Anda di halaman 1dari 53

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar

Cair Menggunakan Proses Pirolisis

BAB I
PENDAHULUAN
I.1

Latar Belakang
Menipisnya cadangan bahan bakar fosil dan meningkatnya populasi

manusia sangat kontradiktif dengan kebutuhan energi bagi kelangsungan hidup


manusia beserta aktivitas ekonomi dan sosialnya. Pertambahan jumlah penduduk
meningkat seiring dengan kebutuhan akan sarana transportasi dan aktivitas
industri. Hal ini berakibat pada peningkatan kebutuhan dan konsumsi bahan bakar
minyak (BBM) yang merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
Oleh karena itu, diperlukan pencarian alternatif sumber energi kalor yang ramah
lingkungan.
Plastik adalah jenis bahan non-biodegradable yang sulit diuraikan oleh
alam. Hal ini menimbulkan masalah baru dalam pengolahan limbahnya. Untuk
mengatasi hal tersebut maka diadakan program daur ulang sampah plastik. Namun
hal tersebut dirasakan semakin tidak efektif , hanya sekitar 4% yang dapat didaur
ulang, sisanya menggunung di tempat penampungan sampah. Mengingat jumlah
sampah plastik semakin meningkat, maka diperlukan suatu alternatif proses daur
ulang yang lebih menjanjikan dan berprospek ke depan.
Salah satu ide dalam pencarian sumber energi alternatif adalah
mengonversi sampah plastik menjadi hidrokarbon cair. Hal ini bisa dilakukan
karena pada dasarnya plastik berasal dari fraksi minyak bumi. Selain itu plastik
juga mempunyai nilai kalor cukup tinggi, setara dengan bahan bakar fosil seperti
bensin dan solar. Banyak upaya yang telah dilakukan untuk mengkonversi
material-material sampah plastik tersebut untuk

menghasilkan bahan bakar

karena melihat dari sifat penyusun sampah plastik yaitu berupa hidrokarbon
(Farid,2002) dan juga beberapa penelitian seputar konversi sampah plastik
menjadi produk cair berkualitas bahan bakar telah dilakukan dan menunjukkan
hasil yang cukup prospektif untuk dikembangkan (Mulyadi, 2004).
Hidrokarbon cair merupakan senyawa kimia yang banyak diperlukan
oleh berbagai industri kimia dan industri perminyakan. Hidrokarbon cair ini dapat
dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar cair menggantikan sumber bahan bakar
cair fosil yang mulai terasa menipis keberadaannya di dunia karena peningkatan
populasi manusia. Oleh karena itu, hidrokarbon cair yang dihasilkan dari limbah
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

plastik ini diharapkan dapat menjadi suatu inovasi baru untuk menanggulangi
permasalahan sumber bahan bakar cair yang tidak dapat diperbaharui.
Dengan penguraian diatas, maka peneliti akan memanfaatkan limbah
plastik dan mendaur ulang menjadi hidrokarbon cair dengan teknik proses
pirolisis untuk menjadi suatu sumber bahan bakar cair sehingga kedepannya bisa
dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif.
I.2 Tujuan Penelitian
1. Menentukan pengaruh jenis dan karakteristik sampah plastik yang terurai
dalam proses pirolisis tersebut .
2. Mengetahui kondisi optimum suhu proses terhadap massa plastik yang
terurai dalam proses pirolisis tersebut dan berapa minyak yang dihasilkan
dalam proses pirolisis tersebut .
3. Mengetahui kualitas produk cair yang dihasilkan dalam proses sehingga
dapat dibandingkan lalu dimanfaatkan lebih lanjut sebagai sumber bahan
bakar cair.
1.3 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi ilmiah mengenai sumber bahan bakar cair yang
dihasilkan dari bahan baku sampah plastik.
2. Memberi alternatif pengolahan plastik dengan proses pirolisis yang bisa
menghasilkan bahan bakar alternatif.
3. Memberi masukan data penelitian yang berguna untuk perancangan reaktor

pirolisis skala sebenarnya.


1.4 Batasan Masalah
Pada penelitian ini penulis mencoba untuk menggunakan bahan baku
sampah plastik, dimana untuk mempersempit permasalahan penulis
membatasi hanya pada :
Adapun jenis sampah plastik yang digunakan adalah :
a. Plastik PET (Polyethylene Terephtalate) menggunakan botol air minum
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

kemasan (Aqua)
Plastik Polistirena menggunakan styrofoam pembungkus makanan.
Plastik PP (Polypropylene) menggunakan kantong plastik .
Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium.
Massa bahan baku yang digunakan sebesar 500 gram.
Temperatur proses yang digunakan 5000C, 6000C, dan 7000C
Waktu proses dilakukan selama 5 jam.
Parameter yang digunakan dalam pengujian mutu adalah :
Analisa sifat fisis
Densitas
Analisa sifat kimia
Nilai Kalor dari minyak yang dihasilkan

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

i. Dalam penelitian ini gas dan padatan yang dihasilkan tidak diteliti.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

II.1 Plastik
Plastik adalah polimer rantai panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai
ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer" (Wikipedia,
2009). Bahan pembuat plastik pada mulanya adalah minyak dan gas sebagai
sumber alami, tetapi di dalam perkembangannya bahan-bahan ini digantikan
dengan bahan sintesis sehingga dapat diperoleh sifat-sifat plastik yang diinginkan
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

dengan cara kopolimerisasi, laminasi dan ekstruksi (Syarief, 1989). Mereka


terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga bahanbahan penambah non plastik atau bahan aditif yang diperlukan untuk
memperbaiki sifat-sifat plastik. Bahan-bahan aditif dalam pembuatan plastik ini
merupakan bahan dengan berat molekul rendah, yaitu berupa pemlastis,
antioksidan, antiblok, antistatis, pelumas, penyerap sinar ultraviolet, bahan pengisi
dan penguat.
Plastik dapat dikategorisasikan dengan banyak cara tapi paling umum
dengan melihat tulang-belakang polimernya (vinil{chlorida}, polyethylene,
acrylic, silicone, urethane, dll.). Plastik yang umum terdiri dari polimer karbon
saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang belakang.
(beberapa minat komersial juga berdasar silikon). Tulang-belakang adalah bagian
dari rantai di jalur utama yang menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan.
Untuk mengeset properti plastik, grup molekuler berlainan "bergantung" dari
tulang-belakang (biasanya "digantung" sebagai bagian dari monomer sebelum
menyambungkan

monomer

bersama

untuk

membentuk

rantai

polimer).

(Wikipedia,2009)
Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan
digunakan sejak abad ke-20. Ditemukan oleh seorang peneliti dari Amerika
Serikat pada tahun 1968 yang bernama John Wesley Hyatt, plastik menjadi
primadona bagi dunia industri. Produksinya di seluruh negara lebih dari 100 juta
ton per tahunnya dan berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya
beberapa ratus ton pada tahun 1930-an menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun
1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005. Saat ini penggunaan material
plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai 60 kg/orang/tahun, di Amerika
Serikat mencapai 80 kg/orang/tahun, sementara di India hanya 2 kg/orang/tahun
(APME, 2004).
Plastik yang kita kenal sehari-hari sering dipertukarkan dengan polimer
sintetik. Ini dikarenakan sifat plastik yang mudah dibentuk (bahasa latin; plasticus
= mudah dibentuk) dikaitkan dengan polimer sintetik yang dapat dilelehkan dan
diubah

menjadi

bermacam-macam

bentuk.

Padahal

sebenarnya

plastik

mempunyai arti yang lebih sempit. Plastik termasuk bagian polimer termoplastik.

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Polimer termoplastik adalah polimer yang mempunyai sifat tidak tahan


terhadap panas. Jika polimer jenis ini dipanaskan, maka akan menjadi lunak dan
didinginkan akan mengeras. Proses tersebut dapat terjadi berulang kali, sehingga
dapat dibentuk ulang dalam berbagai bentuk melalui cetakan yang berbeda untuk
mendapatkan produk polimer yang baru. Jenis plastik tidak memiliki ikatan silang
antar rantai polimernya, melainkan dengan struktur molekul linear atau bercabang.
Bentuk struktur polimer termoplastik sebagai berikut :

Gambar 1. Bentuk struktur molekul linier polimer termoplastik

Gambar 2. Bentuk struktur molekul bercabang polimer termoplastik


Sumber : en.wikipedia.org/wiki/Plastic
Polimer termoplastik memiliki sifat sifat khusus sebagai berikut :
1) Berat molekul kecil
2) Tidak tahan terhadap panas.
3) Jika dipanaskan akan melunak.
4) Jika didinginkan akan mengeras.
5) Mudah untuk diregangkan.
6) Fleksibel.
7) Titik leleh rendah.
8) Dapat dibentuk ulang (daur ulang).
9) Mudah larut dalam pelarut yang sesuai.
10) Memiliki struktur molekul linear/bercabang.

II.1.1 Jenis Plastik Secara Umum Dan Sifat Plastik

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Beberapa jenis kemasan plastik yang dikenal adalah PE (Poli Etilene), PP


(Poli Propilene), PET (Poli Etilene Therephtalate), PVC (Poli Vinil Klorida), dan
PS (Poly Stirene).
1. Poli Etilene (PE)
Polietilen adalah polimer dari monomer etilen yang dibuat dengan proses
polimerisasi adisi dari gas etilen yang diperoleh dari hasil samping industri
minyak dan batu bara. Proses polimerisasi dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu

polimerisasi

dalam

bejana

bertekanan

tinggi

(1000-3000

atm)

menghasilkan molekul makro dengan banyak percabangan yakni campuran dari


rantai lurus dan bercabang. Cara kedua, polimerisasi dengan bejana bertekanan
rendah (10-40 atm) menghasilkan molekul makro berantai lurus dan tersusun
paralel. Reaksi yang terjadi adalah :

Gambar 3. Struktur kimia 3 D Polimer Polietilen


Sumber : en.wikipedia.org/wiki/Polyethylene

Polietilen merupakan film yang lunak, transparan dan fleksibel,


mempunyai kekuatan benturan dan kekuatan sobek yang baik. Pemanasan
polietilen akan menyebabkan plastik ini menjadi lunak dan cair pada suhu
110oC. Sifat permeabilitasnya yang rendah dan sifat mekaniknya yang baik,
maka polietilen dengan ketebalan 0.001 0.01 inchi banyak digunakan untuk
mengemas bahan pangan. Plastik polietilen termasuk golongan termoplastik
sehingga dapat dibentuk menjadi kantung dengan derajat kerapatan yang baik.
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Berdasarkan densitasnya, maka plastik polietilen dibedakan atas :


a. Polietilen densitas rendah (LDPE= Low Density Polyethylene)
LDPE dihasilkan dengan cara polimerisasi pada tekanan tinggi, mudah
dikelim dan harganya murah. Dalam perdagangan dikenal dengan nama
alathon, dylan dan fortiflex. Kekakuan dan kuat tarik dari LDPE lebih
rendah daripada HDPE (modulus Young 20.000-30000 psi, dan kuat tarik
1200-2000 psi), tapi karena LDPE memiliki derajat elongasi yang tinggi
(400-800%) maka plasik ini mempunyai kekuatan terhadap kerusakan dan
ketahanan untuk putus yang tinggi. Titik lelehnya berkisar antara 105-115
o

C.
b. Polietilen densitas menengah (MDPE = Medium Density Polyethylene)
MDPE lebih kaku dari LDPE dan titik lelehnya lebih tinggi dari LDPE,
yaitu antara 115-135 oC, mempunyai densitas 0.927-0.940 g/cm3.
c. Polietilen Densitas Tinggi (HDPE = High Density Polyethylene)
HDPE adalah termoplastik polietilena terbuat dari minyak bumi. Dikenal
karena kekuatan yang besar untuk rasio kepadatan, HDPE umumnya
digunakan dalam produksi botol plastik, pipa tahan korosi, geomembranes,
dan kayu plastik. HDPE dihasilkan dengan cara polimerisasi pada tekanan
dan suhu yang rendah (10 atm, 50-70 oC). HDPE lebih kaku dibanding
LDPE dan MDPE, tahan terhadap suhutinggi sehingga dapat digunakan
untuk produk yang akan disterilisasi. Dalam perdagangan dikenal dengan
nama alathon, alkahtene, blapol, carag, fi-fax,hostalon. HDPE memiliki
percabangan yang sangat sedikit, hal ini dikarenakan pemilihan jenis katalis
dalam produksinya (katalis Ziegler-Natta) dan kondisi reaksi. Karena
percabangan yang sedikit, HDPE memiliki kekuatan tensil dan gaya antar
molekul yang tinggi sehingga HDPE lebih keras dan bisa bertahan pada
temperatur tinggi (135 oC).
d. Linear-low-density polyethylene (LLDPE) yaitu koplimer etilen dengan
sejumlah kecil butana, heksana atau oktana, sehingga mempunyai cabang
pada rantai utama dengan interval (jarak) yang teratur. LLDPE lebih kuat
daripada LDPE dan sifat heat sealing-nya juga lebih baik.
Sifat-sifat polietilen adalah :

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

a) Penampakannya bervariasi dari transparan, berminyak sampai keruh


(translusid) tergantung proses pembuatan dan jenis resin.
b) Fleksible sehingga mudah dibentuk dan mempunyai daya rentang yang
tinggi.
c) Heat seal (dapat dikelim dengan panas), sehingga dapat digunakan untuk
d)
e)
f)
g)

laminasi dengan bahan lain. Titik leleh 115-1350C. (Wikipedia ,2009)


Tahan asam, basa, alkohol, deterjen dan bahan kimia.
Kedap terhadap air, uap air dan gas.
Dapat digunakan untuk penyimpanan beku hingga suhu -500C
Transmisi gas tinggi sehingga tidak cocok untuk pengemasan bahan

yang beraroma.
h) Tidak sesuai untuk bahan pangan berlemak
i) Mudah lengket sehingga sulit dalam proses laminasi, tapi dengan bahan
antiblok sifat ini dapat diperbaiki.
j) Dapat dicetak
2. Poli Propilen (PP)
Polipropilen adalah polimer dari propilen dan termasuk jenis plastik olefin,
dengan rumus bangun sebagai berikut :
(CH2 CH )n

CH3

atau

Sumber : en.wikipedia.org/wiki/Polypropylene

Polipropilen mempunyai nama dagang Bexophane, Dynafilm, Luparen,


Escon, Olefane dan Profax. Kebanyakan polipropilena komersial merupakan
isotaktik dan memiliki kristalinitas tingkat menengah di antara polietilena
berdensitas rendah dengan polietilena berdensitas tinggi; modulus Youngnya
juga menengah (Wikipedia, 2009)
Ada tiga tipe umumnya PP: homopolimer, random copolymer dan impact
copolymer atau kopolimer blok. Comonomer yang digunakan adalah etena.
Karet etena-propilena yang ditambahkan ke homopolimer PP meningkatkan
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

kuat dampak suhu rendahnya. Monomer etena berpolimer acak yang


ditambahkan ke homopolimer PP menurunkan kristalinitas polimer dan
membuat polimer lebih tembus pandang.

Gambar 4. Struktur kimia 3 D Polipropilen


Sumber : en.wikipedia.org/wiki/Polypropylene

Sifat-sifat dari polipropilen yaitu :


a. Ringan (densitas 0.9 g/cm3)
b. Mudah dibentuk
c. Tembus pandang dan jernih dalam bentuk film, tapi tidak transparan
dalam bentuk kemasan kaku
d. Lebih kuat dari PE. Pada suhu rendah akan rapuh, dalam bentuk
murninya mudah pecah pada suhu -30 oC sehingga perlu ditambahkan
PE atau bahan lainuntuk memperbaiki ketahanan terhadap benturan.
Tidak dapat digunakan untuk kemasan beku.
e. Melalui penggabungan partikel karet, PP bisa dibuat menjadi liat serta
fleksibel, bahkan di suhu yang rendah. Hal ini membolehkan
polipropilena digunakan sebagai pengganti berbagai plastik teknik,
seperti ABS.
f. Polipropilena memiliki titik leleh 130-171 C (Wikipedia , 2009) ,
sebagaimana yang ditentukan Differential Scanning Calorimetry (DSC)
sehingga sulit untuk dibentuk menjadi kantung dengan sifat kelim panas
yang baik.
g. Polipropilena memiliki resistensi yang sangat bagus terhadap kelelahan
(bahan).
h. Polipropilena memiliki permukaan yang tak rata, seringkali lebih kaku
daripada beberapa plastik yang lain, lumayan ekonomis, dan bisa dibuat
translusen (bening) saat tak berwarna tapi tidak setransparan polistirena,
akrilik maupun plastik tertentu lainnya. Bisa pula dibuat buram dan/atau
berwarna-warni melalui penggunaan pigmen.
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

i. Lebih kaku dari PE dan tidak mudah sobek sehingga mudah dalam
penanganan dan distribusi.
j. Daya tembus (permeabilitasnya) terhadap uap air rendah, permeabilitas
terhadap gas sedang, dan tidak baik untuk bahan pangan yang mudah
rusakoleh oksigen.
k. Tahan terhadap suhu tinggi sampai dengan 120 oC, sehingga dapat
dipakai untuk mensterilkan bahan pangan.
l. Polipropilen juga tahan lemak, asam kuat dan basa, sehingga baik untuk
kemasan minyak dan sari buah. Pada suhu kamar tidak terpengaruh
olehpelarut kecuali oleh HCl.
m. Pada suhu tinggi PP akan bereaksi dengan benzen, siklen, toluen dan
asam nitrat kuat.
3. Poli Etilena Thereftalat (PET)
Polietilena tereftalat (disingkat PET, PETE atau dulu PETP, PET-P)
adalah suatu resin polimer plastik termoplast dari kelompok poliester yang
merupakan hasil kondensasi polimer etilen glikol dan asam treptalat dan dikenal
dengan nama dagang mylar. Rumus kimia PET adalah (C10H8O4)n dan rumus
bangun untuk PET yaitu :

[-OOC-

- COO CH2 CH2]n

atau

Sumber : en.wikipedia.org/wiki/Polyethylene_terephthalate

Struktur kimia polietilena tereftalat (PET) dapat berwujud padatan amorf


(transparan) atau sebagai bahan semi-kristal yang putih dan tidak transparan,
tergantung kepada proses dan riwayat termalnya. Monomernya dapat diproduksi
melalui esterifikasi asam tereftalat dengan etilen glikol, dengan air sebagai
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

10

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

produk sampingnya. Monomer PET juga dapat dihasilkan melalui reaksi


transesterifikasi etilen glikol dengan dimetil tereftalat dengan metanol sebagai
hasil samping. Polimer PET dihasilkan melalui reaksi polimerasi kondensasi
dari

monomernya.

Reaksi

ini

terjadi

sesaat

setelah

esterifikasi/transesterifikasinya dengan etilen glikol sebagai produk samping


(dan etilen glikol ini biasanya didaur ulang).

Gambar 5. Struktur kimia 3 dimensi polietilena tereftalat


Sumber : en.wikipedia.org/wiki/Polyethylene_terephthalate

Ada 3 (tiga) jenis plastik PET, yaitu :


1. PET biasa tanpa laminasi
2. PET yang mengkerut jika kena panas
3. PET yang dilaminasi untuk kemasan vakum.
Sifat-sifat plastik PET adalah :
1. tembus pandang (transparan), bersih dan jernih
2. tahan terhadap suhu tinggi (250oC)
3. titik leleh plastik ini 260 0 C dan titik didih (terdekomposisi) pada suhu 350
0

C. (Wikipedia , 2009)
4. permeabilitasnya terhadap uap air dan gas rendah
5. tahan terhadap pelarut organik seperti asam-asam organik dari buahbuahan, sehingga dapat digunakan untuk mengemas minuman sari buah.
6. tidak tahan terhadap asam kuat, fenol dan benzil alkohol.
7. kuat dan tidak mudah sobek
8. tidak mudah dikelim dengan pelarut
4. Poli Vinil Klorida (PVC)
Polivinil klorida (IUPAC: Poli(kloroetanadiol)), biasa disingkat PVC,
adalah polimer termoplastik urutan ketiga dalam hal jumlah pemakaian di dunia,
setelah polietilena dan polipropilena.
PVC diproduksi dengan cara polimerisasi monomer vinil klorida
(CH2=CHCl). Karena 57% massanya adalah klor, PVC adalah polimer yang
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

11

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

menggunakan bahan baku minyak bumi terendah di antara polimer lainnya.


Rumus kimia PVC adalah (C2H3Cl)n dan rumus bangun untuk polimer ini yaitu :

Sumber : en.wikipedia.org/wiki/Polyvinyl_chloride

Reaksi polimerisasi vinil klorida ditemukan pada tahun 1835 oleh


Regnault, dan fabrikasinya dimulai tahun 1931. Nama-nama dagang PVC
adalah Elvax, Geon, Postalit, Irvinil, Kenron, Marvinol, Opalon, Rucoblend,
Vinoflex. Kemasan PVC dapat berupa kemasan kaku atau kemasan bentuk.
Beberapa jenis PVC adalah :
a. Plasticized Vinyl Chlorida
Bahan pemlastis yang digunakan adalah resin (poliester, epoksi) dan non
resin(ptalat dan posfat). Digunakan untuk kemasan daging segar, ikan, buahbuahan dan sayuran.
b. Vinyl Copolymer
Vinyl copolimer mirip dengan plastized vinil klorida, hanya resinnya berupa
polimer, sehingga dapat digunakan untuk kemasan blister pack, kosmetika
dansaribuah.
c. Oriented Film
PVC jenis oriented film mempunyai sifat yang luwes (lunak) dan tidak
mudah berkerut.
Sifat-sifat umum kemasan PVC adalah sebagai berikut :
a. tembus pandang, ada juga yang keruh
b. permeabilitas terhadap uap air dan gas rendah
c. tahan minyak, alkohol dan pelarut petrolium, sehingga dapat digunakan
untuk kemasan, mentega, margarin dan minyak goreng
d. kekuatan tarik tinggi dan tidak mudah sobek
e. dipengaruhi oleh hidrokarbon aromatik, keton, aldehida, ester, eter
aromatik, anhidrat dan molekul-molekul yang mengandung belerang,
nitrogen dan fosfor. Tidak terpengaruh oleh asam dan basa, kecuali asam

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

12

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

pengoksidasi, akan tetapi pemlastis akan terhidrolisa oleh asam dan basa
pekat.
f. densitas 1.35-1.4 g/cm3
5. Polistirena (PS)
Polistirena merupakan salah satu polimer yang ditemukan pada sekitar
tahun 1930, dibuat melalui proses polimerisasi adisi dengan cara suspensi.
Stirena dapat diperoleh dari sumber alam yaitu petroleum. Stirena merupakan
cairan yang tidak berwarna menyerupai minyak dengan bau seperti benzena dan
memiliki rumus kimia C6H5CH=CH2 atau ditulis sebagai C8H8 dan rumus
bangun :

Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Polystyrene

Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat padat, dapat mencair


pada suhu yang lebih tinggi. Stirena tergolong senyawa aromatik. Polistirena
pertama kali dibuat pada 1839 oleh Edward Simon, seorang apoteker Jerman.
Ketika mengisolasi zat tersebut dari resin alami, dia tidak menyadari apa yang
dia telah temukan. Seorang kimiawan anorganik Jerman lainnya, Hermann
Staudinger, menyadari bahwa penemuan Simon terdiri dari rantai panjang
molekul stirena yang adalah sebuah polimer plastik. Lalu diproduksi secara
komersial tahun 1935 dengan nama dagang Bextrene, Carinex, Dylene,
Fostarene, Kardel, Vestyran, Lustrex, Restirolo, Luran dan Lorkalene.
Polistirena padat murni adalah sebuah plastik tak berwarna, keras dengan
fleksibilitas yang terbatas yang dapat dibentuk menjadi berbagai macam produk
dengan detil yang bagus.
Salah satu jenis polistirena yang cukup populer di kalangan masyarakat
produsen maupun konsumen adalah polistirena foam. Polistirena foam dikenal
luas dengan istilah styrofoam yang seringkali digunakan secara tidak tepat oleh
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

13

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

publik karena sebenarnya styrofoam merupakan nama dagang yang telah


dipatenkan oleh perusahaan Dow Chemical. Oleh pembuatnya Styrofoam
dimaksudkan untuk digunakan sebagai insulator pada bahan konstruksi
bangunan.
Polistirena foam dihasilkan dari campuran 90-95% polistirena dan 5-10%
gas seperti n-butana atau n-pentana. Polistirena foam dibuat dari monomer
stirena melalui polimerisasi suspensi pada tekanan dan suhu tertentu,
selanjutnya dilakukan pemanasan untuk melunakkan resin dan menguapkan
sisa blowing agent. Polistirena foam merupakan bahan plastik yang memiliki
sifat khusus dengan struktur yang tersusun dari butiran dengan kerapatan
rendah, mempunyai bobot ringan, dan terdapat ruang antar butiran yang berisi
udara yang tidak dapat menghantar panas sehingga hal ini membuatnya menjadi
insulator panas yang sangat baik.
Sifat-sifat umum polistiren adalah :
a.
b.
c.
d.

kekuatan tariknya tinggi dan tidak mudah sobek


titik leburnya rendah (88oC), lunak pada suhu 90-95oC
tahan terhadap asam dan basa kecuali asam pengoksidasi
terurai dengan alkohol pada konsnetrasi tinggi, ester, keton, hidrokarbon

aromatik dan klorin


e. permeabilitas uap air dan gas sangat tinggi, baik untuk kemasan bahan
segar
f. permukaan licin, jernih dan mengkilap serta mudah dicetak
g. bila kontak dengan pelarut akan keruh
h. mudah menyerap pemlastis, jika ditempatkan bersama-sama dengan plastik
lain menyebabkan penyimpangan warna
i. mempunyai afinitas yang tinggi terhadap debu dan kotoran
j. baik untuk bahan dasar laminasi dengan logam (aluminium)
k. Berat jenis ASTMd 792 : 1,04-1,1

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

14

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

II.1.2 Pengkodean Dan Penggunaan Plastik Di Kehidupan Sehari-hari


Pada tahun 1988, The Society of Plastic Industry mengeluarkan kode-kode
yang digunakan untuk mengidentifikasi plastik berdasarkan bahannya dan
kegunaannya, bahkan kode-kode tersebut sudah di-standarisasi oleh ISO
(International Organization for Standardization).
Ciri-ciri tanda pengenal identifikasi plastik secara umum:
1) Kode biasanya berada di dasar kemasan
2) Kode berbentuk segitiga yang terbentuk dari 3 tanda panah
3) Di dalam logo segitiga akan terdapat angka,
4) Dan di bawah segitiga, ada nama jenis plastik tersebut.
Berikut tabel nomer pengkodean beberapa jenis tipe plastik dan penggunaan
dalam produk:
Tabel 1. Tabel pengkodean jenis-jenis plastik dan penggunaannya dalam produk

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

15

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Sumber : wikipedia.org/wiki/Resin_identification_code

II.2 Pirolisis
Pirolisis berasal dari kata Pyro (Fire/Api) dan Lyo (Loosening/Pelepasan)
untuk dekomposisi termal dari suatu bahan organik. Pirolisis merupakan suatu
bentuk penguraian bahan organik secara kimia melalui pemanasan tanpa atau
sedikit oksigen atau reagen lainnya. Proses pirolisis atau devolatilisasi
merupakan proses perengkahan plastik pada suhu tinggi dimulai pada
temperature sekitar 230 C.
Perengkahan plastik pada suhu tinggi adalah proses paling sederhana untuk
daur ulang plastik (Soedarto,2006). Pada senyawa yang berderajat polimerisasi
tinggi, pirolisis merupakan reaksi depolimerisasi dan pada suhu tinggi mengikuti
mekanisme radikal bebas. Reaksi ini melalui tiga tahap yaitu, tahap memulai,
tahap perambatan dan tahap penghentian (Sabarodin & Dewanto, 1998). Pada
proses ini material polimer atau plastik dipanaskan pada suhu tinggi. Proses
pemanasan ini menyebabkan struktur makro molekul dari plastik terurai menjadi
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

16

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

molekul yang lebih kecil dan hidrokarbon rantai pendek terbentuk. Produk yang
dihasilkan berupa fraksi gas, residu padat dan fraksi cair yang mengandung
parafin, olefin, napthan, dan aromatis. Hasil proses pirolisis ini dipengaruhi oleh
jenis dan karakteristik bahan baku yang digunakan ,waktu dan suhu proses
(Zhang et al,2009).
Teknik pirolisis telah digunakan sejak awal tahun 1930 di Jerman untuk
peningkatan residu hidrogenasi yang diperoleh dari pencairan/pelelehan
batubara. Keunggulan nyata dari pirolisis dibandingkan dengan pembakaran
(incineration), yaitu dapat mereduksi gas buang hingga 20 kali. Disisi lain,
produk pirolisis dapat dimanfaatkan lebih fleksibel dan penanganannya lebih
mudah (Rahmad, 1989). Tekhnik pirolisis ini mampu menghasilkan gas
pembakaran yang berguna dan aman bagi lingkungan .Tekhnik ini dapat
dikatakan sebagai metode yang ramah lingkungan sebab produk akhirnya
menghasilkan CO2 dan H2O yang merupakan gas toksik.
Menurut Tahir (1992), Pranata (2007), pada proses pirolisis dihasilkan tiga
macam penggolongan produk yaitu :
1. Gas-gas yang dikeluarkan pada proses karbonisasi sebagian besar berupa
gas CO2 dan sebagian lagi berupa gas-gas yang mudah terbakar seperti
CO, CH4, H2 dan hidrokarbon tingkat rendah lain.
2. Destilat berupa asap cair dan tar. Komposisi utama dari asap cair adalah
senyawa-senyawa hidrokarbon cair mulai dari C1 hingga C4 dan senyawa
rantai panjang seperti paraffin dan olefin. Bagian lainnya merupakan
komponen minor yaitu fenol, metal asetat, asam format, asam butirat dll.
Produk cair yang menguap mengandung tar dan poliaromatic
hidrocarbon.
3. Residu (karbon)
Kandungan selulosa, hemiselulosa dan lignin dalam bahan berbeda-beda
tergantung jenis bahan yang digunakan.
Dalam pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar cair dengan proses
pirolisis tidak diperlukan perlakuan presortir dan tidak pula diperlukan kondisi
yang harus bersih dari kotoran seperti pasir, abu, kaca, logam, tekstil, air, minyak
bekas dll.
Faktor-faktor atau kondisi yang mempengaruhi proses pirolisis adalah :

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

17

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

1. Waktu
Waktu berpengaruh pada produk yang akan dihasilkan karena semakin lama
waktu proses pirolisis berlangsung produk yang dihasilkannya (residu padat,
tar, dan gas) makin naik (Sumarni 2008). Kenaikan itu sampai dengan waktu
tak hingga yaitu waktu yang diperlukan sampai hasil padatan ,residu dan tar
mencapai konstan . Nilai waktu tak hingga ini dihitung dari sejak proses
isothermal berlangsung ,tetapi jika melebihi waktu optimal maka karbon akan
teroksidasi oleh oksigen (terbakar) menjadi karbondioksida dan abu (Aprian
Ramadhan, 2011).
2. Suhu
Suhu sangat mempengaruhi produk yang dihasilkan karena sesuai dengan
persamaan Arhenius yaitu k = A exp (-R/T). Suhu makin tinggi, nilai konstanta
dekomposisi termal makin besar akibatnya laju pirolisis bertambah dan
konversi naik tetapi disamping itu untuk menentukan suhu yang tepat dapat
melihat dari titik leleh/titik didih dari bahan baku yang akan digunakan .
Pada jurnal ilmiah teknik lingkungan UPN Veteran Jawa Timur yang
dilakukan Aprian Ramadhan P. dan Munawar Ali (2011) melaksanakan
penelitian pada rentang suhu 200-4200 C menyatakan bahwa semakin tinggi
suhu proses, maka massa yang ada didalam reactor akan semakin turun.
Dengan bertambah tingginya suhu pemanasan maka zat-zat yang terkandung
dalam plastik akan terurai dengan sempurna. Zat-zat tersebut akan terurai
menjadi gas dan cair (minyak).
3. Ukuran Partikel
Ukuran partikel berpengaruh terhadap hasil. Semakin besar ukuran partikel
luas permukaan per satuan berat semakin kecil,sehingga proses akan menjadi
lambat.
4. Berat Partikel
Semakin banyak bahan yang dimasukkan menyebabkan hasil bahan bakar
cair(tar) dan arang meningkat.
5. Pemilihan karakteristik jenis bahan baku plastik
Karakteristik setiap jenis plastik berbeda satu sama lain sehingga sangat
berpengaruh terhadap komposisi produk cair yang akan dihasilkan.
Proses pirolisis dikategorikan menjadi 4 tipe yaitu :
a. Pirolisis lambat (Slow Pyrolysis)

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

18

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Pirolisis yang dilakukan pada pemanasan rata-rata lambat (5-7 K/menit).


Pirolisis ini menghasilkan cairan yang sedikit sedangkan gas dan arang lebih
b.

banyak dihasilkan.
Pirolisis cepat (Fast Pyrolysis)
Pirolisis ini dilakukan pada lama pemanasan 0,5-2 detik, suhu 400-600 oC
dan proses pemadaman yang cepat pada akhir proses. Pemadaman yang
cepat sangat penting untuk memperoleh produk dengan berat molekul tinggi
sebelum akhirnya terkonversi menjadi senyawa gas yang memiliki berat
molekul rendah. Dengan cara ini dapat dihasilkan produk minyak pirolisis

c.

yang hingga 75 % lebih tinggi dibandingkan dengan pirolisis konvensional.


Pirolisis Kilat (Flash Pyrolysis)
Proses pirolisis ini berlangsung hanya beberapa detik saja dengan
pemanasan yang sangat tinggi. Flash pyrolysis pada biomassa membutuhkan

d.

pemanasan yang cepat dan ukuran partikel yang kecil sekitar 105 -250 m.
Pirolisis katalitik biomassa
Pirolisis katalitik biomassa untuk membuktikan kualitas minyak yang
dihasilkan. Minyak tersebut diperoleh dengan cara pirolisis katalitik
biomassatidak memerlukan teknik pra-pengolahan sampel yang mahal yang

melibatkan kondensasi dan penguapan kembali.


II.3 Asap Cair
Menurut Darmadji (1995), asap merupakan suatu sistem yang komplek yang
terdiri dari fase cairan terdispersi dalam medium gas sebagai pendispersi. Asap
diproduksi dengan cara pembakaran tidak sempurna yang melibatkan reaksi
dekomposisi konstituen polimer menjadi senyawa organik dengan berat molekul
rendah karena pengaruh panas yang meliputi reaksi oksidasi, polimerisasi dan
kondensasi. Jumlah partikel padatan dan cairan dalam medium gas menentukan
kepadatan asap. Selain itu asap juga memberikan pengaruh warna rasa dan aroma
pada medium pendispersi gas (Wikipedia, 2010).
Asap cair merupakan asap hasil pembakaran dari suatu bahan baku kering
yang dilakukan pendinginan (kondensasi) sehingga berubah menjadi suatu cairan.
Pszezola (1995) mengatakan asap cair pertama kali diproduksi pada tahun 1980
oleh sebuah pabrik farmasi di Kansas, yang dikembangkan dengan metode
destilasi kering (pirolisis) dari bahan kayu.
Limbah plastik dipanaskan di atas suhu leburnya sehingga berubah jadi
uap. Proses pemanasan ini menyebabkan perengkahan pada molekul polimer
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

19

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

plastik menjadi potongan molekul yang lebih pendek. Selanjutnya, molekulmolekul ini didinginkan menjadi fase cair. Cairan yang dihasilkan jadi bahan
dasar minyak atau minyak mentah atau pyrolytic oil sebagai produk cair
mengandung nafta dan komponen lain yang relatif potensial untuk diolah kembali
menjadi fraksi yang dapat memberikan nilai tambah. Asap cair yang dihasilkan
dari proses pirolisis sampah plastik memiliki potensi sebagai bahan bakar cair
dengan diketahuinya kandungan komponen/senyawa dari asap cair pirolisis
limbah plastik (tri Anggono dkk,2009).
Penelitian yang dilakukan Tri Anggono tahun 2009 menyatakan asap cair
yang dihasilkan dari proses pirolisis sampah plastik bungkus makanan dan
kantong plastik memiliki potensi sebagai bahan bakar cair karena mempunyai
komponen-komponen yang memiliki sifat mudah terbakar dengan diketahuinya
kandungan komponen/senyawa dari asap cair yang dihasilkan melalui hasil
analisis GC-MS. Komponen kimia penyusun dari asap cair yang dihasilkan pada
sampel sampah plastik bungkus makanan adalah 2-propanon/aseton, asam borat,
asam asetat dan siklopentanon. Komponen kimia penyusun dari asap cair yang
dihasilkan pada sampel sampah kantong plastik adalah 2-hidroksimetil-3-metiloxiran, asam asetat, hidroksiaseton, 2 siklopentana, dan 2-butanon/metil etil
keton.
II.4 Sifat Asap Cair
1. Sifat fisis
a. Densitas
Densitas atau massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume
benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula
massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata suatu benda adalah total massa
dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis yang
lebih tinggi akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa
sama yang memiliki massa jenis lebih rendah.
(http://www.en.wikipedia.orgs,2009)
Satuan SI massa jenis adalah kg/m3. Massa jenis berfungsi untuk
menentukan suatu zat karena setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

20

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Suatu zat berapapun massanya dan berapapun volumenya akan memiliki massa
jenis yang sama.

Massa jenis berbagai fluida dapat dilihat pada tabel berikut :


Tabel 2. Massa jenis berbagai fluida
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Jenis Minyak
Bensin
Alkohol Alkil
Air Laut
Raksa
Air (40C)
Darah
Udara
Minyak Tanah

Massa Jenis (kg/L)


0,68
0,79
1,025
13,6
1
1,05
1,29
0,78-0,81

Pustaka
Giancoli, D.C.,1997

http//www.en.wikipedia.orgs

2. Sifat kimia
a. Nilai Kalor
Nilai kalor rendah (LHV, Lower Heating Value ) adalah jumlah energi
yang dilepaskan dalam proses pembakaran suatu bahan bakar dimana kalor
laten dari uap air tidak diperhitungkan atau setelah terbakar temperature gas
pembakaran dibuat 1500C. Pada temperature ini air berada dalam kondisi fasa
uap. Jika jumlah kalor laten uap air diperhitungkan atau setelah terbakar
temperature gas hasil pembakaran dibuat 250C maka akan diperoleh nilai
kalor atas (HHV, High Heating Value). Pada temperature ini air akan berada
dalam kondisi fasa cair.
Nilai kalor bahan bakar dapat diketahui dengan menggunakan bom
kalorimeter. Bahan bakar yang akan diuji nilai kalornya dibakar
menggunakan kumparan kawat yang dialiri arus listrik dalam bilik yang
disebut bom dan dibenamkan di dalam air. Bahan bakar yang bereaksi dengan
oksigen akan menghasilkan kalor, hal ini menyebabkan suhu calorimeter
naik. Untuk menjaga agar panas yang dihasilkan dari reaksi bahan bakar
dengan oksigen tidak menyebar ke lingkungan luar maka calorimeter dilapisi
oleh bahan yang bersifat isolator.
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

21

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Nilai kalor dari berbagai macam bahan bakar dapat dilihat pada tabel berikut
ini (www.engineeringtoolbox.com) :
Tabel 3. Nilai kalor dari berbagai macam bahan bakar
No

Bahan Bakar

Nilai Kalor (kJ/g)

1.

Minyak Tanah

2.

Bensin

47,3

3.

Aseton

29

4.

Batubara

15-27

5.

Kokas

28-31

6.

Minyak diesel

44,8

7.

Arang

29,6

8.

Butana

49,5

9.

Alkohol 96%

10. Hidrogen

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

43

30
141,79

22

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bahan dan Alat
3.1.1 Bahan yang digunakan :
Kantong plastik hitam
Botol air minum kemasan
Styrofoam pembungkus makanan
3.1.2 Alat
Alat yang digunakan :
Rangkaian alat pirolisis dan pendingin balik
Tabung Erlenmeyer
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Variabel Penelitian
a) Variabel terikat
Massa bahan baku 500 gram
Waktu proses selama 5 jam
b) Variabel bebas
Jenis plastik : Plastik

PET

(Polyethylene

Terephtalate)

menggunakan botol air minum kemasan (Aqua) , plastik Poli


Stirene menggunakan styrofoam, plastik PP (Polypropylene)
menggunakan kantong plastik hitam.
Temperatur proses yang digunakan 5000C, 6000C dan 7000C
c) Analisa hasil
Analisa sifat fisis :
Densitas
Analisa sifat kimia :
Nilai Kalor dari minyak yang dihasilkan

3.2.2. Gambar Alat dan Skema Alat

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

23

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Gambar 6. Rangkaian Alat Pirolisis

Gambar 7. Penjelasan Nama Alat


3.2.3 Tahapan Penelitian
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

24

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan yang disajikan pada


diagram alir berikut :
Sampah Plastik

Pembersihan
Pretreatment sampel
bahan baku sampah plastik

Pemotongan

Persiapan :
Reaktor Pirolisis, Selang, Unit Pendingin, Tempat minyak
pirolisis, Pompa air, Thermocouple reader, timbangan
digital.
Set temperatur pada 5000C, 6000C, dan 7000C

Jenis Plastik Plastik PET, Plastik Polistirene, dan


Plastik PP.

Proses Pirolisis

Minyak Hasil Pirolisis (Asap Cair)

Analisa:
Densitas
Nilai Kalor

Hasil Analisa , Kesimpulan dan


Saran

Gambar 8. Diagram Alir Pengolahan Sampah Plastik


1. Pretreatment bahan baku sampah plastik

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

25

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Kotoran yang terdapat didalam bahan baku sampah plastik dibersihkan


kemudian dikelompokkan berdasarkan tipenya dan melakukan pengeringan
jika terdapat sisa air didalam bahan baku. Adapun jenis sampah plastik yang
digunakan adalah plastik PET (Polyethylene Terephtalate) menggunakan botol
air minum kemasan (Aqua) , plastik Polistirena menggunakan styrofoam
pembungkus makanan , plastik PP (Polypropylene) menggunakan kantong
plastik berwarna hitam.
Bahan baku plastik yang telah bersih dilakukan pemotongan dengan ukuran
rerata 1-2 cm2 agar luas permukaan kontak yang terjadi lebih besar sehingga
hasil dari proses ini lebih maksimal.
2. Proses Pirolisis
Prosedur dalam proses pirolisis dilakukan melalui beberapa tahapan proses
diantaranya dilakukan pengecekan alat pirolisis yang akan digunakan. Setelah
itu bahan baku sampah plastik PET (Polyethylene Terephtalate) yaitu botol air
minum kemasan (Aqua) ditimbang sebesar 500 gram. Bahan baku plastik yang
telah dipotong dan ditimbang tersebut dimasukan ke dalam tempat umpan
reaktor. Kemudian pemanas reaktor dijalankan dan dilakukan penyetingan pada
suhu 5000C pada Thermocouple yang dilanjutkan dengan dihidupkannya
pompa air. Setelah mencapai suhu yang ditentukan, maka saat itu waktu mulai
dihitung sebagai waktu awal dan menghitung waktu selama 5 jam. Setelah 5
jam pompa dan pemanas reaktor dimatikan yang kemudian dipersiapkan proses
pirolisis selanjutnya.
Mengulangi langkah diatas dengan plastik Polistirena menggunakan
Styrofoam

pembungkus

makanan

dan

plastik

PP

(Polypropylene)

menggunakan kantong plastik hitam dengan suhu reaktor 5000C, 6000C, dan
7000C. Setelah semua sampel minyal pirolisis berhasil didapatkan maka
dilakukan pengujian karakteristik masing-masing sampel.
3. Tahapan analisis hasil
Tahapan selanjutnya adalah analisis hasil karakteristik dari setiap minyak
pirolisis yang dihasilkan. Pengujian yang akan dilakukan meliputi analisa sifat
kimia dan analisa sifat fisis dari hasil proses pirolisis tersebut.
3.3

Analisa Hasil

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

26

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Asap cair pada hasil pirolisis dapat diketahui densitas dan nilai kalornya
dengan cara menggunakan alat piknometer untuk densitas dan bomb kalorimeter
untuk nilai kalor.
1.

Analisa sifat fisis


Densitas
Rumus untuk menentukan massa jenis adalah :

Dimana :
= densitas/massa jenis (kg/m3)
m = massa (kg)
v = volume (m3)
2.

Analisa sifat kimia


Nilai Kalor dari minyak yang dihasilkan
Untuk mengetahui nilai kalor dari bahan bakar tersebut dihitung

menggunakan rumus :

Dimana :
Qs = Energi panas yang dihasilkan oleh sampel (kalori)
Qw = Energi panas yang diserap oleh air (kalori)
mw = massa air (gram)
cw = kalor jenis air (kalori/g.K)
t2 = temperature setelah reaksi (K)
t1 = temperature sebelum reaksi (K)
Cc = kapasitas kalor dari calorimeter (kalori/K)
Kapasitas dari calorimeter dapat diukur dengan cara membakar zat
standar (Asam Benzoat) yang sudah diketahui

nya.

Masam benzoat . Uasam benzoate = Cc.(T2-T1), dimana


Uasam benzoate = -6318 kalori/g.K
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

27

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

4.1. Hasil Pirolisis


Bahan baku yang digunakan didalam proses pirolisis merupakan bahan
yang telah dilakukan pembersihan kotoran maupun air sehingga dianggap
merupakan bahan baku kering (tidak mengandung kadar air didalam bahan baku
tersebut) sehingga peneliti mengganggap bahwa tidak terdapat kadar air didalam
hasil pirolisis.
Setelah dilakukan proses pirolisis pada beberapa jenis plastik, maka
didapatkan pembahasan hasil yang akan ditampilkan pada sub bab di bawah ini :
Tabel Hasil Pirolisis dalam berbagai suhu dan volume

No.

4.2
4.2.1

4.2.2

Suhu
(0C)

Plastik PET

Plastik PP

Plastik
Polistirene

Volume (ml)

Volume (ml)

Volume (ml)

500

53

72

31.95

600

250

150

69.41

700

205

110

80.96

Hasil Analisis Minyak Pirolisis


Analisis Sifat Fisis : Densitas
Tabel Hasil Pirolisis dalam berbagai suhu dan densitas
Plastik PET

Plastik PP

Densitas
(gr/ml)

Densitas
(gr/ml)

Plastik
Polistirene
Densitas
(gr/ml)

No.

Suhu
(0C)

500

0.533208

1.045696401

2.056

600

0.5332

1.194064256

2.167

700

0.53322

1.194293478

2.164

Analisis Sifat Fisis : Nilai Kalor


Tabel Hasil Pirolisis dalam berbagai suhu dan nilai kalor
No.

Suhu
(0C)

Plastik PET

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

Plastik PP

Plastik
Polistirene
28

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

4.3
1.

Nilai Kalor
(kal/gram)

Nilai Kalor
(kal/gram)

Nilai Kalor
(kal/gram)

500

9725.5655

10131.6358

10403.9498

600

9963.9056

10219.5798

10530.53587

700

9807.3824

10082.3419

10568.986

Pembahasan Hasil Analisis Minyak Pirolisis


Volume yang dihasilkan
Berikut adalah grafik perbandingan yang didapatkan antara volume yang

dihasilkan dengan beberapa suhu pirolisis dari berbagai jenis bahan baku plastik
yang telah dilakukan :

Gambar 9. Grafik perbandingan volume dengan suhu dari berbagai jenis plastik
Dari gambar dapat dilihat hasil perbandingan volume pirolisis di berbagai
jenis sampah plastik sebagai bahan baku dan didapat nilai tertinggi untuk volume
yaitu pirolisis dengan bahan baku sampah plastik PET (Poliethylen Terephtalane)
menggunakan botol aqua bekas . Hal ini disebabkan karena plastik PET memiliki
titik didih tertinggi dibandingkan bahan lain sehingga tidak terjadinya reaksi
sekunder dari proses pirolisis yang dilakukan terhadap plastik PET ini.
Reaksi sekunder yang dimaksutkan di sini adalah reaksi berkelanjutan dari
reaksi perengkahan utama yang menjadikan perengkahan dari karbon-karbon yang
terdapat dalam bahan baku menjadi lebih sempurna atau berkelanjutan sehingga
menghasilkan rantai karbon yang lebih kecil dari yang seharusnya . Rantai karbon

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

29

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

yang lebih kecil seperti C1 , C2 dan C3 , dalam suhu ruangan dan dengan pendingin
yang hanya menggunakan air tidak dapat diembunkan untuk menjadikan hasil cair
sehingga mengakibatkan komponen rantai karbon kecil ini tetap dalam keadaan
gas dan menyebar ke udara sekitar sehingga menghasilkan bau yang kurang sedap
. Hal ini juga mengakibatkan berkurangnya volume dari hasil pirolisis dengan
bahan baku plastik PP dan plastik polistirene yang memiliki titik didih lebih kecil
dibandingkan plastik PET .
2.

Densitas
Berikut adalah grafik perbandingan yang didapatkan antara densitas yang

dihasilkan dengan beberapa suhu pirolisis dari berbagai jenis bahan baku plastik
yang telah dilakukan :

Gambar 10. Grafik perbandingan densitas dengan suhu dari berbagai jenis plastik
Dari gambar dapat disimpulkan hasil perbandingan densitas pirolisis di
berbagai jenis sampah plastik sebagai bahan baku dan didapat nilai tertinggi untuk
densitas yaitu pirolisis dengan bahan baku sampah plastik Polistirena
menggunakan styrofoam bekas makanan . Hasil nilai

densitas merupakan

berbanding terbalik dari volume yang dihasilkan dalam pirolisis , dengan rumus
massa jenis yaitu massa per volume .
Nilai rata-rata dari berbagai suhu untuk Polistirena yaitu 2.130012 kg/L ,
PET yaitu 0.533209 kg/L dan plastik PP yaitu 1.144685 kg/L. Dapat dibandingkan
nilai rata-rata ini dengan nilai densitas bahan bakar minyak yaitu bensin (0.68
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

30

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

kg/L) dan minyak tanah (0.78-0.81 kg/L), yang mendekati nilai densitas dengan
bahan bakar minyak adalah nilai rata-rata densitas PET. Sedangkan nilai densitas
dari Polistirena dan PP melewati nilai densitas dari air laut (1.025 kg/L) sehingga
diperlukan treatment (pemurnian bahan) lebih lanjut untuk mengurangi fraksi
berat yang terdapat dalam minyak hasil pirolisis ini .
3.

Nilai Kalor
Berikut adalah grafik perbandingan yang didapatkan antara nilai kalor yang

dihasilkan dengan beberapa suhu pirolisis dari berbagai jenis bahan baku plastik
yang telah dilakukan :

Gambar 11. Grafik perbandingan nilai kalor dengan suhu dari berbagai jenis
plastik
Dari gambar didapatkan hasil perbandingan nilai kalor pirolisis di berbagai
jenis sampah plastik sebagai bahan baku dan didapat nilai tertinggi untuk nilai
kalor yaitu pirolisis dengan bahan baku sampah plastik Polistirena menggunakan
styrofoam bekas makanan .
Hasil pengujian ini menunjukan bahwa nilai kalor minyak pirolisis cukup
tinggi. Dari tabel 4.2.2 diketahui bahwa rata-rata nilai kalor dari minyak pirolisis
yang dihasilkan adalah 43.96625 kJ/g pada plastik Polistirena , 42.47307 kJ/g
pada plastik PP dan 41.16581 kJ/g pada plastik PET . Hasil ini menunjukkan
bahwa adanya perbedaan jenis plastik mempengaruhi nilai kalor, hal ini
disebabkan karena unsur penyusun dari minyak pirolisis plastik Polistirena , PP
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

31

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

dan PET berbeda. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Warrington (1994) yang meneliti nilai kalor dari berbagai macam material, plastik
yang berasal dari sampah film memiliki nilai kalor 41,5 kJ/g, sedangkan plastik
yang berasal dari sampah plastik PVC memiliki nilai kalor 22,59 kJ/g.
Nilai kalor dari minyak pirolisis memiliki nilai rata-rata 42.53504 kJ/g,
jika dibandingkan dengan berbagai macam nilai kalor pada bahan bakar pada tabel
3.2, maka nilai kalor dari minyak pirolisis hampir sama dengan nilai kalor minyak
tanah yaitu sebesar 43 kJ/g .

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan berupa pirolisis plastik dan pengujian
karakteristik minyak pirolisis yang dihasilkan, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Hasil volume minyak terbanyak adalah pada temperatur dinding reaktor
6000C, pada plastik PP dan PET bernilai sama yaitu sebesar 66 % dan pada
temperature dinding reaktor 700 C pada plastik Polistirene.
2. Massa jenis rata-rata minyak pirolisis plastik PET, PP dan Polistirene
berturut-turut sebesar 0,5332 gr/ml, 1,1446 gr/ml dan 2,129 gr/ml.

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

32

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

3. Massa jenis minyak pirolisis plastik PET dan PP meningkat dengan


peningkatan suhu dinding reaktor sedangkan plastik Polistirene mengalami
penurunan pada suhu 700 C
4. Nilai kalor rata-rata minyak pirolisis plastik PET, PP dan Polistirene
berturut-turut sebesar 9832,2845 kal/gr, 10144,5191 kal/gr dan 10501,1572
kal/gr.
5. Pengaruh suhu dinding reaktor tidak signifikan terhadap nilai kalor minyak
pirolisis plastik PET, PP maupun LDPE, karena nilainya hampir sama.
6. Diantara jenis plastik yang telah diteliti, maka jenis plastik yang memiliki
potensi sifat fisik dan kimia yang lebih unggul jika diolah menjadi minyak
pirolisis adalah jenis plastik Polistirene.
5.2.Saran
Setelah melakukan penelitian, maka saran yang diberikan untuk penelitian
selanjutnya adalah :
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang tekhnik pirolisis dan sistem
pendingin yang memadai untuk pirolisis plastik ini .
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai zat-zat penyusun bahan
bakar

minyak

pirolisis

dengan

menggunakan

peralatan

gas

chromatography (GC analysis).


3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk pemurnian dari minyak pirolisis
yang dihasilkan .

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

33

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
1. Adimasramdhani (2010).
Pirolisis.http://adimasramdhani.wordpress.com/2010/04/05/ pirolisis/,
diakses pada 3 Juni 2013
2. Anonim (2013). Pirolisis. http://id.wikipedia.org/wiki/Pirolisis, diakses
pada 3 Juni 2013
3. Fellows,P.J. 2000. Food Processing Technology. Principles and Practice.
2ndEd.
Woodhead Publishing Ltd., Cambridge, England.
4. Miltz, J., 1992. Food Packaging. In : Handbook of Food Engineering,
D.R.Heldman and D.B.Lund (Ed). Marcel Dekker, Inc. New York.
5. Aziza. plastik. www.wikipedia.org.
6. Billmeyer. B. 1971. Textbook Of Polymer Science.
7. Breeze,Paul et al. 2009. Renewable Energy Focus Handbook. Academic
Press. Elsevier. Linacre House, Jordan Hill, Oxford OX2 8DP,UK
8. Bierley, A.W., R.J. Heat and M.J. Scott. 1988. Plastic Materials Properties
and Aplications. Chapman and Hall Publishing: New York.
9. Chem Edu 09. 29 April 2012. Pemanfaatan Limbah Plastik Menjadi Bahan
Bakar Minyak. www.chemedu09.wordpress.com
10. Mulyadi,E.,2004, Termal Dekomposisi Sampah Plastik , Jurnal Rekayasa
Perencanaan, ISSN 1829-913x, Vol-1

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

34

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

11. Sumarni.,2008 Kinetika Reaksi Pirolisis Plastik Low Density


Poliethylene (LDPE),Jurusan Teknik Kimia,Institut Sains dan Teknologi
AKPRIND Yogyakarta
12. Ramadhan,Aprian dan Ali,Munawar PENGOLAHAN SAMPAH
PLASTIK MENJADI MINYAK MENGGUNAKAN PROSES
PIROLISIS,Prodi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan,Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
13. Nurminah Mimi,2002. Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik
dan Kertas Serta
Pengaruhnya Terhadap Bahan yang Dikemas. Fakultas Pertanian Jurusan
Teknologi Pertanian,Universitas Sumatera Utara
14. PT. ARTHA TEKNINDO SUKMATAMA ARTECH Mengolah limbah
plastik menjadi ENERGI. www.artech.co.id.

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

35

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

LAMPIRAN

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

36

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Perhitungan Kadar Air


Kadar air (%)

x 100%

dimana,
a = berat sampel sebelum dikeringkan (gr)
b = berat sampel sesudah dikeringkan (gr)

1. Analisa kadar air untuk perbandingan komposisi perekat dan arang 1:1
dengan ukuran 30-50 mesh
a. Sampel Pertama
Berat sampel awal
: 2,0312 gram
Berat sampel akhir
: 1,9786 gram
Kadar air
: 2,59 %
b. Sampel Kedua
Berat sampel awal
: 2,0017 gram
Berat sampel akhir
: 1,9485 gram
Kadar air
: 2,73 %
Kadar air rata-rata

: 2,66 %

2. Analisa kadar air untuk perbandingan komposisi perekat dan arang 1:2
dengan ukuran 30-50 mesh
a. Sampel Pertama
Berat sampel awal
: 2,0646 gram
Berat sampel akhir
: 1,9773 gram
Kadar air
: 3,26 %
b. Sampel Kedua
Berat sampel awal
: 2,0102 gram
Berat sampel akhir
: 1,9491 gram
Kadar air
: 2,81 %
Kadar air rata-rata

: 3,04 %

3. Analisa kadar air untuk perbandingan komposisi perekat dan arang 1:3
dengan ukuran 30-50 mesh
a. Sampel Pertama
Berat sampel awal
: 2,0245 gram
Berat sampel akhir
: 1,9514 gram
Kadar air
: 3,61 %
b. Sampel Kedua
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

37

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Berat sampel awal


Berat sampel akhir
Kadar air
Kadar air rata-rata

: 2,0079 gram
: 1,9358 gram
: 3,57 %
: 3,59 %

4. Analisa kadar air untuk perbandingan komposisi perekat dan arang 1:4
dengan ukuran 30-50 mesh
a. Sampel Pertama
Berat sampel awal
: 2,4486 gram
Berat sampel akhir
: 2,3497 gram
Kadar air
: 4,04 %
b. Sampel Kedua
Berat sampel awal
: 2,0202 gram
Berat sampel akhir
: 1,9414 gram
Kadar air
: 3,76 %
Kadar air rata-rata

: 3,9 %

5. Analisa kadar air untuk perbandingan komposisi perekat dan arang 1:1
dengan ukuran 50-80 mesh
a. Sampel Pertama
Berat sampel awal
: 2,0663 gram
Berat sampel akhir
: 2,0062 gram
Kadar air
: 2,91 %
b. Sampel Kedua
Berat sampel awal
: 2,0053 gram
Berat sampel akhir
: 1,9447 gram
Kadar air
: 3,02 %
Kadar air rata-rata

: 2,97 %

6. Analisa kadar air untuk perbandingan komposisi perekat dan arang 1:2
dengan ukuran 50-80 mesh
a. Sampel Pertama
Berat sampel awal
: 1,9505 gram
Berat sampel akhir
: 1,8828 gram
Kadar air
: 3,47 %
b. Sampel Kedua
Berat sampel awal
: 2,0112 gram
Berat sampel akhir
: 1,9374 gram
Kadar air
: 3,67 %
Kadar air rata-rata

: 3,57 %

7. Analisa kadar air untuk perbandingan komposisi perekat dan arang 1:3
dengan ukuran 50-80 mesh
a. Sampel Pertama
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

38

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Berat sampel awal


Berat sampel akhir
Kadar air
b. Sampel Kedua
Berat sampel awal

: 2,0219 gram

Berat sampel akhir


Kadar air

: 1,9422 gram
: 3,94 %

Kadar air rata-rata

: 2,1875 gram
: 2,1024 gram
: 3,89 %

: 3,92 %

8. Analisa kadar air untuk perbandingan komposisi perekat dan arang 1:4
dengan ukuran 50-80 mesh
a. Sampel Pertama
Berat sampel awal
: 2,0642 gram
Berat sampel akhir
: 1,9773 gram
Kadar air
: 4,21 %
b. Sampel Kedua
Berat sampel awal
: 2,0201 gram
Berat sampel akhir
: 1,9334 gram
Kadar air
: 4,29 %
Kadar air rata-rata

: 4,25 %

9. Analisa kadar air untuk perbandingan komposisi perekat dan arang 1:1
dengan ukuran >80 mesh
a. Sampel Pertama
Berat sampel awal
: 2,3014 gram
Berat sampel akhir
: 2,2259 gram
Kadar air
: 3,28 %
b. Sampel Kedua
Berat sampel awal
: 2,0057 gram
Berat sampel akhir
: 1,9387 gram
Kadar air
: 3,34 %
Kadar air rata-rata

: 3,31 %

10. Analisa kadar air untuk perbandingan komposisi perekat dan arang 1:2
dengan ukuran >80 mesh
a. Sampel Pertama
Berat sampel awal
: 2,074 gram
Berat sampel akhir
: 1,9937 gram
Kadar air
: 3,87 %
b. Sampel Kedua
Berat sampel awal
: 2,0083 gram
Berat sampel akhir
: 1,9284 gram
Kadar air
: 4,09 %
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

39

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Kadar air rata-rata

: 3,98 %

11. Analisa kadar air untuk perbandingan komposisi perekat dan arang 1:3
dengan ukuran >80 mesh
a. Sampel Pertama
Berat sampel awal
: 2,0643 gram
Berat sampel akhir
: 1,9803 gram
Kadar air
: 4,07 %
b. Sampel Kedua
Berat sampel awal
: 2,0104 gram
Berat sampel akhir
: 1,9264 gram
Kadar air
: 4,18 %
Kadar air rata-rata

: 4,125 %

12. Analisa kadar air untuk perbandingan komposisi perekat dan arang 1:4
dengan ukuran >80 mesh
a. Sampel Pertama
Berat sampel awal
: 1,9435 gram
Berat sampel akhir
: 1,8566 gram
Kadar air
: 4,47 %
b. Sampel Kedua
Berat sampel awal
: 2,0164 gram
Berat sampel akhir
: 1,9220 gram
Kadar air
: 4,89 %
Kadar air rata-rata
13. Analisa kulit kopi
a. Sampel Pertama
Berat sampel awal
Berat sampel akhir
Kadar air
b. Sampel Kedua
Berat sampel awal
Berat sampel akhir
Kadar air
Kadar air rata-rata
14. Analisa arang kulit kopi
a. Sampel Pertama
Berat sampel awal
Berat sampel akhir
Kadar air
b. Sampel Kedua
Berat sampel awal
Berat sampel akhir
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

: 4,68 %

: 2,00 gram
: 1,7928 gram
: 10,36 %
: 2,0193 gram
: 1,7968 gram
: 11,02 %
: 10,69 %

: 2,0382 gram
: 1,8966 gram
:7%
: 2,0231 gram
: 1,8768 gram
40

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Kadar air

: 7,23 %

Kadar air rata-rata

: 7,115 %

Perhitungan Kadar Abu


Menimbang berat crucible kosong (tanpa tutup), timbang sampel sebanyak
1 gram, masukkan ke dalam crucible. Timbang berat crucible beserta sampel,
masukkan ke dalam furnace, atur suhu hingga mencapai suhu 7000C selama 3 jam.
Matikan furnace, kemudian diamkan selama 24 jam. Setelah itu timbang berat
cruicible + sampel.
Kadar abu (%)

x 100 %

dimana,
c
b
a

= berat crucible + abu (g)


= berat crucible (g)
= berat sampel sebelum pengabuan (g)

Perhitungan
1. Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 1 , ukuran
arang 30-50 mesh.
a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 0,9850 gram
Berat crucible kosong : 12,2465 gram
Berat crucible + abu : 12,3012 gram
Kadar abu

= 5,55 %

b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 0,9937 gram
Berat crucible kosong : 12,0597 gram
Berat crucible + abu : 12,1151 gram
Kadar abu
: 5,57 %
Kadar abu rata-rata

= 5,56%

2. Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 2 , ukuran


arang 30-50 mesh.
a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 0,9730gram
Berat crucible kosong : 11,8671 gram
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

41

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Berat crucible + abu : 9,9468gram


Kadar abu (%)
: 8,19%
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 1,1046 gram
Berat crucible kosong : 11,2493 gram
Berat crucible + abu : 11,3402 gram
Kadar abu
: 8,23%
Kadar abu rata-rata

: 8,21%

3. briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 3 , ukuran


arang 30-50 mesh.
a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 1,1835gram
Berat crucible kosong : 11,2497 gram
Berat crucible + abu : 11,3555gram
Kadar abu
: 8,94%
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 0,9857 gram
Berat crucible kosong : 10,8493 gram
Berat crucible + abu :10,9376 gram
Kadar abu
: 8,96%
Kadar abu rata-rata

: 8,95%

4. Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 4 , ukuran


arang 30-50 mesh.
a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 0,9733gram
Berat crucible kosong : 12,2756 gram
Berat crucible + abu : 12,3714gram
Kadar abu (%)
: 9,84%%
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 0,9961 gram
Berat crucible kosong : 12,5323 gram
Berat crucible + abu :12,6307 gram
Kadar abu
: 9,88%
Kadar abu rata-rata

: 9,86%

5. Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 1 , ukuran


arang 50-80mesh.
a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 0,9321 gram
Berat crucible kosong : 11,2479 gram
Berat crucible + abu : 11,3211 gram
Kadar abu
: 7,85%
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

42

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 1,0264 gram
Berat crucible kosong : 12, 5367 gram
Berat crucible + abu : 12,6183 gram
Kadar abu
: 7,95%
Kadar abu rata-rata

: 7,90%

6. Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 2 , ukuran


arang 50-80 mesh.
a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 0,8931 gram
Berat crucible kosong : 9,6609 gram
Berat crucible + abu : 9,7371 gram
Kadar abu
: 8,53%
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 0,9828 gram
Berat crucible kosong : 9,8752 gram
Berat crucible + abu : 9,9598 gram
Kadar abu
: 8,61%
Kadar abu rata-rata

: 8,57%

7. Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 3, ukuran


arang 50-80 mesh.
a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 0,9608 gram
Berat crucible kosong : 10, 6138 gram
Berat crucible + abu : 10,7094 gram
Kadar abu
: 9,95%
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 1,0098 gram
Berat crucible kosong : 12,0483 gram
Berat crucible + abu : 12,149 gram
Kadar abu
: 9,97 %
Kadar Abu rata-rata

: 9,96 %

8. Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 4 , ukuran


arang 50-80 mesh.
a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 1,0563 gram
Berat crucible kosong : 10,2727 gram
Berat crucible + abu : 10,3866 gram
Kadar abu
: 10,80%
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 0,9134 gram
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

43

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Berat crucible kosong : 12,2449 gram


Berat crucible + abu : 12,3448 gram
Kadar abu
: 10,94 %
Kadar abu rata-rata

: 10,87%

9. Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 1 , ukuran


arang >80 mesh.
a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 1,1126 gram
Berat crucible kosong : 12,2448 gram
Berat crucible + abu : 12,3405 gram
Kadar abu
: 8,60 %
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 0,9635 gram
Berat crucible kosong : 14,0889 gram
Berat crucible + abu : 14,1729 gram
Kadar abu
:8,72%
Kadar abu rata-rata

: 8,66%

10. Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 2 , ukuran


arang >80 mesh.
a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 1,1137gram
Berat crucible kosong : 11,9748 gram
Berat crucible + abu : 12,1009 gram
Kadar abu
: 11,32 %
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 1,2369 gram
Berat crucible kosong : 11,1328 gram
Berat crucible + abu : 11,2733 gram
Kadar abu
: 11,36%
Kadar abu rata-rata

: 11,34%

11. Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 3 , ukuran


arang >80 mesh.
a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 1,0393 gram
Berat crucible kosong : 10,2707 gram
Berat crucible + abu : 10,3933 gram
Kadar abu
: 11,80%
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 0,9605 gram
Berat crucible kosong : 11,3572 gram
Berat crucible + abu : 11,4163 gram
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

44

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Kadar abu

: 11,84%

Kadar abu rata-rata

: 11,82%

12. Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 4 , ukuran


arang >80 mesh.
a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 1,0747 gram
Berat crucible kosong : 14,1605 gram
Berat crucible + abu : 14,3025 gram
Kadar abu
: 13,21%
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 1,1244 gram
Berat crucible kosong : 14,2758 gram
Berat crucible + abu : 14,4252 gram
Kadar abu
: 13,29%
Kadar abu rata-rata

: 13,25%

13. Kulit kopi


a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 1,0452 gram
Berat crucible kosong : 10,6074 gram
Berat crucible + abu : 10,6602 gram
Kadar abu
: 5,05%
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 0,9756 gram
Berat crucible kosong : 14,1349 gram
Berat crucible + abu : 14,1871 gram
Kadar abu
: 5,35%
Kadar abu rata-rata

: 5,20%

14. Arang kulit kopi


a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 1,0157 gram
Berat crucible kosong : 9,6457 gram
Berat crucible + abu : 9,7798 gram
Kadar abu
: 13,20%
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 1,3648 gram
Berat crucible kosong : 12,2391 gram
Berat crucible + abu : 12,4271 gram
Kadar abu
: 13,80%
Kadar abu rata-rata

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

: 13,50%

45

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Perhitungan Volatille Matter


Kehilangan berat (%) =

x 100 %

Volatile matter (%) = kehilangan berat kadar air


dimana,
a
= berat awal (gr)
d
= berat sampel setelah pemanasan (gr)

1.

Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 1 , ukuran


arang 30-50 mesh.
a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 2,0209 gram
Berat sampel akhir : 0,8314 gram
Kehilangan berat
: 58,86 %
Kadar air
: 3,31 %
Kadar volatille Matter : 55,55 %
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 2,2175 gram
Berat sampel akhir : 0,9247 gram
Kehilangan Berat
: 58,3 %
Kadar air
: 3,31 %
Kadar Volatille Matter: 54,99 %
Kadar Volatile Matter rata-rata

2.

Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 2 , ukuran


arang 30-50 mesh.
a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 1,9656 gram
Berat sampel akhir : 0,9954 gram
Kehilangan berat
: 49,36 %
Kadar air
: 3,98 %
Kadar volatille Matter : 42,38 %
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 1,9517 gram
Berat sampel akhir : 1,0512 gram
Kehilangan Berat
: 46,14 %
Kadar air
: 3,98 %
Kadar Volatille Matter: 42,16 %
Kadar Volatile Matter rata-rata

3.

: 55,27 %

: 42,27 %

Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 3 , ukuran


arang 30-50 mesh.

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

46

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 2,0676 gram
Berat sampel akhir : 1,2509 gram
Kehilangan berat
: 39,5 %
Kadar air
: 4,13 %
Kadar volatille Matter : 35,37 %
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 2,1064 gram
Berat sampel akhir : 1,3401 gram
Kehilangan Berat
: 36,38 %
Kadar air
: 4,13 %
Kadar Volatille Matter: 32,25 %
Kadar Volatile Matter rata-rata
4.

Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 4 , ukuran


arang 30-50 mesh.
a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 1,9748 gram
Berat sampel akhir :1,4068 gram
Kehilangan berat
: 28,76 %
Kadar air
: 4,68 %
Kadar volatille Matter : 24,08 %
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 1,8923 gram
Berat sampel akhir : 1,3639 gram
Kehilangan Berat
: 27,92 %
Kadar air
: 4,68 %
Kadar Volatille Matter: 23,24 %
Kadar Volatile Matter rata-rata

5.

: 33,81 %

: 23,66 %

Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 1 , ukuran


arang 50-80 mesh.
a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 2,0258 gram
Berat sampel akhir : 0,7854 gram
Kehilangan berat
: 61,23 %
Kadar air
: 2,97 %
Kadar volatille Matter : 58,26 %
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 2,0864 gram
Berat sampel akhir : 0,8448 gram
Kehilangan Berat
:59,51 %
Kadar air
: 2,97 %
Kadar Volatille Matter: 56,54 %

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

47

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Kadar Volatile Matter rata-rata


6.

Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 2 , ukuran


arang 50-80 mesh.
a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 1,9720 gram
Berat sampel akhir : 0,9292 gram
Kehilangan berat
: 52,88 %
Kadar air
: 3,57 %
Kadar volatille Matter : 49,31 %
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 1,8823 gram
Berat sampel akhir : 0,9637 gram
Kehilangan Berat
: 48,8 %
Kadar air
: 3,57 %
Kadar Volatille Matter: 45,23 %
Kadar Volatile Matter rata-rata

7.

: 47,27 %

Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 3 , ukuran


arang 50-80 mesh.
a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 2,0126 gram
Berat sampel akhir : 1,2065 gram
Kehilangan berat
: 40,05 %
Kadar air
: 3,59 %
Kadar volatille Matter : 36,46 %
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 2,1427 gram
Berat sampel akhir : 1,3094 gram
Kehilangan Berat
:38,89 %
Kadar air
: 3,59 %
Kadar Volatille Matter: 35,3 %
Kadar Volatile Matter rata-rata

8.

: 57,40 %

: 35,88 %

Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 4 , ukuran


arang 50-80 mesh.
a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 2,00 gram
Berat sampel akhir : 1,3986 gram
Kehilangan berat
: 30,07 %
Kadar air
: 3,9 %
Kadar volatille Matter : 26,17 %
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 2,075 gram
Berat sampel akhir : 1,5278 gram

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

48

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Kehilangan Berat
: 26,37 %
Kadar air
: 3,9 %
Kadar Volatille Matter: 22,47 %
Kadar Volatile Matter rata-rata
9.

: 24,32 %

Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 1 , ukuran


arang 80 mesh.
a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 1,9599 gram
Berat sampel akhir : 0,7114 gram
Kehilangan berat

63,7 %

Kadar air
: 2,66 %
Kadar volatille Matter
: 63,7 2,66 = 61,04 %
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 1,9632 gram
Berat sampel akhir : 0,7959 gram
Kehilangan Berat
: 59,46 %
Kadar air
: 2,66 %
Kadar Volatille Matter: 56,8 %
Kadar Volatile Matter rata-rata
10.

Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 2 , ukuran


arang 80 mesh.
a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 2,0249 gram
Berat sampel akhir : 1,0110 gram
Kehilangan berat
: 50,7 %
Kadar air
: 3,04 %
Kadar volatille Matter : 47,66 %
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 2,1326 gram
Berat sampel akhir : 1,0932 gram
Kehilangan Berat
: 48,74 %
Kadar air
: 3,04 %
Kadar Volatille Matter: 45,7 %
Kadar Volatile Matter rata-rata

11.

:58,92 %

: 46,68 %

Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 3 , ukuran


arang 80 mesh.
a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 2,0338 gram

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

49

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Berat sampel akhir :1,2056 gram


Kehilangan berat
: 40,72 %
Kadar air
: 3,92 %
Kadar volatille Matter : 36,80 %
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 2,1362 gram
Berat sampel akhir : 1,3026 gram
Kehilangan Berat
: 39,02 %
Kadar air
: 3,92 %
Kadar Volatille Matter: 35,10 %
Kadar Volatile Matter rata-rata
12.

Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 4 , ukuran


arang 80 mesh.
a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 2,0372 gram
Berat sampel akhir :1,4112 gram
Kehilangan berat
: 30,73 %
Kadar air
: 4,25 %
Kadar volatille Matter : 26,48 %
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 2,1468 gram
Berat sampel akhir : 1,5446 gram
Kehilangan Berat
: 28,05 %
Kadar air
: 4,25 %
Kadar Volatille Matter: 23,8 %
Kadar Volatile Matter rata-rata

13.

: 25,14 %

Kadar volatille matter arang


a. Sampel pertama
Berat sampel awal
: 1,9951 gram
Berat sampel akhir : 1,4951 gram
Kehilangan Berat
: 25,06%
Kadar air
: 7,12 %
Kadar volatille Matter : 17,94 %
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 1,9215 gram
Berat sampel akhir : 1,4749 gram
Kehilangan berat
: 23,24%
Kadar air
: 7,12%
Kadar Volatille Matter: 16,12%
Kadar volatille Matter rata-rata

14.

: 35,95 %

: 17,03%

Kadar volatille matter kulit kopi

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

50

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

a. Sampel Pertama
Berat sampel awal
: 2,0116 gram
Berat sampel akhir : 0,5195 gram
Kehilangan Berat
: 74,17 %
Kadar air
: 10,69 %
Kadar Volatille Matter: 63,48%
b. Sampel kedua
Berat sampel awal
: 2,1032 gram
Berat sampel akhir : 0,6207 gram
Kehilangan berat
: 73,64%
Kadar air
: 10,69%
Kadar Volatille Matter: 62,62%
Kadar volatille Matter rata-rata

: 63,05%

Perhitungan Fixed Carbon


Kadar FC (%) = 100 (% air + % abu + % VM)
1. Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 1 , ukuran
arang 30-50 mesh.
Kadar air
: 2,66 %
Kadar abu
: 5,56 %
Kadar volatille Matter : 55,27 %
Kadar Fixed Carbon : [100 (2,66 5,56 55,27)] = 36,51 %
2. Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 2 , ukuran
arang 30-50 mesh.
Kadar air
: 3,04 %
Kadar abu
: 8,21 %
Kadar volatille Matter : 42,27 %
Kadar Fixed Carbon : 46,48 %
3. Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 3 , ukuran
arang 30-50 mesh.
Kadar air
: 3,59 %
Kadar abu
: 8,95 %
Kadar volatille Matter : 33,81 %
Kadar Fixed Carbon : 53,65 %
4. Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 4 , ukuran
arang 30-50 mesh.
Kadar air
: 3,9 %
Kadar abu
: 9,86 %
Rizki Ageng N.P (121100030)
Siti Nourrani Rahma (121100086)

51

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

Kadar volatille Matter : 23,66 %


Kadar Fixed Carbon : 62,58 %
5. Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 1 , ukuran
arang 50-80 mesh.
Kadar air
: 2,97 %
Kadar abu
: 7,90 %
Kadar volatille Matter : 57,4 %
Kadar Fixed Carbon : 31,73 %
6. Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 2 , ukuran
arang 50-80 mesh.
Kadar air
: 3,57 %
Kadar abu
: 8,57 %
Kadar volatille Matter : 47,27 %
Kadar Fixed Carbon : 40,59 %
7. Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 3 , ukuran
arang 50-80 mesh.
Kadar air
: 3,93 %
Kadar abu
: 9,96 %
Kadar volatille Matter : 35,88 %
Kadar Fixed Carbon : 50,24 %
8. Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 4 , ukuran
arang 50-80 mesh.
Kadar air
: 4,25 %
Kadar abu
: 10,87 %
Kadar volatille Matter : 24,1 %
Kadar Fixed Carbon : 60,78 %
9. Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 1 , ukuran

arang 80 mesh.
Kadar air
: 3,31 %
Kadar abu
: 8,66 %
Kadar volatille Matter : 58,92 %
Kadar Fixed Carbon : 29,11 %
10. Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 2 , ukuran

arang 80 mesh.
Kadar air
: 3,98 %
Kadar abu
: 11,34 %
Kadar volatille Matter : 35,95 %
Kadar Fixed Carbon : 38,00 %

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

52

Makalah Seminar Penelitian Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Sumber Bahan Bakar
Cair Menggunakan Proses Pirolisis

11. Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 3 , ukuran

arang 80 mesh.
Kadar air
: 4,13 %
Kadar abu
: 11,82 %
Kadar volatille Matter : 35,95 %
Kadar Fixed Carbon : 48,10 %
12. Briket dengan perbandingan berat perekat : berat arang = 1 : 4 , ukuran

arang 80 mesh.
Kadar air
: 4,68 %
Kadar abu
: 13,25 %
Kadar volatille Matter : 25,14 %
Kadar Fixed Carbon : 56,93 %
13. Analisa Kulit kopi
Kadar air
: 10,69 %
Kadar abu
: 5,20 %
Kadar volatille Matter : 63,05 %
Kadar Fixed Carbon : 21,06 %
14. Analisa Arang
Kadar air
: 7,12%
Kadar abu
: 13,50 %
Kadar volatille Matter : 17,03 %
Kadar Fixed Carbon : 62,35 %
Bensin (normal
atau super )
0.72
Minyak tanah 0.79
Minyak disesel mentah,0.84 .
Heavy 0.86
Minyak mentah,light 0.79
Minyak bakar,heavy 0.90
Minyak bakar,intermediate(merchant vessels)0 .94

Rizki Ageng N.P (121100030)


Siti Nourrani Rahma (121100086)

53

Anda mungkin juga menyukai