yakni orang yang memiliki sifat bekerja keras dan berkorban, memusatkan segala
daya dan berani mengambil risiko untuk mewujudkan gagasannya.
Setelah mengetahui tentang pengertian kewirausahaan, maka sudah barang tentu
kita tahu apa arti wirausaha itu sendiri. Hal itu karena pengertian wirausaha
sederhananya adalah orang yang menjalankan wirausaha itu sendiri. Berikut tiga
ahli yang memberikan tanggapan tentang apa pengertian wirausaha atau
entrepreneur itu.
1. Wirausaha atau enterpreneur adalah orang yang memiliki kemampuan
melihat dan menilai kesempatan kesempatan bisnis mengumpulkan
sumber sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan
daripadanya serta mengambil tindakan yang tepat, guna memastikan
kesuksesan (Geoffrey G. Meredit et ak, 1995)
2. Enterpreneur atau wirausaha adalah seseorang yang mengambil risiko
yang diperlukan untuk mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis
menerima imbalan jasa berupa profit nonfinancial (Skinner, 1992).
3. Wirausaha atau entrepreneur adalah orang yang memiliki kemampuan
untuk melakukan koordinasi, organisasi dan pengawasan. Wirausaha
memiliki pengetahuan yang luas tentang lingkungan dan membuat
keputusan keputusan tentang lingkungan usaha, mengelola sejumlah
modal dan menghadapi ketidakpastian untuk meraih keuntungan (Say,
1996).
Ciri ciri Wirausaha
Seseorang dikatakan wirausaha sudah tentu memenuhi definisi wirausaha
itu sendiri, untuk lebih jelasnya silahkan dibaca ciri ciri wirausaha dibawah ini:
1. Memiliki keberanian mempunyai daya kreasi
Seorang wirausaha haruslah memiliki keberanian dalam memiliki daya kreasi atau
tidak takut untuk bermimpi dan merencanakan. Segala ketakutan akan sia sia
dalam bermimpi dan berencana haruslah dihilangkan. Setidaknya harus diingat
STOP (Stop berhenti, Think berpikir, Observation Observasi dan Plan
rencana) apabila terjadi hal hal yang membuat ide tersebut tertunda atau
mandek.
2. Berani mengambil risiko
Seseorang dikatakan wirausaha apabila memiliki sifat berani mengambil risiko,
hal ini tentu saja harus sejalan dengan perencanaan yang sebelumnya telah
dilakukan serta pengamatan yang dilakukannya terhadap ide yang dimilikinya.
3. Memiliki semangat dan kemauan keras
Seorang dapat dikatakan wirausaha selain berani mengambil risiko haruslah
memiliki semangat dan kemauan yang keras untuk sukses
tapi kesadaran akan betapa bernilainya uang untuk dihasilkan, karena banyak dari
para wirausahawan memiliki keinginan berwiraswasta karena timbul keinginan
terbesar
yaitu
mencari
uang.
Umur bukanlah suatu ukuran untuk ditanamnya jiwa kewirausahawan, namun
kesadaran akan betapa bernilainya suatu ilmu untuk dapat dijadikan sebuah lahan
untuk sebuah wirausaha, atau kapan desakan ekonomi mulai muncul maka jiwa
irausaha patut untuk ditanamkan secara mendalam agar potensi-potensi
kewirausahaan dari seseorang dapat timbul. Selain itu sebagai seorang wirausaha,
wirausahawan harus memilki jiwa kepemimpinan.
Kepemimpinan dalam Kewirausahaan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh
pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Seorang
pemimpin harus menguasai teori karakter kepemimpinan, yaitu teori-teori yang
berkaitan dengan mencari karakter kepribadian, sosial, fisik atau intelektual yang
membedakan seorang pemimpin dan yang bukan pemimpin. Kebanyakan orang
masih cenderung mengatakan bahwa pemimpin yang efektif mempunyai sifat atau
ciri-ciri tertentu yang sangat penting, misalnya, kharisma, pandangan ke depan,
daya persuasi, dan intensitas.
Kewirausahaan atau wirausaha adalah proses mengidentifikasikan,
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa
berupa ide inovatif, peluang, cara yang lenih baik dalam menjalankan sesuatu.
Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada
kondisi resiko atau ketidakpastian. Soorang wirausahawan mempunyai cara
berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi,
panggilan jiwa, persepsi, dan emosi yang sangat terkait dengan nilai-nilai, sikap
dan perilaku sebagai manusia unggul.
Karena kepimpinan merupakan proses mengarahkan perilaku orang lain ke arah
pencapaian suatu tujuan tertentu, maka pengarahan dalam hal ini berarti
menyebabkan oarng lain bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah
tertentu. Wirausahawan yang berhasil merupakan pemimpin yang berhasil
memimpin para karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan berhasil
jika percay pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat
dan keberhasilan yang berkesinambungan dari usahanya.
Para wirausahawan memiliki gaya kepimpinan yang berbeda, mereka
mengembangkan gaya kepemimpinan mereka sendiri sesuai dengan karakter
kepemimpinan menyangkut sebuah proses pengaruh sosial yang dalam hal ini
pengaruh yang disengajai untuk dijalankan oleh seseorang terhadap organisasi
atau kelompok. Berbagai pengertian kepemimpinan yang sudah ditawarkan tapi
kelihatannya tidak berisi hal-hal selain itu. Pengertian tersebut berbeda dalam
berbagai aspek, termasuk didalamnya siapa yang menggunakan pengaruh, sasaran
yang ingin diperoleh dari pengaruh tersebut, cara bagaimana pengaruh tersebut
digunakan, serta hasil dari uasaha menggunakan pengaruh tersebut. Perbedaanperbedaan tersebut bukan hanya merupakan sebuah hal akademis yang dicari-cari.
Ia mencerminkan adanya ketidaksesuaian yang mendalam mengenai identifikasi
dari para pemimpin serta proses kepemimpinan. Perbedaan-perbedaan didalam
pemilihan fenomena untuk melakukan penyelidikan dan kemudian menimbulkan
perbedaan-perbedaan dalam mengeinterpretasikan hasilnya.
Teori-teori kepemimpinan (Leadership theory)
Teori kepemimpinan yaitu teori genetis dimana menjelaskan bahwa seseorang
akan dapat menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan untuk bisa menjadi
pemimpin; dia telah memiliki bakat dan mempunyai pembawaan untuk bisa
menjadi pemimpin. Menurut teori kepemimpinan seperti teori genetis ini
mengasumsikan bahwa tidak setiap orang dapat menjadi pemimpin, hanya
beberapa orang yang memiliki pembawaan dan bakat saja yang dapat menjadi
pemimpin. Hal tersebut memunculkan Pemimpin tidak hanya sekedar dibentuk
tapi
dilahirkan.
Teori kepemimpinan yang kedua yaitu teori sosial yang menyatakan bahwa
seseorang akan dapat menjadi pemimpin karena lingkungannya yang mendukung,
keadaan dan waktu memungkinkan ia bisa menjadi pemimpin. Setiap orang dapat
memimpin asal diberikan kesempatan dan diberikan pembinaan untuk dapat
menjadi pemimpin meskipun ia tidak memiliki pembawaan atau bakat. Adapun
istilah dari teori kepemimpinan sosial ini yaitu Pemimpin itu dibentuk bukan
dilahirkan.
Teori kepemimpinan yang ketiga yaitu teori ekologis, dalam teori kepemimpinan
ekologis ini menyatakan bahwa gabungan dari teori genetis dan sosial, dimana
seseorang akan menjadi pemimpin membutuhkan bakat dan bakat tersebut mesti
selalu dibina agar berkembang. Kemungkinan untuk bisa mengembangkan bakat
tersebut
itu
tergantung
dari
lingkungannya.
Teori kepemimpinan yang keempat yaitu teori situasi, dalam teori kepemimpinan
situasi ini menyatkaan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin ketika berada
dalam situasi tertentu karena dia memiliki kelebihan-kelebihan yang dibutuhkan
dalam situasi tersebut. Akan tetapi pada situasi yang lainnya, kelebihannya
tersebut tidak dibutuhkan, akhirnya ia tidak akan menjadi pemimpin lagi, bahkan
bisa
jadi
menjadi
pengikut
saja.
Oleh karena itu, jika seorang ingin menjadi pemimpin dan ingin meningkatkan
kecakapannya dan kemampuannya dalam memimpin maka dibutuhkan untuk bisa
mengetahui segala ruang lingkup gaya kepemimpinan yang efektif. Adapun para
ahli dalam bidang kepemimpinan sudah meneliti dan mengembangkan beberapa
gaya kepemimpinan yang berbeda dimana sesuai dengan adanya evolusi dari teori
kepemimpinan. Untuk ruang lingkupnya, gaya kepemimpinan terbagi atas tiga
pendekatan yaitu pendekatan sifat kepribadian pemimpin, dan pendekatan
perilaku pemimpin dan pendekatan situasional atau kontingensi.
Tipe
dan
Gaya
kepemimpinan
Pemimpin itu memiliki sifat, kebiasaan dan watak serta kepribadian yang khas.
Dari tingkah laku dan gayanya lah yang dapat membedakan dirinya dibanding
orang lain. Gaya tentunya akan selalu dapat mewarnai perilaku dan tipe seseorang
dalam pemimpin atau gaya kepemimpinan.
Teori ciri
Riset kepemimpinan di tahun 1920-an dan 1930-an berfokus pada ciri pemimpin
karakteristik yang mungkin digunakan untuk membedakan pemimpin dari non
pemimpin. Maksudnya adalah mengisolasi saru ciri atau lebih yang dimiliki
pemimpin, tetapi tidak memiliki non pemimpin. Beberapa ciri yang dipelajari itu
meliputi postur fisik, penampilan, kelas social, stabilitas emosi, kecekatan
berpidato, dan kemampuan bersosialisasi. Adapun tujuh ciri yang terkait dengan
kepemimpinan yang efektif meliputi hasrat, keinginan memimpin, kejujuran dan
integritas,kepercayaan diri, kecerdasan, dan pengetahuan yang terkait dengan
pekerjaan dan ekstraversi.
Teori perilaku
Teori-teori kepemimpinan yang mengenali perilaku dengan membedakan antara
pemimpin yang efektif dan yang tidak efektif. Para peneliti berharap bahwa
pendekatan teori perilaku akan memberikan jawaban yang lebih pasti tentang sifat
kepemimpinan daripada teori ciri perilaku. Ada 4 studi perilaku pemimpin utama
yang perlu kita lihat :
1. Studi Universitas Iowa
Studi universitas iowa mempelajari tiga gaya kepemimpinan. Gaya otokratis
menggambarkan pemimpin yang cenderung memusatkan wewenang, mendiktekan
metode kerja, membuat keputusan unilateral, dan membatasi partisipasi
karyawan.
Kepemimpinan Transformasional
Pemimpin pentransformasi (transforming leaders) mencoba menimbulkan
kesadaran para pengikut dengan mengarahkannya kepada cita-cita dan nilai-nilai
moral yang lebih tinggi. Dari teori ini memberikan suatu kejelasan tentang cara
pemimpin transformasional mengubah budaya dan strategi-strategi sebuah
organisasi. Pada umumnya, para pemimpin transformasional memformulasikan
sebuah visi, mengembangkan sebuah komitmen terhadapnya, melaksanakan
strategi-strategi untuk mencapai visi tersebut, dan menanamkan nilai-nilai baru.
Kepemimpinan Visioner
Pemimpin visioner adalah pemimpin yang memiliki karakter seorang pahlawan,
khususnya dalam hal keberanian dan sikap rela berkorban untuk kebaikan yang
lebih tinggi (greater good). Pemimpin yang visioner akan rela berkorban karena ia
dapat melihat bahwa ada sesuatu yang berharga di ujung perjuangannya.
Pemimpin yang visioner berani untuk mengambil resiko demi mencapai visi yang
diperjuangkannya. Seorang pemimpin visioner harus bisa menjadi penentu arah,
agen perubahan, juru bicara dan pelatih.
Oleh karena itu seorang pemimpin visioner harus:
o
menyusun
menyebarkan
jika anda ubah, eliminasi atau selesaikan akan menghasilkan keuntungan yang
lebih dari pesaing anda.
o
Dalam istilah lain, faktor x dapat juga disebut sebagai bakat, kerja keras,
Berikut tips yang dapat Anda lakukan dalam mengenali faktor X dalam diri :
o Kenalilah diri sendiri dan mulailah menimbulkan X pada diri.
o Carilah pintu yang mampu membuat faktor X tumbuh. Datangi dan ketuklah
masing-masing pintu itu. Pintu yang bagus adalah pintu yang di dalamnya
terdapat ruang besar untuk berkembang dan di dalamnya terdapat pintu-pintu lain
yang tentunya dapat dibuka.
o Waspadailah hidup yang nyaman karena hidup yang demikian dapat mebuat
hidup sulit. Berselancarlah pada gelombang-gelombang ketidaknyamanan dengan
berani menembus segala hal-hal baru yang sulit karena akan mendapatkan
pembelajaran-pembelajaran baru.
o Pintu yang tepat adalah pintu yang membuat merasa mampu untuk tumbuh dan
memberi ruang untuk berkembang.
Sikap
paling utama adalah kita harus mengenal diri kita sendiri, bagaimana cara
Ambil waktu yang luang dan tenang untuk melakukan hal ini. Lalu biarkan
Catat prestasi-prestasi yang pernah kita lakukan, sifat-sifat kita yang baik
atau yang kurang baik atau kesukaan (hobi) yang kita miliki. Bisa juga kita minta
bantuan orang yang kita percayai dan mengenal diri kita secara dekat untuk
ditanyai tentang apa sebenarnya kelebihan dan kekurangan kita.
b.
Ada X besar dan ada pula X kecil, X besar ada di tangan orang dewasa yaitu
orang-orang yang sudah memiliki kepercayaan pasar. Sedangkan X kecil ada pada
diri orang masing-masing. Bentuk X pun macam-macam, dapat berasal dari diri
sendiri, orang lain, atau lembaga lain. Darimanapun sumbernya faktor X itu dapat
tumbuh menjadi X besar atau bahkan sebaliknya.
Faktor X yang berasal dari diri sendiri adalah bakat (talenta), kerja keras,
kejujuran, kecerdasan, ketrampilan, penampilan fisik, kualitas suara, dan
pendidikan. Kita dapat menunggang kuda yang berasal dari orang lain atau
lembaga lain untuk menemukan pintu. Temuilah orang-orang yang dapat membuat
Anda menemukan faktor X dalam diri Anda, jadikan mereka guru dan motivator
Anda.
c.
(1)
faktor x di setiap orang berbeda satu sama lain.
karena faktor x juga menunjukkan ciri khas dari individu masing-masing.
(2)
faktor x merupakan salah satu kunci menuju sukses.
Apabila anda mampu menstimulasi dan memunculkan faktor x yang ada pada diri
anda, maka hal ini akan mempermudah anda untuk bergerak menuju kesuksesan
hidup.
(3)
faktor x dapat muncul dari dalam diri sendiri ataupun akibat pengaruh
lingkungan.
individu. Faktor x dapat muncul akibat tindakan yang anda lakukan. Namun,
faktor x juga dapat muncul akibat pengaruh lingkungan.
(4)
faktor x tidak muncul dalam waktu yang singkat.
Untuk memunculkan faktor x anda, butuh waktu yang tidak singkat. Hingga saat
ini belum penulis belum menemukan standar yang pasti untuk memunculkan
faktor x anda. Masing-masing individu memiliki waktu yang bervariasi untuk
memunculkan faktor x masing-masing.
(5)
faktor x terbentuk melalui tindakan yang anda lakukan.
Faktor x memang ada di masing-masing individu. Namun untuk mempermudah
faktor x terbentuk perlu dilakukan tindakan-tindakan yang dapat mengaktifkan
faktor x tersebut.
Perbedaan antara Manajer dan Pemimpin
Menciptakan visi
2.
Membangun tim
3.
Memberikan penugasan
4.
Mengembangkan orang
5.
Menciptakan Visi
Seorang pemimpin bertugas membuat visi bagi organisasinya. Visi adalah
pernyataan tentang cita-cita organisasiapa yang ingin dicapai dan akan menjadi
seperti apa sebuah organisasi. Visi harus bisa menyatukan kepentingan yang
berbeda-beda, sehingga dapat memudahkan proses pengambilan keputusan dalam
organisasi. Visi akan membantu pemimpin dan timnya dalam menghadapi
tantangan perusahaan.
Membangun Tim
Seorang pemimpin harus dapat memilih orang-orang yang tepat untuk mengisi
posisi yang tepat. Agar tidak sampai salah memilih anggota tim, tidak ada
ketrampilan
kepemimpinan,
saat
diperlukan
di
samping
budaya
ciri
ciri
kewirausahaan
Disiplin
Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang,
baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan
kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah
dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya
sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang
direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan
terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang
berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga
produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan
sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya
terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya
wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan
dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target
perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
Jujur
Mandiri
Realistis
Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan,
keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan
mengintegrasikan operasi perusahaan.
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam
perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan
menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa
diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan
setiap waktu.