KONSEP DASAR AKTIVITAS DAN LATIHAN,
Oleh
Merina Widyastuti,S.Kep..Ns..M.Kep
Pendahuluan
Kemampuan aktivitas merupakan kebutuhan dasar manusia yang menunjukkan
kemampuan manusia dalam memenuhi kebutuhan dasar yang lain. Aktivitas yang baik
akan mendukung sistem tubuh yang lain seperti. sirkulasi, pernapasan dan
mengoptimalkan metabolisme tubuh. Konsep aktivitas tidak terlepas dari hubungan antara
sistem persarafan dengan sistem muskuloskeletal. Mekanik tubuh pada dasarnya adalah
bagaimana menggunakan tubuh secara efisien, terkoordinasi dengan baik, aman sehingga
menghasilkan gerakkan yang baik dan keseimbangan saat beraktivitas
Fisiologi Pergerakan
I. Sistem Muskuloskeletal
Rangka/Tulang
Adalah jaringan dinamis yang tersusun dari 3 jenis sel yaitu osteoblas, osteosit, osteoklas.
Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk
pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat. Osteoklas adalah sel-sel besar berinti
banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorbsi. Tulang
berfungsi untuk
Menyongkong jaringan tubuh
Melindungi bagian tubuh yang lunak
Tempat melekatnya otot, tendon dan ligamen
‘Sumber mineral terutama fosfat dan kalsium
Berperan dalam proses pembentukkan sel darah
OuAWNe
Membantu pergerakkan tubuh
Otot
COtot berfungsi untuk kontraksi dan menghasilkan gerakan. Otot ada 3 macam yaitu : otot
polos, otot lurik dan otot jantung. Ketiga macam otot tersebut dipersarafi oleh saraf tepi
yang terdiri atas serabut motoris dan medula spinalis. Otot berfungsi untuk :
1. Memberi bentuk pada postur tubuh
2, Memproduksi panas melalui aktivitas kontraksi ototUntuk mengetahui_kekuatan dan kemampuan otot maka perlu dilakukan derajat
pemeriksaan otot. Derajat ini menunjukkan tingkat kemampuan otot yang berbeda-beda.
Berikut adalah penilaian Derajat Kekuatan Otot :
0: Tidak ada kontraksi otot sama sekali
1
: Kontraksi otot minimal dengan diraba tanpa menimbulkan gerakan
Dapat melakukan ROM secara penuh dengan bantuan
: Dapat melakukan ROM secara penuh dengan melawan gaya gravitasi
bumi tetapi tidak dapat melawan tahanan
IV: Dapat melakukan ROM secara penuh
V__: Kekuatan normal dimana seluruh gerakan dapat dilakukan otot dengan
tahanan yang kuat , berulang-ulang dan tidak menimbulkan kelelahan
Berikut adalah mekanisme kontraksi otot
Pelepasan asetilkolin
Piru Kaium reticoum sarkoplasma merbuka dan melepasken Kasiom kesitoplasma sel ost
iMeryebar dan berikatan dengan traposinC
¥
PPerubahan Konformasi molekul troponin
iMembuka Binding site
jembatan silang antara milamin dan myosin
$<" enim myosin ATPase
[Hicolsis ATP renjack ADP + Energi
KKontraksi OtotTendon,
Adalah sekumpulan jaringan fibrosa padat yang merupakan perpanjangan dari
pembungkus otot dan membentuk ujung-ujung otot yang mengikatnya pada tulang
Tendon dibatasi oleh membran sinovial yang berfungsi untuk melumaskan tendon
sehingga mudah bergerak
Ligamen
‘Adalah sekumpulan jaringan penyambung fibrosa yang padat, lentur dan kuat. Ligamen
berfungsi menghubungan ujung persendian dan menjaga kestabilan.
Kartilago
Kartilago terdit
dan tidak mempunyai pembuluh darah. Zat makanan dapat sampai ke kartilago berasal
dari kapiler di perikondrium dengan proses difusi atau melalui cairan_ sinovial.
atas serat-serat yang tertanam dalam suatu gel yang kuat, tetapi
Perikondrium adalah jaringan fibrosa yang menutupi kartilago
Sendi
Adalah pertemuan 2 atau lebih tulang. Persendian memfasilitasi pergerakan dengan
memungkinkan terjadinya kelenturan. Ada beberapa jenis sendi yaitu : sendi sinartroses/
fibrosa (sendi yang tidak bergerak), sendi amfiartrosis/ kartilaginosa (sendi yang
pergerakkannya terbatas hanya satu gerakan saja) dan sendi diartrosis/sendi_ sinovial
(yaitu sendi yang bebas pergerakkannya). Ada pula beberapa pergerakkan sendi yaitu
Fleksi : Memperkecil sudut persendian
Ekstensi : Memperbesar sudut pergerakan
‘Adduksi : Mendekati garis tengah tubuh
Abduksi : Menjauhi garis tengah tubuh
Rotasi : Memutar
Eversi : Gerakan telapak kaki keluar
Inversi : gerakkan telapak kaki ke dalam
Pronasi : Permukaan tangan menghadap ke bawah
wer annawne
‘Supinasi : Permukaan tangan menghadap ke atas
Il. Sistem Persarafan
Sistem persarafan memilki fungsi :
1, Menerima rangsangan dari luar dan meneruskannya ke susunan saraf pusat(aferen)
‘Membawa impuls dari bagian tubuh satu ke bagian tubuh yang lain (neuron)
Memproses impuls dan kemudian memberikan respon (SSP)
Menerima respon dari SSP dan meneruskannya ke otot rangka (eferen)
Prinsip Mekanika Tubuh
1
Penggunaan tubuh secara tepat dan benar dapat meningkatkan fungsi
muskuloskeletal serta mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit
Mekanika tubuh yang baik dapat memberikan penampilan serta fungsi tubuh yang
baik
Mekanika tubuh yang baik dapat dicapai melalui pengetahuan sebagai pedoman
dalam bertindak
Mekanika tubuh menyangkut berbagai usaha pencegahan cedera atau cacat pada
sistem muskuloskeletal
Prinsip Mekanika Tubuh Agar Tidak Menimbulkan Cedera
1
Gunakan otot_yang terpanjang dan terkuat pada waktu mengangkat atau
mendorong beban
Gunakan sabuk serta sekat rongga tubuh untuk memperkokoh panggul dan
melindungi orgr-organ tubuh bagian dalam perut sewaktu membungkuk, meraih,
mengangkat dan mendorong
Tempatkan tubuh sedekat mungkin pada beban yang akan dipindahkan atau
digerakkan
Gunakan berat badan sebagai kekuatan untuk mendorong atau menarik dengan
cara berayun di atas kaki apapun atau miringkan tubuh ke depan/ ke belakang
untuk mengurangi tenaga yang diperlukan
Sebuah beban lebih baik digelindingkan ayau digeser, ditarik atau didorong
daripada diangkat
Tempatkan kaki secara berjauhan untuk memperolah dasar penopangan yang
lebar bilamana diperlukan kestabilan tubuh yang lebih besar. Tekuk tubuh,
turunkan berat badan bila hendak mengangkat beban.
Konsep Mekanika Tubuh
Kesejajaran Tubuh dan Postur
1
Yaitu susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian
-bagian tubuh yang lain,2. Prinsip- prinsip kesejajaran tubuh
a. Garis gravitasi melewati pusat gravitasi dan fondasi penyongkong
b. Jika fondasi penyongkong lebih luas dan pusat gravitasi lebih rendah ,
kestabilan dan keseimbangan akan lebih besar
. Jika garis gravitasi berada di luar pusat fondasi penyongkong , energi akan
lebih banyak digunakan untuk mempertahankan keseimbangan
d. Fondasi penyongkong yang luas dan kesejajaran tubuh yang baik akan
menghemat penggunaan energi dan mencegah kelelahan otot
fe. Perubahan posi
kan membantu mencegah ketidaknyamanan otot
{. Kesejajaran tubuh yang buruk dalam waktu lama dapat menimbulkan nyeri,
kelelahan otot dan kontraktur
9. Karena struktur anatomi individu yang berbeda maka intervensi keperawatan
masing
h. Memperkuat otot-otot yang lemah akan membantu mencegah kekakuan otot
serta ligamen
Keseimbangan
Sense of equilibrium bergantung pada input informasi yang diterima dari teling bagian
dalam, penglihatan dan dari reseptor otot dan tendon. Keseimbangan tubuh juga
dipengaruhi oleh pusat gravitasi, garis gravitasi, fondasi penyongkong
Gerakan Tubuh yang Terkoordinir
Hasil kerjasama yang balk antara korteks serebri, serebelum dan ganglia basalis akan
menghasilkan gerakkan yang halus dan seimbang. Dimana korteks serebri melakukan
aktivitas motorik volunter, serebellum bertugas mengatur aktivitas motorik dan ganglia
basalis bertugas mempertahankan postur tubuh
Postur Tubuh/ Body Alignment
Adalah kesesuaian susunan geometris bagian tubuh dalam hubungannya satu sama lain
dengan faal tubuh. Postur tubuh yang baik dapat :
1. Meningkatkan pengembangan paru-paru, fungsi ginjal dan sistem pencernaan
2. Meningkatkan sirkulasi darah
3. Diperlukan untuk memperoleh keseimbangan tubuh
Pada orang dewasa sikap tubuh yang bak dengan posisi berdiri y
a. Kepala tegak, tidak terlalu ke depan, belakang atau sampingpang
Lekukan tulang punggung yang normal berbentuk seperti huruf S
Pinggul lurus
Lutut dibengkokkan sedikit
Kaki diluruskan ke depan dengan mata kaki bengkok normal
Faktor yang mempengaruhi kesejajaran tubuh
1
Pertumbuhan dan perkembangan
Usia dan perkembangan akan berpengaruh terhadap postur, proporsi tubuh,
massa tubuh, gerakkan tubuh serta refleks tubuh seseorang.
Kesehatan fisik
Penyakit seperti CVA, trauma akan menganggu pergerakkan dan struktur tubuh
Status mental
Depresi atau stres kronis dapat mempengaruhi keinginan individu untuk bergerak,
cenderung tidak antusias dalam mengikuti kegiatan tertentu dan kondisi stres yang
selalu menguras energi sehingga individu kehilangan semangat untuk beraktivitas
Gaya hidup
Hal ini terkait dengan kebiasaan sehari-hari
Sikap dan nilai personal
Nutrisi
Nutrisi sangat penting untuk meningkatkan status kesehatan. Jika pemenuhan
kebutuhan nutrisi tidak adekuat maka akan terjadi kelemahan otot, penurunan
aktivitas dan pergerakan. Atau sebaliknya kondisi obesitas juga akan menurunkan
aktivitas pergerakkan.
Stres
Berhubungan dengan status nutrisi dimana orang yang mengalami stres pada
ahap awal akan membutuhkan banyak energi lalu diikuti dengan penurunan energi
Faktor sosial
Berhubungan dengan interaksi dan pergerakkan indivdu saat berinteraksi dengan
lingkungannya.
Manfaat Mekanik Tubuh
vewne
Pergerakkan tubuh secara teratur akan membuat tubuh menjadi segar
Gerak tubuh teratur akan memperbaiki tonus otot dan sikap tubuh
Merangsang peredaran darah ke otot dan organ tubuh
Meningkatkan kelenturan tubuh
Pada anak dapat merangsang pertumbuhan tubuhAmbulasi
Kegiatan berjalan. Persiapan latihan fisik yang diperlukan klien hingga _memilki
kemampuan ambulasi antara lain :
1. Latihan otot-otot quadriceps femoris dan otot-otot gluteal
Latihan untuk menguatkan otot-otot ekstremitas atas dan lingkar bahu
Latihan Berjalan
a. Klien dilatih untuk duduk terlebin dahulu baru dilatih untuk turun dari tempat
tidur
b. Waspadai gejala hipotensi ortostatik
Waspadai denyut nadi. Jika tidak teratur maka klien sebaiknya istrahat kembali
Mula-mula klien digeser ke tepi tempat tidur dan dibantu untuk duduk. Perawat
menyangga bahu dan lutut lalu memutar klien dalam posisi duduk. Perawat
berdiri tepat di depan klien. Klien meletakkan tangannya di atas pundak
perawat dan perawat meletakkan tangannya dibawah ketiak pasien. Biarkan
pasien berdiri sejenak lalu bantu pasien untuk berjalan. Posisi perawat berada
di samping pasien.
Askep Klien dengan Masalah Aktivitas
Pengkajian Keperawatan
a. Riwayat keperawatan
Riwayat aktivitas, berolahaga, frekuensi olahraga. Toleransi aktivitas, jenis,
frekuensi,, faktor yang mempengaruhi mobilitas serta pengaruh mobilitas.
b. Pemeriksaan Fisik
1. Kesejajaran tubuh
Pemeriksaan dilakukan dengan dengan menginspeksi pasien dari posisi lateral,
anterior, posterior untuk mengamati : bahu dan pinggul, jari jari kaki, tulang
belakang yang lurus.
2. Cara berjalan
Dilakukan dengan cara meminta pasien berjalan sjauh 10 kaki di dalam ruangan
kemudian amati hal-hal berikut :
a. Kepala tegak, pandangan lurus dan tulang belakang Iurus
b. Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu daripada jari kaki
. Lengan mengayun ke depan bersamaan dengan ayunan kiridi sisi berlawanan
d. Gaya berjalan halus dan terkoordinasi, ayunan tubuh dari
gerakkan dimulai dan diakhiri dengan santai
i ke sisi minimal,3. Penampilan dan pergerakkan sendi
Hal-hal yang dikaii antara lain
Kemerahan dan pembengkakan pada sendi
b. Deformitas
. Nyeritekan
d. Krepitasi
fe. Peningkatan suhu di sekitar sendi
f. Derajat gerak sendi
4, _Kemampuan dan keterbatasan gerak
Bertujuan untuk menentukan keterbatasan dan rintangan dari pergerakkan sendi
pasien serta kebutuhan untuk memperoleh bantuan. Hal-hal yang dikaji meliputi :
a. Penyakit klien yang dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk bergerak
b.Hambatan dalam bergerak
. Kewaspadaan mental dan kemampuan pasien untuk mengikuti petunjuk
d. Keseimbangan dan koordinasi pasien
Hipotensi ortostatik sebelum berpindah
Derajat kenyamanan pasien
9. Penglihatan
5. Kekuatan dan massa otot
Langkah ini diambil untuk menurunkan risiko tegang otot dan cedera tubuh
6. Toleransi aktivitas
Penting untuk membantu kemandirian pasien yang mengalami disabilitas
kardiovaskular dan respiratorik, imobilisasi komplet dalam waktu yang lama,
penurunan massa otot, tidur yang tidak cukup, nyeri, dan depresi. Indikator yang
paling bermanfaat adalah : mengukur tekanan darah, frekuensi nadi, irama
pernapasan
7. Masalah terkait mobilitas
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan pada pasien yang telah mengalami
imobilisasi. Pengkajian yang dilakukan meliputi : pemeriksaan fisik inspeksi, palpasi
dan auskultasi, asupan cairan dan haluaran cairan
Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas
2, Hambatan mobilitas fisik
3. Disuse SyndromIntervensi dan Implementasi Keperawatan
A
Intoleransi Aktivitas
Etiologi
1. Ggn sistem transpor
2. Ketidakadekuatan sumber energi
3. Peningkatan kebutuhan metabolik
4. Inaktivitas sekunder akibat depresi, kurang motivasi
Tujuan : Klien mampu melakukan aktivtas dengan baik
Kriteria Hasil
1. Mengidentifkasi faktor yang memperburuk intoleransi aktivitas
2. Mengidentifikasi metode yang dapat menurunkan intoleransi aktivitas
Mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal 3 menit setelah
beraktivitas
Intervensi :
1. Pantau respon pasien terhadap aktivitas
2. Tingkatkan aktivitas secara bertahap
Diskusikan pengaruh kondisi pasien tethadap peran pasien di keluarga dan
lingkungannya
4. Kaji keadekuatan pola tidur pasien
Munculkan sikap " bisa melakukan " dari dalam diri pasien
Gangguan mobilitas fisik
Etiologi :
1. Perubahan metabolisme sel
2. Penurunan, kekuatan dan kendali dan massa otot,
3. Hilangnya integritas struktur tulang
4. Anjuran pembatasan Pergerakkan
5. Malnutrisi umum
Tujuan : Mobilisasi klien tidak terganggu
Kriteria hasil
1. Mampu melakukan tugas fisik paling dasar dan perawatan diri mandiri
2. Mampu memposisikan letak tubuh
3, Mampu melakukan ROM mandiri
Intervensi :Kaji tingkat kemampuan pasien dalam bergerak
Kaji tingkat pengetahuan klien tentang pentingnya pergerakkan
Ajarkan kepada pasien posisi-posi
berbaring yang benar
Jadwalkan aktivitas
Waspadai hipotensi ortostatik pada pasein saat beraktivitas
Daftar Pustaka
‘Asmadi. (2008). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba
Medika
Mubarak & Chayatin (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta. : EGC
Muttagin, A. (2012). Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: EGC.
Wilkinson (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan kriteria
Hasil NOC. Jakarta : EGC