Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persamaan hak-hak yang dimiliki oleh anak yang kemudian melahirkan
layanan pendidikan yang sama melalui sistem persekolahan (schooling). Dalam
sistem demikian,layanan yang diberikan diaksentuasikan kepada kesamaankesamaan yang dimiliki oleh anak. Pendidikan melalui sistem schooling dalam
realitasnya memang lebih bersifat massal ketimbang bersifat individual.
Keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh sistem schooling dalam realitasnya
memang lebih bersifat massal ketimbang bersifat individual. Keterbatasan yang
dimiliki oleh sistem schooling memang lebih memberi porsi bagi layanan atas
kesamaan dibandingkan layanan atas perbedaan.
Dua faktor pokok yang menjelma situas pendidikan adalah anak didik dan
pendidik. Berlangsungnya situasi pendidikan tidak mungkin tanpa kedua fator
tersebut. Disekolah kedua faktor tersebut adalah siswa dan guru. Tanpa kedua
fator tersebut tidak mungkin diselenggarakan sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal. Peserta didik yang menerima layanan yang berbeda dan sama-sama
diarahkan agar peserta didik berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan
kemampuannya dan juga agar proses belajar mengajar hanya akan berlangsung
secara berdaya dan berhasil guna bilamana pengelolaan kedua faktor itu dilakukan
secara baik. Dalam upaya mengembangkan diri peserta didik agar dapat berdaya
guna maka ada banyak kebutuhan yang sering kali tarik-menarik dalam hal
pemenuhan prioritasnya. Oleh sebab itu perlu layanan tertentu yang dikelola
dengan baik terhadap faktor siswa yang akan diuraikan pada bab selanjutnya
mengenai Administrasi Peserta Didik.
B.
1.
2.
3.
4.

Rumusan Masalah
Pengertian Administrasi Peserta Didik?
Apa sajakah Kegiatan Administrasi Peserta Didik?
Apa Peranan Guru dalam Administrasi Peserta Didik?
Apa saja Layanan Khusus yang Menunjang Proses Administrasi Peserta
Didik?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Administrasi/ Menejemen Peserta Didik
Administrasi peserta didik adalah seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu
terhadap seluruh peserta didik( dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan )
agar dapat mengikti proses belajar mengajar ( PBM ) secara efektif dan
efisien,demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Secara
kronologis operasional,rentangan kegiatannya mulai dari Penerimaan Peserta
Didik

Baru

sampai

mereka

meninggalkan

sekolahnya,karena

telah

tamat,meninggal dunia,putus sekolah atau karena sebab-sebab lain sehingga ia


tidak terdaftar lagi sebagai peserta didik sekolah tersebut.
Knezevich ( 1991 ) mengartikan menejemen peserta didik atau pupil
personnel administration adalah suatu layanan memusat perhatian pada
pengaturan,pengawasan

dan

layanan

siswa

di

luar

kelas

seperti:pengenalan,pendaftaran,layanan individu, seperti pengembangan seperti


individu seperti pengembangan keseluruhan kemampuan,minat,kebutuhan sampai
ia matan di sekolah.
Adminisrasi peserta didik merujuk pada kegiatan-kegiatan di luar kelas
dan di dalam kelas. Kegiatan-kegiatan diluar kelas meliputi :
1. Penerimaan peserta didik baru,meliputi: (berdasarkan NEM).
a. Penusunan panitia beserta program kerjanya.
b. Pendaftaran calon peserta didik (pengumuman, tempat, waktu , syarat ,
dan sebagainya).
c. Penyeleksian bedasar NEM dengan kebutuhan jumlah tempat duduk
yang tersedia di kelas I (satu/awal).
d. Pengumuman calon yang diterima (termasuk cadangan).
e. Registrasi (pencatatan peserta didik baru yang positif masuk).
2. Pencatatan peserta didik baru dalam Buku Induk dan Buku Klapper.
a. Format Buku Induk dan Buku Klapper
b. Data yang diidikan(identitas,orang tua/wali,alamat dan sebagainya.
c. Kelengkapan data : foto kopi surat/aka kelahiran,surat keterangan
kesehatan dan sebagainya.
d. Buku Klapper mengutamakan pengisiannya berdasarkan abjad.
3. Pembagian
seragam
sekolah
beserta
kelengkapannya,seragam
praktikum,seragam pramuka dengan tata tertib penggunaanya
4. Pembagian Kartu Anggota OSIS beserta Tata Tertib sekolah yang harus
dipatuhi(termasuk sanksi terhadap pelanggarannya)
5. Pembinaan peserta didik dan pembinaan kesejahteraan peserta didik.
a. Kesejahteraan mental/spritual(peneydiaan tempat sembahyang,BP dan
sebagainya
b. Kesejahteraan fisik(sanitasi lingkungan,UKS,keamanan,kenyamanan
sekolah dan sebagainya.

c. Kesejahteraan
akademik(tersedianya)perpustakaan,laboratorium,tempat belajar yang
memadai,bimbingan belajar,penasehat akademik dan sebagainya.
d. Organisasi(OSIS,PMR,Pecinta Alam, Koperasi,PKS dan sebagainya)
e. Kegiatan-kegiatan ekstra kurikular (pengembangan bakat ,minat
,prestasi, hobi,ekspresi,seni dan sebagainya).
f. Rekreasi,pertandingan persahabatan,acara tutup tahun,study tour dan
sebagainya
g. Penataran P4,orientasi studi dan pengenalan kampus,keakraban, dan
sebagainya.
Kegiatan-kegiatan didalam kelas meliputi:
1. Pengelolaan Kelas (menciptakan dan memeprtahankan kondisi yang
optimal bagi terjadinya PBM)
a. Menciptakan
kondisi
fisik

kelas

yang

nyaman(penataan

kelas,dekorasi,ventilasi,pencahayaan dan sebagainya)


b. Menciptakan kondisi nonfisi kelas( kondisi sosial emosional yang
positif,kepemimpinan dan perhatian guru,sikap,suara,interelasi antar
pengajar dan peserta didik,antar pendidik,antar peserta didik dan
sebagainya)
c. Disiplin belajar mengajar yang positif
2. Interaksi belajar mengajar yang positif.
3. Perhatian guru terhadap dinamika kelompok belajar demi kelancaran
CBSA
4. Pemberian

pengajaran

remidian,bagi

yang

lambat

belajar/yang

memerlukan
5. Pelaksanaan presensi secara kontinu
6. Perhatian terhadap pelaksanaan tata tertib kelas
7. Pelaksanaan jadwal pelajaran secara tertib
8. Pembentukan pengurus kelas dan pengorganisasian kelas.
9. Penyediaan alat/media belajar sesuai kebutuhan
10. Penyediaan alat/bahan penunjang belajar lainnya.
Dalam kegiatan Administrasi Pesrta Didik ada beberapa hal yang sangat
penting

yaitu

pembinaan

Anak/Remaja(Juvenile

Peserta

Delinquency)dan

Didik,

Menangkal

Penanggulangan

Kenakalan

Penyalahgunaan

Narkotika,gana,morfin ,alkohol dan sebagainya.


1. Pembinaan Peserta Didik
Pada hakikatnya tujuan dari pembinaan dan pengembangan peserta didik
itu sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia yang tercantum dalam

GBHN. Peserta didik sebagai kader penerus perjuangan bangsa dan pembagunan
nasional ,harus dipersiapkan sebaik-baiknya serta dihindarkan dari segala kendala
yang

merusaknya,dengan

memberikan

bekal

yang

secukupnya

dalam

kepemimpinan Pancasila,pengetahuan,keterampilan,kegegaran jasmani,keteguhan


iman,kekuatan

mental,patriotisme,idealisme,kepribadian

nasional,kesadaran

nasional,daya kreasi dan budi pekerja luhur serta penghayatan dan pengalaman
Pancasila.
Maksud pembinaan peserta didik adalah mengusahakan agar mereka dapat
tumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai tujuan pendidikan
nasional berdasarkan Pancasila. Tujuan pembinaan peserta didik adalah
meningkatkan peran serta dan insisiatifnya untuk menjaga dan membina sekolah
sebagai wiyatmandala sehingga terhindar dari usaha pengaruh yang bertentangan
dengan kebudayaan nasional,menumbuhkandaya tangkal terhadap pengaruh
negatif yang datang dari luar lingkungan sekolah,memantapkan kegiatan
kokurikuler

dan

ektrakurikuler

dalam

menunjang

pencapaian

kurikulum,meningkatkan apresiasi dan penghayatan seni,menumbuhkan sikap


berbangsa dan bernegara,meneruskan dan mengembangkan jiwa,semangat serta
nilai-nilai 1945,serta meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani serta
rekreasi,dalam wadah organisasi siswa intra sekolah(OSIS)
2. Menangkal kenakalan Anak/Remaja
Kenakalan remaja sebagai perbuatan anti sosial

atau

perbuatan

penyelewengan/penyelenggaraan terhadap norma masyarakat yang dilakukan oleh


anak/remaja tak pernah luput dari perhatian kita. Hal tersebut harus ditangkal dan
ditanggulangi dengan kebijakan-kebijakan lain pada umumnya secara menyeluruh
dan terpadu. Penyelewengan norma kelompok yang bersifat anti sosial antara lain
ialah:
1. Ngebut, yaitu mengendarai kendaraan bermotor dengan kecepatan
maksimum

yang

ditntukan.

Sehingga

dapat

mengganggu

atau

membahayakan pemakai jalain yang lain.


2. Peredaran pornografi di kalangan pelajara,baik dalam bentuk gambargambar cabul,majalah dan ceritaporno yang merusak moral maupun yang
merusak moral maupun peredaran obat-obat perangsa nafsu seksual.

3. Berpakaian dengan mode yang tidak selaras dengan selera nasional


kita,sehingga dapat dipandang tidak sopan di mata kita.
4. Membentuk kelompok atau gang dengan norma yang menyeramkan
seperti ganti tanpa BH,pemuda anti celana dalam,berpakaian acak-acakan
dan sebagainya. Bila terjadi perselisihan dengan kelompok lain atau
perorangan mereka tak segan-segan main hakim sendiri dan mengadakan
pengeroyokan serta penganiayaan sampai pemerkosaan.
5. Anak-anak yang suka membuat pengerusakan-pengerusakan terhadap
barang atau milik orang lain seperti mencuri,membuat corat-coret yang
mengganggu keindahan lingkungan,mengadakan sabotase dan sebagainya.
6. Anak-anak yang senag melihat orang lain celaka akibat ulah dan
perbuaannya misalnya membuat lubangan atau menyiramkan minyak
dijalan sehingga banyak pengendara yang terperosok atau terpeleset dan
jatuh berkelepotan sampai cedera karenanya.
Untuk menangkal dan menanggulangi kenakalan anak tersebut perlu diketahui
secara dini dan seksama tentang:
a. Penyebab-penyebabnya,seperti:
1. Faktor perkembangan jiwa pada periode pubertas
2. Faktor lingkungan keluarga,sekolah atau masyarakat
3. Lingkungan keluarga pecah,kurang kasih sayang,masing-masing
dengan kesibukannya sendiri-sendiri dan sebagainya
4. Lingkungan sekolah yang menjemukan/membosankan kurang kreatif
dan rekreatif
5. Lingkungan masyarakat yang tidak menentu bagi prospek kehidupan
masa mendatang,penuh spekulasi,korupsi dan sebagainya.
Kebijakan-kebijakan yang dapat diambil untuk menangkal

dan

menanggulangi kenakalan-kenakalan anak dapat dilakukan melalui Tri Pusat


Pendidikan yaitu dalam lingkungan keluarga,lingkungan sekolah atau pendidikan
formal,dan lingkungan sosial atau masyarakat.
a. Dalam Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang primer dna fundamental
sifatnya. Dsitulah anak dibesarkan,memperoleh penemuan awal dan belajar yang
memungkinkan perkembangan selanjutnya bagi dirinya. Disitulah pula anak
pertama-tama

memperoleh.mendapat

kesempatan

menghayati

pertemuan-

pertemuan dengan sesama manusia . Bahkan memperoleh perlindunganyang

pertama.Keluarga sebagai pusat pendidikan dan pusat kebudayaan serta pusat


agama ,maka hubungan antar keluarga harus selalu harmonis dan terpadu serta
penuh kegotong royongan.
b. Lingkungan Sekolah
Menurut penelitian ternyata bila dibandingkan dengan anak tidak nakal,
pada umumnya anak nakal nampak terbelakan dalam pendidikan sekolahnya.
Secara kuantitasnya anak nakal tercata sekita 18% tak bersekolah,terlambat
sekolah sekitar 54% dan secara kualitatif ank nakal terdapat sering
membolos,kurnag kesungguhan belajar,lebih berani menyotek dan sebaginya.
Terdapat kecendrungan yang khas,bahwa anak nakal kurang ingin melanjutkan
sekolah/studi ke jenjang yang lebih tinggi dibanding dengan anak yang nakal.
Kebanyakan anak nakal ingin cepat bekerja dan mendapatkan nafkah.
c. Lingkungan Masyarakat
Kebijakan pendidikan dalam menangkal dan menanggulangi kenakalan
anak di sekolah,temasuk dalam Administrasi Pesrta Didik,baik didalam maupun
diluar kelas,seperti pemberian hukuman dan ganjaran,penataan siwa dalam
kelas,pemberian kesibukan atau bahan pengayaan bai anak yang cepat baljar dan
pemberian program remidial bagi yang lambat belajar , pemberian perhatian oleh
orang tuanya , pemberian
kegiatan

kegiatan-kegiatan sehat atau terbimbing melalui

OSIS dan ekstra kurikuler lainnya seperti berkemah, koperasi,

penelitiannya, diskusi,semianar dan lain sebagainya. Mengisi liburan sekolah


dengan kegiatan-kegiatan rekreatif yang menunjang studinya masing-masing.
B. Kegiatan Administrasi Peserta Didik
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka administrasi peserta didik
dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu kegiatan administrasi pada awal tahun
pelajaran, administrasi selama tahun pelajaran dan administrasi akhir tahun
pelajaran.
Adapun perinciannya adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan Awal Tahun Pelajaran
Kegiatan awal tahun pelajaran yang dilaksanakan setiap Sekolah adalah
melaksanakan penerimaan murid baru. Penerimaan murid adalah proses seleksi

dan pencatatan murid yang memasuki sekolah tertentu setelah memenuhi


persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh sekolah itu.
Kegiatan-kegiatan dalam penerimaan murid baru ada beberapa kegiatan yang
harus dilakukan yaitu :
a)

Penetapan Daya Tampung

b)

Penetapan Syarat-syarat Murid Baru

c)

Pembentukan Panitia/Petugas Penerimaan Murid Baru


2. Selama Tahun Pelajaran
Kegiatan/langkah lebih lanjut setelah murid diterima di sekolah adalah

membina murid tersebut sehingga berkembang kemampuannya secara maksimal


sesuai dengan tujuan sekolah. Pembinaan murid dilakukan agar murid mengenal
lingkungan tempat belajar mereka, dan dapat menyesuaikan diri dengan tuntunan
sekolah.
a.

Orientasi untuk Murid Baru


Kegiatan-kegiatan yang diberikan dalam masa orientasi ini adalah :
1. Perkenalan
2. Penjelasan Tata Tertib Sekolah
3. Penjelasan tentang Fasilitas sekolah
b. Peraturan Kehadiran Murid
Beberapa alat yang dapat digunakan untuk melakukan pencatatan kehadiran murid
ini di antaranya adalah :
1. Papan Absensi Harian Murid
2. Buku Absensi Harian Murid
3. Buku Rekapitulasi Absensi Harian Murid Sekolah
4. Papan Rekapitulasi Absensi Harian Murid Sekolah
5. Buku Absensi Bulanan Murid
6. Buku Rekapitulasi Absensi Tahunan Murid
c. Promosi dan Mutasi Murid
1. Prinsip-Prinsip Promosi
2. Mutasi
3. Prosedur Mutasi
d. Pembinaan Disiplin Murid
Disiplin merupakan pembentukan kebiasaan yang mengandung empat unsur
penting, yaitu :

1. Murid harus berbuat atau bertingkah laku sesuai dengan aturan atau
sesuatu yang diinginkan masyarakat dan menghilangkan perilaku yang
tidak diinginkan atau tidak cocok dengan nilai-nilai yang ada di
masyarakat,
2. Murid merasakan adanya suatu kepuasan batin sesudah berperilaku seperti
yang diharuskan dan merasakan tidak puas atau merasa salah apabila tidak
melakukan seperti yang ada dalam aturan,
3. Dalam berbuat, murid melaksanakannya secara otomatis tanpa adanya
pengawasan,
4. Murid dapat memperbaiki perilaku yang tidak baik tanpa dipaksa oleh
orang lain.
e. Tata Tertib Sekolah
Tata tertib sekolah merupakan salah satu alat untuk melatih murid mempraktekkan
disiplin disekolah.
f.

Ganjaran dan Hukuman

Ganjaran adalah imbalan yang menyenangkan yang diterima murid karena


prestasinya dalam berusaha untuk mengerjakan sesuatu. Hukuman adalah imbalan
yang tidak menyenangkan yang harus diterima murid akibat tingkah laku mereka
dinilai sekolah tidak pada tempatnya.
3.

Akhir Tahun Pelajaran

Adapun kegiatan pada akhir tahun adalah pelaksanaan Ujian Nasional dan Ujian
Akhir Semester. Administrasi yang dilakukan berhubungan dengan kegiatan
tersebut diantaranya :
a)

Pelaksanaan Ujian Nasional

b)

Kenaikan Kelas

Apabila murid telah menamatkan (selesai dan lulus) semua mata pelajaran atau
kurikulum sekolah, maka murid berhak mendapatkan surat tanda temat belajar
dari kepala sekolah. Dalam hal yang demikian murid sudah tidak mempunyai hak
lagi untuk tetap tinggal di sekolah yang bersangkutan karena dianggap telah
mampu menguasai semua mata pelajaran atau kurikulum sekolah.

C. Peranan Guru dalam Administrasi Peserta Didik


Dalam pengelolaan murid guru lebih banyak berperan tidak langsung
dibandingkan dengan kepala sekolah yang memegang pucuk pimpinan dalam
pengelolaan. Diantara peranan guru dalam pengelolaan murid adalah:
a. Guru dapat dilibatkan dalam penerimaan murid baru, dengan menunjuk
mereka sebagai panitia penerimaan yang dapat melaksanakan tugas-tugas
teknis mulai dari pencatatan penerimaan sampai dengan pelaporan
pelaksanaan tugas.
b. Peranan yang besar dalam masa orientasi dipegang oleh guru kelas satu,
disamping kepala sekolah. Tugas guru adalah membuat murid dapat lebih
cepat beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Peranan guru dalam hal ini
sangat penting, karena kekeliruan dalam orientasi dapat berakibat kurang
menguntungkan bagi jiwa anak pada waktu-waktu selanjutnya.
c. Untuk pengaturan kehadiran murid di kelas, guru pun mempunyai andil yang
besar.
d. Guru harus mampu menciptakan suasana yang mendorong timbulnya motivasi
murid untuk senantiasa berprestasi tinggi.
e. Guru juga harus berperanan besar dalam menciptakan disiplin sekolah atau
kelas yang baik, karena di sekolah merupakan masa pembentukan disiplin
yang sangat menentukan untuk masa selanjutnya. Untuk membuat murid
disiplin, guru diharapkan mampu menjadi contoh atau panutan bagi muridmuridnya.
D. Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta Didik:
1.

Layanan Perpustakaan
Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada
pesertadidik, dengan maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran
di sekolah, melayani informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberi

2.

layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka.


Layanan Kantin/Kafetaria
Kantin/ warung sekolah diperlukan adanya di tiap sekolah supaya makanan
yangdibeli peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup mengandung gizi.
Para gurudiharapkan sekali-kali mengontrol kantin sekolah dan berkonsultasi

dengan pengelolakantin mengenai makanan yang bersih dan bergizi. Peran


lain kantin sekolah yaitu supaya para peserta didik tidak berkeliaran mencari
3.

makanan keluar lingkungan sekolah.


Layanan Kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernama
Usaha KesehatanSekolah ( UKS). Usaha kesehatan sekolah adalah usaha

kesehatan masyarakat yangdijalankan sekolah.


4.
Layanan Transportasi Sekolah
Sarana angkutan (transportasi) bagi para peserta didik merupakan salah satu
penunjang untuk kelancaran proses belajar mengajar. Transportasi diperlukan
5.

terutama bagi para peserta didik ditingkat prasekolah dan pendidikan dasar.
Layanan Asrama
Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya

diperlukan diperlukan asrama.


6. Layanan Bimbingan dan Konseling
Menurut Hendyat Soetopo bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan
kepadasiswa dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang
adanya kesulitan yangdihadapi dalam rangka perkembangan yang optimal,
sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan
bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasilingkungan sekolah, keluarga dan
masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Administrasi peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan
terhadap peserta didik:mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai
dengan mereka lulus. Yang diatur secara langsung adalah segi-segi yang lain
selain peserta didik dimaksudkan untuk memberikan layanan yang sebaik
mungkin kepada peserta didik. Adapun tujuan umum menejemen peserta didik
adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut
menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Fungsi menejemen peserta didik
secara umum adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan

diri

seoptimal

mungkin,baik

yang

berkenaan

dengan

segi-segi

individualitasnya,sosialnya,aspirasinya,kebutuhanya dan potensi lainnya peserta


didik. Pada hakikatnya kemampuan menejemen pesrta didik sangat diperlukan
agar semua fasilitas dan kesempatan yang ada disekolah dapat dimanfaatkan
dengan baik oleh peserta didik. Keberhasilan suatu program pelayanan peserta
didik dikaitkan secara langsung dengan kemampuan menejemen pemimpin
pendidikan yang akan berjalan apabila adanya koordinasi,sinkronisasi antara
bidang satu dengan bidang yang lainnya.
B. Saran
Agar proses administrasi peserta didik perlunya partisipasi dari beberapa
pihak yang akan menyukseskan tujuan pendidikan yang akan ditempuh oleh
peserta didik. Maka oleh sebab itu upaya pengelolaan peserta diidik agar dapat
mengoptimalkan semua fasilitas dan kesempatan yang ada disekolah perlu suatu
partisipasi dari pihak akademisi seperti para pengajar,kepala sekolah dan
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai