KESIMPULAN
Kelainan dalam letak alat-alat genital sudah dikenal sejak 2000 tahun SM.
Catatan-catatan yang ditemukan di Mesir mengenai Ratu Cleopatra menyatakan
prolapsus genitalis merupakan satu hal yang gaib pada wanita dan menganjurkan
pengobatannya dengan penyiraman larutan Adstringensia. Dalam hal ilmu
kedokteran Hindu kuno menurut Chakraberty, dijumpai keterangan-keterangan
mengenai kelainan dalam letak alat genital, dipakai istilah Mahati untuk wanita
yang lebar dengan sistokel, rektokel dan laserasi perineum.
Juga di Indonesia sejak zaman dahulu telah lama dikenal istilah peranakan
turun dan peranakan terbalik. Prolapsus uteri adalah keadaan yang sangat jarang
terjadi. Frekuensi kejadian prolapsus uteri sendri di Indonesia hanya 1,5% saja.
Posisi uterus normal ialah tengah-tengah rongga panggul, antara kandung kemih
dan rektum, dengan ostium uteri eksternum setinggi spina iskhiadika pada wanita
berdiri.
Faktor penyebab prolapsus uteri adalah, kelemahan ligamen endopelvik,
fasia dan otot-otot panggul, proses melahirkan,asites dan tumor-tumor di daerah
pelvis, dan bila prolapsus uteri dijumpai pada nullipara berarti faktor penyebabnya
berupa kelainan bawaan berupa kelemahan jaringan penunjang uterus. Keluhankeluhan yang hampir selalu dijumpai:
1. Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol di genitalia
eksterna
18
19
20