Anda di halaman 1dari 4

KERANGKAACUANMETODEPELAPORANINSIDENKESELAMATANPASIEN

(INCIDENTREPORT)

I. PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien.
Namun dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi pelayanan
kesehatan, khususnya di rumah sakit menjadi semakin kompleks dan
berpotensi terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) apabila tidak
dilakukan dengan hati-hati.
Di rumah sakit terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur,
banyak alat dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga profesi dan non
profesi yang siap memberikan pelayanan pasien 24 jam terus menerus.
Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan
baik dapat terjadi KTD.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka
pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit perlu dilakukan. Oleh
karena itu diperlukan acuan yang jelas untuk melaksanakan keselamatan
pasien tersebut.
Dalam pelaksanaan keselamatan pasien, RS. perlu dilakukan pencatatan
mengenai pelaporan insiden keselamatan pasien (incident report).
II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Menurunnya insiden keselamatan pasien (KTD dan KNC) dan meningkatnya
mutu pelayanan dan keselamatan pasien
B. Tujuan Khusus
1. Terlaksananya sistem pelaporan dan pencatatan insiden keselamatan
pasien rumah sakit
2. Diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada akar
masalah
3. Didapatkannya pembelajaran untuk perbaikan asuhan kepada pasien
III. KEGIATAN
Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang tidak seharusnya
terjadi.
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah suatu kejadian yang tidak
diharapkan yang mengakibatkan cedera pada pasien akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan
bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat
diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak

dapat dicegah.
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah suatu kejadian akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil yang
dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi, karena
keberuntungan karena pencegahan, atau peringanan.
Pelaporan insiden keselamatan pasien atau incident report merupakan
pelaporan tertulis setiap KTD atau KNC yang menimpa pasien atau kejadian
lain yang menimpa keluarga pengunjung, maupun pegawai yang terjadi di
rumah sakit.
Pencatatan Incident report yang terdapat di RS. antara lain:
- Ketidaklengkapan pengisian data Informed consent
- Ketidaklengkapan pengisian catatan medis
- Kesalahan penulisan identitas pasien
- Sample tertukar
- Sample rusak karena salah penyimpanan
- Salah obat dan salah orang
- Pasien Dekubitus
- Pasien Flebitis (infeksi jarum infus)
- Pasien jatuh dari tempat tidur
- Pasien terpleset
Cara Pelaksanaan Pencatatan Incident Report adalah sebagai berikut:
1. Setiap unit kerja memiliki formulir incident report untuk mencatat setiap
kejadian
2. Apabila ada kejadian dicatat pada formulir incident report oleh petugas
yang menemukan kejadian.
3. Kepala unit pada masing-masing unit kerja melakukan pemantauan
secara administratif terhadap pencatatan incident report setiap minggunya
untuk mengetahui apakah ada suatu kejadian tidak diharapkan yang terjadi
pada unitnya
4. Apabila ada kejadian Kepala unit akan melakukan pelaporan kepada Sub
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit untuk menindaklanjuti kejadian
tersebut
5. Setiap bulannya dilakukan rekapitulasi terhadap data incident report
untuk mengetahui jumlah kejadian tidak diharapkan yang terjadi di rumah
sakit
6. Hasil rekapitulasi incident report dilaporkan kepada Direktur RS. melalui
Sub Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Apabila ada suatu kasus, mekanisme pelaporannya adalah sebagai berikut:
1. Apabila terjadi suatu insiden (kejadian nyaris cedera/kejadian tidak

diharapkan), segera ditindaklanjuti (dicegah/ditangani) untuk mengurangi


dampak/akibat yang tidak diharapkan
2. Setelah ditindaklanjuti, segera buat laporan insidennya dengan mengisi
formulir laporan insiden pada akhir jam kerja/shift kepada atasan langsung
3. Sub Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit bersama-sama dengan
Kepala Unit yang bersangkutan melakukan analisa terhadap data incident
report apabila terjadi suatu kejadian.
4. Kepala Bagian/Kepala Unit/Kepala Pelayanan Medis terlapor memeriksa
laporan dan melakukan grading risk terhadap insiden yang dilaporkan
5. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisis yang akan
dilakukan sebagai berikut:
- Grade biru: investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu maksimal 1
minggu
- Grade hijau: investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu maksimal
2 minggu
- Grade kuning: investigasi komprehensif/analisis akar masalah/RCA oleh
Sub Komite Keseelamatan Pasien Rumah Sakit, waktu maksimal 45 hari
- Grade merah: investigasi komprehensif/analisis akar masalah/RCA oleh
Sub Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit, waktu maksimal 45 hari.
6. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil
investigasi dan laporan insiden dilaporkan ke Sub Komite Keselamatan
Pasien Rumah Sakit
7. Sub Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit akan menganalisis
kembali hasil investigasi dan laporan insiden untuk menentukan apakah perlu
dilakukan investigasi lanjutan (RCA) dengan melakukan regrading
8. Untuk grade kuning/merah, Sub Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit akan melakukan analisis akar masalah (Root Cause Analysis/RCA)
9. Setelah melakukan RCA, Sub Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
akan membuat laporan dan rekomendasi untuk perbaikan serta pembelajaran
berupa petunjuk atau safety alert untuk mencegah kejadian yang sama
terulang lagi
10. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada Direktur
11. Rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran diberikan umpan balik
kepada unit kerja terkait
12. Laporan hasil investigasi sederhana/analisis akar masalah/RCA yang
terjadi pada pasien dilaporkan oleh Sub Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit dan mengetahui Direktur kepada Komite Keselatan Pasien Rumah Sakit
(KKP-RS) PERSI dengan mengisi formulir laporan insiden keselamatan
pasien.
IV. SASARAN
Semua unit kerja di RS.

V. PELAPORAN DAN EVALUASI


1. Setiap bulannya Sub Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit membuat
laporan kejadian/kasus yang terjadi pada seluruh unit kerja.
2. Sub Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan analisa data
terhadap kasus yang terjadi bersama-sama dengan unit kerja yang
bersangkutan
3. Sub Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan evaluasi
terhadap pelaksanaan pencatatan incident report maupun evaluasi terhadap
kasus atau kejadian tidak diharapkan yang terjadi di rumah sakit.
VI. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini disusun sebagai suatu acuan dalam
pelaksanaan pencatatan incident report RS. .

Anda mungkin juga menyukai