LAPORAN PENDAHULUAN
I. Konsep Dasar Hiperbilirubin
A. Definisi
Hiperbilirubin adalah Ikterus yang mempenyai dasar patologis / kadar
bilirubinya mencapai satu nilai
(Prawirohartono, 2000 : 37-43)
Hiperbilirubin adalah kadar bilirubin yang milebihi 12.5 mg/dl
B. Etiologi
Menurut Prawirohartono, secara garis besar etilogi hiperbilirubin dapat di
bagi
1. Produksi yang berlebihan.
Hal ini melebihi kemampuan bayi untuk mengeluarkanya, misalnya
pada himolisis yang meningkat pada inkompatibilatas darah Rh, ABO,
golongan darah lain, definisi enzim G-6-PD, piruvat kinase,
pendarahan tertutup dan kepsis.
2. Ganguan dalam proses uptake dan konjugasi hepar.
Gangguan ini disebabkan oleh imaturitas hepar, kurangnya subtrat
untuk konjugasibilirubin, gangguan fungsi hepar , akibat osidosis,
hipoksia, dan infeksi atau tidak
C. Ragam Terapi
1. Terapi sinar
Dilakukan selama 24 jam atau setidaknya sampai kadar hilirubin dalam
darah kembali keambang batas normal, selain itu terapi sinar juga
berupaya menjaga kadar bilirubin agar tak terus meningkat.
2. Terapi tranfusi
Kelebiahan kadar bilirubin dikawartikan dapat menimbulkan kerusakan
sel saraf otak (kren Ikterus) hal ini dapat menyebabkan anak mengalami
beberapa gangguan perkembangan, misalnya keterbelakangan mental,
cerebal palsy, gangguan motorik dan bicara serta gangguan pengelihatan
dan pendengaran. Untuk itu darah bayi sudah teracuni akan dibuang dan
ditukar dengan darah lain.
3. Terapi obat-obatan.
Misalnya phenoborbital atau luminal untuk meningkatkan pengikatan
bilirubin di sel-sel hati hingga bilirubin yang sifatnya indirect berubah
menjadi direct. Ada juga obat-obatan yang mengandung plasma /
albumin yang berguna untuk mengurangi timbunan bilirubin dan
mengangkut bilirubin bebas ke organ hati.
4. Terapimenyusui dari ASI
Bilirubin juga dapat pecah jika bayi banyak mengeluarkan fases dan
erine. Untuk itu bayi harus mndapatkan cukup ASI karena ASI memiliki
zat-zat terbaik yang dapat memperlancar bak dan BABnya.
5. Terapi sinar matahari
Ini merupakan terapi tambahan, biasanya dilakukan setelah bayi selesai
dirawat di rumah sakit. Caranya bayi dijemur selama setengah jam
antara jam 07.00-09.00.
D. Pengobatan Umum
Bila mungkin pengobatan terhadap etiologi atau factor penyebab dan
perawatan yang baik. Hal lain yang perlu diperhatikan ialah pemberian
makanan yang dini dengan cairan dan kalori cukup dan iluminasi kamar
bersalin dan bangsal yang baik.
E. Tindak lanjut
Bahaya hiperbilirun adalah kernicterus, oleh karena itu oerlu dilakukan
tindak lanjut sbb :
BAB II
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian Umum.
Tanggal Pengkajian
: 17-12-2007
Jam
: 08.30 WIB
Tempat
: Ruang Dahlia
MRS
: 12-12-2007
A. Data subyektif
1. Biodata
Bayi
Nama Bayi
: By.M
Umur
: 5 hari
Anak ke
:1
: Ny.M
Umur
: 21 tahun
Umur
: 24 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Ibu RT
Pekerjaan
: Tani
Alamat
: Patukan - Bantaran
2. Riwayat kelahiran
Lahir spontan B, jenis kelamin laki-laki, A-S 2-3-4, Ketuban
meconeal, PRM (-).
3. Kondisi saat datang tanggal 12-12-2007
K/U lemah, icterus (-), caput (+), suhu 38,6 C, BB= 2700 gram,
PB=48cm, LK=30cm.
Bayi minum perNS dan SPIN 30cc/2 jam dan diretensi tiap 2 jam.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
KU
= Lemah
BB
= 2750gram
PB
= 48 cm
Suhu
= 37.6 C
Nadi
= 116x/menit
RR
= 43x/menit
2. Pemeriksaan fisik
a.Pemeriksaan kepala
Kepala : Bentuk : Bulat, simetris, caput (-), cephalhematon(-)
Kulit : tidak ada luka, kotor
Wajah: Simetris, icterus
Ubun-Ubun: Datar
Mata: Lengkap
Conjungtiva: onemis(-)
Sklera: Icterus (+)
Reflek Pupil: Cahaya: baik
Hidung: Normal, secret (-), pernafasan cuping hidung (-)
Telinga: simetris, Normal
Mulut: bibir kering, normal, cynosis (-), labioskisis (-)
Leher: tidak berjalan abnormal
Integumen/kulit
Kulit: kotor
Warna: icterus pada bagian wajah, dada dan perut
Turgor: cukup
Dada: Bunyi jantung normal, batuk(-), bunyi nafas normal, retraksi
dinding dada(-), sesak napas(-).
D. Penatalaksanaan
Terapi diberikan:
Injeksi cefotaxim 2x100mg sejak tanggal 12-12-2007
Injeksi mikasin 2x25mg
Puyer luminal 2x3mg peroral
Fototerapi 24jam sejak tanggal 17-12-2007 jam 00.00 WIB
E. Diagnosa Keperawatan.
1. Resiko terjadi devisit volume cairan dan nutrisi berhubungan dengan
IWL, skunder terhadap fototerapi
2. Resiko gangguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan efek
fototerapi
3. Resiko terjadi kernicterus berhubungan dengan perlengketan
bilirubin indirect pada otak
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal
17-12-2007
Diagnosa
II
Jam 13.00WIB
Catatan Perkembangan
S: O: Suhu 38 C: Fototerapi sementara dihentikan
BB: 2750 gram
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi no.1
18-12-2007
Jam 10.15WIB
S: O: KU: Cukup
BB: 2800 gram (BB naik 50 gram)
Retensi: 3cc
Bayi minum spin dan NS 25cc/2jam
A: Masalah resiko tidak terjadi
P: Lanjutkan intervensi no.1,2,3,4
II
S: O: Suhu: 37,1 C
BB: 2800 gram
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
Lanjutkan intervensi no.1
III
S: O: KU: cukup
Suhu: 37,1 C
Nangis (+)
RR: 43x/menit
HR: 110x/menit
Icterus kurang
A: Masalah resiko tidak terjadi
P: Lanjutkan intervensi no.5
19-12-2007
PEMBAHASAN
Pembahasan
merupakan
analisa
penulis
mengenai
kesenjangan-
kesenjangan yang terjadi antara teori dengan kasus dilapangan. Dalam kasus yang
diasuh oleh penulis tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.
Pada kasus By.M dengan intervensi yang benar didukung dengan
implementasi yang optimal pada masalah diatas tidak jatuh kedalam keadaan yang
lebih berat dan TTV dalam batas normal.
Pada kasus yang terjadi patut diwaspadai, namun demikian penulis tetap
memberikan asuhan keperawatan pada setiap keluhan yang ada sehingga semua
masalah dapat teratasi.
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
SARAN