Anda di halaman 1dari 2

Nama

: Ainindia Rahma

NIM

: 04011281419214

Kelas

: Beta

Kelompok

:8

Alergi
Alergi adalah terlalu reaktifnya tubuh seseorang terhadap sesuatu yang bisa ditolerir dan tidak
terlalu berpengaruh bagi orang lain. Alergi mengakibatkan kerusakan jaringan tubuh dimana
ia berkembang. Antigen yang menyebabkan alergi disebut allergen. Beberapa antigen
diantaranya; makanan (susu, kacang, telur, udang), antibiotic (penicillin, tetracyclin), vaksin
(pertussis, thypoid), bisa (lebah, ular, tawon), kosmetik, zat kimia tumbuhan seperti racun
geranium, serbuk sari, debu, jamur, dan beberapa mikroba.

Alergi oleh IgE ( Alergi tipe I)

Merupakan alergi yang paling umum dan terjadi dalam beberapa menit setelah allergen
terkontaminasi dengan tubuh. Beberapa orang memiliki respon yang berlebihan dan tidak
diinginkan dari system imun. Orang seperti ini disebut allergic. Ini diturunkan dari orang tua
ke anak melalui kuantitas IgE yang berlebihan dalam darah. IgE adalah antibody yang lebih
sensitive daripada antibody pada orang normal (IgG). Satu ciri khas IgE, ia punya
kecendrungan yang besar untuk berikatan dengan sel mast dan basophil. Dimana, 1 sel mast
atau basophil dapat berikatan dengan setengah juta molekul IgE. Ketika allergen berikatan
dengan IgE yang telah diikat sel mast ini, maka akan memicu perubahan struktur membrane
sel mast. Sehingga sebagian dari sel mast dan basophil akan pecah, dan sebagian lain
memproduksi histamine dkk.
Respon pertama kali saat allergen masuk tubuh akan membentuk IgE yang akan berikatan
dengan permukaan sel mast dan basophil. Jika untuk kedua kalinya allergen masuk, IgE yang
telah diproduksi tadi akan berikatan dengan sel mast dan basophil. Sebagai akibatnya sel mast
dan basophil akan memproduksi histamine, prostaglandin, leukotrienes, dan kinin yang akan
mengakibatkan terjadinya vasolidasi, peningkatan permeabilitas kapiler darah, serta
peningkatan kontraksi otot polos di saluran udara system pernapasan serta meningkatkan
produksi mucus. Akibatnya; akan terjadi respon inflamasi, tergantung pada jaringan yang
diserang misalnya, kesulitan bernapas karena penyempitan saluran napas, dan ingus pada
hidung karena produksi mucus yang berlebihan.
Asma sering terjadi pada orang dengan tipe allergic. Allergen biasanya berpengaruh pada
bronkiolus, disini sel mast akan berperan menyebabkan anaphylaxis sehingga terjadi
kekejangan pada otot polos bronkiolus. Akibatnya orang ini akan mengalami kesulitan
bernapas, kecuali allergen dapat dihilangkan sehingga sel mast tidak terpicu lagi. Jadi pada
kasus ini, demam yang mengindikasikan infeksi menyebabkan alergi Asmawati kambuh
seiring kambuhnya asma. Dimana alergi ini diturunkan dari orangtuanya, dibuktikan ibu dan
saudara laki-lakinya juga memiliki alergi.

Alergi tipe II

Disebabkan oleh antibody yang menyerang tubuh, seperti sel darah merah, limfosit, keeping
darah atau jaringan tubuh lainnya. Ini biasanya terjadi pada tranfusi darah atau transplantasi
organ yang menyebabkan jaringan tubuh yang diserang lisis.

Alergi tipe III

Melibatkan antigen, antibody, dan komplemen. Dimana perbandingan antara antigen dan
antibody tidak seimbang, antibody sedikit cukup untuk melakukan fagositotsis sehingga
menyebabkan aktivasi komplemen yang menimbulkan respon inflamasi.

Delayed-reaction alergi (alergi tipe IV)

Ini disebabkan oleh T cell yang terbentuk karena pemaparan berulang dari allergen yang
sebenarnya tidak membahayakan jaringan tubuh. Sehingga cytotoxic dan helper T cell akan
teraktivasi dan berdifusi keluar dari pembuluh darah menuju jaringan tempat terpaparnya
allergen. Biasanya kasus ini memberikan akibat yang cukup berbahaya, seperti di paru-paru
yang bisa menyebabkan edema atau serangan asma karena terdapat allergen pada saluran
napas.
Asma
Asma dan alergi memiliki imunopatologi yang sama dan saling berhubungan. Pada dasarnya,
yang diturunkan adalah hipersensitifitas dengan kandungan IgE tinggi dalam darah. Nantinya
pada keturunannya alergi ini akan bekerja pada tempat tertentu, jika pada saluran napas maka
terjadilah gangguan disini misalnya rhinitis, asma, dll.
Asma disebabkan inflamasi saluran napas kronis, hipersensitifitas saluran napas, dan
penyempitan saluran napas. Penyempitan bisa terjadi karena kekejangan otot pada
bronkiolus, penumpukan mucus, atau kerusakan pada epitel saluran napas.
Orang dengan asma, akan bereaksi berlebihan terhadap sesuatu yang bisa ditolerir oleh orang
lain seperti debu, serbuk sari, obat-obat tertentu, perubahan cuaca, dll. Pada awalnya akan
terjadi kekejangan otot bronkiolus karena mucus yang berlebihan diikuti inflamasi dan ini
bisa makin parah lagi hingga nekrosis pada sel bronkiolus.
Pada kasus ini, terjadi kasus asma akut yaitu kekejangan pada otot bronkiolus karena
produksi mucus yang berlebihan akibat demam.
Gejala yang ditunjukkan berupa kesulitan bernapas ( SOB), batuk, mengi, kegelisahan, dada
sesak, kelelahan, tachycardia.
Daftar pustaka
Tortora, G.J dan Bryan, D. 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 12th
Edition. USA. John Wiley & Sons, Inc.
Martini, F.H., et al., 2012, Fundamental of Anatomy and Physiology, 9th ed.,
San Fransisco, Pearson

Anda mungkin juga menyukai