metode fotokatalitik dengan menggunakan senyawa TiO2 sebagai katalis. Seperti yang telah
dilaporkan oleh Dhas et al. (2015) kombinasi senyawa TiO2 dengan karbon aktif dan resin
penukar anion dapat mengurangi kandungan zat reactive blue 4 dalam air limbah industri tekstil.
Namun, senyawa TiO2 memiliki kelemahan sulitnya dipreparasi dan hanya aktif pada cahaya UV
dengan energi band gap sebesar 3,2 eV. Sehingga diperlukan bahan-bahan yang dapat
mendoping senyawa TiO2 agar aktif pada cahaya visible (Maulidiyah et al., 2015).
Dalam penelitian ini, kami mencoba memanfaatkan mineral alam FeO.TiO 2 yang
tergolong doping alami dan keberadaannya sangat berlimpah di Sulawesi Tenggara, FeO.TiO 2
banyak terdapat dalam pasir besi di Desa Tapunggaya Kabupaten Konawe Utara (Nurdin et al.,
2016). Dalam penelitian ini akan dikaji kandungan Fe2O3 dan TiO2 dalam pasir besi magnetik
yang merupakan bahan semikonduktor, sehingga diharapkan kombinasi keduanya dapat
memberikan efek yang baik dalam proses degradasi senyawa organik MO pada air limbah
industri tekstil.
METODE PENELITIAN
1. Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah pasir besi dari Desa Tapunggaya
Kabupaten Konawe Utara, HCl (p.a), akuades, serbuk reduktor Fe dan methyl orange.
2. Lokasi Sampel Penelitian
Lokasi pengambilan sampel pasir besi yang digunakan di Desa Tapunggaya, Sulawesi
Tenggara-Indonesia, peta lokasi pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 1.
sebesar 0,42 Tesla. Pemisahan dilakukan dengan menggerakkan magnet di bawah lembar kertas.
Sehingga pasir yang bersifat magnetik akan terpisah di sekitar medan magnet yang diberikan
oleh magnet, pasir hasil pemisahan dinamakan pasir magnetik (bersifat magnet) dan pasir yang
terpisah dinamakan pasir nonmagnetik (tidak bersifat magnet).
4. Proses Ekstraksi
a. Preparasi Pasir Mineral dan Proses Leaching Ekstraksi TiO2
Pasir mineral dihaluskan dengan menggunakan lumpang dan alu, kemudian serbuk yang
dihasilkan disaring dengan ukuran penyaring yaitu 200 mesh. Proses leaching dilakukan dalam
skala laboratorium dengan 200 mL HCl 20% dipanaskan hingga melewati suhu 100C. Metode
ini dilakukan dengan memanaskan larutan di dalam reaktor microwave dengan daya sebesar 60p
selama 20 menit. Proses leaching dilanjutkan dengan memasukkan sebanyak 2,5 g pasir besi
kedalam larutan, setelah 30 menit maka ditambahkan 0,7 g Fe0 sebagai reduktor lalu campuran
terus dipanaskan selama1,5 jam. Setelah itu larutan tersebut disaring dengan menggunakan
kertas saring, residu yang diperoleh direkristalisasi dan dikalsinasi pada temperatur 500C
selama 3 jam. Untuk mengetahui kristal yang terbentuk dari FeO.TiO 2 hasil ekstraksi diuji
menggunakan XRD dan XRF (Rahman et al., 2014).
b. Proses Degradasi Senyawa Methyl Orange (MO)
Pembuatan larutan MO dengan konsentrasi 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm dan 5 ppm serta
larutan blanko dalam labu ukur 100 mL untuk menentukan kurva standar dan panjang
gelombang maksimum untuk larutan MO pada range panjang gelombang 400-600 nm. Uji
degradasi senyawa organik MO diambil konsentrasi 2 ppm sebanyak 10 mL dan dimasukkan
masing-masing 0,50 g pasir besi, pasir magnetik halus dan FeO.TiO2 hasil ekstraksi. Kemudian
larutan disinari dengan sinar UV selama 15, 30, 45, 60, 75 dan 90 menit sambil dilakukan aerasi.
Pemisahan campuran disentrifugasi untuk memisahkan FeO.TiO2 dan MO. Larutan kemudian
dianalisa dengan spektrofotometer UV-Vis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Karakterisasi Komposisi Mineral Pada Pasir Magnetik
Pasir magnetik yang digunakan dalam penelitian ini dikarakterisasi menggunakan XRF
untuk mengidentifikasi kandungan senyawa pada sampel dan seberapa besar persentasenya serta
untuk mengetahui senyawa-senyawa pengotor. Hasil karakterisasi XRF dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 5. Perbandingan data XRD; (A) FeO.TiO2 ekstraksi dan (B) pasir besi
Data XRD diidentifikasi dengan membandingkan data JCPDS 01-078-4568 dan penelitian yang
telah dilakukan Samal et al. (2012) menunjukkan banyaknya kandungan kristalinitas yang
terbentuk mengindikasikan kandungan oksida, sub-oksida, dengan keberadaan ilmenit dan
oksida-oksida besi. Pada 2 = 20,93 mengindikasikan kristalinitas dari clinopyroxene yang
meliputi Ca, Na, Si, Mg, Ti pada bidang hkl (-1,1,1). Untuk kristalinitas kandungan TiO x anatase
dan rutile pada pasir besi tidak terbentuk sedangkan pada hasil leaching terbentuk pada 2 =
26,63 (anatase) bidang hkl = 101 dan 27,78 (rutile) bidang hkl = 110(Nurdin M. and
Maulidiyah, 2014; Maulidiyah et al., 2015). Kristalinitas besi (Fe) pada 2 = 43,26 dan ilmenit
pada 70,50 (Samal et al., 2012).
4. Hasil Proses Degradasi Methyl Orange(MO)
a. Fotolisis Methyl Orange (MO)
Pada penelitian ini dilakukan fotolisis terhadap larutan MO. Hasil dari fotolisis dapat dilihat
pada table berikut:
Tabel 1. Data degradasi fotolisis terhadap MO
No
1
2
3
4
5
6
7
Waktu degradasi
(Menit)
0
15
30
45
60
75
90
Absorban
0,155
0,155
0,15
0,15
0,128
0,126
0,096
Konsentrasi
(ppm)
2
2
1,96
1,96
1,666667
18
38
Persendegradasi (%)
0
0
2
2
16,67
18
38
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa proses fotolisis dapat menurunkan konsentrasi
MO sampai dengan 38%. Penurunan konsentrasi MO dapat dilihat pada Gambar 6.
2.5
2
1.5
konsentrasi (ppm)
1
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
waktu (menit)
Waktu degradasi
(Menit)
0
15
30
45
60
75
90
Absorban
0,155
0,139
0,137
0,129
0,125
0,125
0,125
Konsentrasi
(ppm)
2
1,813333
1,786667
1,68
1,626667
1,626667
1,626667
Persen degradasi
(%)
0
9,33
10,67
16
18,67
18,67
18,67
Berdasarkan Tabel 2 dilihat bahwa proses fotokatalisis menggunakan pasir besi dapat
menurunkan konsentrasi MO sampai dengan 18,67%. Penurunan konsentrasi MO dapat dilihat
pada Gambar 7.
2.5
2
1.5
konsentrasi (ppm)
f(x) = - 0x + 1.91
R = 0.83
1
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
waktu (menit)
Waktu degradasi
(Menit)
0
15
30
45
60
75
90
Absorban
0,155
0,140
0,089
0,085
0,085
0,067
0,059
Konsentrasi
(ppm)
2
1,826667
1,146667
1,093333
1,093333
0,853333
0,746667
Persen degradasi
(%)
0
8,67
42,67
45,33
45,33
57,33
62,67
konsentrasi (ppm)
1
0.5
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
waktu (menit)
REFERENSI
Alqaragully, M.B. 2014. Removal of textile dyes (maxilon blue, and methyl orange) by date
stones activated carbon. Int. J. Adv. Res. Chem. Sci. (IJARCS). 1:4859.
Dhas P.G.T.N., Gulyas H., Otterpohl R. 2015. Impact of Powdered Activated Carbon and Anion
Exchange Resin on Photocatalytic Treatment of Textile Wastewater. Journal of
Environmental Protection, 6:191-203.
Maulidiyah, Wibowo D., Hikmawati, Salamba R., Nurdin M. 2015. Preparation and
Characterization of Activated Carbon from Coconut Shell Doped TiO 2 in Water
Medium. Oriental Journal of Chemistry, 31(4):2337-2342.
Naraginti S., Stephen F.B., Radhakrishnan A., Sivakumar A. 2015. Zirconium and Silver CoDoped TiO2 Nanoparticles as Visible Light Catalyst for Reduction of 4-Nitrophenol,
Degradation of Methyl Orange and Methylene Blue. Spectrochimica Acta Part A:
Molecular and Biomolecular Spectroscopy, 135:814819.
Nurdin M., and Maulidiyah. 2014. Fabrication of TiO 2/Ti Nanotube Electrode by Anodizing
Method and Its Application on Photoelectrocatalytic System. Int. J. Sci. & Tech. Res.,
3(2):122-126.
Nurdin M., Maulidiyah, Watoni A.H., Abdillah N., Wibowo D. 2016. Development of Extraction
Method and Characterization of TiO2 Mineral from Ilmenite. International Journal of
ChemTech Research. 9(4):483-491.
Samal S., Park D-W. 2012. Nano-Particle Synthesis of Titanium Oxides from Ilmenite in a
Thermal Plasma Reactor. Chemical Engineering Research and Design, 90:548-554.
Wang Z., Xue M., Huang K. and Liu Z. 2011. Textile Dyeing Wastewater Treatment,Advances
in Treating Textile Effluent, Prof. Peter Hauser (Ed.), ISBN: 978-953-307-704-8, InTech.