Anda di halaman 1dari 12

Laboratorium Petrologi

Sie Endapan Mineral


2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alterasi Hidrotermal merupakan interaksi antara fluida dengan batuan
yang di lewatinya yang menyebabkan terubahnya mineral-mineral primer menjadi
mineral ubahan,
Pemetaan geologi merupakan suatu sarana untuk menggambarkan suatu
tubuh batuan,penyebaran batuan,kedudukan, dan struktur geologi nya.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan ini adalah untuk membuat peta geologi dan alterasi
agar mengetahui persebaran litologi nya dan menhetahui tipe alterasinya serta
acuan tahap awal dalam eksplorasi mineral.
1.3 Rumusan Masalah
- Membuat peta lintasan geologi dan alterasi
- Membuat penampang geologi dan alterasi
- Membuat sejarah geologinya
- Membuat genesa alterasinya
1.4. Metode Penelitian
Studi literatur dan mmbuat peta geologi dan peta alterasi dengan data
sekunder.
1.4.1. Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan dilakukan dengan melakukan studi literatur.
1.4.2. Tahap Pengolahan Data
Tahap pengolahan data dilakukan dengan memasukan data lapangangan ke
arcmap untuk mendapatkan peta topografi, kemudian membuat peta geologi dan
alterasi, kemudian membuat penampang pada masing-masing peta.
1.5. Hasil yang Diharapkan
NAMA : Andika Kusuma P
NIM
: 111.140.155
PLUG : 8

Page 1

Laboratorium Petrologi
Sie Endapan Mineral
2016

Hasil yang di harapkan dari data sekunder ini agar bisa membuat peta
lintasan,peta geologi,peta alterasi dan tipe-tipe alterasi dan membuat penampang
geologi dan alterasi sehingga bisa mengembangkan lebih lanjut,

NAMA : Andika Kusuma P


NIM
: 111.140.155
PLUG : 8

Page 2

Laboratorium Petrologi
Sie Endapan Mineral
2016

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Alterasi Hidrotermal
Alterasi hidrotermal adalah suatu proses yang sangat kompleks yang
melibatkan perubahan mineralogi, kimiawi, dan tekstur yang disebabkan oleh
interaksi fluida panas dengan batuan yang dilaluinya, di bawah kondisi evolusi
fisio-kimia. Proses alterasi merupakan suatu bentuk metasomatisme, yaitu
pertukaran komponen kimiawi antara cairan-cairan dengan batuan dinding
( Pirajno, 1992 ).
Interaksi antara fluida hidrotermal dengan batuan yang dilewatinya
( batuan dinding ), akan menyebabkan terubahnya mineral-mineral primer
menjadi mineral ubahan ( mineral alterasi ), maupun fluida itu sendiri ( Pirajno,
1992, dalam Sutarto, 2004 ).
Alterasi hidrotermal akan bergantung pada :
1. Karakter batuan dinding.
2. Karakter fluida ( Eh, pH ).
3. Kondisi tekanan dan temperatur pada saat reaksi berlangsung ( Guilbert dan
Park, 1986, dalam Sutarto, 2004 ).
4. Konsentrasi.
5. Lama aktivitas hidrotermal ( Browne, 1991, dalam Sutarto, 2004 ).
Walaupun faktor-faktor di atas saling terkait, tetapi temperatur dan kimia
fluida kemungkinan merupakan faktor yang paling berpengaruh pada proses
alterasi hidrotermal ( Corbett dan Leach, 1996, dalam Sutarto, 2004 ). Henley dan
Ellis ( 1983, dalam Sutarto, 2004), mempercayai bahwa alterasi hidrotermal pada
sistem epitermal tidak banyak bergantung pada komposisi batuan dinding, akan
tetapi lebih dikontrol oleh kelulusan batuan, tempertatur, dan komposisi fluida.

NAMA : Andika Kusuma P


NIM
: 111.140.155
PLUG : 8

Page 3

Laboratorium Petrologi
Sie Endapan Mineral
2016

Tabel 2.1.1. Mineralogi dan Alterasi dalam sistim Hidrothermal ( Corbet &
Leach 1996 )

NAMA : Andika Kusuma P


NIM
: 111.140.155
PLUG : 8

Page 4

Laboratorium Petrologi
Sie Endapan Mineral
2016

Endapan epitermal high sulfidation terbentuk dari hasil reaksi batuan


induk dengan fluida magma asam dan ph asam. Terbentuk akibat adanya struktur
geologi yang menjadi zona lemah, kemudian ada intrusi yang menerobos ,
kemuidan fluida masuk ke zona lemah yang diakibatkan adanya sesar tersebut.

Gambar 2.1.1. alterasi hubungannya dengan mineralisasi dalam tipe endapan


epitermal (Arribas, 2000)
2.2. Endapan Hidrotermal
Endapan hidrotermal merupakan jenis endapan mineral dimana dalam
prosesnya dipengaruhi oleh larutan hidrotermal yang kebanyakan merupakan
dominasi dari fluida magmatik. Dalam proses pembentukan membutuhkan syarat
tertentu agar dapat terbentuknya endapan hidrotermal. Proses tersebut diantaranya
adalah
Mineralizing solution atau larutan mineral, dalam hal ini apabila terjadi
beda larutan maka akan memicu perubahan pada batuan. Kedua adalah opening
atau jalan keluarnya larutan. Dalam hal ini opening atau celah digunakan agar
larutan hidrotermal ini terkonsentrasi disuatu tempat. Opening disini bisa berupa
rekahan, sesar, bidang perlapisan maupun pori batuan. Ketiga adalah tempat

NAMA : Andika Kusuma P


NIM
: 111.140.155
PLUG : 8

Page 5

Laboratorium Petrologi
Sie Endapan Mineral
2016

pengendapan kimia agar mineral dari larutan hidrotermal terkonsentrasi disuatu


tempat.
Selain itu reaksi kimia agar terbentuk menghasilkan endapan juga penting
ditinjau dari keterbentukan tipe alterasi. Dan juga konsentrasi mineral yang
memadadai untuk terbentuknya endapan.

Gambar 2.2.1. Model fluida yang Berkembang Membentuk Fluida Hidrotermal


(Corbet & Leach 1996)

NAMA : Andika Kusuma P


NIM
: 111.140.155
PLUG : 8

Page 6

Laboratorium Petrologi
Sie Endapan Mineral
2016

BAB 3
PEMBAHSAN
3.1. Geologi

Pada daerah prospek didapatkan urutan stratigrafi dari muda ke tua yaitu:
Satuan lava andesit : Andesit dengan tekstur hipokristalin, ukuran kristal afanitik
hingga fanerik halus dan hubungan kristal inequigranular vitroverik. Dengan
kandungan mineral plagioklas, horblende, kuarsa.
Intrusi andesit : Andesit porfir, dengan tekstur holokristalin, ukuran kristal
afanitik-fanerik sedang dan hubungan kristal inequigranular porfiritik. Dengan
kandungan mineral palgioklas, horblende, kuarsa, biotit.
Satuan tuff: Didominasi oleh tuf kristal, terdiri dari perselingan tuf litik dan tuf
kristal yang berukuran massif.
Satuan tuff Lapili: Satuan ini didominasi tuf lapili dengan kontak gradasional dan
struktur massif
Satuan konglomerat :satuan ini berstruktur sedimen masif dengan ukuran butir
kerikil dan kerakal.

NAMA : Andika Kusuma P


NIM
: 111.140.155
PLUG : 8

Page 7

Laboratorium Petrologi
Sie Endapan Mineral
2016

3.2. Alterasi
Alterasi yang di peroleh adalah silica vuggy,silica alunite,advance
argilik,argilic dan propilitik.
1. Vuggy silica di cirikan dengan tekstur vuugy dengan kompisisi mineral
nya dominan silica, terbentuk kira-kira pada suhu <3500c.
2. Silica alunite dicirikan dengan tekstur massif dengan komposisi
mineralnya silica dan alunite,
3. advance argilic dicirikan dengan kehadiran himpunan mineral seperi
pirofilit,diaspora,andalusit untuk suhu antara 250-300oc , dan dicirikan
himpunan mineral seperti kaolinit,andalusit,alunit,dan kalsedon pada suhu
<1800c.
4. argilic dicirikan dengan himpunan mineral kaolinit, monmirolinit
,muskovit,klorit pada suhu 100-300oc
5. propilitik

dicirikan

dengan

kehadiran

himpunan

mineral

epidot,ilit/siresit,kalsit,albit terbentuk pada suhu 200-300oc.


3.3 Tektonik dan Struktur Regional
Terdapat sesar mendatar kanan yang sebagai sesar utama pada daerah
prospek rasik pacitan kemudian terdapat sesar minor berupa sesar naik yang
merupakan prodak dari sesar utamanya yaitu sesar mendatar tersebut. Sesar naik
tersebut merupakan prodak utama dari alterasi tersebut.

NAMA : Andika Kusuma P


NIM
: 111.140.155
PLUG : 8

Page 8

Laboratorium Petrologi
Sie Endapan Mineral
2016

3.4 Sejarah Geologi dan Alterasi


Sejarah Geologi

Gambar 3.4.1 preoses pengendapan

Pada fase awal pada kala miosen terendapkan konglomerat, kemudian


secara selaras di atasnya terendapkam tuff lapilli pada kala pliosen awal, kumidan
secara selaras terendapkan tuff pada kala pliosen awal pliosen akhir kemudian
tersingkap di permukaan , kemudian terdapat tegasan dari arah timur laut dan
barat daya yang menyebabkan adanya struktur berupa sesar mendatar kanan yang
sesar mendatar tersebu menyebabkan adanya sesar-sesar minor berupa sesar naik
Akibat adanya sesar tersebut menyebabkan adanya zona lemah, kemudian
pada kala pliosen akhir konglomoerat,tufflapili,dan tuff di terobos(intrusi) oleh
batuan beku andesit , kemudian pada zaman kuarter kala pleistosen terdapat lava
yang keluar dari permukaan karena adanya rekahan yang diakibatkan aktivitas
tektonik, kemudian tersingkap di permukaan.
Genesa Alterasi

Pada fase awal terdapat struktur geologi berupa sesar yang menyebabkan
adanya zona lemah pada batuan pada batuan.

NAMA : Andika Kusuma P


NIM
: 111.140.155
PLUG : 8

Page 9

Laboratorium Petrologi
Sie Endapan Mineral
2016
++ +

+++
+++
+++

Fase selanjutnya terdapat intrusi yang menerobos batuan yang ada diatasnya

Akibat adanya sesar yang menyebabkan adanya zona lemah pada batuan dan
terintrusi oleh batuan beku andesit sehingga dari intrusi tersebut akan
menghasilkan fluida yang bersifat asam dengan reaksi 4S0 2 + 4H2S-> 3H2S04
+H2S. karena ph fluida bersifat sangat asam dengan ph >2 sehingga tuff di lalui
fluida menjadi silica, lalu silica tersebut mengalami pencucian yang menyebabkan
menjadi vuggy dan menjadi vuggy silica.

NAMA : Andika Kusuma P


NIM
: 111.140.155
PLUG : 8

Page 10

Laboratorium Petrologi
Sie Endapan Mineral
2016

Kemudian suhu menurun dan ph tidak se asam silica alunit dan terpengaruhi oleh
permeabilitas litologi dan terubah menjadi silica alunit

Masih di pengaruhi permeabilitas litologi dan suhu mulai menurun dan ph mulai
netral terbentuk advance argilic dan terbentuk himpunan mineal ilit,kaolinit,kalsit

Dan suhu mulai menurun lagi dan ph sudah mendekati asam-netral terbentuk
argilic dengan himpunan mineral kaolinit,ilit,kalsit.

Ketika ph sudah netral dan di dominasi H2O terbentuk alterasi propilitik karena
control litologi dari konglomerat dengan permeabilitas batuan yang buruk ,
dengan himpunan mineral klorit,siresit

NAMA : Andika Kusuma P


NIM
: 111.140.155
PLUG : 8

Page 11

Laboratorium Petrologi
Sie Endapan Mineral
2016

Ada injeksi fluida yang memiliki tekanan hidrostatik yang menerobos vuggy silica
,sehingga terjadi mineralisasi yang disebabkan oleh fluida tersebut yang terjadi
pada vuggy silica. Mineralisasi yang terjadi enargite-luzonite, tennantitetetrahedrite, chalcopyrite dan ,pirit

NAMA : Andika Kusuma P


NIM
: 111.140.155
PLUG : 8

Page 12

Anda mungkin juga menyukai