campursari
sebagai
musik
rakyat
kecil
tak
lepas
dari
dari cinta dan kesedihan, tentang wong cilik, tentang menikmati hidup.
Tak heran kenapa musik ini begitu merakyat dan hampir selalu hadir di
acara-acara
hajatan
rakyat
biasa.
menggunakan
bahasa
kesusatraan
jawa,
Campursari
Simple
memandang
sesuatu
banget.
Ciri-ciri campursari
Tokoh-tokoh campursari
1. Manthous
Manthous lahir di Desa Playen, Gunung Kidul pada tahun 1950. Ketika
berusia 16 tahun, Manthous memberanikan diri pergi ke Jakarta. Pilihan
utamanya adalah hidup ngamen, yang ia anggap mewakili bakatnya.
Namun, pada tahun 1969 dia bergabung dengan orkes keroncong
Bintang Jakarta pimpinan Budiman BJ. Kemudian, pada tahun tahun
1976, Manthous yang juga piawai bermain bas mendirikan grup band
Bieb Blues berciri funky rock bersama dengan Bieb anak Benyamin S.
Bieb Blues bertahan hingga tahun 1980. Kemudian, Manthous
bergabung dengan Idris Sardi, dalam grup Gambang Kromong
Benyamin S. Selain itu, sebelumnya ia pernah juga menjadi pengiring
Bing Slamet ketika tampil melawak dalam Grup Kwartet Jaya.
di
Playen,
Gunungkidul,
Yogyakarta
itu,
Manthous
yang
populer
di
antaranya
Anting-anting,
Nyidamsari,
terdapat lagu Cidro dan Stasiun Balapan. Semula tidak ada seorang pun
pedagang kaset yang melirik karyanya. Mungkin karena warna musiknya
yang lain, dan gayanya yang edan, dibandingkan lagu Manthous dan
Anjar Any yang sedang populer di tahun 1990-an. Namun, kemudian,
album pertamanya ternyata meledak di pasaran. Sejak saat itu, Didi
mulai merasa yakin untuk menekuni tembang-tembang Jawa. Adik dari
pelawak Mamiek Prakosa ini kemudian menjadi salah satu ikon dari
campur sari. Tawaran untuk membuat album pun datang dengan deras,
bahkan dia pernah membuat 12 album sekaligus dalam satu tahun.
Perkembangan campursari
Istilah campursari dalam dunia musik nasional Indonesia mengacu pada
campuran beberapa genre musik kontemporer Indonesia. Kata
campursari sendiri, diambil dari kata campur dan sari. Campur
lantaran berbaurnya beberapa instrumen alat musik, baik yang
tradisional maupun modern, campur aduk jadi satu. Sari berarti
eksperimen tadi menghasilkan jenis irama lain dari yang lain, irama yang
rancak, enak dinikmati layaknya mengonsumsi sari madu.
Campursari pertama kali dipopulerkan oleh Manthous dengan
memasukkan keyboard ke dalam orkestrasi gamelan pada sekitar akhir
dekade 1980-an melalui kelompok gamelan "Maju Lancar." Musik
garapan Manthous tidak sekedar memadukan musik tradisi Jawa,
gamelan, dengan alat musik diatonis gitar, keyboard, dia membuat
padanan nada dengan skala diatonis, dengan cara menyetel seluruh
gamelan.
Garapannya menampilkan kekhasan campursari dengan langgamlanggam Jawa yang sudah ada. Ada suasana rock, reggae, gambang
kromong, dan lainnya. Ada juga tembang Jawa murni seperti Kutut
Manggung, atau Bowo Asmorondono, dengan gamelan yang diwarnai
keyboard dan gitar bas. Kemudian secara pesat masuk unsur-unsur
baru seperti langgam Jawa (keroncong)serta akhirnya dangdut.
Kini dikenal bentuk-bentuk campursari yang merupakan campuran
gamelan dan keroncong (misalnya Kena Goda dari Nurhana), campuran
gamelan dan dangdut, serta campuran keroncong dan dangdut
(congdut, populer dari lagu-lagu Didi Kempot). Meski perkembangan
campursari banyak dikritik oleh para pendukung kemurnian aliran-aliran
musik ini, semua pihak sepakat bahwa campursari merevitalisasi musikmusik
tradisional
di
wilayah
tanah
Jawa.
Memang pada awal kemunculannya seputar 1993, jenis musik
campursari banyak diperdebatkan para seniman dan pekerja seni. Ada
yang berpendapat, jika seni gado-gado itu dibiarkan tumbuh, sama
artinya dengan mencabik-cabik pakem irama musik keroncong. Di sini
termasuk jenis-jenis seni keroncong yang di dalamnya ada langgam,
stambul, serta keroncong asli sendiri. Pihak lain berargumentasi, kalau
tetap berprinsip pada pakem keroncong murni, musik yang satu ini akan
semakin
dihindari
kalangan
muda.
Mengacu pada perkembangan kesenian tradisi, seperti wayang
kulit, pendapat terakhir ini tidak bisa dibantah. Dengan pembaharuan di
sana-sini, ternyata kesenian wayang yang konon peninggalan Sunan
Kalijaga tersebut mendapat respons luar biasa, terutama dari generasi
muda.
Namun di luar seluruh kritik yang menerpa perkembangan campursari,
kegiatan bermusiknya menyelusup jauh ke pelosok, bahkan, konon
berhasil mengungguli dangdut. Kalau terbukti benar, hal ini
menunjukkan betapa kuat pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari
rakyat setempat. Di dalam masa lebih dari seperempat abad, dangdut
adalah kekuatan dahsyat yang melanda ke segala penjuru.
Sungguh kekuatan yang luar biasa, namun kini giliran campursari.
Pengaruhnya tidak kalah hebat di berbagai komunitas, terutama di
tengah masyarakat Jawa. Usut punya usut ternyata ada sebuah alasan
kekuatan campursari ini, yakni kebebasan berekspresi di dalamnya.
Kebebasan itu tidak mungkin didapat pada pertunjukan seni tradisional
semacam wayang kulit atau klenengan. Kebebasan berekspresi itu
menyangkut cara membawakan lagu yang begitu pasif pada sajian
wayang kulit atau klenengan, sedangkan di musik campursari seorang
penyanyi bisa membawakan lagu dengan berdiri sambil bergoyanggoyang.
1.
kendang ciblon
Demung
Saron (atau disebut juga ricik) adalah salah satu instrumen gamelan
yang termasuk keluarga balungan.
Dalam sebuah campursari biasanya terdapat 2 buah saron dan memiliki
sorok yang fungsinya untuk memainkan gending / langgam bernada
pelog atau slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi
daripada demung, dengan ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron
biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu.
Cara memainkan saron sama halnya dengan cara memainkan
depok/demung .
5.
Gong gede
Gender
Gitar cak
Gitar melody
Gitar melody adalah alat musik berdawai yang dimainkan dengan jarijemari tangan atau sebuah plektrum (alat petik gitar). Bunyinya
dihasilkan dari senar-senar yang bergetar.
Dalam sebuah campursari ,alat musyik ini hanya dimainkan
pada lagu dangdut saja.
10. Keyboard
11.
Ketipung dangdut
Ketipung dangdut adalah alat musyik yang terbuat dari kayu ,bisa
juga dari pipa paralon ..namun alangkah enak dan pantasnya pasti
dengan kayu . biasanya kayu yang digunakan adalah kayu nangka ..
ketipung terdapat 2 sisi berbentuk tabung yang satu kecil ukurannya
,dan yang kedua lebih besar . biasanya orang-orang menyebutnya
dengan dut dan tak karena suaranya berbunyi dut untuk yang besar dan
tak untuk yang kecil .
Cara memainkannya adalah dipukul dengan tangan ,namun untuk
memainkan pada bagian dut harus menggunakan jari .jadi untuk
memainkan alat musyik jenis ini harus mempunyai ketrampilan yang
khusus ,karena yang dipakai adalah kekeuatan tenaga jari .. angel
banget lho nek gak iso , jadi ojo nyepelekne tukang ketipung cak .. ..
Pada perkembangan campursari alat musyik ini mulai ditambahkan
digunakan untuk mengiringi lagu-lagu dangdut. Bisa dangdut
campursari ,koplo SRAGENAN , pop yang didangdutin maupun lagu
dangdut yang bener-bener dangdut .
12. Drum
Drum adalah kelompok alat musik perkusi yang terdiri dari kulit
yang direntangkan dan dipukul dengan tangan atau sebuah batang.
Selain kulit, drum juga digunakan dari bahan lain, misalnya plastik. Drum
terdapat di seluruh dunia dan memiliki banyak jenis, misalnya kendang,
timpani, Bodhrn, Ashiko, snare drum, bass drum, tom-tom, beduk, dan
lain-lain.
Pada sebuah campursari sebenarnya drum ini hanya berfungsi
sebagai pelengkap saja . namun dalam perkembangannya alat ini selalu