Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Staphylococci
ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi

disusun oleh :
Amilia Nabhila
Edwina Maharani
Hanifah Syahidah
Julia Andriani
Ansila Dwi Nur Intan
Gilang Assyifa Suwandi
Muhammad Faisyal A.M
Ardena Maulidia H.
Scecy Malika D.
Erni Rismiyanti
Putri Annisa V.

(160110110009)
(160110110026)
(160110110037)
(160110110052)
(160110110063)
(160110110074)
(160110110085)
(160110110092)
(160110110102)
(160110110126)
(160110110138)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PADJAJARAN
2012

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul:
1

Staphylococci
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan serta dukungan moril
dan materil dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Mieke Hemiawaih Satari, drg, MS
2. drg. Eddy Prijono, MS.MHKes
3. drg. Warta Dewi, MKes
4. drg. Hening Tjaturina, MS
5. drg. Yuti Malinda, MM

Akhirnya dengan segala kerendahan hati dan penuh keikhlasan penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun terhadap segala kekurangan dalam penulisan ini karena
keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis. Penulis juga mengharapkan semoga makalah ini
memberikan manfaat bagi almamater dan bagi kita semua.
Jatinangor, 1 April 2012

Penulis

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

Stapyhlococci termasuk coccus gram positif, tapi, tidak seperti rantai streptococci,
mereka mempunyai karakteristik seperti rangkaian anggur. Genus Stapylococcus terdiri lebih
dari 15 spesies berbeda, berdasarkan kepentingan dari segi medik yaitu: S.aureus, S.epidermidis,
dan S.saprophyticus.
Staphylococci adalah penyebab variasi dari infeksi biasa dan infeksi tidak biasa, seperti
abses pada berbagai organ, endocarditis, gastroenteritis (keracunan manakan) dan toxic shock
syndrome. Mereka tidak melakukan pemisahan secara berulang-ulang dari kavitas oral. Hasil
yang lebih tinggi dari S.aureus ditemukan pada saliva pada objek yang sehat diatas 70 tahun.

BAB II
PEMBAHASAN
1

1.1 Staphylococcus aureus


1.1.1

Habitat dan transmisi

Habitatnya pada kulit manusia khususnya pada bagian anterior nares (hidung) dan
perineum.Binatang peliharaan juga mengandung staphylococcus. Pasien dan staff di rumah sakit
adalah pembawa kuman staphylococcus yang lebih banyak. Bakteri ini disebarkan melalui udara
dan debu, dan selalu ada di lingkungan rumah sakit. Jalur penularan (transmisi) melalui tangan
dan jari-jari.
1.1.2

Karakteristik

Coccus gram positif berkelompok (pembentukan kelompok tersebut terjadi akibat kemampuan
bakteri ini membelah ke berbagai arah secara acak), tidak mengandung spora, tidak bergerak,
beberapa jenis memiliki kapsul.
1.1.3

Pembiakan dan Identifikasi

Tumbuh secara aerobik sebagai koloni kuning atau keemasan dalam agar darah, katalase positif
(yang membedakan dari streptococci katalase negatif). Pengujian lain digunakan untuk
membedakan lebih virulennya S.Aureus dari patogen terakhir S.epidermidis.

1.1.4

Pengujian Koagulasi

S. aureus mengkoagulasi cairan darah manusia atau plasma kelinci (koagulasi positif), dimana
S.epidermidis tidak terjadi koagulasi (koagulasi negatif). Pengujian ini juga dapat dilakukan pada
tabung reaks dimana membutuhkan inkubasi semalam atau dalam gelas objek (pengujian gelas
objek) yang mana merupakan pengujian cepat.

1.1.5

Tes lain

Ini termasuk tes fosfatase, tes DNAase, dan uji fermentasi manitol (strain yang paling asam
bentuk S. aureus dari manitol, sementara beberapa S. epidermidis melakukannya)

1.1.6

Typing of stapylococcus aureus

Typing penting untuk menentukan sumber wabah infeksi. Hal ini umumnya dilakukan oleh pola
kerentanan terhadap satu set lebih dari 20 bakteriofag - phagetyping dan serotyping. Metode ini
saat ini digantikan oleh teknik typing molekuler. Pola kerentanan antibiotik juga membantu
dalam melacak sumber wabah.

1.1.7

Patogenesis

Berbagai macam enzim dan toksin dihasilkan oleh Staphylococcus aureus, walaupun tak satu
pun strain memproduksi semua yang disebutkan di tabel 11.2. Dua hal yang paling penting
adalah koagulasi dan enteroksin. Koagulasi adalah korelasi terbaik dari patogenesitas.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh S.aureus adalah:

Infeksi Superficial; agen umum dari boils, carbucle,pustule, abses, konjungtivitis dan

infeksi luka, jarang disebabkan infeksi oral; dapat menyebabkan angular chelitis
Keracunan makanan(muntah dan diare) disebabkan oleh enterotoksin
Toxic shock syndrom, juga disebabkan oleh enterotoksin
Infeksi dalam, osteomyelitis, endocarditis, septicaemia, pneumonia.

Toksin/enzim
Toksin

Aktivitas

Cytotksin(,,,gamma,)

Lisis sel

Leukocidin

Membunuh leukosit

Epidermolytic toksin

Exfoliasi dan Splitting pada epidermis


1

Toxic shock syndrome toxin


Enterotoxin (A-E)
Enzim

Terkejut,ruam,deskuamasi
Induksi muntah dan diare

Koagulase

Clots plasma

Katalase

Mempengaruhi aktivitas bakteri dari

Hyaluronidase

polimorpus

DNAase(nuklease)

Penghancuran jaringan ikat

Lipase

DNA Hidrolisis

Penisilin

Memecah lipid dari sel membran

Protein A

Penghancuran obat -lactam


Antifagosit

Faktor Predisposisi untuk infeksi adalah celah minor dan mayor di kulit, daerah tubuh seperti
sutura, tingkat neutrofil yang rendah dan penyalahgunaan penyuntikan obat.

1.1.8

Pengobatan dan Pencegahan

Sebagian besar (> 80%) dari strain yang resisten terhadap obat -laktam, dan beberapa ke
sejumlah antibiotik. Fenomena terakhir (multiresisten) adalah umum, khususnya di strain yang
diisolasi dari rumah sakit, ini penyebab infeksi rumah sakit (nosocomial). Resistensi penisilin
adalah karena produksi -lactamase dikodekan oleh plasmid. Enzimnya menghancurkan
efektivitas antibiotik dengan cincin -laktam (yaitu kelompok obat Penicillin).
Antibiotik yang aktif melawan Staphylococcus aureus termasuk penisilin untuk isolat sensitif,
flukloksasilin (stabil terhadap -laktamase), eritromisin, asam fusidic (berguna untuk infeksi
kulit), cephalosporin dan vankomisin.
Kebersihan, cuci tangan dan manajemen aseptic untuk lesi mengurangi penyebaran
staphylococci.

1.2

Staphylococcus epidermidis

1.2.1

Habitat dan Penyebaran

Spesies ini sering ditemukan pada permukaan kulit dan dapat ditularkan melalui kontak langsung

1.2.2

Pembiakan dan Identifikasi

Spesies ini tumbuh pada media agar darah dengan cirri koloni yang berwarna putih, oleh karena
itu nama awalnya S.albus. Spesies in imerupakan bakteri katalase positif dan koagulase negative.
Nama biokimianya dapat dikarakterisasi oleh produk komersial pada kotak yang tersedia,
contohnya AIPstaph.

1.2.3

Patogenisitas

Menjadi komensal normal kulit, bakteri ini hanya menyebabkan infeksi ketika kesempatan
muncul (oportunis patogen). Contoh umum adalah kateter terkait sepsis, infeksi sendi buatan dan
infeksi saluran kemih.

1.2.4

Treatment

Infeksi S epidermidis sukar diobati karena infeksi sering terjadi di dalam alat prostetik sehingga
bakteri ini terlindung dari sirkulasi dan juga dari obat antimikroba. S epidermidis lebih sering
resistan terahadap obat antimikroba daripada S aureus, sekitar 60% strain S epidermidis resisten
terhadap nafsilin.

Biasanya diberikan antibiotik generasi kedua :


Koagulase (-)
Toksin (-)
Patogen (-)
1

Manitol (-)
Pigmen abu-abu putih

Karena sering timbul strain yang resisten terhadap obat, isolate staphylococcus yang penting
sebaiknya diperiksa kepekaannya perhadap antimikroba untuk membantu pemilihan obat
sistematik. Resistensi terhadap obat golongan eritromisin cenderung timbul dengan demikian
cepat sehingga obat ini sebaiknya tidak digunakan sebagai obat tunggal dalam pengobatan
infeksi menahun. Resistensi obat yang ditentukan oleh plasmid dapat dipindah-pindahkan
diantara staphylococcus dengan transduksi dan mungkin dengan konjugasi.

1.3

Staphilococcus saprophyticus

Organisme ini banyak menimbulkan infeksi saluran kemih pada wanita, infeksi ini erat
hubungannya dengan hubungan seksual. Dan organisme ini memiliki kemampuan untuk
menyerang kulit periuretral dan mukosa. Staphilococcus saprophyticus dapat dibedakan
dengan Staphilococcus epidermis walaupun keduanya tumbuh sebagai koloni putih pada agar
darah, yaitu dengan melalui reaksi fermentasi manikol dan tes biokimia lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Samaranayake, Lakshman. 2006. Essential Microbiology for Dentistry. Ed.3. London UK:
Churcill Living Stone Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai