Anda di halaman 1dari 20

Tugas Makalah :

Dosen Pembimbing :
Dr.Hj.Putri

Statistika Pendidikan
Yuanita,M.Ed

TEKNIK SAMPLING

Di Susun Oleh :
Kelompok 5
1.
2.
3.
4.
5.

Arfah Unisa
Lona Sari
Mia Septiani Putri
Syakiah Darojat
Tika Ulfa Mayu

(1405119368)
(1405121623)
(1405112515)
(1606177654)
(1405118338)

KELAS 5A PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2016
TEKNIK SAMPLING

1. Pendahuluan

Suatu hari seorang anak kecil disuruh ayahnya membeli


sebungkus

korek

api

dengan

pesan

agar

tidak

terkecoh

mendapatkan korek api yang jelek. Tidak lama kemudian anak


kecil itu datang kembali dengan wajah yang berseri seri,
menyerahkan korek api yang kosong, dan berkata korek api ini
benar benar bagus Pak, semua batangnya telah saya coba dan
ternyatamenyala.

Tak

seorangpun,

saya

kira

yang

bisa

menyalahkan kesahihan penarikan kesimpulan anak kecil itu,


namun

bila

semua

pengujian

dilakukan

seperti

ini,

lalu

yaitu:

(1)

bagaimana nasib penjual durian?.


Statistika
Mengamati

memberikan
sebagian

sebuah

dari

jalan

populasi

keluar,

untuk

dapat

menarik

kesimpulan dari karakteristik populasi itu. Oleh sebab itu


statistika

mampu

memberikan

secara

kuantitatif

tingkat

ketelitian dari kesimpulan yang ditarik, yakni didasarkan pada


pokok asas sederhana, yakni semakin besar sampel yang diambil
makin tinggi pula tingkat ketelitian kesimpulan yang diperoleh;
(2)

Statistika

memberikan

kemampuan

pada

kita

untuk

mengetahui apakah suatu hubungan kasualita antara dua faktor


atau lebih bersifat kebetulan atau memang benar benar terkait
antara dua faktor atau lebih bersifat kebetulan atau memang
benar-benar terkait dalam suatu hubungan yang bersifat empiris,
(3) Statistika berfungsi meningkatkan ketelitian pengamatan kita
dalam

menarik

kesimpulan

dengan

jalan

menghindarkan

hubungan semu yang bersifat kebetulan.


Populasi adalah semua nilai, baik hasil perhitungan maupun
pengukuran,

baik

kuantitatif

maupun

kualitif,

dari

suatu

karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap


dan jelas.

Ditinjau dari banyaknya anggota populasi, maka populasi


terdiri atas populasi terbatas (terhingga) dan populasi tak
terbatas (tak terhingga). Namun dalam kenyataannya populasi
terhingga selalu menjadi populasi yang tak terhingga. Ditinjau
dari sifatnya, maka populasi dapat bersifat homogen dan
heterogen.
Penelitian yang menggunakan seluruh anggota populasi
disebut sampel

total atau sensus. Sample (contoh) ialah

sebagian

anggota

dari

populasi

yang

diambil

dengan

menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik


sampling.
2. Kerangka Sampel (Sample Frame)

Keseluruhan unit sampel membentuk kerangka sampel dari


sinilah anggota sampel dipilih. Kerangka sampel mungkin berupa
daftar dari kumpulan orang/objek catatan atau mungkin sebuah
peta/daerah dimana telah tergambar unit secara jelas. Misalnya:
semua siswa kelas X SMA Cendana Pekanbaru, semua guru
guru di SD di Kec. Kerumutan Kabupaten Pelalawan dan
sebagainya. Kita mungkin mengambil data guru ke Disdikpora,
tetapi mungkin juga kita langsung mendata objek yang akan kita
jadikan sebagai populasi.
Didalan

kegiatan

survey/eksperimen

informasi

yang

didapatkan dari sebagian populasi (sample) harus menjadi


cermin dari populasi. Sampel haru mewakili dari populasi dalam
bentuk kecil (miniature population). Kalau syarat itu tidak
dipenuhi,

kesimpulan

dipertanggungjawabkan

mengenai
secara

menyimpang (biased conclusion).

populasi

ilmiah.

tidak

Kesimpulannya

dapat
akan

Sampling
Sampling adalah cara atau teknik yang dipergunakan untuk
mengambil sampel. Pada dasarnya ada dua cara pengambilan
sampel yaitu:
a. Random sampling
b. Non Random Sampling

3. Random sampling

Suatu cara pengambilan sampel disebut random apabila kita


tidak memilih-milih individu/objek yang akan dijadikan anggota
sampel.

Seluruh

objek

di

dalam

populasinya

diberikan

kesempatan yang sama untuk dijadikan anggota sampel.


a. Cara Randomisasi (Random Sampling)
i. Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Cara undian: cara ini dilakukan sebagaimana jika kita
mengadakan undian, yakni: buat daftar yang memuat
semua objek; beri nomor/kode; tulis masing maing
objek itu pada selembar kertas; masukkan gulungan
gulungan itu pada suatu wadah ambil satu demi satu
secara random/acak dari wadah itu sampai jumlah yang
kita perlukan tercapai.
1. Menggunakan tabel bilangan random: untuk maksud
ini telah tersedia tabel bilangan random. Contoh,

( N=500 ) .

jumlah populasi orang


nomor

001 sampai

sampel

10

orang

kolom (misal kolom

Objek itu, kita beri

500 . Misal kita mengambil

( n=10 ) , maka kita memilih


5,6

dan

7 ), dan dimulai dari

baris ke 10 , maka individu/objek yang terambil


untuk sampel adalah bernomor

062, 360, 493,084

dan

seterusnya.
2. Dengan urutan/system: misalnya ada 500 populasi,
diambil 10 sebagai sampel. Maka kita beri nomor 001
sampai

500.

Kita

menetapkan

sampel

diambil

dengan melakukan beda/jarak 5 maka sampel yang


terambil adalah 001, 006, 011 dan seterusnya.
ii. Sampling Berstrata (Stratified Random Sampling)

Bila populasinya heterogen, biasanya akan lebih baik


dibuat

menjadi

beberapa

strata.

Misalnya

kita

mengambil sampel guru guru di Kabupaten Indragiri


Hulu, maka kita bedakan menurut jenjang sekolah yaitu:
TK, SD/MI, SMP, dan SMA. Biasanya sampling berstrata
dilanjutkan dengan cara proporsional. Ini dimaksudkan
agar banyak anggota dari masing masing strata
sebanding dengan ukuran tiap strata. Cara ini sering
disebut cara sampling acak proporsional dan sampelnya
dinamakan sampel acak proposional.
Misalnya diperlukan sampel berukuran
SLTA. Ada

SLTA dengan banyak siswa

169

siswa

2.758

siswa

SMA,

3.826

SMK Kelautan,

mempunyai jumlah populasi


orang.
Maka sampel dari SMA

SMK Labor. Kita

2.758+3.826+1.473=8.057

2.758
169=58
8.057

Sampel dari SMK Kelautan


Sampel dari SMK Labor

1.473

3.826
169=80
8.057

1.473
169=31
8.057

Jadi, jumlah sampel adalah

siswa

169

siswa

siswa

orang.

iii. Sampling Berumpun (Cluster Random Sampling)


Teknik pengambilan sampel ini dilakukan lebih dari
satu tahap yang disebut multistage random sampling.
Pada tahap pertama, dipilih beberapa rumpun dari
setiap rumpun yang ada. Pada tahap kedua, dapat
dipilih rumpun-rumpun yang lebih kecil dari rumpun
yang sudah terpilih, atau dapat langsung dipilih unsurunsurnya, bergantung pada sifat populasinya.
Contoh :
Populasi adalah Jawa Tengah kemudian

sampel

diambil dari tiap-tiap kabupaten.


Penelitian terhadap populasi pelajar SMU di kota X,
sampel diambil dari suatu sekolah atau suatu kelas,
sampai diperoleh objek sampel yang diinginkan

b. Non Random Sampling


Suatu cara pengambilan disebut non random, jika para
peneliti tidak memberikan kesempatan yang sama pada
i.

anggota populasi untuk dijadikan sebagai anggota sampel.


Tujuan Tertentu (Purposive Sampling)

Pengambilan sampel berdasarkan seleksi khusus.


Peneliti membuat kriteria tertentu siapa yang dijadikan
sebagai informan. Misalnya, Anda meneliti kriminalitas
di Kota Semarang, maka Anda mengambil informan
yaitu Kapolresta Semarang, seorang pelaku kriminal dan
seorang korban kriminal.
ii.

Sampling Jatah (Quota Sampling)


Mirip stratified sampling yaitu berdasarkan proporsi
ciri-ciri tertentu untuk menghindari bias. Misalnya,
jumlah

sampel

laki-laki

50

orang

maka

sampel

perempuan juga 50 orang. Contoh lain yaitu misalkan


oleh si peneliti perlu keterangan mengenai sejumlah
orang yang tinggal di daerah tertentu, dalam ketegori
umur tertentu dan pendapatannya pada kelas tertentu
pula.
iii. Sampling Ganda (Double Sampling)
Pada metode double sampling, pengambilan sampel
kalau diperlukan dilakukan 2 kali, kalau sampel pertama
belum menghasilkan keputusan. Sampel yang kedua
diambil

dan

Kesimpulan

digabungkan
dibuat

dengan

berdasarkan

yang

sampel

pertama.
gabungan

tersebut.
Contoh :
Penelitian dalam mempertimbangkan dioperasikan
atau tidaknya jembatan timbang oleh DLLAJ. Diambil
sampel 100 truk pengangkut barang yang lewat pada
suatu jalan. Kalau dari sampel pertama diketahui bahwa
ada 40% atau lebih dari truk yang lewat itu melanggar
muatan maka akan diputuskan bahwa jembatan itu
dioperasikan kembali. Tetapi kalau dari sampel pertama
itu diperoleh persentase yang melanggar kurang dari

40%,

maka

diambil

sampel

kedua.

Sampel kedua juga berjumlah 100 truk, kalau jumlah


yang melanggar pada sampel kedua ditambah uang
melanggar pada sampel pertama 40% atau lebih dari
jumlah sampel pertama dan kedua (200 truk), maka
pengoperasian jembatan timbang akan dilaksanakan,
tetapi kalau kurang, tidak akan dilaksanakan.
Apa Kegunaan Sampling?
Kegunaan sampling adalah untuk menaksir (estimasi)
dari parameter statistik dan menguji hipotesis untuk
pengambilan keputusan.
1.

Mengapa sampling diperlukan?


Ukuran populasi
Ada populasi terhingga dan ada tak terhingga,
dalam praktek, populasi terhingga sering dianggap
sebagai populasi tak hingga, jika didalamnya sudah
cukup telalu banyak anggota atau objek. Ambillah
popuasi berukuran 5 miliyar objek. Partisikan mencatat

2.

segala karakteristik ke-5 milyar obyek tersebut


Masalah Biaya
Makin banyak objek yang diteliti maka makin
banyak pula biaya yangdiperlukan. Bagaimanapun
juga jika hanya tersedia biaya terbatas, sampling satusatunya pilihan, terkecuali jika ukuran populasi sedikit
sekali sehingga dengan biaya tersebuit sensus bisa
dilaksanakan. Biaya bukan hanya untuk pengambilan
data tetapi juga untuk analisis, diskusi, perhitungan

3.

perhitungan, gaji ahli dan sebagainya.


Masalah Waktu
Sensus memerlukan waktu lebih lama dibandingkan
dengan sampling. Dengan demikian sampling dapat
memberikan data lebih cepat.

4.

Percobaan yang Sifatnya Merusak.


Jika penelitian terhadap

objek

yang

sifatnya

merusak, maka jelas sampling harus dilakukan. Tidak


mungkin sensus dilakukan untuk mengetahui kekuatan
daya ledak bom yang dihasilkan, kemanjuran obat
yang baru dihasilkan, keadaan darah seorang pasien.
Kalau semua bom dicoba adakah yang tersisa untuk
keperluan

perang?

dikeluarkan
5.

untuk

Jika

darah

diperiksa

pasien

adakah

semuanya

orang

yang

bersedia untuk diperlukan demikian?


Masalah Ketelitian/ hasil akurat
Salah satu segia agar kesimpulan cukup dapat
dipertanggung jawabkan ialah masalah ketelitian. Data
harus benar dan pengumpulannya harus dilakukan
dengan benar dan teliti. Demikian pula pencatatan.
Pengalaman menyatakan bahwa makin banyak obyek
yang

harus

diteliti, makin

kuran

ketelitian yang

dihasilkan. Petugas, peneliti, dan pencacah akan


menjadi merasa bosan untuk melakukan tugas yang
6.

itu-itu juga yang jumlahnya sangat banyak.


Factor Ekonomis
Diartikan apakah kegunaan dari hasil penelitian
sepadan dengan biaya, waktu, dan tenaga yang
dikeluarkan

untuk

itu

ataukah

tidak.

Jika

mengapa harus dilakukan sensus?


Proses Sampling :
Menentukan Populasi
Mengidentifikasi kerangka sampling
Menentukan ukuran sampel
Memilih prosedur sampling
Memilih sampel
c. Teknik Menghitung Besarnya Anggota Sampel.

tidak

Terdapat dua cara dalam menghitung besarnya anggota


sampel, diantaranya :

i. Proporsi
Dapat dilakukan dengan sejumlah rumus, yakni :
1.
z
n pq /2

( )

Keterangan :
n=

Jumlah anggota sampel minimal

p=

Proporsi kelompok pertama

q=

Proporsi kelompok kedua

Taraf signifikansi

z / 2=

Jika

n pq

=0,01

Nilai

z tabel.

maka rumus diatas menjadi :

2,58
0,01

( )

Jika

n pq

=0,05

1,98
0,05

( )

Contoh :

maka rumus diatas menjadi :

(q=1 p)

Suatu

daerah

diketahui

anggota

populasi

penduduknya berstatus sebagai PNS 400.000 orang.


Diantaranya 100.000 orang belum menjalani KB secara
efektif. Berapa besar anggota sampel yang perlu diteliti
dalam rangka mengungkapkan partisipasi terhadap
program KB?
Pembahasan :
Diketahui

: Populasi penduduk berstatus PNS =

400.000 orang.
Populasi penduduk bersatus PNS yang belum
menjalani KB = 100.000 orang.
Ditanya : Berapa besar anggota sampel yang perlu
diteliti

dalam

rangka

mengungkapkan

partisipasi terhadap program KB ?


Jawab

Misalkan digunakan
Untuk mencari
p=

=0,05 .

Populasi PNS yang belum menjalani KB


Populasi PNS seluruhnya

100.0000
400.000

1
4

0,25

q=1 p

Maka nilai

10,25
0,75

Jadi, diperoleh :
n 0,25 0,75

1,98
0,05

( )

n 0,1875 39,62
n 0,1875 1568,16
n 294,03

n 294

(dibulatkan).

2. Konsep Krejcie dan Morgan

s=

X N p (1 p)
2
d ( N 1 ) + X 2 p (1 p)

Keterangan :
s

= Banyaknya subjek / sampel.

= Banyaknya anggota sampel.

= Proporsi dalam populasi.

= Derajat ketelitian = 1,96.

X2

= Harga tabel khi kuadrat untuk derajat bebas

tertentu.

Tabel Krejcie dan Morgan

Krejcie

dalam

melakukan

penelitian

ukuran

sampelnya didasarkan atas kesalahan 5%. Jadi,


sampel yang diperoleh itu mempunyai kepercayaan
95% terhadap populasi. Dari tabel diatas terlihat jika
populasi 100 maka sampelnya 80, bila populasi 1000
maka sampelnya 278, bila populasinya 10.000 maka
sampelnya 370, dan bila jumlah populasi 100.000
maka jumlah sampelnya 384. Dengan demikian,
maka besarnya populasi makin kecil persentase
sampel. Oleh karena itu, tidak tepat bila ukuran

populasinya berbeda persentase sampelnya sama,


misalnya 10%.
3. Nomogram Harry King.

SE=

p (1 p) N 1
(n1)
n

Keterangan :
SE=

Standar deviasi.

p=

Proporsi.

N=

Jumlah anggota populasi.

n=

Jumlah anggota sampel.

Nomogram Harry King

Syarat dari penggunaan nomogram Harry King


adalah

data

harus

memiliki

kesalahan

yang

bervariasi mulai 0,3% sampai 10%.


Cara
populasi

penggunaannya
berjumlah

juga

200

praktis,

orang,

bila

misalkan
tingkat

kepercayaan yang dikehendaki adalah 5% maka


jumlah sampel yang diambil adalah
n=200 58 1,195=138,62=139 orang .
Keterangan :
1. Angka

58%

didapat

dari

nomograf

dengan

menarik garis lurus melewati angka 200 dan taraf


kesalahan 5%.
2. 1,195 adalah

faktor

kepercayaan 95%.
ii. Ketelitian Estimasi.

s
SE x

( )

n=

pengali

dari

selang

Keterangan :
n=

Banyak Sampel

s=

Standar deviasi diketahui

SE x =

Standar Error

Rumus Konvidensi Interval

w=(2 z
2

)
n

Keterangan :
w=

z =
2

Interval estimasi

Standar skor tertentu

Simpangan baku populasi diketahui

n=

banyaknya anggota sampel.

Kesalahan
sampel :

umum

dalam

menentuikan

anggota

1. Peneliti gagal dalam menetapkan jumlah anggota


populasi yang dapat dipercaya.
2. Peneliti menggunakan anggota

sampel

yang

terlalu kecil untuk setiap subgrupnya,sehingga


analisis statistika parameter tidak berlaku, pada
populasi sebenarnya cukup besar.
3. Peneliti tidak menggunakan teknik
startified

yang

disyaratkan

untuk

sampling
menetukan

anggota sampel subgrupnya.


4. Peneliti mengubah prosedur tenik sampling
5. Peneliti mengubah rumus untuk menghitung
besarnya anggota sampel
6. Peneliti memilih anggota sampel yang tidak sesuai
dengan tujuan penelitiaannya
7. Peneliti mengurangi anggota sampel yang telah
ditentukan oleh perhitungannya
8. Peneliti memilih grup eksperimen dan grup kontrol
dari populasi yang berbeda
9. Peneliti yang memakain grup sukarela,lupa atau
sengajatidak

membedakannya

wajib,akibatnya

peneliti

dengan
gagal

grup
dalam

menginterpretasikan hasil penelitiannya


10. Peneliti tidak memberikan alasan alasan
mengapa rumus dan teknik sampling tertentu
yang ia gunakan di dalam penelitiannya itu
11. Kekeliruan sampling biasanya terjadi karena
pemeriksaan

yang

kurang

teliti

dan

lengkap

terhadap populasi yang hanya dilakukan terhadap


sampel

serta

penelitian

dilakukan

dengan

menggunakan prosedur yang sama


12. Kekeliruan nonsampling ini bisa terjadi dalam
setiap

penelitian,

apakah

itu

berdasarkan

sampling atau berdasarkan sensus, penyebabnya


adalah :

a. Populasi

tidak

didefinisikann

sebagaimana

mestinya
b. Penyimpangan populasi tidak dipelajari
c. Kuesioner tidak dirancang sesuai dengan
keperluan
d. Rumusan dan

istilah

tidak

dipergunakan

sebagaimana mestinya
e. Peneliti kurang memehami isi dari kuesioner
sehingga jawaban responden kurang sesuai
dengan keinginan
f. Responden tidak memberikan jawaban yang
objektif

atau

menolak

untuk

memberikan

jawaban

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka
Cipta
Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu
Pendekatan Praktis, edisi revisi 2010. Jakarta : Rineka Cipta

Zulkarnain, Zulfan Ritonga. 2006. Statistika Pendidikan.


Pekanbaru : Cendekia Insani

Anda mungkin juga menyukai