38:10
38:53
3. PID controller
Menghitung nilai P,I, dan D dari data grafik ON-OFF controller dengan Set Point 40\
y=46.435.8
y=10.6
P=
y
3
P=
10.6
3
P=3.5
CARA 1
CARA 2
I =t=296276
I =t=296151
I =t=20
I =t=145
D=
t
6
D=
t
6
D=
20
6
D=
145
6
D=3.33
D=24.17
a) Cara 1
Grafik 14. PID controller cara 1
40.0
39.0
38.0
37.0
00:00 00:43 01:26 02:10 02:53 03:36 04:19
Elapsed Time
39.940
x 100
40
= 0.25 %
b) cara 2
Grafik 15. PID controller cara 2
40.0
39.0
38.0
37.0
00:00
01:26
02:53
04:19
Elapsed Time
40.640
x 100
40
= 1.5 %
05:46
07:12