Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA

NY.D DENGAN DIAGNOSA MEDIS MIOMA UTERI di


POLI KANDUNGAN RSAL DR. RAMELAN
SURABAYA

1. EKA PUSPOSARI., S.Kep 1830037


2. NILUH AYU YOLANDA B., S.Kep 1830069
3. NUR LATIFATUN NISA., S.Kep 1830071
2.1 Pengertian Mioma Uteri
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak berbatas tegas tidak berkapsul yang berasal dari otot polos
dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterine fibroid. Tumor jinak
ini merupakan neoplasma jinak yang sering ditemukan pada traktus genitalia wanita, terutama wanita sesudah
produktif (menopouse).

2.2 Etiologi Mioma Uteri

1. Faktor predisposisi terjadinya mioma uteri :


a. Umur
b. Hormon Endogen (endogenous hormonal)
c. Riwayat Keluarga
d.Makanan
e.Kehamilan
f.Paritas

2. Faktor terbentuknya tomor:


a. Faktor Internal : faktor yang terjadinya reflikasi pada saat sel-sel yang mati diganti oleh sel yang baru
merupakan kesalahan genetika yang diturunkan dari orang tua
b. Faktor Eksternal : Faktor eksternal yang dapat merusak sel adalah virus, polusi udara, makanan, radiasi dan
berasala dari bahan kimia, baik bahan kimia yang ditam,bahkan pada makanan, ataupun bahan makanan yang
bersal dari polusi.

3. faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor pada mioma, disamping faktor predisposisi genetik.
a. Estrogen
b. Progesteron
c. Hormon pertumbuhan (growth hormone)
2.3 Klasifikasi Mioma Uteri
Mioma uteri terdapat pada daerah korpus. Sesuai dengan lokasinya, mioma ini dibagi menjadi
tiga jenis :
1.Mioma Uteri Intramural
2.Mioma Uteri Subserosa
3.Mioma Uteri Submukosa
2.4 Patofisiologi Mioma Uteri

Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil didalam miometrium dan lambat laun membesar
karena pertumbuhan itu miometrium mendesak menyusun semacam pseudokapsula atau sampai
semua mengelilingi tumor didalam uterus mungkin terdapat satu mioma akan tetapi mioma biasanya
banyak. Bila ada satu mioma yang tumbuh intramural dalam korpus uteri maka korpus ini tampak
bundar dan konstipasi padat. Bila terletak pada dinding depan uterus mioma dapat menonjol kedepan
sehingga menekan dan mendorong kandung kemih keatas sehingga sering menimbulkan keluhan miksi
(Aspiani, 2017).
Secara makroskopis, tumor ini biasanya berupa massa abu-abu putih, padat, berbatas tegas dengan
permukaan potongan memperlihatkan gambaran kumparan yang khas. Tumor mungkin hanya satu,
tetapi umumnya jamak dan tersebar di dalam uterus, dengan ukuran berkisar dari benih kecil hingga
neoplasma masif yang jauh lebih besar dari pada ukuran uterusnya. Sebagian terbenam didalam
miometrium, sementara yang lain terletak tepat di bawah endometrium (submukosa) atau tepat
dibawah serosa (subserosa). Terakhir membentuk tangkai, bahkan kemudian melekat ke organ
disekitarnya, dari mana tumor tersebut mendapat pasokan darah dan kemudian membebaskan diri
dari uterus untuk menjadi leimioma “parasitik”. Neoplasma yang berukuran besar memperlihatkan
fokus nekrosis iskemik disertai daerah perdarahan dan perlunakan kistik, dan setelah menopause
tumor menjadi padat kolagenosa, bahkan mengalami kalsifikasi (Robbins, 2007).
2.6 Respon Tubuh Terhadap Perubahan Fisiologis

Degenerasi hialin

Degenerasi kistik

Degenerasi membantu (calcareous degeneration)

Degenerasi merah (carneus degeneration )

Degenerasi mukoid

Degenerasi lemak
Degenerasi sarkomatous (transformasi
maligna)
2.7 Gambaran Klinis Faktor-faktor yang mempengaruhi
timbulnya gejala klinik meliputi hal-hal berikut :
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala klinik meliputi hal-hal
berikut :

Besarnya mioma uteri

Lokalisasi mioma uteri

Perubahan-perubahan pada mioma uteri

Perdarahan abnormal

Penekanan rahim yang membesar.

Terasa berat di abdomen bagian bawah.


2.8 Penanganan Mioma

1. Penanganan konservatif dilakukan jika mioma


yang kecil muncul pada pra dan
postmenopause tanpa adanya gejala
2. Penanganan operatif
3. Operasi
4. Histeroktomi
5. Penanganan radioterapi
2.9 Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a. Anamnesa
b. Riwayat Kesehatan
c. Faktor Psikologi
d. Pola Kebiasaan sehari-hari
e. Pola eliminasi
f. Pola Aktivitas, Latihan, dan bermain
g. Pola Istirahat dan Tidur
h. Pemeriksaan Fisik
Diagnosis Keperawatan

1) Nyeri akut berhubungan dengan nekrosis atau trauma


jaringan dan refleks spasme otot sekunder akibat tumor
2) Resiko syok berhubungan dengan perdarahan
3) Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan imun
tubuh sekunder akibat gangguan hematologis
(perdarahan)
4) Retensi urine berhubungan dengan penekanan oleh
massa jaringan neoplasma pada organ sekitarnya,
gangguan sensorik motorik.
5) Resiko Konstipasi berhubungan dengan penekanan pada
rectum (prolaps rectum)Ansietas berhubungan dengan
perubahan dalam status peran, ancaman pada status
kesehatan, konsep diri (kurangnya sumber informasi
terkait penyakit)

Anda mungkin juga menyukai