Kelas : MM 65 B
NIM : 00000009359
Subject
: Myopic Loss Aversion and The Equity Premium Puzzle
Equity premium puzzle merupakan fenomena yang menunjukkan bahwa return saham pada
abad 20 jauh lebih tinggi dari obligasi Pemerintah. Sebagai gambaran, sejak tahun 1926, real
return tahunan saham berkisar pada 7%, sementara real return tahunan treasury bills kurang
dari 1%. Walaupun Capital Asset Pricing Model (CAPM) menyatakan bahwa asset keuangan
yang lebih berisiko akan memberikan return yang lebih tinggi, namun selisih return antara
saham dan obligasi Pemerintah dianggap terlalu tinggi.
penekanan adalah periode evaluasi (evaluation period) tersebut, yaitu periode dimana
investor mengevaluasi portofolionya.
Evaluation period berbeda dengan jangka waktu investasi. Sebagai contoh, seorang investor
yang berniat untuk melakukan investasi dengan jangka waktu 30 tahun, namun investor
tersebut mengevaluasi portofolionya setiap 3 bulan. Maka dapat dikatakan bahwa evaluation
period-nya adalah 3 bulan. Jangka waktu investasi dan evaluation period perlu dibedakan
karena perilaku investor akan lebih ditentukan oleh evaluation period dibandingkan jangka
waktu investasi. Sebagai contoh, seorang investor yang memiliki jangka waktu investasi
selama 30 tahun dan evaluation period selama 3 bulan, perilakunya akan mirip dengan
investor yang memiliki jangka waktu investasi selama 3 bulan dan tidak melakukan evaluasi
selama 3 bulan tersebut.
Berkaitan dengan evaluation period, semakin cepat evaluation period seorang investor, maka
investasi yang berisiko tinggi seperti saham akan semakin tidak menarik bagi investor
tersebut.
Selanjutnya, dipelajari juga pada evaluation period berapa lama, maka investasi 100% di
saham akan sama menariknya dengan investasi 100% di obligasi. Hasil penelitian dapat
dilihat pada 2 grafik ini:
Titik dimana kedua kurva berpotongan merupakan titik dimana investasi 100% di saham
sama menariknya dengan investasi 100% di obligasi. Apabila menggunakan nominal returns,
maka equilibrium evaluation period sekitar 13 bulan. Sementara jika menggunakan real
returns, maka equilibrium evaluation period sekitar 10 11 bulan.
Penelitian selanjutnya juga mencari tahu kombinasi investasi saham dan obligasi yang dapat
memaksimalkan utility. Hasil penelitian dapat dilihat pada grafik ini:
Terlihat bahwa portofolio dengan investasi
sebesar 30% - 55% di saham dapat
memaksimalkan utility.
saham menjadi semakin menarik. Penelitian juga menunjukkan bahwa equity premium terus
menurun seiring dengan semakin lamanya evaluation period:
Ketika evaluation period adalah 1 tahun, equity premium sebesar 6,5%
Ketika evaluation period adalah 2 tahun, equity premium sebesar 4,65%
Ketika evaluation period adalah 5 tahun, equity premium sebesar 3,0%
Ketika evaluation period adalah 10 tahun, equity premium sebesar 2,0%
Ketika evaluation period adalah 20 tahun, equity premium sebesar 1,4%
KESIMPULAN
Equity premium puzzle merupakan fenomena yang menunjukkan bahwa return saham pada
abad 20 jauh lebih tinggi dari obligasi Pemerintah. Hal ini disebabkan karena 2 faktor, yaitu
loss aversion dan evaluation period yang terlalu cepat.
KOMENTAR MAHASISWA
Setelah membaca jurnal ini, saya bertanya-tanya: atas dasar apa penulis mengatakan bahwa
selisih return (premium) antara saham dan obligasi terlalu besar? Bukankah saham
merupakan investasi yang lebih berisiko dari obligasi, sehingga sudah sewajarnya jika returnnya lebih tinggi? Memang penulis juga setuju bahwa sudah sewajarnya jika return saham
lebih tinggi karena lebih berisiko. Namun penulis juga berpendapat bahwa selisih return-nya
terlalu besar dan penulis tidak menjelaskan alasannya berpendapat seperti itu. Saran saya,
sebaiknya dilakukan penjelasan terlebih dahulu mengapa penulis berpendapat bahwa selisih
return tersebut terlalu besar.