Anda di halaman 1dari 21

JOURNAL READING

KETUBAN PECAH
DINI

Oleh:
Rokhis Amalia
Pembimbing:
dr. Arvan, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB
RSUD BANGKINANG
2016

LATAR BELAKANG

Prevalensi KPD cenderung meningkat di


Indonesia yaitu 6,46-15,6%
KPD penyebab morbiditas dan mortalitas
perinatal 23/1000 kelahiran hidup
Penatalaksanaan KPD yang ada pada
saat ini sangat bervariasi suatu
pedoman dalam tatalaksana KPD aterm
dan preterm

TUJUAN PENELITIAN

Menurunkan mortalitas dan morbiditas


akibat ketuban pecah dini
Membuat rekomendasi berdasarkan bukti
ilmiah untuk membantu mendiagnosis,
evaluasi dan tatalaksana KPD
Memberi rekomendasi bagi rumah sakit
untuk penyusunan protokol setempat
atau Panduan Praktik Klinis (PPK)

METODOLOGI PENELITIAN

Penelusuran Kepustakaan
uji klinis, meta analysis, uji kontrol teracak samar, telaah
sistematik, ataupun pedoman berbasis bukti sistematik
Penilaian Telaah Kritis Pustaka
telaah kritis oleh sembilan pakar dalam bidang Ilmu Obstetri
dan Ginekologi
Peringkat bukti (hierarchy of evidence)
IA metaanalisis, uji klinis
IB uji klinis yang besar dengan validitas yang baik
IC all or none
II uji klinis tidak terandomisasi
III studi observasional (kohort, kasus kontrol)
IV konsensus dan pendapat ahli

TINJAUAN PUSTAKA

Ketuban pecah dini adalah pecahnya


selaput ketuban sebelum terjadinya
persalinan dapat terjadi setelah usia
gestasi 37 minggu atau sebelum usia
gestasi 37 minggu.

TINJAUAN PUSTAKA
KLASIFIKASI KPD

KPD Preterm adalah


pecah ketuban
vaginal pooling, tes
nitrazin dan, tes fern
atau IGFBP-1 (+)
pada usia < 37
minggu sebelum
persalinan.
KPD sangat
preterm usia 2434 minggu

KPD Aterm atau


prematur ruptur of
membrane adalah
pecahnya ketuban
sebelum waktunya
vaginal pooling,
tes nitrazin dan tes
fern (+), IGFBP-1 (+)
pada usia kehamilan
37 minggu

TINJAUAN PUSTAKA
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KPD
KPD

Anamnesis
Waktu dan kuantitas cairan yang keluar, usia gestasi,
riwayat KPD sebelumnya, taksiran persalinan, faktor
risiko lainnya.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan digital vagina (VT) dihindari
terlalu sering untuk mengurangi risiko infeksi
Pemeriksaan spekulum nilai adanya servisitis,
prolaps tali pusat, prolaps bagian terbawah janin,
dilatasi dan pendataran servik, mendapatkan sampel
dan diagnosis visual

Jika cairan amnion jelas mengalir tidak


perlu lagi pemeriksaan lainnya !!!

TINJAUAN PUSTAKA
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KPD
KPD

Pemeriksaan USG
Cairan amnion volume berkurang,
abnormalitas ginjal dan tidak ada PJT,
usia gestasi, berat janin, presentasi janin
dan kelainan kongenital janin
Pemeriksaan Laboratorium
Jika diagnosis masih belum jelas dari
pemeriksaan fisik tes nitrazin, tes fern
Pemeriksaan IGFBP-1 terbukti
memiliki sensitivitas rendah.

TINJAUAN PUSTAKA
FAKTOR
FAKTOR RISIKO
RISIKO KPD
KPD

Kehamilan preterm
Status ekonomi rendah
Perokok
Riwayat Infeksi Menular Seksual
Riwayat persalinan prematur
Riwayat KPD sebelumnya
Perdarahan pervaginam
Distensi uterus

TINJAUAN PUSTAKA
PENATALAKSANAAN KPD

Prinsip tatalaksana KPD adalah


menurunkan tingkat morbiditas
dan mortalitas maternal dan
perinatal
Tatalaksana dilakukan
berdasarkan usia gestasi
Managemen tatalaksana dibagi 2

TINJAUAN PUSTAKA
PENATALAKSANAAN KPD

Tatalaksana Berdasarkan usia Gestasi :


KPD < 24 minggu
24-34 minggu pertahankan kehamilan
(Lieman JM, 2005)
30-34 minggu persalinan lebih baik
(menurunkan insiden korioamnionitis
(p<0,05))
Tidak ada perbedaan signifikan
berdasarkan morbiditas neonatus
SAAT INI PERSALINAN LEBIH BAIK
DIBANDINGKAN MEMPERTAHANKAN .

TINJAUAN PUSTAKA
PENATALAKSANAAN KPD

KPD 34-38 Minggu


34 minggu mempertahankan
kehamilan me korioamnionitis
dan sepsis
Tidak ada perbedaan signifikan
terhadap respiratory disstress
syndrome
MEMPERTAHANKAN KEHAMILAN LEBIH BURUK DIBANDING
MELAKUKAN PERSALINAN .

TINJAUAN PUSTAKA
PENATALAKSANAAN KPD

KPD Memanjang
Antibiotik profilaksis
disarankan pada KPD preterm
Pemberian antibiotik terbukti menurunkan
morbiditas maternal dan neonatal
Menunda kelahiran memberi cukup waktu untuk
profilaksis dengan kortikosteroid prenatal
Pemberian antibiotik dapat dipertimbangkan jika
KPD memanjang >24 jam

Antibiotik yang digunakan


dalam KPD >24 jam

Managemen
Aktif
Pada Kehamilan 37 minggu induksi
awal dengan oxitocin
Konseling pada pasien untuk evaluasi
pilihan terminasi atau managemen
ekspektatif
Pemberian kortikosteroid terbukti
menurunkan risiko RDS

Medikamentosa
Pada KPD
Magnesium
diperkirakan persalinan terjadi 24 jam setelah
KPD
bolus 6 gr 40 menit 2 gr/jam sampai
persalinan/12 jam terapi
Kortikosteroid
betametashone 12 mg / 24 jam 2 kali dosis
dexametasone 6 mg/ 12 jam
Antibiotik Ampicilin, eritromisin, cefazoline, dll

Rekomendasi
KPD

Diagnosis KPD anamnesis dan Pemfis


Pem. USG untuk konfirmasi
Pantau tanda klinis korioamnionitis
Pem labor darah, CRP, Swab vagina TIDAK PERLU
Kardiotokografi
Amniosentesis TIDAK MEMILIKI CUKUP BUKTI
Eritromisin diberikan 10 hari pasca diagnosis KPD
preterm
Kortikosteroid HARUS diberikan pada KPD preterm
Tokolitik TIDAK DIREKOMENDASIKAN
Persalinan harus dipikirkan pada gestasi 34 minggu
Amnioinfusi selama persalinan TIDAK
DIREKOMENDASIKAN

Komplikasi KPD
Komplikasi Ibu
infeksi intrauterin endomyometritis (6,8 %),
korioamnionitis hingga sepsis (1,2 %)
Komplikasi Janin
95% persalinan dalam satu hari setelah ketuban
pecah
22% mengalami periode laten 4 minggu
jika KPD sangat cepat neonatus lahir hidup
dapat terjadi malpresentasi, kompresi tali pusat,
oligohidramnion, necrotizing enterocolitis, RDS dll

TERIMAKASIH...

Anda mungkin juga menyukai