Anda di halaman 1dari 10

STEP 7

1. Kenapa bisa timbul diare, pusing, lemah dan lesu?


2. Mengapa pada px fisik ditemukan konjungtiva anemis,
hepatosplenomegali dan nyeri tekan hepar?
Hepatosplenomegali

3. Apa keterkaitan antara penderita tinggal di sulawesi tengah dan penderita


bekerja sebagai petani dengan keluhan penderita?
Berdasarkan penelitian, Daerah dataran tinggi Napu dan Lindu di
Sulawesi tengah merupakan daerah endemis schistosomiasis yang
disebabkan oleh schistosoma japonicum.
Hospes perantara cacing penyebab penyakit ini ditemukan pada tahun
1971 yaitu siput Oncomelania di daerah persawahan Paku di daerah
Lindu Sulawesi Tengah.
4. Apa kaitan kebiasaan MCK di sungai dengan keluhan?
5. Apa etiologi dari kasus pada scenario? (parasit)

H o s p e s u t a m a a d a l a h m a n u s i a d a n beberapa jenis hewan seperti


tikus, babi hutan, sapi dan anjing hutan. Hospes perantara dari cacing ini
adalah keong air. Habitat keong air yang berada di danau,ladang, dan
sawah yang tidak terpakai lagi, parit diantara sawah dan
didaerah hutan perbatasan bukit serta didaerah dataran rendah.
Morfologi :
Telur ukuran 95-135 x 50-60 mikron.
s.haematobium
v.porta, v.mesenterica

s.mansoni
v.mesenterica

s.japonicum
v.mesenterica superior

inferior, v.pudendalis,
v.hemorrhoidalis
Ukuran cacing dewasa : Ukuran cacing
Jantan : 1.3 cm
dewasa :
Betina : 2 cm
Jantan : 1 cm
Betina : 1.4 cm
Jumlah testis 4-5 buah
Jumlah testis 8-9 buah

Ukuran cacing
dewasa :
Jantan : 1.5 cm
Betina : 1.9 cm
Jumlah testis 6-8 buah

Telur tidak punya

Telur tidak punya

Telur tidak punya

operkulum tp punya

operkulum tp punya

operkulum tp punya

duri di posterior

duri di sub terminal

duri yg sangat kecil

6. Apa patogenesis dari kasus pada scenario? Bagaimana daur hidup dan
cara penularan parasit pada manusia?

Cara penularan :
Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan air, dimana keong
penular membawa larva infektif cacing schistosoma (serkaria). Manusia
dapat beresiko tertular melalui mencuci, mandi dan melewati air yang
mengandung larva infektif serkaria. Larva serkaria dalam air yang

mengalir dapat menembus kulit manusia dan selanjutnya menjadi dewasa


dalam tubuh manusia.
7. Apa manifestasi klinis dari diagnosis pada scenario?

8. Apa faktor resiko dari diagnosis?


- Laki laki > perempuan
- Orang orang yang tinggal atau datang berkunjung ke daerah endemik
di Sulawesi Tengah
- Orang yang mempunyai kebiasaan terpajan dengan air, baik di sawah
ataupun danau di wilayah tersebut.
9. Apa interpretasi dari px darah rutin pada hb, leukosit dan eusinofil?
10.Apa diagnosis dan diagnosis banding pada scenario?
Diagnosis :

- Schistosomiasis urogenital disebabkan oleh schistosoma haematobium


Ditandai dengan adanya eritrosit dalam urin atau hematuria. Pada
infeksi kronis dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada sistem
kemih, seperti fibrosis dari kandung kemih dan ureter serta kerusakan
ginjal yg dapat mengakibatkan penyakit gagal ginjal.
- Schistosomiasis usus disebabkan oleh schistosoma japonicum,
schistosoma mansoni. Ditandai dengan adanya gejala sakit perut, diare
dan tinja berdarah. Jika infeksi terjadi secara terus menerus akan
menyebabkan hepatomegali dan akumulasi cairan dalam rongga
peritoneal.
Jadi lebih mengarah ke Schistosomiasis usus (schistosoma japonicum)
karena penderita tinggal di daerah endemis.
Diagnosis Banding :
Leptospirosis ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya.
Infeksi dalam bentuk subakut biasanya tidak begitu memperlihatkan
gejala klinis, sedangkan pada infeksi akut ditandai dengan gejala
sepsis, radang ginjal interstisial, anemia hemolitik, radang hati dan
keguguran. Leptospira pada hewan dapat terjadi berbulan bulan
sedangkan pada manusia hanya dapat bertahan selama 60 hari.
Cara penularan melalui air. Hujan deras dapat membantu penyebaran
penyakit ini terutama di daerah banjir sehingga menyebabkan
mudahnya bakteri leptospira berkembang biak. Leptospirosis pada
manusia banyak terjadi pada pekerja pembersih selokan karena
selokan banyak tercemar bakteri leptospira.
Masa inkubasi 2-26 hari. Terdiri dari 2 fase :
- Fase septisemik : fase awal/fase leptospiremik. Penderita mengalami
gejala mirip flu selama 4-7 hari ditandai dengan demam, kedinginan,
kelemahan otot.
- Fase imun : fase kedua/leptospirurik. Terjadi pada 0-30 hari akibat
respon pertahanan tubuh terhadap infeksi.gejalanya tergantung organ
tubuh yang terganggu, misalnya selaput otak, mata, hati dan ginjal.

Sindrom Weil leptospirosis berat ditandai dengan jaundice,


disfungsi ginjal, nekrosis hati, disfungsi paru paru, diathesis
perdarahan. Kondisi ini terjadi pada akhir fase awal dan meningkat
pada fase kedua tetapi bisa memburuk setiap waktu.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan vaksin leptospira.
Leptospira ringan dapat diobati dengan antibiotik doksisiklin,
ampisilin dan amoksisilin. Sedangkan leptospira berat dapat diobati
dengan penisilin G dan eritromisin.
11.Apa px penunjang yang sesuai pada diagnosis pada scenario?
a. Telur
Ditemukan telur dalam ekskreta (tinja dan urin). Dikatakan infeksi
berat bila ditemukan telur >400 butir dalam 1 gram tinja. Bila hasil
negatif dapat dilakukan dengan biopsi mukosa rektum pada lesi
peradangan atau granulasi atau secara acak pada -3 lokasi mukosa
normal
b. Tes Lain
i. Gambar USG pada hepar memberi gambaran patognomonis
berupa fibrosis periportal, sehingga tidak perlu dilakukan
biopsi hepar.
ii. Foto polos abdomen bagian bawah ditemukan perkapuran
dinding ureter
iii. CT Scan dapat ditemukan gambaran patognomonis
kalsifikasi turtleback
Sumber : buku ajar ilmu penyakit Dalam FK UI Jakarta jilid 3
12.Apa terapi yang sesuai untuk diagnosis pada scenario?
a. Prazikuantel
Menurunkan telur setelah 6 bulan terapi. Dosis 2x20mg/kgBB/hari
untuk S.haematobium dan S.mansoni, sedangkan untuk S.
Japonicum adalah 3x per hari.
Menurut WHO obat ini boleh diberikan kepada ibu hamil
ES : Malaise, sakit kepala, anoreksia

b. Oxamniquine
Sangat efektif untuk S.mansoni . dosis sekali 12-15mg/kgBB/hari .
Obat ini mempunyai efek mutagenik dan teratogenik sehingga
tidak boleh diberikan kepada ibu hamil
ES: pusing, vertigo, mual muntah, diare.
c. Tindakan Bedah
Bila terjadi pansitopeni indikasi untuk splenektomi
Sumber : buku ajar ilmu penyakit Dalam FK UI Jakarta jilid 3
13.Bagaimana edukasi yang sesuai terkait diagnosis pada scenario?

Anda mungkin juga menyukai

  • Leptospirosis CBD
    Leptospirosis CBD
    Dokumen19 halaman
    Leptospirosis CBD
    humaira.izzati
    Belum ada peringkat
  • Materi Anemia
    Materi Anemia
    Dokumen27 halaman
    Materi Anemia
    humaira.izzati
    Belum ada peringkat
  • Presentasi Kasus
    Presentasi Kasus
    Dokumen36 halaman
    Presentasi Kasus
    humaira.izzati
    Belum ada peringkat
  • Presus THT
    Presus THT
    Dokumen38 halaman
    Presus THT
    humaira.izzati
    Belum ada peringkat
  • Longcase
    Longcase
    Dokumen16 halaman
    Longcase
    humaira.izzati
    Belum ada peringkat
  • AB Habitualis
    AB Habitualis
    Dokumen17 halaman
    AB Habitualis
    humaira.izzati
    Belum ada peringkat
  • Presus Obgn
    Presus Obgn
    Dokumen16 halaman
    Presus Obgn
    humaira.izzati
    Belum ada peringkat
  • Vertigo
    Vertigo
    Dokumen25 halaman
    Vertigo
    humaira.izzati
    Belum ada peringkat
  • Telaah Jurnal Neuro
    Telaah Jurnal Neuro
    Dokumen10 halaman
    Telaah Jurnal Neuro
    humaira.izzati
    Belum ada peringkat