Referat Forensik Print
Referat Forensik Print
Konsulen Penguji:
dr. Gatot Suharto, SH, SpF., Mkes
Pembimbing:
dr. Marlis Tarmizi
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui oleh dosen pembimbing referat dari:
Nama/Nim
1.
2.
3.
4.
5.
Rahmawati Aliwarman
Rani Febriani
Ria Chairul
Rokhis Amalia
Sartika
Fakultas
: Kedokteran Umum
Universitas
: Universitas Abdurrab
Bagian
Judul
Dosen penguji
Residen penguji
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis persembahkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun laporan Referat
dengan judul Aspek Medikolegal Transfusi Darah.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................3
DAFTAR ISI.............................................................................................................4
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................5
1.2 Perumusan Masalah....................................................................................6
1.3 Tujuan.........................................................................................................6
1.4 Manfaat.......................................................................................................7
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aspek medis transfusi darah.......................................................................8
2.1.1 Definisi transfusi darah..................................................................8
2.1.2 Fisiologi darah................................................................................9
2.1.3 Tujuan transfusi darah....................................................................10
2.1.4 Tehnik dan komplikasi transfusi darah...........................................10
2.2 Aspek hukum transfusi darah......................................................................15
2.2.1 UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 ..........................................16
2.2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1980................................18
2.2.3 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.......................22
2.3 Transfusi darah dilihat dari aspek lain........................................................24
2.3.1 Aspek Etika....................................................................................25
2.3.2 Aspek Agama..................................................................................26
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................29
3.2 Saran............................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN
setiap
tahun
di
Amerika
Serikat.
Setiap
hari
Amerika
Serikat
setahun
mencapai
juta
orang.
secara
universal
dibutuhkan
untuk
kesehatan
transfusi
darah
bahkan
yang
kematian.
diberikan
Oleh
pada
karena
pasien
itu
yang
Angka
kematian
akibat
dari
tersedianya
cadangan
dikarenankan
ketidak
seimbangan
perbandingan
komponennya
seseorang.
kedalam
Komponen
darah
sistem
yang
pembuluh
biasa
darah
ditransfusikan
dan
sel
darah
putih.
Transfusi
darah
bertujuan
aspek
hukum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ASPEK MEDIS TRANSFUSI DARAH
2.1.1 Definisi Transfusi Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup
(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zatzat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut
bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan
dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang
berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah. Darah
manusia adalah cairan jaringan tubuh.1
Transfusi adalah pemindahan atau pemasukan obat atau darah
dan sebagainya kepada orang yang memerlukan untuk menolong
penderita yang mengalami perdarahan, cara yang paling baik
adalah memberikan perdarahan.2
Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produkproduk berbasis darah dari satu orang ke system peredaran darah
orang lain. Transfuse darah berhubungan dengan kondisi media
seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan oleh
berikutnya
di
transfusikan
kembali
diikuti
donor langka
Kesalahan crosmatch tidak ada
Reaksi pirogen alergi tidak ada
Penularan penyakit tidak ada
Tidak bertentangan dengan kepercayaan tertentu
darah
yang
warnanya
merah.
Warna
merah
itu
keadaannya
tidak
tetap
tergantung
dari
banyaknya
oksigen
4,5-5,5
380 C
7,37-7,45
0,9%
8% dari berat badan
5-6 liter (pria)
4-5 liter (wanita)
melalui paru-paru
Mewngambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan
10
interstitial
Darah mengatur suhu tubuh melalui transport panas melalui
kulit dan paru-paru
darah
Meningkatkan oksigenasi jaringan
Memperbaiki fungsi homeostatis
Tindakan terapi khusus
laporan
mengenai
kesalahan
tatalaksana
transfusi,
11
darah.5
Reaksi Transfusi Hemolitik Akut
Reaksi transfusi hemolitik akut (RTHA) terjadi hampir selalu karena
ketidakcocokan golongan darah ABO (antibodi jenis IgM yang beredar) dan
sekitar 90%-nya terjadi karena kesalahan dalam mencatat identifikasi pasien
atau unit darah yang akan diberikan.
Gejala dan tanda yang dapat timbul pada RTHA adalah demam dengan
atau tanpa menggigil, mual, sakit punggung atau dada, sesak napas, urine
berkurang, hemoglobinuria, dan hipotensi. Pada keadaan yang lebih berat
dapat terjadi renjatan (shock), koagulasi intravaskuler diseminata (KID),
dan/atau gagal ginjal akut yang dapat berakibat kematian.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan tindakan sebagai berikut:
13
14
kesehatan
mengembalikan
fungsi
badan
akibat
cacat
atau
dapat
dipertanggung
jawabkan.
Namun,
hanya
dapat
perawatan yang
15
yang
mencakup
masalah-masalah
pengadaan,
tentang
mengenai
pelaksanaannya.
transfuse
darah
Aspek
yaitu
hukum
yang
Undang-Undang
16
Darah
yang
diperoleh
dari
pendonor
darah
sukarela
17
18
merah, sel darah putih, dan sel pembeku darah yang dilakukan oleh
UTD dan biaya pengolahan tersebut ditanggung oleh Negara.
Yang dimaksud dengan proses produksi dalam ketentuan ini
adalah proses fraksionasi dimana dilakukan penguraian protein
plasma menjadi antara lain albumin, globulin factor VIII dan factor
IX dilakukan oleh industry yang harganya dikendalikan oleh
pemerintah.
Yang dimaksud dengan dikendalikan dalam ketentuan ini
termasuk harga hasil produksi yang bersumber dari pengolahan
darah transfusi.
Pasal 92 yang berbunyi:
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan darah diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
2.2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1980 Tanggal
19 April 1980
Tranfusi
darah
merupakan
tugas
Pemerintah
dibidang
yang
sangat
berharga
kepada
umat
manusia,
19
dari
negara-negara
berkembang
oleh
perusahaan-
di
negara
berkembang
dan
akan
mempersukar
Pengelolaan
dan
pelaksanaan
usaha
transfusi
darah
disesuaikan
dengan
kebutuhannnya
dalam
menunjang
pelayanan kesehatan
Karena merupakan suatu bagian penting dari usaha pelayanan
kesehatan masyarakat maka jelas bahwa cara pengelolaan darah
harus ditetapkan dan diatur dengan suatu Peraturan Menteri. Sesuai
pasal 7 (1) berbunyi:
21
pheresis
dan
pembuatan
fraksi-fraksi
plasma
kesalahan
donor
tersebut
oleh
karenanya
harus
yang
diperlukan
dimaksud
dalama
untuk
Pasal
melaksanakan
6
ayat
(1)
tugas
menjadi
22
dengan
pengolahan,
perhitungan
penyimpanan,
biaya-biaya
dan
untuk
pengadaan,
pengangkutan
tanpa
memperhitungkan laba
Mengingatkan
semakin
luasnya
ruang
lingkup
masalah
23
11,
Pengurusan
Besar
Palang
Merah
Indonesia
24
Bahwa Unit Transfusi Darah (UTD) yang ada saat ini (UTD PMI
dan UTD Rumah Sakit) dirasakan belum memadai untuk mencukupi
kebutuhan pelayanan darah diseluruh Kabupaten/ Kota di Indonesia.
Bahwa dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan darah
dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia perlu dibentuk Unit
Transfusi Darah (UTD) dikabupaten atau kota yang belum memiliki
Unit Transfusi Darah (UTD PMI).
Keputusan Menteri Kesehantan Republik Indonesia nomor :
423/Menkes/SK/IV/2007 tentang Kebijakan Peningkatan Kualitas dan
Akses Pelayanan Darah menjelaskan mengenai semua daerah
Kabupaten atau Kota yang belum memiliki Unit Transfusi Darah
(UTD PMI) dapat membentuk Unit Transfusi Darah Rumah Sakit
(UTD RS) di Rumah sakit Daerah yang bersangkutan; selain itu
seluruh Rumah sakit harus memiliki Bank Darah Rumah Sakit;
kemudian membentuk jejaring pelayanan darah tingkat nasional
dan daerah yang melibatkan departemen kesehatan, UTD PMI , dan
Pemerintah Daerah beserta Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 83 Tahun 2014 tentang Unit Transfusi
Darah, Bank Darah Rumah Sakit dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1756).
Pasal 1
Standar Pelayanan Transfusi Darah menjadi acuan bagi tenaga kesehatan
dan/atau pelaksana program di bidang kesehatan dalam penyelenggaraan pelayanan
transfusi darah.
Pasal 2
Standar Pelayanan Transfusi Darah bertujuan menjamin pelayanan darah yang
aman, berkualitas dan dalam jumlah yang cukup.
Pasal 3
(1) Standar Pelayanan Transfusi Darah meliputi: a. sistim manajemen mutu
pelayanan darah; b. pelayanan transfusi darah di Unit Transfusi Darah; c. pelayanan
25
harus
berdasarkan
empat
prinsip,
yaitu:
penghargaan
26
darah,
termasuk
jaringan
hematopoetik
untuk
Pendonor
haruslah
memberi
informed
27
dengan
prosedur,
kesehatan
pendonor
dan
dengan
pemberian
berbagai
zat/substansi
oleh
menjaga
badan-badan
tidak
melarang
menyumbangkan
seorang
darahnya
muslim
untuk
atau
tujuan
muslimah
kemanusiaan,
dan
dianjurkan
oleh
islam,
sebab
dapat
itu
boleh
hkumnya,
kecuali
ada
dalil
yang
mengharamkannya).
Menurut islam, orang yang perlu diberi tambahan darah
ialah
orang
sakit
atau
terluka,
yang
keberlangsungan
30
pada
ayat
pada
surat
Al-Baqarah:173:
atau
terluka
tergantung
pada
serta
keberlansunggan
transfuse
kepaddannya,
sementara
tidak
menggantikan
darah
dalam
penyelamatan,
maka
dapat
hidupnya
darah
dari
orang
ada
obat
yang
usaha
lain
dapat
penyembuhan
diberikan
transfuse
dan
darah.
transfuse
darah
ucappanya
adalah
dalam
dokter
masalah
muslim.
Jika
transfuse
yang
dilakukan
yaitu
Allotransfusi
dan
transfusi
darah.
Sebagian
besar
agama
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Sebelum
menerima
hendaknnya
transfuse
mengetahui
darah,
masyarakat
tentangindikasi
dan
komplikasinya.
Bagi mereka yang mengidap penyakit infeksi seperti HIV,
Hepatitis B, Hepatitis C, dan lain-lain , hendaknnya tidak
mendonorkan darahnya.
32
darah.
Tenaga kesehatan diharapkan lebih teliti dalam melakukan
proses skrining terhadap darah yang akan diberikan kepada
calon resipien.
Pemerintah diharapkan lebih efektif dalam mengisolasikan
program donor darah pada masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sherwood Lauralee, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.
Organ Darah.ed.2.EGC. Jakarta. 2001;267-270.
2. Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. DarahTransfusi. Edisi Keempat. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
2008;364-365.
33
34
19.
Allen JC, Kunkel HG. Antibodies against Gamma-Globulin
after Repeated Blood Transfusions in Man. J Clin Invest
1966;45:29
20.
Agustina, W. Kriteria Pendonor Darah. 2005. (Cited on
September
30th
2010).
Available
from:
http://www.pmi.or.id/ina/program/?act=detail&id_sub=59
21.
Undang-Undang Kesehatan (Cited on September 1st
2010).
Available
from:
http://www.asiatour.com/lawarchives/indonesia/uu_kesehatan/
uu_kesehatan_bab V(9).htm
22.
Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1980. (Cited on
September
3rd
2010).
Available
from
http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp_18_1980.pdf
23.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 423/MENKES/SK/IV/07. (Cited on September 3rd 2010).
Available
from:
http://www.google.com/Keputusan_MENKES_20072010/Tahun
2007_KMK_No.423_ttg_kebijakan_peningkatan_kualitas_dan_a
kses_pelayanan_darah.pdf
24.
Ethical Issue in Tansfusion Medicine.2004. (Cited on
September
30th
2010).
Available
from
http:/www.issuessinmedicalethics.org/143oa87.html.
25.
Alu Syaikh, Muhammad. Kondisi yang Memperbolehkan
Transfusi Darah. 2007. (Cited on September 30 th 2010).
Available from http:/www.almanhaj.or.id.
26.
Tidak Boleh Transfusi Darah Lengkap, Tapi Boleh
Transfusi Faksi Darah 2010. (Cited on September 30 th 2010).
Available
from
http://www.saksiyehuwa.blogspot.com/2010/07/tidak-bolehtransfusi-darah-lengkap.html.
35
36