PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara yang sejak awal terlibat dan mendukung
liberalisasi perdagangan, bahkan sejak Awal Orde Baru Indonesia sudah berorientasi kebijakan
ekonomi yang bersifat liberal dan pro pasar.Beberapa penelitian menunjukan bahwa liberalisasi
ekonomi berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia, misalnya dilihat dari peningkatan
kinerja perdagangan. Sejak tahun 2003 liberalisasi perdaganagn di ASEAN mampu
meningkatkan volume perdagangan Indonesia, yang ditunjukan dengan peningkatan yang lebih
dari dua kali lipa pada volume ekspor dan impor selama periode 2004 s/d 2010. Teapi, harus
diingat bahwa liberalisasi perdagangan menjadi tidak seindah yang dibayangkan karena sebagian
besar Negara justru mengalami kerusakan ekonomi secara sistematis.hal ini dikarenakan tidak
semua Negara mempunyai comparative advantage atau jika memiliki hal tersebut belum tentu
menjadi kebutuhan Negara lainnya.
Perdagangan bebas (free trade) atau liberalisasi perdagangan (trade liberalization) adalah
konsep ekonomi yang mengacu kepada berlangsungnya penjualan produk antar negara dengan
tanpa dikenai pajak ekspor impor atau hambatan perdagangan lainnya. Perdagangan bebas
dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan atas dasar regulasi
yang diterapkan dalam satu negara) dalam perdagangan antar indvidual dan antar perusahaan
yang berada di negara yang berbeda.
Para pakar ekonomi politik dari negara berkembang kurang sepakat terhadap
pemberlakukan perdagangan bebas ini, yang diharapkan oleh mereka adalah free and fair trade
(perdagangan bebas dan adil).Dengan begitu perdagangan yang berlangsung jangan hanya
sebatas bebas semata, tetapi juga harus memenuhi aspek keadilan dan kesetaraan.
Perdagangan internasional seringkali terhambat dengan adanya hal hal seperti berbagai
pajak yang ditetapkan oleh negara pengimpor, biaya tambahan yang diterapkan terhadap barang
ekspor dan impor, serta regulasi non tarif pada barang impor.Secara teori perdagangan tersebut
ditolak oleh perdagangan bebas namun dalam prakteknya sangat berbeda.Perjanjian dan
kesepaktan perdagangan yang didukung oleh penganut perdagangan bebas ini justru
menimbulkan hambatan baru (terutama dalam bentuk hambatan non tarif) bagi terciptanya dan
EKONOMI INERNASIONAL
tidak
akan
bermanfaat
bagi
penduduk
di
negara
berkembang
dan
negara
miskin. Perdagangan bebas justru dianggap bisa merugian Negara maju karena akan
menyebabkan pekerjaan dari Negara maju berpindah ke negara lain (Negara berkembang dan
Negara miskin) yang menyebabkan standar hidup dan keamanan lebih rendah. Selain itu
perdagangan bebas dianggap akan mendorong Negara-negara bergantung sama lainnya, yang
berarti memperkecil kemungkinan terjadinya konflik dan perang. Efek positif hanya bisa
dihasilkan jika diterapkan adalah perdagangan bebas yang adil bukan perdagangan bebas semata.
1.2 Rumusan masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Dari latar belakang diatas maka, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
Bagaimana Perkembangan Perjanjian liberalisasi perdagangan?
Apa yag dimaksud dengan liberalisasi perdagangan atau perdagangan Internasional?
Bagaimana Pengertian Liberalisasi Perdagangan Menururt Para Pakar Ekonomi?
Bagaimana Teori Para Ahli Ekonomi Mengenai Liberalisasi Perdagangan?
Apa saja Ciri utama perdagangan Internasional atau perdagangan bebas?
Apa saja Faktor Penyebab terjadinya perdagangan Internasional atau bebas?
EKONOMI INERNASIONAL
2.1
Perkembangan
Perjanjian
Perdagangan
Internasional
atau
liberalisasi
perdagangan.
Dalam liberalisasi perdagangan di Sektor Pertanian, Putaran Uruguay telah menghasilkan
dokumen kompromi pada bulan Desember 1993.Menurut Feridhanusetyawan (1998), hasil
perundingan tersebut merupakan agenda yang ambisius dalam reformasi perdagangan di Sektor
Pertanian. Ada dua hal yang disepakati, yaitu: (1) Melaksanakan liberalisasi perdagangan,
dengan menerapkan aturan permainan GATT di bidang pertanian; dan (2) Setiap negara
menyusun besaran tarif yang akan diterapkan, serta melakukan konversi terhadap hambatan nontarif ke dalam ekivalen tarif (Kartadjoemena, 1997; Feridhanusetyawan, 1998). Ada tiga aspek
yang dihasilkan dari perundingan Putaran Uruguay di bidang pertanian, yaitu: (1) Pengurangan
hambatan akses pasar, berupa penurunan tarif; (2) Pengurangan subsidi domestik; dan (3)
Pengurangan subsidi ekspor.
Liberalisasi perdagangan di Sektor Pertanian yang telah dilakukan saat ini mencakup
1.341 jenis barang pertanian, dengan tarif rata-rata pada tahun 1998sebesar 8,12 persen
(Nainggolan, 2000). Besaran tarif ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan komitmen Indonesia
dalam GATT yang menyetujui penerapan tarif sebesar 40 persen untuk 1.041 jenis barang, lebih
dari 40 persen untuk 300 jenis barang dan kurang dari 40 persen untuk 27 jenis barang (GATT,
1994). Dalam perkembangan berikutnya, negara-negara maju sampai saat ini ternyata masih
belum sepenuhnya memenuhi komitmen dalam GATT, dengan memberikan proteksi yang besar
terhadap produk pertanian yang dihasilkan oleh negara-negara berkembang dan diekspor ke
negara-negara maju. Dengan pola perdagangan produk pertanian dunia seperti itu, petani di
negar yang tidak memberikan proteksi (seperti Indonesia) telah mengalami kerugian akibat
penurunan harga (Gibson, et al., 2001). Dengan tingkat proteksi seperti itu, maka pandangan
bahwa kesepakatan GATT/WTO akan segera menciptakan pasar komoditas pertanian dunia yang
bersaing bebas adalah keliru dan proteksi dan subsidi yang diberikan oleh negara-negara maju
telah menghambat berlangsungnya penentuan harga yang lebih adil di pasar dunia, sehingga
berbagai skenario yang telah disusun oleh GATT/WTO tidak mencapai sasarannya. (PSE, 2000).
Dengan melihat kenyataan bahwa perjanjian perdagangan internasional di bawah payung
WTO telah merugikan negara-negara berkembang, maka dalam setiap pertemuan yang
membahas perdagangan di Sektor Pertanian telah terjadi perdebatan dan membentuk blok-blok
sesuai dengan kepentingan setiap negara.Pertemuan terakhir yang dilaksanakan di Cancun,
EKONOMI INERNASIONAL
EKONOMI INERNASIONAL
adalah menciptakan kemudahan akses pasar yang dapat menjadi peluang sekaligus ancaman bagi
suatu Negara.
Perkembangan perdagangan internasional mengarah pada bentuk perdagangan yang lebih
bebas yang disertai dengan berbagai bentuk kerjasama bilateral, regional dan multilateral.
Perundingan bidang pertanian dalam forum kerjasama multilateral diwadahi oleh badan dunia
World Trade Organization (WTO) dimana badan dunia ini didirikan karena adanya General
Agreement on Tariffs and Trade (GATT), persetujuan setelah Perang Dunia II untuk meniadakan
hambatan perdagangan internasional.
Sejalan dengan hal tersebut, kerjasama antara negara berdekatan secara regional muncul
dimana-mana seperti AFTA (ASEAN Free Trade Area), NAFTA (North America Free
TradeAgreement), EU (Europe Union), MERCOSUR (the Southern Part of South America),
CARICOM (Central America) dan lain-lain. Salah satu tujuan utama perjanjian perdagangan
internasional
adalah
berupaya
mengurangi
atau
menghilangkan
hambatan
2.2
EKONOMI INERNASIONAL
pemberlakukan perdagangan bebas ini, yang diharapkan oleh mereka adalah free and fair trade
(perdagangan bebas dan adil).Dengan begitu perdagangan yang berlangsung jangan hanya
sebatas bebas semata, tetapi juga harus memenuhi aspek keadilan dan kesetaraan.Perdagangan
internasional seringkali terhambat dengan adanya hal hal seperti berbagai pajak yang
ditetapkan oleh negara pengimpor, biaya tambahan yang diterapkan terhadap barang ekspor dan
impor, serta regulasi non tarif pada barang impor.Secara teori perdagangan tersebut ditolak oleh
perdagangan bebas namun dalam prakteknya sangat berbeda.Perjanjian dan kesepaktan
perdagangan yang didukung oleh penganut perdagangan bebas ini justru menimbulkan hambatan
baru (terutama dalam bentuk hambatan non tarif) bagi terciptanya dan terlaksananya pasar
bebas.Perjanjian perjanjian tersebut sering dikritik karena hanya melindungi kepentingan
industri maju dan perusahaan besar.
EKONOMI INERNASIONAL
Banyak pakar ekonomi berpendapat bahwa perdagangan bebas akan meningkatkan taraf
hidup melalui Teori Komparatif dan ekonomi skala besar. Sebagian lain berpendapat bahwa
perdagangan bebas memungkinkan negara maju untuk mengeksploitasi negara berkembang dan
merusak industri lokal serta membatasi standar kerja dan standar sosial. Singkatnya perdagangan
bebas tidak akan bermanfaat bagi penduduk di negara berkembang dan negara miskin.
Perdagangan bebas justru dianggap bisa merugian Negara maju karena akan menyebabkan
pekerjaan dari Negara maju berpindah ke negara lain (Negara berkembang dan Negara miskin)
atau juga menimbulkan efek low level of playing field (perlombaan serendah mungkin) yang
menyebabkan standar hidup dan keamanan lebih rendah. Selain itu perdagangan bebas dianggap
akan mendorong Negara-negara bergantung sama lainnya, yang berarti memperkecil
kemungkinan terjadinya konflik dan perang. Efek positif hanya bisa dihasilkan jika diterapkan
adalah perdagangan bebas yang adil bukan perdagangan bebas semata.
Konsep dasar perdagangan bebas adalah penghilangan hambatan-hambatan dalam
perdagangan internasional, namun yang menjadi problemaadalah bahwa perdagangan bebas
dalam sistem multilateral WTO terhambat dan tidak berjalan dengan baik, sehingga mulailah
negara-negara membentuk blok-blok perdagangan dengan tujuan meraih keuntungan langsung
dan memajukan pertumbuhan ekonomi regional lebih maju dan berkembang. Blok-blok
perdagangan
ini
dibentuk
untuk
mewujudkan
kawasan
perdagangan
bebas
dengan
memberikan pengaruh terhadap kemudahan arus perdagangan antar negara-negara yang terikat
perdagangan internasional. Terjadinya penurunan harga akibat produksi dunia yang melimpah
akan mengakibatkan banjir impor (impor surge). Dengan kondisiyang demikian, bila modalitas
sudah ditetapkan, tidak ada kewenangan pihak manapun yang dapat menghalangi kesepakatan
yang telah ditetapkan bersama.
2.4
EKONOMI INERNASIONAL
adanya persaingan bebas dan kebebasan bergerak dari faktor-faktor produksi tenaga kerja dan
modal.
Karena itu masing-masing tempat akan melakukan spesialisasi dalam memproduksi barangbarang tertentu apabila memiliki ongkos tenaga kerja yang paling kecil.Sedangkan untuk
perdagangan luar negeri tidakdapat didasarkan pada keuntungan atau ongkos mutlak. Karena
faktor-faktor produksi di dalam perdagangan luar negeri tidak dapat bergerak bebas sehingga
barang-barang yang dihasilkan oleh suatu negara mungkin akan ditukarkan dengan barangbarang dari negara lain meskipun ongkos tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat
barang tersebut berlainan.Dengan demikian inti Keuntungan komparatif dapat dikemukakan
sebagai berikut: Bahwa suatu negara akan menspesialisasi dalam memproduksi barang yang
lebih efisien dimana negara tersebut memiliki keunggulan komparatif.(Budiono,1990:35)
Atau dengan kata lain, Kemampuan untuk menemukan barang-barang yang dapat di produksi
pada tingkat biaya relatif yang lebih rendah daripada barang lainnya. (Charles P.Kidlleberger
dan Peter H. Lindert, Ekonomi Internasional terjemahan Burhanuddin Abdullah,1991:30)
Untuk itu bagi negara yang tidak memiliki faktor-faktor produksi yang menguntungkan,
dapat melakukan perdagangan internasional, asalkan negara tersebut mampu menghasilkan
satu atau beberapa jenis barang yang paling produktif.
2.5
dengan adanya perbedaan alam di tiap Negara. Namun, dengan adanya perbedaan di tiap tiap
Negara atau daerah, oleh sebab itu ada beberapa karakteristik utama dalam perdagangan
Internasional.
1. Perdagangan internasional dalam barang dan jumlah jumlah transaksi lebih umumnya,
transportasi jarak jauh, untuk memenuhi waktu yang lama, sehingga kedua belah pihak
menganggap risiko yang lebih besar dari perdagangan
2. Rentan terhadap perdagangan internasional dalam barang perdagangan kedua negara dalam
politik dan ekonomi perubahan dalam situasi internasional, hubungan bilateral memiliki
dampak dalam perubahan kondisi.
3. Barang dalam perdagangan internasional, perdagangan di samping kedua belah pihak, yang
harus berhubungan dengan transportasi, asuransi, perbankan, komoditi inspeksi, adat dan
EKONOMI INERNASIONAL
lainnya departemen bekerja sama dengan proses perdagangan dalam negeri akan semakin
kompleks.
2.6
dapat
memproduksi
barang
sesuai
dengan
permintaan
masyarakat Kadang kala masyarakat tidak menyukai barang yang diproduksi oleh
negaranya sendiri. Misalnya saja masyarakat Indonesia, mereka tidak puas memakai
barang produksi dalam negeri. Masyarakat Indonesia lebih menyukai memakai
barang impor dari negara lainnya, misalnya sepatu, tas, dan baju yang lebih bermerk.
3. Produksi dalam negeri yang tidak seimbang dengan permintaan pasar.Persediaan
barang dan permintaan pasar disetiap negara yang tidak seimbang. (Liang, 1999)
2.7
1.
2.
3.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Meskipun secara teori, liberalisasi akan menghasilkan manfaat bagi para pelaku
perdagangan, dalam implementasinya terjadi ketimpangan dan perbedaan. Produsen pertanian
EKONOMI INERNASIONAL
10
Negara berkembang pada umumnya berada pada posisi yang dirugikan atau sedikit sekali
memperoleh benefit perdagangan internasional komoditas pertanian. Liberalisasi dapat
mengakibatkan dampak buruk yang bisa mengancam pasar domestik dan kepentingan domestik
lainnya menyangkut kesejahteraan petani produsen dan ketahanan pangan.Hal tersebut bisa
terjadi karena perbedaan dalam kepemilikan sumber daya, penguasaan teknologi produksi,
perkembangan ekonomi dan komitmen pemerintah untuk membela kepentingan sektor pertanian.
Banyak pakar ekonomi berpendapat bahwa perdagangan bebas akan meningkatkan taraf
hidup melalui Teori Komparatif dan ekonomi skala besar. Sebagian lain berpendapat bahwa
perdagangan bebas memungkinkan negara maju untuk mengeksploitasi negara berkembang dan
merusak industri lokal serta membatasi standar kerja dan standar sosial. Singkatnya perdagangan
bebas tidak akan bermanfaat bagi penduduk di negara berkembang dan negara miskin.
Perdagangan bebas justru dianggap bisa merugian Negara maju karena akan menyebabkan
pekerjaan dari Negara maju berpindah ke negara lain (Negara berkembang dan Negara miskin)
atau juga menimbulkan efek low level of playing field (perlombaan serendah mungkin) yang
menyebabkan standar hidup dan keamanan lebih rendah. Selain itu perdagangan bebas dianggap
akan mendorong Negara-negara bergantung sama lainnya, yang berarti memperkecil
kemungkinan terjadinya konflik dan perang. Efek positif hanya bisa dihasilkan jika diterapkan
adalah perdagangan bebas yang adil bukan perdagangan bebas semata.
3.2
Saran
Dalam makalah ini kami membahas tetang liberalisasi perdagangan berarti perdagangan
bebassebagai hubungan kerjasama ekonomi yang dilakukan oleh negara yang satu dengan negara
lain yang berkaitan dengan barang dan jasa sehingga mampu membawa suatu kemakmuran bagi
suatu negara, tetapi dalam perdagangan bebas inikemungkinan besar akan merugikan Negara
yaitu:
1. perdagangan bebas memungkinkan negara maju untuk mengeksploitasi negara
berkembang dan merusak industri lokal serta membatasi standar kerja dan standar
social.
2. Perdagangan bebas justru dianggap bisa merugian Negara maju karena akan
menyebabkan pekerjaan dari Negara maju berpindah ke negara lain (Negara
berkembang dan Negara miskin).
EKONOMI INERNASIONAL
11
12
Widayanto, Sulistyo, 2011, Prosedur Notifikasi WTO untuk Transparansi Kebijakan Impor
Terkait Bidang Perdagangan; Kewajiban Pokok Indonesia Sebagai Anggota Organisasi
Perdagangan Dunia (World Trade Organization), Direktorat Kerjasama Multilateral Direktorat
Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
Hafidh, Aula Ahmad SF,Liberalisasi Perdagangan Dan Perspektif Ekonomi Pertanian Di
Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta.
Pengerrtian liberalisasi perdagangan Menurut Chacholiades (1978), teori keunggulan mutlak
dikemukakan oleh Adam smith dan komperatif dikemukaka oleh David Ricard.
EKONOMI INERNASIONAL
13