BAB II
SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI
PROYEK DAN TEKNIK PELAKSANAAN
(Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja
Proses tahapan lelang dapat dilihat pada Gambar 2.2 dibawah ini.
melaksanakan
pekerjaan
perencanaan,
perencana
dapat
berupa
3) Kontraktor
Kontraktor adalah badan hukum atau perorangan yang ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya. Atau dalam
definisi lain menyebutkan bahwa pihak yang penawarannya telah diterima dan
telah diberi surat penunjukan serta telah menandatangani surat perjanjian
pemborongan kerja dengan pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan
proyek. Kontraktor bertanggung jawab secara langsung pada pemilik proyek
(owner) dan dalam melaksanakan pekerjaannya diawasi oleh tim pengawas dari
owner serta dapat berkonsultasi secara langsung dengan tim pengawas terhadap
masalah yang terjadi dalam pelaksanaan. Kontraktor mempunyai tugas dan
kewajiban sebagai berikut:
a) Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan
spesifikasi yang telah direncanakan dan ditetapkan didalam kontrak
perjanjian pemborongan.
b) Memberikan laporan kemajuan proyek (progress) yang meliputi
laporan harian, mingguan, serta bulanan kepada pemilik proyek.
c) Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan,
dan alat pendukung lain yang digunakan mengacu dari spesifikasi
dan gambar yang telah ditentukan dengan memperhatikan waktu,
biaya, kualitas dan keamanan pekerjaan.
d) Bertanggungjawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
e) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadual (time schedule) yang
telah disepakati.
f) Melindungi semua perlengkapan, bahan, dan pekerjaan terhadap
kehilangan dan kerusakan sampai pada penyerahan pekerjaan.
g) Memelihara dan memperbaiki dengan biaya sendiri terhadap
kerusakan jalan yang diakibatkan oleh kendaraan proyek yang
mengangkut peralatan dan material ke tempat pekerjaan.
h) Mendapat kepastian pekerjaan pelaksanaan proyek dalam artian
bahwa pemilik proyek tidak akan membatalkan pelaksanaan proyek
10
Keterangan:
: Garis Konsultasi / Koordinasi
: Garis Komando
11
1.
2.
3.
4.
12
Excavator 80 140 Hp
Generator set
Water Tanker
Dump truck 3 -4 m3
Water tanker
Concrete Mixer
Stamper
Kepala Proyek
Site Manager
Quality Control
Koordinator HSE
Logistik
Surveyor
Operator-operator alat berat
Tenaga harian
13
Pada saat mobilisasi alat berat diangkut menggunakan mobil trailer, trailer yang
digunakan harus memiliki perlengkapan yang memadai.
Demobilisasi
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan
yang telah dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah
digunakan sebgai tempat penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain
sebaginya kembali ke kondisi awal.
2. Pekerjaan Pengukuran dan Pembersihan Lapangan
Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan
lokasi dari sampah, rumput, dan berbagai hal lain yang dapat menggangu
pelaksanaan pekerjaan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan bantuan
alat berat excavator. Sampah-sampah yang dihasilkan dari pekerjaan ini
dikumpulkan di suatu tempat yang telah disetujui oleh pengawas, kemudian baru
diangkut dengan menggunakan dump truck untuk dibuang ke tempat
pembuangan sampah akhir. Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama
proyek, papan nama proyek ini dipasang pada tempat yang mudah dilihat dengan
mencantumkan data-data proyek antara lain nama proyek, pekerjaan, lokasi, nilai
proyek, waktu pelaksanaan, pengawas pelaksana proyek, dll. Setelah pekerjaan
pembersihan lapangan selesai dilakukan, barulah dilakukan pengukuran lokasi.
Hal ini bertujuan untuk menentukan letak bangunan, elevasi dan titik ikat (Bench
Mark). Dalam pengukuran digunakan alat Theodolit dan rambu ukur. Pengukuran
ini dilakukan oleh seorang surveyor. Titik-titik yang menjadi acuan ditandai
dengan menggunakan patok. Patok terbuat dari kayu bulat dengan panjang 1m
yang ditancapkan kedalam tanah.
14
15
16
Gambar 2.5 Gambar direksi kit dan gudang material di lokasi proyek
5. Pembuatan Papan Nama Proyek dan Atribut Pendukung
Papan nama proyek dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan. Papan
nama proyek ini dibuat dari tripleks dengan ditopang kayu usuk.
Informasi yang
ditampilkan antara lain nama proyek, tahun anggaran, tanggal kontrak, nilai kontrak,
waktu pelaksanaan, waktu pemeliharaan, kontraktor pelaksana, dan konsultan pengawas.
Papan nama proyek dipasang pada lokasi yang mudah dilihat oleh masyarakat serta tidak
mengganggu lalu lintas. Pembuatan spanduk atau banner peringatan kerja juga dilakukan
guna memberi informasi bagi masyarakat sekitar.
17
18
19
20
bit. Pengikisan tanah dibantu dengan tiupan air lewat lubang stang bor yang
dihasilkan pompa sentrifugal 3. Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis
terdorong keluar dari lubang bor. Setelah mencapai kedalaman rencana,
pengeboran dihentikan, sementara mata bor dibiarkan berputar tetapi beban
penekanan dihentikan dan air sirkulas tetap berlangsung terus sampai cutting
atau seirpihan tanah betul-betul terangkat seluruhnya. Selama pembersihan ini
berlangsung, besi tulangan dan pipa tremi sudah disiapkan di dekat lubang bor.
Setelah cukup bersih, stang bor diangkat dari lubang bor. Dengan bersihnya
lubang bor diharapkan pengecoran akan baik hasilnya.
Setelah pekerjaan pengeboran selesai dimasukkan besi tulangan yang sudah di
install
Pengecoran adalah tahap terakhir dalam pekerjaan jasa bor pile, pengecoran
menggunakan pipa tremie sebagai pengantar cor agar tidak bercampur dengan
lumpur serta hasil beton yang berkualitas yaitu dengan cara pipa tremie
dimasukan hingga dasar lobang bor, saat pengecoran berlansung pipa tremie
bergerak naik dan turun perlahan, hal ini bertujuan agar air lumpur terdorong
keatas permukaan oleh adonan beton.
21
agar kedudukan tulangan pas berada di tengah dan memberikan ruang untuk selimut
beton yang cukup. Jika tulangan dan bekisting telah dipasang maka campuran beton
dapat dituang. Ketinggian curahan harus diperhatikan agar seluruh rongga dapat
tertutupi oleh material. Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton harus
sesuai dengan job mix design yang ada. Bebas dari material organik, debu dan telah
mendapat persetujuan dari pengawas.
6. Pekerjaan Cor Balok Sloof
Pengecoran balok sloof dilakukan setelah pondasi plat setempat dan pile cap
selesai dilakukan. Pada dasarnya pelaksanaan balok sloof sama dengan pelaksanaan
Pondasi Plat Setempat. Bekisting dan tulangan besi dirakit terlebih dahulu sesuai
dengan shop drawing. Setelah itu barulah campuran beton dituangkan, campuran
beton yang digunakan sama dengan campuran beton Pondasi yaitu mutu beton K250. Campuran beton tersebut terlebih dahulu telah dilakukan job mix design dan
nilai slump tesnya sesuai dengan spesifikasi teknis. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini
perlu adanya persetujuan dari pengawas.
7. Pekerjaan Cor Beton Kolom
Proses pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut :
Pekerjaan Pembesian. Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi. Besi
yang digunakan yaitu besi D13, D16 sebagai tulangan utama dan besi 8
sebagai sengkang (begel). Besi ini dirakit dan dibentuk sesuai dengan shop
drawing.
Pembuatan Bekisting. Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat
dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh.
Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan. Kontrol
kualitas pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan pengecoran meliputi
kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi bekisting, posisi dan penempatatan
pembesian, jarak antar tulangan, panjang penjangkaran, ketebalan beton decking
(Beton tahu), ukuran baja tulangan yang digunakan, posisi penempatan water stop.
Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas
22
11
22
33
44
23
mengantisipasi kesalahan pada posisi balok. Dari hasil pengukuran tersebut maka
bekisting balok dan pelat dapat difabrikasi pada posisi yang benar diatas perancah
yang telah disiapkan. Pengaturan level balok dan pelat dapat dilakukan dengan
mengatur ketinggian perancah (Scafolding). Proses pemasangan bekisting ini
dibantu oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan pelat.
Pekerjaan Pembesian
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap, besi
tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian balok
dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian pelat lantai.
Panjang penjangkaran dipasang 30xD Tulangan Utama.
Leveling Pengecoran pelat lantai
Agar pengecoran pelat lantai mencapai level yang benar dan tidak terjadi
perbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling pengecoran.
Leveling pengecoran dibuat dari besi siku L.50.50.5 yang ditumpukan pada
beberapa titik besi beton. Besi beton ini ditancapkan hingga posisi besi siku tidak
lagi bergeser. Penempatan besi siku diukur dengan waterpass dan diukur pada
level sesuai gambar desain.
Pekerjaan Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang dilakukan
pada pekerjaan kolom.
Pengecoran beton
Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang dibantu dengan penggunaan
Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara sekaligus balok dan
pelat seluruh lantai. Untuk mempercepat proses pengecoran dipakai Concrete
Pump. Pengecoran dibantu dengan alat vibrator untuk meratakan dan memadatkan
campuran. Selanjutnya finishing lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar
karena selanjutnya akan dilakukan pekerjaan lantai.
Pekerjaan curing
Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan sehari
setelah dilakukan pengecoran.
24
PEKERJAAN ARSITEKTURAL
A. Pekerjaan Dinding
Setelah pekerjaan struktur lantai satu selesai, maka pekerjaan dinding dapat segera
dimulai. Sebelum dinding dipasang, batu bata yang digunakan terlebih dahulu di rendam
di dalam air sebentar. Proses Pengerjaan dinding bata yaitu :
Adukan spesi terlebih dahulu diaduk, sesuai dengan campuran yang terdapat pada
gambar kerja dan spesifikasi teknis.
Dilakukan pengukuran terhadap posisi yang akan dipasangi bata.
Dibuat kepala pada sisi sebelah kiri dan kanan kemudian ditarik benang
Bata yang akan dipasang , harus siku dan ditegak luruskan oleh surveyor.
25
Sebelum dipasang batu bata dibasahi terlebih dahulu kemudian baru dipasang.
Batu bata disatukan dengan menggunakan spesi yang sudah disiapkan.
Terakhir dilakukan penguukuran dengan menggunakan waterpass. Hal ini
bertujuan untuk melihat apakah batu bata yang dipasang telah lurus.
Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, skrop, ember, benang, sipatan, pacul,
dan cetok.
B. Pekerjaan Plesteran
Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan dinding dilakukan atau dapat juga
dilakukan sehari setelah dinding dipasang. Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran
yaitu :
Pasir pasang yang akan digunakan terlebih dahulu diayak. Hal ini untuk
menghilangkan sampah-sampah yang ada pada pasir.
Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan spesi yang diperlukan.
Pasangan dinding bata terlebih dahulu disiram air
Dibuat kepala plesteran pada beberapa bagian
Permukaan dinding diplesteer kemudian diratakan dengan sipatan
Setelah proses plesteran selesai dilakukan baru lah dap dilakukan proses
pengacian dengan menggunakan campuran semen dan air.
Apabila sudah kering digosok menggunakan kertas bekas sak semen hingga halus.
Peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini sama dengan peralatan yang digunakan
pada pekerjaan dinding.
C. Pekerjaan Lantai
Pekerjaan lantai yang dilakukan dalam proyek ini meliputi pekerjaan cor lantai,
pekerjaan Plint Keramik, Pekerjaan Pemasangan keramik lantai, pekerjaan pemasangan
keramik dinding kamar mandi, dan pekerjaan keramik Homogenius. Proses pelaksanaan
Pekerjaan Lantai yaitu :
26
Cek kembali elevasi dari dasar lantai bersma dengan konsultan pengawas. Setelah
beton mengeras barulah dapat dipasang keramik.
Bersihkan permukaan lantai dari semua kotoran dan sampah organiik lainnya.
Pasang titik patok di sisi kiri dan kanannya, sebagai acuan tinggi dari keramik.
Setelah itu, letakkan keramik diatasnya, dan dipadatkan dengan cara sedikit
memukul keramik agar tepat menempel.
E. Pekerjaan Plafond
Dalam proyek ini plafond yang digunakan ada dua jenis yaitu plafond gypsum dan
plafond beton ekspose. Plafond gypsum digunakan pada bangunan Pos jaga, Gedung
kantor, dan storage. Dimana rangka plafond menggunakan rangka besi hollow.
Sedangkan untuk plafond beton ekspose digunakan pada bangunan Mekanikal &
Elektrikal. Adapun cara pelaksanaan Plafond Gypsum yaitu :
Rangka hollow dipasang terlebih dahulu sesuai dengan gambar kerja (Shop
Drawing). Biasanya pemasangan rangka plafond ini beriringan dengan
pemasangan rangka atap baja ringan.
Memperhatikan ruangan, dan mencari sisi dari ruang yang siku terlebih dahulu.
Pasang alat bantu (Scafolding), jika bisa scafolding yang digunakan memiliki roda
supaya tidak merusak keramik.
Kemudian pasang papan gypsum sesuai dengan gambar kerja.
27
F. Pekerjaan Pengecatan
Pada permukaan dinding luar dan dalam, gypsum dilakukan pekerjaan pengecatan
dengan cat air dengan terlebih dahulu membersihkan permukaan dari kotoran-kotoran,
dinding-dinding diratakan/dihaluskan dengan plamir, sebelum dicat dengan cat air
dilakukan pengecatan dengan cat dasar. Untuk bahan-bahan dari kayu seperti : piri-piri,
lisplank, Kozen kayu dan Pintu panel dilakukan pengecatan dengan cat minyak, sebelum
dicat permukaan bahan -bahan tersebut dibersihkan terlebih dahulu lalu diberi alkali
kemudian dicat dengan cat dasar untuk kemudian baru di cat dengan cat minyak. Untuk
bahan-bahan dari Besi seperti : railing tangga, penutup besi, pagar, dan lain sebagainy.
sebelum dicat permukaan bahan-bahan tersebut dibersihkan terlebih dahulu lalu diberi
minayk cat kemudian dicat dengan cat dasar untuk kemudian baru di cat dengan cat
minyak. Jenis, mutu dan bahan cat serta pengerjaan pengecatan disesuaikan dengan
spesifikasi teknis dan gambar-gambar rencana.
G. Pekerjaan Sanitair
Pekerjaan sanitair yang dilakukan meliputi pekerjaan pemasangan pipa air bersih
dan air kotor, pipa buangan air hujan, pemasangan kran air, Floor Drain,Kloset, dan lain
sebagainya. Pemasangan ini berdasarkan persetujuan pemilik dan dilihat oleh konsultan
pengawas.
28
2.4.5
Pekerjaan Atap
Dalam proyek ini ada Bangunan Gedung Kantor dan Gudang memakai rangka
atap yang terdiri dari baja Ringan yang dikerjakan setelah pekerjaan cor balok dan
kolomkolom selesai dikerjakan, rangka atap dipasang sedemikian rupa sehingga kokoh
dan rapi, agar atap penutupnya dapat dipasang dengan baik dan sempurna, dimensi
rangka baja dan penempatannya disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan gambar
rencana.
Atap penutup terdiri dari atap genteng metal zincalume tebal 0,35 mm dan atap
spandek, setelah itu dipasang juga nok atas genteng dengan bahan yang sama dengan
atap penutup, kemudian talang jurai dari genteng metal juga dipasang, ukuran dimensi
disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana. Pada proyek ini juga
digunakan canopy atap grill aluminium dan canopy kaca mika, dimana pemasangan
material tersebut dilakukan oleh orang yang berpengalaman dalam mengerjakannya.
2.4.6
29
Saluran beton U ditch diletakkan diatas lantai kerja, jika panjang saluran tidak cukup
maka disambung dengan mengunakan campuran semen dan pasir. Bagian atas saluran
diberikan Grill penutup dari besi untuk mengurangi resiko orang atau sesuatu jatuh ke
dalamnya.
Pembuatan Jalan Lingkungan
Ada tiga jenis perkerasan yang digunakan untuk pembuatan jalan disekitar lingkungan
kantor yaitu Perkerasan jalan lentur, perkerasan beton, dan perkerasan dengan
menggunakan conblok. Dalam pelaksanaannya pada mulanya tanah diratakan dan
dipadatkan. Jika belum didapatkan kepadatan tanah yang diinginkan maka tanah urug
didatangkan dari luar dan kembali diratakan, dipadatkan dan mulai dibentuk
permukaan badan jalan. Untuk perkerasan lentur setelah tanah dipadatkan, material
base lalu dihamparkan dan dipadatkan sampai didapatkan kepadatan dan ketebalan
yang sesuai spesifikasi. Pasir urug didatangkan dan dipadatkan diatas lapisan
permukaan base. Setelah padat permukaan lapisan tersebut disiram dengan campuran
aspal dan kerosin dengan perbandingan 70:30 (Tack Coat). Campuran hotmix pun
dapat langsung dihamparkan diatas permukaan badan jalan yang sudah diberi lapisan
tack Coat kemudian dipadatkan. Dalam pekerjaan ini Penghamparan material
menggunakan alat Motor Grader, penghamparan aspal menggunakan asphalt sprayer,
pemadatan material menggunakan alat tandem roller, dan alat-alat bantu lainnya.
Untuk perkerasan beton, setelah tanah diratakan,dipadatkan dan dibentuk sesuai
spesifikasi bekisting beton dapat langsung dipasang, tulangan yang sudah difabrikasi
diletakkan ke dalam bekisting. Sebelum tulangan diletakkan permukaan tanah
diberikan beton tahu (Beton Decking) untuk menjaga posisi tulangan tepat di tengah
dan memperoleh tebal selimut beton yang sesuai dengan spesifikasi. Setelah bekisting
dan tulangan terpasang, campuran beton dapat dituangkan, dan dipadatkan
menggunakan vibrator. Sehari setelah beton mengeras perlu dilakukan perawatan
terhadap beton dengan cara ditutupi dengan goni basah atau disirami air.
Untuk Perkerasan dengan Conblok, setelah tanah dipadatkan, conblok disusun dengan
rapi diatas permukaan tanah. Penyusunan harus memperhatikan sudut-sudut dari
pertemuan conblok, agar saling bertemu. Urugan pasir diletakkan diatas conblok,
kemudian diratakan sehingga mengisi setiap bagian yang kosong dari pertemuan sisisisi conblok.
Pembangunan Gedung Sekolah Keberbakatan Olahraga ( Lanjutan )
30
2.4.7
31
Persyaratan Bahan
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah ditentukan dalam pasal
beton bertulang yang disyaratkan dalam PBI71.
1. Beton
Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan yang digunakan dalam
pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan diantaranya :
digunakan.
Tempat penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga semen
komposisi butir dan kekerasan seperti yang tercantum dalam NI - 2 PBI 1971.
Koral yang digunakan harus bersih dan bermutu baik serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai persyaratan yang tercantum dalam NI-2 PBI 1971 ,koral
merusak beton.
2. Baja Tulangan
-
Baja tulangan yang dipakai harus dari mutu U-32 untuk baja diameter lebih
besar atau sama dengan 12 dan U-24 untuk baja diameter lebih kecil 12, kecuali
untuk diameter 16 keatas harus menggunakan U-32 (ulir) sesuai dengan PBI
1971, JIS SR 24 British Standard No 785 atau ASTM Designation A-15. dan
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
32
Baja tulangan Beton harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari
cacat-cacat seperti serpih-serpih,karat dan zat kimia lainnya yang dapat
mengurangi/merusak daya lekat antara baja tulangan dengan beton.
Ukuran diameter baja tulangan harus sesuai dengan gambar rencana dan tidak
diperkenankan adanya toleransi bentuk ukuran.diameter besi ulir adalah
diameter dalam.
Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai dalam Gambar Kerja, penggantian
dengan diameter lain harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi. Segala biaya
yang diakibatkan oleh penggantian tulangan terhadap yang digambar sejauh
bukan kesalahan Gambar Kerja adalah tanggung jawab Kontraktor.
Semua baja tulangan harus disimpan pada tempat yang bebas lembab,
disesuaikan diameter serta asal pembelian. Semua baja tulangan harus dilindungi
terhadap semua macam kotoran dan lemak serta sejauh mungkin dilindungi
terhadap karat.
Mutu baja/besi beton adalah jenis besi/baja yang digunakan jenis besi/baja lunak
dengan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2) dengan
profil polos pada gambar rencana dinotasikan dengan . Daya lekat baja tulangan
harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya.
33
Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal (initial set) tidak boleh
dipakai. Sedangkan untuk beton kedap air di bawah tanah (hydrostatic pressure)
tidak boleh bahan kedap air yang mengandung garam stearate.
Bahan campuran tambahan beton harus sesuai dengan iklim tropis dan
memenuhi AS 1978 & ASTM C 494 Type B dan Type D sekaligus sebagai
pengurang air adukan dan penunda pengerasan awal.
4. Bekisting
-
Bekisting dibuat dari panel multiplex 12 mm atau papan borneo tenal minimal 2
cm dengan rangka penguat penyokong dan penyangga dibuat dari kayu borneo
5/7, 5/10 secukupnya, sehingga mampu mendapatkan kekuatan dan kekakuan
mendukung beton sampai selesai proses ikatan beton. Untuk kolom struktur
dipakai papan borneo tebal 3/20.
Steger cetakan / Bekisting dipakai kayu borneo dengan ukuran minimum 5/10
cm atau pipa besi (scaffolding). Tidak diperkenankan memakai bamboo.
Khusus cetakan bekisting untuk beton pracetak harus dibuat lebih kokoh dan
lebih kaku, permukaan panel lurus, halus sehingga menghasilkan bidang yang
rata dan halus.
5. Pasir Beton
Pasir beton yang digunakan adalah pasir beton dari quarry setempat, harus berupa
butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya
serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam PBI 1971.
34
6. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971.
7. Air
Harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan
organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
8. Tahu Beton
Dimensi tahu beton adalah diameter 5 cm dan tebal 10 cm terbuat dari campuran
1PC : 5Pasir.
2.5.3
Persyaratan Pelaksanaan
a. Pengecoran
- Sebelum pelaksaaan pengecoran dimulai kontraktor wajib menunjukkan
perhitungan dimensi kotak takar untuk pasir dan krikil/batu pecah. Kotak takar
dibuat setelah perhitungan dimensi kotak takar disetujui oleh konsutan
35
Pengawas. Kotak takar dibuat dari papan yang kuat dan mudah diangkat ke
-
beton molen.
Sebelum pengecoran dilaksanakan Pihak Kontraktor bersama-sama dengan
Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan melakukan pengecekan terakhir atas
begisting, tulangan, pipa-pipa dan sebagainya yang terpasang untuk memastikan
pengawas.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk
paling sedikit 28 (dua puluh delapan) hari.
36