Anda di halaman 1dari 2

Blankspot

Jadi awal mulanya adalah sebuah kejadian ketika ada kegiatan pelatihan
website tingkat fakultas selama dua hari. Kegiatan tersebut mengambil dua
tempat berbeda. Namun, keduanya adalah restoran atau kafe yang cukup
terkenal di seputaran Purwokerto.
Secara umum pelatihan berjalan lancar. Acara berjalan sesuai rencana,
konsumsi juga tidak mengecewakan. Malah terkesan mewah. Namun pada
hari kedua, ada kekurangan kecil yang menjadi inspirasi tulisan ini.
Ya, restoran tempat pelaksanaan pelatihan tidak dilengkapi dengan fasilitas
wifi atau hotspot. Bingung juga ketika hendak mencari lawan kata wifi atau
hotspot. Ketemunya ya blankspot itu. Walaupun istilah itu tidak seratus
persen benar. Kesannya kalau blankspot itu ada pada kondisi tidak ada sinyal
sama sekali. Jangankan sinyal data (internet), sinyal GPRS sebagai
penunjang kebutuhan dasar telpon dan mengirim pesan pun tidak ada. Pada
kenyataannya,kondisi restoran ini tidak seperti itu. Karena letaknya yang
masih di sekitaran kota, akses sinyal masih cukup bagus. Bahkan, sinyal
operator three di hape saya menunjukkan HSDPA. Yang tidak ada di restoran
ini hanya wifi tadi.
Tetiba, salah seorang kawan pelatihan nyeletuk, "Wah sayang ya, restoran
segede ini tidak ada hotspotnya." Kawan perempuan ini menambahkan,
"Berarti kalo ke depan mau bikin event, restoran ini tidak recommended ya."
Tidak hanya kawan itu saja. Beberapa peserta lain juga mengeluhkan hal
yang sama. Namun, ada juga yang cuek. Nah, kelompok ini cuek karena
merasa sudah cukup terpuaskan dengan modem di tangan.
Penasaran, saya coba intip aktivitas mereka yang membawa modem ini.
Ternyata sebagian besar membuka laman yang tampilannya didominasi
warna. Biru dan putih. Bisa ditebak, mereka pasti sedang buka Facebook.

Ada hal menarik ketika mencermati fenomena di atas. Hidup kita saat ini
seakan-akan tidak dapat terlepas dari teknologi, terutama internet. Setiap
saat pandangan kita selalu tertuju pada layar yang tersambung ke internet,
entah itu layar PC, layar laptop, smartphone, atau tablet.
Ketika ada keadaan di mana tidak ada sinyal wifi didapat, kita seperti mati
gaya. Bingung mengerjakan apa. Maka saya kira betul usulan Harian Kompas
pada beberapa minggu yang lalu tentang perlunya hari tanpa teknologi
(internet). Sepertinya ketika kita mencobanya akan banyak hal baru
didapatkan. Mungkin salah satunya adalah peningkatan relasi interpersonal
kita. Who knows?
Setidaknya beberapa hari ini di kantor saya sudah mencoba hari-hari tanpa
teknologi. Bukan kesengajaan, tapi terima kasih sekali kepada petir yang
menyengat jaringan internet kami sehingga terasa betul hari-hari yang tanpa
teknologi (internet) ini.

Anda mungkin juga menyukai