Biokimia Protein, Lipida

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 26

METABOLISME PROTEIN

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Protein merupakan zat yang paling banyak terdapat dalam tubuh. Selain
berfungsi sebagai material
pembangun, protein juga merupakan sumber energi. Tetapi fungsi sebagai
sumber enersi tidak diperlukan apabila karbohidrat dan lemak cukup untuk
memenuhi kebutuhan
Selama proses pencernaan, protein dipecah menjadi unit-unit yang lebih
kecil sederhana yang disebut asam asam

amino. Asam amino sangat

diperlukan untuk sintesis protein badan (endogenous protein) dan konstituen


jaringan-jaringan badan. Asam-asam amino adalah unit-unit sederhana yang
membentuk protein, dan juga sebaliknya merupakan produk akhir dari
pencernaan protein.
B. Ruang Lingkup Isi
Ruang lingkup isi dari modul ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian protein
2. Fungsi biologi p rotein
3. Pembagian protein
4. Asam amino
5. Peptida
6. Metabolisme protein
7. Pola umum degradasi asam amino
C. Sasaran Pembelajaran Modul

Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian protein, fungsi biologi protein,


pembagian protein, asam amino, peptida , metabolisme protein serta pola umum
degradasi asam amino

BAB II. PEMBAHASAN


A. Pengertian Protein
Protein berasal dari bahasa Yunani proteos artinya yang utama. Protein
merupakan makromolekul polipeptida yang tersusun atas sejumlah asam amino
yang dihubungkan oleh ikatan peptida, yang tersusun dari atom C, H, O, N serta
unsur lainnya, seperti P dan S. Oleh karena itu protein dapat berfungsi sebagai
penghasil enersi, seperti halnya karbohidrat dan lemak, tetapi sebaliknya
karbohidrat dan lemak tidak dapat berfungsi sebagai protein terutama dalam
penggantian sel-sel yang baru
B. Fungsi Biologi Protein
Protein mempunyai beberapa fungs biologi penting, yaitu:
Enzim
Protein yang mempunyai aktivitas katalisa, yakni enzim, hampir semua
reaksi kimia biomolekul organik di dalam sel dikatalisis oleh enzim
Protein transport:
Protein transport di dalam plasma darah mengikat dan membawa molekul
atau ion spesifik dari satu organ ke organ lain. Hemoglobin pada sel darah merah

mengikat oksigen ketika darah melalui paru-paru dan membawa oksigen ke


jaringan periferi. Di jaringan ini oksigen dilepaskan untuk melangsungkan oksidasi
nutrien yang menghasilkan enersi. Plasma darah mengandung lipoprotein yang
membawa lipid dari hati ke organ lain. Protein transport yang lain terdapat di
dalam membran sel dan menyesuaikan strukturnya untuk mengikat dan
membawa glukosa, asam amino dan nutrien lain melalui membran menunju ke
dalam sel
Protein struktural
Banyak protein berperan sebagai filamen atau lembaran penyangga untuk
memberikan struktur biologi kekuatan atau proteksi. Komponen utama dari urat
dan tulang rawan adalah protein serabut kolagen

Protein pertahanan
Immunoglobulin atau antibodi pada invertebrata adalah protein khusus
yang dibuat oleh limposit yang dapat mengenali dan mengendapkan atau
menetralkan serangan bakteri atau virus. Fibrinogen dan trombin merupakan
protein penggumpal darah
Protein pengatur
Beberapa protein membantu mengatur aktivitas selular atau fisiologi.
Contoh protein pengatur adalah hormon, seperti insulin yang mengatur
metabolisme gula, kekurangan hormon ini menyebabkan penyakit diabetes.

C. Penggolongan Protein
Berdasarkan bentuk dan sifat fisik tertentu , protein dapat dibagi menjadi
dua golongan yaitu protein globular dan protein serabut. Protein globular rantai
polipeptidanya rapat-rapat menjadi bentuk globular atau bulat yangpadat. Sifat
protein ini biasanya larut dalam air, hampir semua mempunyai fungsi gerak atau
dinamik, contoh protein globular adalah enzim, protein transpor pada darah,
antibodi dan protein penyimpan nutrien
Protein serabut merupakan molekul serabut panjang, dengan rantai
polipeptida yang memanjang, tidak berlipat membentuk globular. Fungsinya
sebagai protein struktural atau pelindung, contoh: kolagen dari urat.
Selain berdasarkan bentuk dan sifat fisik tertentu, protein juga dapat
dikelompokkan berdasarkan senyawa yang dikandung. Protein majemuk adalah
protein yang mengandung senyawa lain, senyawa tersebut disebut gugus
prostetik.. Beberapa protein majemuk antara lain:
1. Nukleoprotein, terdiri dari asam nukleat dan protein
2. Glikoprotein, gugus ini mengandung karbohidrat
3. Fosfoprotein, senyawa protein mengandung fosfor
4. Kromoprotein adalah merupakan protein berpigmen yang disebabkan gugus
protetiknya, contoh:
hemoglobin, mengandung protoporfirin besi sedangkan hemocyanin
mengandung Cu
5. Protein koenzim, contoh dehidrogenase yang merupakan enzim pengoksidasi
yang mengandung gugus
prostetik NAD+, NADP+, FMN dan FAD
6. Lipoprotein, gugus prostetiknya adalah asam lemak
7. Metaloprotein yaitu protein yang mengandung unsur-unsur anorganik seperti
Fe, Co, Mn, Zn, Cu, Mg dan

sebagainya. Banyak enzim tergolong dalam metaloprotein


G. Asam amino
Terdapat 20 macam asam amino di mana asam-asam amino tersebut
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu asam amino esensial dan non esensial .
Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat disintesa oleh tubuh,
sedangkan asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat disintesa
oleh tubuh , oleh karena itu asam amino tersebut harus dicukupi dari pakan.
Macam-macam asam amino essensial dan non esensial dapat dilihat pada Tabel
1.
Tabel 1. Jenis-jenis asam amino essensial dan non essensial
Non essensial
Alanin
Asam aspartat
Sistein
Asam glutamat
Glisin
Prolin
Aspargin
Serin
Valin
Glutamin

Essensial
Metionin
Threonin
Triptopan
Arginin
Histidin
Lisin
Leusin
Isoleusin
Fenilalanin
Tirosin

Semua asam amino mempunyai ciri yang sama, di mana gugus karboksil
dan gugus amino diikat pada atom karbon yang sama. Perbedaan asam amino
satu dengan lainnya pada rantai sampingnya, atau gugus R, yang bervariasi
dalam struktur, ukuran, muatan listrik dan kelarutan dalam air.
Rumus umum asam amino:

COOH - - - - gugus karboksil

R - C COOH

NH2 - - - - gugus amino

H2N C H - - - - - atom hidrogen


R - - - - gugus R

Atom C bersifat asimetrik, di mana atom C mengikat gugus substituen yang


berbeda, kecuali glisin tidak mengandung atom C asimetrik

COOH
NH2 C H
H
Kecuali glisin, semua asam amino bersifat optik aktif di mana senyawa-senyawa
tersebut dapat memutar bidang polarisasi menuju ke suatu arah atau
kebalikannya
COOH
H2N - C CH2
H
L alanin

COOH
H2C - C NH2
H
D - alanin

Asam amino juga dapat digolongkan berdasarkan gugus R, di mana akan


menunjukkan kecenderungan molekul untuk berinteraksi dengan air dan pH
biologi. Berhasilkan gugus R asam amino dapat digolongkan menjadi 4, yaitu:
1. Golongan dengan gugus R non polar atau hidrofobik
2. Golongan dengan gugus Rpolar tetapi tidak bermuatan
3. Golongan dengan gugus R bermuatan negatif
4. Golongan dengan gugus R bermuatan positif

Penggolongan asam amino berdasarkan polaritas kandungan gugus R (pada pH


7) disajikan pada Tabel 2.
Asam amino non polar bersifat hidrofilik, daya larutnya lebih rendah dari
asam amino polar. Gugus R dari asam amino polar lebih larut dalam air karena
golongan ini mengandung gugus fungsional yang membentuk ikatan hidrogen
dengan air. Polaritas serin, treonin dan tirosin disebabkan oleh gugus hidroksil.
Pada aspargin dan glutamin oleh gugus amida dan pada sistein oleh gugus
sulfida.
Keduapuluh asam amino yang umum pada protein

disajikan pada

Gambar 8. Bagian yang diwarnai bersifat umum bagi semua asam amino,
bagian yang lain merupakan gugus R yang merupakan penciri asam amino yang
satu dengan asam amino yang lain.

Tabel 2. Penggolongan asam amino berdasarkan polaritas kandungan gugus R


(Lehninger, 1995)
Polaritas kandungan
gugus R
Nono polar

Jenis asam amino


Alanin
Isoleusin
Leusin
Metionin
Fenillalanin
Prolin
Triptofan
Valin

Polar
tetapi
bermuatan

Bermuatan negatif
Bermuatan positif

tidak Asparagin
Sistein
Glutamin
Glisin
Serin
Treonin
Tirosin
Asam aspartat
Asam glutamat
Arginin
Histidin
Lisin

Gambar 8. Duapuluh asam amino yang umum pada protein

Asam amino tidak hanya penting untuk menyusun unit protein dan peptida,
tetapi juga sebagai unsur pokok utama beberapa non protein atau merupakan
sumber nitrogen. Non protein yang dibentuk oleh asam amino disajikan pada
Tabel 3.
Tabel 3. Non protein yang dibentuk oleh asam amino
Senyawa biologi
Creatinin

Asam amino prekursor


Glisin dan arginin

Thyrosine, epinephrine Tirosin


dan non epinephrin
Niasin

Fungsi fisiologi
Creatinin phosphat
sebagai cadangan energi
di otot
Hormon

Triptopan
Vitamin

Purine dan pirimidine

Glisin dan asam aspartat


Unsur pokok nukleotida
dan asam nukleat

Ehamolamin dan cholin

Serine
Unsur pokok fosfolipid

Serotonin

Triptopan
Transmisi impuls syaraf

Porphyrine

Glisin
Unsur pokok hemoglobin
dan cytochrome

Glycoholic
taurocholic acid

dan Glisin dan kistin


Asam bile, menambah
daya
cerana
dan
absorbsi lemak
H. Peptida

Peptida tersusun dari beberapa asam amino dan merupakan rantai di


mana gugus karboksil asam amino yang satu dihubungkan dengn gugus asam

amino dari asam amino yang lain melalui suatu ikatan peptida. Sintesis ikatan
peptida terjadi di dalam sel. Dipeptida terdiri dari dua gugus asam amino yang
dihubungkan oleh ikatan peptida. Apabila peptida mengandung kurang dari 10
asam amino disebut polipeptida.

R1

R2

CH

O
ll
H
C

CH
N

CH

CH

R3

OH
ll
H

R4
Oligo peptida yang terdiri dari 4 macam asam amino
I. Metabolisme Protein
Skema proses metabolisme protein pada kondisi makan disajikan pada
Gambar 9, sedangkan pada kondisi puasa disajikan pada Gambar 10.

Insulin, glukagon
Protein diet

Dinding
Saluran
pencernaan

PANKREAS
Enzim
pencernaan

OTOT
(6)
asam amino
protein
Pool asam
amino bebas
sel-sel darah

(5)
Asam
Amino bebas
dan peptida
kecil
(1)

HATI Protein endogen


(2)
(3)
Pool
sintesis
asam amino
protein

asam amino
bebas

kelebihan
asam amino

Protein
yang tidak
tercerna
dan materi
lain

N feses

Kebutuhan
seluler lokal

PENYERAPAN
glikogen
trigliserida

(4)
kerangka C

NH4

glukosa
asam lemak

urin

GINJAL
NH4

....................................................................................(7)...................................................................... N urin

Gambar 9. Skema metabolisme protein (Linder, 2006)

Keterangan
(1) Penyerapan asam amino dan peptida setelah pencernaan
(2) Pengambilan asam amino oleh hati
(3) Sntesis protein hati
(4) Katabolisme kelebihan asam amino
(5) Distribus asam amino kebagian tubuh lainnya
(6) Pengambilan asam amino oleh sel-sel otot, pancreas
(7) Ekskresi N-asam amino dalam berbagai bentuk

OTOT
Protein

asam amino

HATI
glikogen
Glukoneogenesis

glukosa

enersi

Gliserol
JARINGAN LEMAK
keton
Trigliserida

asam lemak

-------------

enersi

Gambar 10. Metabolisme protein dan lemak dalam kondisi lapar


Dalam kondisi lapar, hasil degradasi protein otot dan lainnya digunakan untuk
proses glukoneogenesis.

Beberapa karbon untuk glukoneogenesis juga

diberikan oleh gliserol. Badan keton yang dibentuk oleh hati merupakan sumber
enersi
J. Pola Umum Degradasi Asam Amino
1. Transaminasi
Transaminasi adalah mekanisme yang paling penting dalam metabolisme
protein. Di dalam reaksi transaminasi, amino groupditransferkan dari donor
asam amino kepada recipient asam keto. Donor asam amino menjadi
asam keto dan resipient asam keto menjadi asam amino. Umumnya
asam-asam amino yang berasal dari makanan berfungsi sebagai donor
asam amino (I), dan resipient asam keto (II) umunya adalah - asam
oxoglutarat, asam oksaloasetat dan asam piruvat. Asam-asam amino
yang terbentuk dari reaksi transaminasi adalah asam glutamat, asam
aspartat dan alanin.

reaksi ini dikatalises oleh enzim transaminase

(aminotransferase) dengan pyridoxalphosphate sebagai koenzim.


R1

R2

R1

R2

transaminase
H C NH2 + C = O
COOH

COOH

C = O + HC NH2
C OOH

COOH

Asam amino
I

asam - keto
II

asam -keto asam amino


III
IV

2. Oksidasi deaminasi
Deaminasi dikatalises oleh L dan D asam amino oksidase, reaksi ini
menghasilkan asam keto dan amonia
R

HC NH2 + H2O

asam amino oxydase

COOH

C = O + NH3
COOH

- asam amino

- asam keto

Contoh:
CH3

CH3

C H NH2 + H2O
COOH
Alanin

asam amino oxydase C = O + NH3


COOH
Asam piruvat

COOH

COOH

CH2

CH2

C H NH2 + H2O
COOH
Asam glutamat

asam amino oxydase C = O + NH3


COOH
Asam - ketoglutarat

Asam piruvat dan ketoglutarat adalah merupakan bagian dari siklus asam
trikarboksilat yang akan masuk ke dalam siklus dan menghasilkan enersi
3. Non oksidasi deaminasi oleh asam amino dehydratase
Serine

Serine dehydratase
Piruvat + H2O + NH3

4. Dekarboksilasi
Histidin

Histamin + CO2

J. Indikator Penilaian

Indikator yang digunakan untuk penilaian adalah kemampuan menjelaskan


konsep,

keaktifan

mahasiswa

dalam

berdiskusi,

serta

kemampuan

menyelesaikan tugas-tugas
E.Contoh Latihan dan Tugas
1. Jelaskan fungsi biologi protein
2. Sebutkan 5 contoh yang termasuk protein majemuk
3. Jelaskan perbedaan antara asam amino esensial dan non esensial dan
sebutkan masing-masing 5 contoh
4. Jelaskan perbedaan antar asam amino

BAB III. PENUTUP


Protein merupakan makromolekul polipeptida yang tersusun atas sejumlah
asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Selain sebagai pembentuk
jaringan baru, protein juga berperan sebagai sumber enersi. Selain itu, protein
juga mempunyai beberapa fungsi biologi yaitu dalam bentuk enzim maka protein
berfungsi sebagai katalisator, dalam bentuk hormon berfungsi sebagai regulator
(pengatur), immunoglobulin merupakan protein yang berfungsi sebagai
pertahanan, banyak protein berperan sebagai filamen atau lembaran penyangga
untuk memberikan struktur biologi kekuatan atau proteksi, RNA dan DNA adalah
merupakan protein pembawa sifat turunan.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, P.N. and A.D. Smith.
Livingstone, Edinburg London
Melbourne and New York.

1982.

Biochemistry Illustrated. Churchill

Girindra, A. 1993. Biokimia I. Penerbit P.T. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,


153 pp.
Anwar, H.M. and W.G. Piliang. 1992. Biokimia dan Fisiologi Gizi. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat,
Institut Pertanian Bogor,
153 pp.
Linder, M.C. 2006. Nutrisi dan Metabolisme Protein.. Dalam Biokimia Nutrisi dan
Metablolisme Dengan
Pemakaian Secara Klinis, M.C. Linder (Ed). Diterjemahkan oleh A.
Parakkasi. Penerbit Universitas
Indonesia (UI Press). Hal: 89 117.

METABOLISME LEMAK
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ahli biokimia lebih senang menyebut lemak dengan istilah lipid, sedangkan
minyak adalah merupakan lipid dalam bentuk cair. Ketiga terminologi tersebut,
yaitu lemak, lipid dan minyak mempunyai arti yang sama. Lipid mengandung
unsur yang sama seperti halnya karbohidrat, yaitu unsur C, H dan O. Senyawa ini
terdapat dalam semua sel dan merupakan senyawa yang tidak larut dalam air.
Fungsi lipid yaitu sebagai sumber energi, selain itu juga mempunyai fungsi biologi
yang lain.
B. Ruang Lingkup Isi
Ruang lingkup isi dari modul ini adalah sebagai berikut:
1. Fungsi biologi lipid
2. Pengelompokan lipida
3. Struktur lemak diet
4. Asam lemak
5. Pengelompokan asam lemak
6. Penggunaan lemak cadangan
7. Metabolisme asam-asam lemak
C. Sasaran Pembelajaran Modul
Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi biologi lipid, pengelompokan lipid,
struktur lemak pakan, pengelompokan asam lemak serta penggunaan lemak
cadangan, metabolisme, katabolisme dan biosintesa asam-asam lemak

BAB II. PEMBAHASAN

A. Fungsi Biologi Lipida


Lipida mempunyai beberapa fungs biologi penting, yaitu:
1. Sebagai komponen struktur sel
2. Sebagai simpanan bahan bakar metabolik, di mana setelah mengalami
oksidasi lipida menghasilkan enersi
dua kali lebih banyak dibandingkan dengan protein dan karbohidrat
3. Sebagai komponen pelindung dinding sel
4. Sebagai pelarut vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E
dan K. Adanya lipida maka
vitamin-vitamin tersebut lebih tersedia dalam tubuh
5. Melindungi organ-organ tertentu, seperti ginjal, jantung dan hati
6. Suatu lapisan lemak di bawah kulit berfungsi sebagai pelindung badan dari
perubahan lingkungan dan
mempertahankan panas badan
B. Pengelompokan Lipida
Bloor mengelompokkan lipida sebagai berikut:
A. Lipida sederhana (simple lipids)
Lipida sederhana disebut juga homolipida, yaitu bentuk ester yang
mengandung atom karbon,
hidrogen dan oksigen. Apabila dihidrolises hanya menghasilkan asam lemak
dan alkohol
B. Lipida majemuk (compound lipids)
Kelompok lipida ini selain gugus lipida juga mengandung gugus yang lain,
misalnya fosfolipida,

lipoprotein, sulfolipida, aminolipida dan glikolipida


C. Derivat lipida
Merupakan hasil hidrolises lipida sederhana dan lipida majemuk.
Termasuk kelompok ini adalah
asam lemak, gliserol, alkohol dan keton
C. Struktur Lemak Diet
Terdapat tiga bentuk utama lemak yang didapatkan dalam diet, yaitu:
1. Gliserida
Terutama dalam bentuk trigliserida, yaitu merupakan komposisi kimia dari
lemak yang umum terdapat dalam makanan atau dalam bentuk deposit lemak
badan. Sekitar 95 98% dari lemak yang dikonsumsi bentuknya adalah
trigliserida. Trigliserida adalah merupakan bentuk lemak yang paling efisien untuk
menyimpan enersi, di mana cadangan enersi ini penting untuk proses-proses
yang membutuhkan enersi dalam tubuh
Trigliserida dapat dikonversi menjadi kholesterol, fosfolipid atau bentuk lipid
yang lain apabila dibutuhkan. Sebagai jaringan lemak, trigliserida melindungi
organ-organ yang penting dari guncangan.
2. Fosfofolipida
Lipida golongan ini disebut fosfolipida karena mengandung atom fosfor.
Fungsi fosfolpida antara lain membentuk membran sel dan substrat pembentuk
prostaglandin. Struktur fosfolipid yang umum yaitu:
O
ll
CH2 O C - R

RCOC-H
CH2 - O C - R
ll
O
3. Sterol
Fosfolipid dan sterol dikonsumsi hanya dalam jumlah sedikit , yaitu sekitar 2
5% dari lemak yang dikonsumsi. Sterol yang berada dalam makanan yang
berasal dari hewan pada umumnya tergolong kholesterol, sedangkan yang
terdapat pada tumbuh-tumbuhan antara lain disebut phytosterol dan ergosterol
Kholesterol mempunyai fungsi tertentu di dalam tubuh, antara lain berfungsi
sebagai alat transpor zat lemak dan bahan dasar empedu.

Ikan tidak

membutuhkan kholesterol dalam pakan karena dapat mensintesa dalam tubuh,


kebalikannya krustase membutuhkan kholesterol dalam pakan karena tidan dapat
mensintesa.
Phytosterol dan ergosterol hanya terdapat pada minyak tumbuhtumbuhan, dan merupakan zat yang tidak dapat diabsorsi (non absorble).
Phytosterol akan berkompetisi dengan kholesterol dalam memperebutkan asam
empedu.

Seperti diketahui, kholesterol yang berasal dari makanan dapat

diabsorbsi oleh dinding usus harus bereaaksi terlebih dahulu dengan asam
empedu. Apabila ada phytosterol dalam makanan maka sebagian asam empedu
akan diikat oleh phytosterol, sehingga asam empedu yang tersedia untuk
kholesterol lebih sedikit.

Dengan kata lain phytosterol bermanfaat untuk

menurunkan kholesterol di dalam badan


Ergosterol terdapat di dalam bermacam-macam tumbuh-tumbuhan ,
terutama pada jamur dan ragi. Karena pengaruh sinar matahari, ergosterol
dirubah menjadi vitamin B. Di dalam jaringan di bawah kulit manusia provitamin B
ini berbentu 7-dehydrocholesterol.

D. Asam Lemak
Asam lemak merupakan senyawa pembangun berbagai lipida. Asam
lemak terikat dengan gliserol dan disebut dengan gliserida. Umumnya satu
gliserol akan mengikat 1, 2 atau 3 asam lemak
- Monogliserida : mengikat 1 asam lemak
- Di gliserida

: mengikat 2 asam lemak

- Tri gliserida

: mengikat 3 asam lemak

Perbedaan sifat asam lemak terletak pada panjang rantai hidrokarbon dan
posisi ikatan rangkap. Asam lemak rantai pendek mempunyai atom C kurang dari
10, rantai panjang mempunyai atom C antara 10 sampai 18, sedangkan asam
lemak rantai ekstra panjang mempunyai atom C lebih dari 20. Asam lemak rantai
pendek terdapat pada lemak nabati, rantai panjang pada lemak hewani
sedangkan ikan terutama ikan-ikan laut mempunyai asam lemak rantai ekstra
panjang. Formula asam lemak yaitu CH3 (CH2)nCOOH dimana n terdiri dari 1
sampai 23.
Kebutuhan asam lemak berbeda-beda untuk tiap-tiap jenis ikan. Asam lemak
tidak jenuh rantai ekstra
panjang yaitu yang mempunyai atom karbon lebih dari 20 (W3 HUFA) esensial
bagi ikan-ikan air laut. Contoh asam lemak esensial yaitu asam lemak linolenat
(18:3 W3), linoleat (18: 2 W6), ARA, asam arakhidonat (20 : 4 W6), EPA, asam
isosapentanoat (20 : 5W3) dan DHA, asam doksohesanoat (22:6W3).
E. Pengelompokan Asam Lemak
Asam lemak dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

1. Asam lemak jenuh (saturated), asam lemak kelompok ini umumnya dalam
keadaan padat pada temperatur
kamar
2. Asam lemak tunggal tak jenuh (mono saturated), asam lemak ini mempunyai
satu ikatan rangkap.
Asam lemak ini umumnya dalam keadaan cair pada temperatur kamar
3. Asam lemak majemuk tak jenuh (polyunsaturated) mempunyai dua atau lebih
ikatan rangkap.
Untuk mengidentifikasi macam-macam asam lemak dipakai rumus sebagai
berikut: Cx : Y, di mana x adalah banyaknya atom karbon dan Y adalah
banyaknya ikatan rangkap. Untuk lemak jenuh berarti Y = 0
Contoh asam lemak jenuh:

Miristat (C14 : 0)
Palmitat (C16 : 0)
Stearat (C18 : 0)

Contoh asam lemak tak jenuh:

Oleat (C18: 1)

Contoh asam lemak majemuk tak jenuh: Linoleat (C18: 2 W 6)


Linolenat (C18 : 3 W 3)
Arakhidonat (C20: 4 W 6)
Untuk menunjukkan letak ikatan rangkap pada atom C dituliskan kode
omega (W) sesudah angka yang menunjukkan jumlah ikatan rangkap. Misalnya :
Oleat (C18 : 1 W 9)
Rumus molekul : Oleat

(C18: 1W9)

: CH3 CH2 - CH2- CH2- CH2- CH2- CH2- CH2 CH = CHCH2- CH2- CH2- CH2- CH2- CH2- CH2 COOH

Linoleat

(C18:2W 6)

: CH3 CH2 CH2 - CH2 - CH2 - CH = CH CH 2 CH = CH


CH2 CH2 - CH2 - CH2 - CH2 - CH2 - CH2 COOH

Arakhidonat (C20:4W 6) : CH3 CH2 - CH2 - CH2- CH2 - CH = CH CH 2 CH = CH


CH2 CH = CH - CH 2 CH = CH- CH 2- CH2- CH2 - C OOH

Isosapentanoat (C20:5 W3): CH3 CH2 CH = CH CH 2 CH = CH CH2 CH = CH CH 2 CH = CH- CH 2- CH = CH CH2-CH C OOH

F. Penggunaan Lemak Cadangan


Jaringan lemak melepas asam lemak bebas dan gliserol ke dalam darah.
Asam lemak diangkut ke hampir semua organ. Gliserol hanya diangkut ke hati
dan sedikit di ginjal, di jaringan ini gliserol digunakan. Pada saat berpuasa,
proporsi asam lemak yang dikonversi menjadi badan keton lebih besar. Ketonketon tersebut digunakan sebagai sumber enersi oleh urat daging dan jaringan
lain. Skema penggunaan lemak cadangan disjikan pada Gambar 11.

Jaringan lemak
Trigliserida
Asam lemak + Gliserol

Umumnya sel
Terutama urat daging
Asam lemak bebas
Enersi

Keton

Asam lemak bebas (EFA)

Gliserol

Asetil CoA

gliserol

Keton

Glucosa

Hati

Gambar 11. Skema penggunaan lemak cadangan


G. Metabolisme Asam-asam Lemak
Oksidasi asam-asam lemak yang sempurna akan menghasilkan karbon
dioksida dan air, contoh:
CH3(CH2)16COOH + 26O2

18CO2 + 18H2O + enersi

Asam stearat
Rasio antara volume CO2 yang terbentuk terhadap volume O2 yang
digunakan dapat diukur dalam suatu eksperimen yang dikenal dengan sebutan
respiratory quotient (R.Q).
Volume CO2 yang dihasilkan
RQ =
Volume O2 yang dikonsumsi

RQ untuk oksidasi asam stearat adalah 18 n/ 26 n atau 0,69

H. Indikator Penilaian
Indikator yang digunakan untuk penilaian adalah kemampuan menjelaskan
konsep,

keaktifan

mahasiswa

dalam

berdiskusi,

serta

menyelesaikan tugas-tugas
I.

Contoh Latihan dan Tugas

1. Jelaskan fungsi biologi lilpida


2. Bloor mengelompokkan lipida menjadi 3, sebutkan
3. Jelaskan apa yang menyebabkan perbedaan sifat asam lemak
3. Gambarkan skema penggunaan lemak cadangan

kemampuan

BAB III. PENUTUP


Lemak adalah merupakan makromolekul yang mempunyai fungsi biologi
yaitu

sebagai komponen struktur sel, simpanan bahan bakar metabolik,

komponen pelindung dinding sel, pelarut vitamin-vitamin yang larut dalam lemak,
komponen pelindung dinding sel serta melindungi organ-organ tertentu.
Terdapat tiga bentuk utama lemak yang didapatkan dalam pakan, yaitu
gliserida, fosfolipid dan sterol. Di antara ketiga bentuk lipid tersebut 95-98% adalah
dalam bentuk gliserida (trigliserida).
Asam lemak merupakan senyawa pembangun berbagai lipid.. Perbedaan
sifat asam lemak terletak pada panjang rantai hidrokarbon dan posisi ikatan
rangkap. Asam lemak dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu asam lemak jenuh,
asam lemak tunggal tak jenuh dan asam lemak majemuk tak jenuh.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, P.N. and A.D. Smith. 1982. Biochemistry Illustrated. Churchill
Livingstone, Edinburg London Melbourne and New York.
Girindra, A. 1993. Biokimia I. Penerbit P.T. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
153 pp.
Anwar, H.M. and W.G. Piliang. 1992. Biokimia dan Fisiologi Gizi. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat Antar
Universitas Ilmu Hayat, Institut Pertanian Bogor, 153 pp.
Linder, M.C. 2006. Nutrisi dan Metabolisme Protein.. Dalam Biokimia Nutrisi dan
Metablolisme Dengan Pemakaian Secara Klinis, M.C. Linder (Ed).
Diterjemahkan oleh A. Parakkasi. Penerbit Universitas Indonesia (UI Press).
Hal: 89 117.

Anda mungkin juga menyukai