Anda di halaman 1dari 3

BAB III

KESIMPULAN

Kelainan dalam letak alat-alat genital sudah dikenal sejak 2000 tahun SM.
Catatan-catatan yang ditemukan di Mesir mengenai Ratu Cleopatra menyatakan
prolapsus genitalis merupakan satu hal yang gaib pada wanita dan menganjurkan
pengobatannya dengan penyiraman larutan Adstringensia. Dalam hal ilmu
kedokteran Hindu kuno menurut Chakraberty, dijumpai keterangan-keterangan
mengenai kelainan dalam letak alat genital, dipakai istilah Mahati untuk wanita
yang lebar dengan sistokel, rektokel dan laserasi perineum.
Juga di Indonesia sejak zaman dahulu telah lama dikenal istilah peranakan
turun dan peranakan terbalik. Prolapsus uteri adalah keadaan yang sangat jarang
terjadi. Frekuensi kejadian prolapsus uteri sendri di Indonesia hanya 1,5% saja.
Posisi uterus normal ialah tengah-tengah rongga panggul, antara kandung kemih
dan rektum, dengan ostium uteri eksternum setinggi spina iskhiadika pada wanita
berdiri.
Faktor penyebab prolapsus uteri adalah, kelemahan ligamen endopelvik,
fasia dan otot-otot panggul, proses melahirkan,asites dan tumor-tumor di daerah
pelvis, dan bila prolapsus uteri dijumpai pada nullipara berarti faktor penyebabnya
berupa kelainan bawaan berupa kelemahan jaringan penunjang uterus. Keluhankeluhan yang hampir selalu dijumpai:
1. Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol di genitalia
eksterna

18

2. Rasa sakit di panggul dan pinggang, biasanya jika penderita berbaring


keluhan menghilang atau berkurang
3. Mengganggu penderita waktu berjalan dan bekerja
4. Gesekan porsio uteri dengan celana menimbulkan lecet sampai luka dan
dekubitus pada porsio uteri
5. Leukorea karena kongesti pembuluh darah di daerah serviks dan karena
infeksi serta luka pada porsio uteri
Friedmann dan Little menganjurkan dengan cara pemeriksaan sebagai
berikut, penderita dalam posisi jongkok disuruh mengejan dan ditentukan dengan
pemeriksaan jari, apakah porsio uteri pada posisi normal atau porsio sampai
introitus vagina, atau apakah serviks uteri sudah keluar dari vagina. Selanjutnya
dengan penderita berbaring dalam posisi litotomi ditentukan pula panjangnya
serviks uteri. Serviks uteri yang lebih panjang dari biasanya dinamakan elongasio
kolli.Komplikasi yang dapat menyertai prolapsus uteri, yaitu keratinisasi mukosa
vagina dan porsio uteri, dekubitus, hipertrofi serviks uteri dan elangasio kolli,
gangguan miksi dan stress inkontinensia, infeksi saluran kemih, kemandulan,
kesulitan waktu partus, haemorrhoid dan inkarserasi usus halus
Salah satu cara yang efektif yang dapat yang dilakukan untuk mencegah
resiko adalah dengan melatih otot-otot panggul (senam Kegel). Pengobatan medis
seperti latihan-latihan otot dasar panggul, stimulasi otot-otot dengan listrik dan
pengobatan dengan pessarium. Pengobatan operatif seperti, ventrofiksasi, operasi
Manchester, Histerektomi vaginal, kolplokleisis (operasi Neugebauer-Le Fort).
Jika ada prolaps dalam kehamilan maka baiknya uterus ditahan dengan pessarium
sampai bulan keempat, kalau dasar panggul terlalu lemah sehingga pessarium
terus jatuh maka pasien dianjurkan istirahat tirah baring sampai bulan keempat.

19

Istirahat dapat mengurangi penderitaan wanita dan memungkinkan uterus tumbuh


secara wajar sampai kehamilan mencapai cukup bulan.

20

Anda mungkin juga menyukai