Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN
I.

TUJUAN
Mengidentifikasi Larutan yang bersifat Elektrolit Kuat, Elektrolit Lemah dan Non
Elektroli.

II.

TEORI DASAR
A. Larutan merupakan system homogen yang terdiri dari zat terlarut dan pelarut.
Terlarut merupakan larutan yang dilarutkan oleh pelarut sedangkan pelarut
merupakan zat yang melarutkan terlarut.
B. Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat dibedakan menjadi larutan
elekrolit dan non elektrolit. Larutan elektrolit merupakan larutan yang dapat
menghantarkan listrik Contoh : Asam klorida, Natrium Hidroksida, Natrium
Klorida, Urea dan asam cuka sedangkan larutan non elektrolit merupakan larutan
yang tidak dapat menghantarkan listrik Contoh : air, Etanol.
C. Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena mengandung ion-ion yang
dapat bergerak bebas, dan ion-ion itulah yang akan menghantar listrik melalui
larutan.
Pernyataan di atas berdasarkan Teori Ion (Svante Arrhenius) yang menyatakan
bahwa:
larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik
positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif). Jumlah muatan ion
positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion
dalam larutan netral. Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik.
Larutan yang terbilang elektrolit adalah zat yang bila dalam larutannya dapat terurai
menjadi ion-ion. Sedangkan larutan non-elektrolit adalah larutan yang bila terurai
tetap menjadi molekul.
D. Semakin besar kemampuan elektrolit terionisasi, semakin banyak jumlah ion yang
dihasilkan dari reaksi ionisasi, maka akan semakin kuat daya hantar listrik yang
dihasilkan. Sebaliknya jika semakin sedikit larutan terionisasi, maka daya hantar
listrik semakin lemah.
E. Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya
gelembung gas dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang
bermuatan (kation dan anion). Larutan ini dapat bersumber dari senyawa ion
(senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang
mempunyai ikatan kovalen polar)
F. Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan
baik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna (derajat ionisasi =
1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut banyak mengandung ion-ion.
Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya
kuat. Yang tergolong elektrolit kuat adalah:
a. Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
b. Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti:
NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
c. Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain
G. Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
dengan lemah. Hal ini disebabklan karena zat terlarut akan terurai sebagian (derajat
ionisasi = 0 < < 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut sedikit
mengandung ion. Hal ini disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi
tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat
menghantarkan arus listrik. Yang tergolong elektrolit lemah:
a. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain

b. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain


c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO 4, PbI2 dan lain-lain
H. Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan,
sehingga tidak ada ion yang bermuatanyang dapat menghantarkan arus listrik.
(derajat ionisasi = 0).
Contohnya:
- Larutan urea
- Larutan sukrosa
- Larutan glukosa
- Larutan alkohol dan lain-lain
I.

Uji Elektrolit Untuk membedakan larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non
elektrolit dapat dilakukan pengujian dengan electrolyte tester (alat uji elektrolit),
dengan kriteria sebagai berikut:

- Larutan elektrolit kuat Lampu menyala dan muncul gelembung gas pada elektroda.
- Larutan elektrolit lemah Lampu tidak menyala/lampu menyala redup dan muncul gelembung
gas pada elektroda.
- Larutan non elektrolit Lampu tidak menyala dan tidak muncul gelembung gas pada elektroda.

BAB II
METODOLOGI
2.I. Alat dan Bahan
Alat : 1. Alat Uji Elektrolit
2. Bola Lampu
3. Batu Baterai
4. Kertas Tisu
5. Amplas
Bahan : 1. Larutan A
2. Larutan B
3. Larutan C
4. Larutan D
5. Larutan E
6. Larutan F
7. Larutan G
8. Larutan H
2

9. Larutan I (Asam cuka)


10. Larutan J (Jeruk nipis)
2.II. Langkah Kerja
1. Persiapkan semua alat yang akan digunakan dalam keadaan bersih dan kering
2. Susunlah alat penguji daya hantar listrik larutan
3. Ujilah larutan A dengan cara mencelupkan elektroda ke dalam larutan A
4. Amatilah perubahan yang terjadi dan catat pada tabel pengamatan
5. Ulangi percobaan diatas dengan mengeringkan elektroda dan mengamplas elektroda
terlebih dahulu, kemudian celupkan elektroda ke dalam masing-masing larutan.
2.III. Tabel Pengamatan
No.

Larutan

Nyala

Gelembung

Elektrolit

Elektrolit

Non

Gas
Banyak

Lemah

Elektrolit

Lampu
Terang

Kuat

1
2

Redup

Banyak

Mati

Sedikit

Terang

Banyak

Mati

Tidak ada

Mati

Banyak

Mati

Banyak

Terang

Banyak

Mati

Banyak

10

Mati

Sedikit

keterangan
Anoda : ++++
Katoda : ++++
Anoda : Katoda : ++
Anoda : Katoda : ++
Anoda : ++++
Katoda : ++++
Anoda : Katoda : Anoda : Katoda : ++++
Anoda : Katoda : ++++
Anoda : ++++
Katoda : ++++
Anoda : Katoda : ++++
Anoda : Katoda : ++

2.IV. Analisis
Keelektrolitan suatu larutan dapat diketahui dengan alat uji elektrolit. Beikut hasil analisa dari
percobaan yang sudah dilakukan :
Larutan-larutan tersebut ada yang bisa menyalakan lampu ada pula yang tidak, ada yang
menghasilkan gelembung ada pula yang tidak. Larutan yang menimbulkan gelembung adalah larutan
elektrolit, sedangkan yang tidak adalah larutan non-elektrolit.
Larutan yang dapat menghantarkan listrik dengan baik (ditunjukkan dengan lampu yang
menyala terang) karena dapat terionisasi dengan baik (ditunjukkan dengan adanya gelembunggelembung) merupakan larutan elektrolit kuat.

BAB III
PENGAMATAN
3.I. Hasil
No.
Larutan
1
A
2
B
3
C
4
D
5
E
6
F
7
G
8
H
9
I
10
J
3.IV. Pembahasan

Nyala Lampu
Terang
Redup
Mati
Terang
Mati
Mati
Mati
Terang
Mati
Mati

Gelembung Gas
Banyak
Banyak
Sedikit
Banyak
Tidak ada
Banyak
Banyak
Banyak
Banyak
Sedikit

1. larutan A, merupakan larutan elektrolit kuat karena pada saat pengujian didapatkan
bahwa indikator lampu menyala terang dan terdapat banyak gelembung disekitar
Elektroda.
2.

larutan B, merupakan larutan elektrolit lemah karena meskipun lampu indikator


menyala redup namun terdapat banyak gelembung disekitar Elektroda.

3. larutan C, merupakan larutan elektrolit lemah karena pada saat pengujian didapatkan
bahwa indikator lampu tidak menyala dan terdapat sedikit gelembung disekitar
Elektroda.
4.

larutan D, merupakan larutan elektrolit kuat karena lampu indikator menyala terang dan
terdapat banyak gelembung disekitar Elektroda.

5. larutan E, merupakan larutan Non elektrolit karena lampu indikator tidak menyala dan
tidak terdapat gelembung disekitar Elektroda.
6. larutan F, merupakan larutan elektrolit lemah karena didapatkan bahwa pada indikator
lampu tidak menyala namun terdapat banyak gelembung disekitar Elektroda.
7. larutan G, merupakan larutan elektrolit lemah karena didapatkan bahwa pada indikator
lampu tidak menyala namun terdapat banyak gelembung disekitar Elektroda.
8. larutan H, merupakan larutan elektrolit kuat karena pada saat pengujian didapatkan
bahwa indikator lampu menyala terang dan terdapat banyak gelembung disekitar
Elektroda.

9. larutan I, merupakan larutan elektrolit lemah karena didapatkan bahwa pada indikator
lampu tidak menyala namun terdapat banyak gelembung disekitar Elektroda.
10. larutan J, merupakan larutan elektrolit lemah karena pada saat pengujian didapatkan
bahwa indikator lampu tidak menyala dan terdapat sedikit gelembung disekitar
Elektroda.
Dari hasil diatas kita dapat mengetahui apa saja perbedaan antara larutan elektrolit kuat,
lemah, dan non elektrolit sebagai berikut :
1. larutan elektrolit kuat ialah larutan elektrolit yang terionisasi sempurna sehingga larutan
tersebut dapat menghantarkan arus listrik dengan baik yang ditandai dengan munculnya
banyak gelembung disekitar elektroda dan lampu indikator menyala terang
2. larutan elektrolit lemah ialah larutan elektrolit yang terionisasi tidak sempurna sehingga
larutan tersebut hanya dapat menimbulkan sedikit gelembung disekitar elektroda namun
lampu indikator tidak menyala
3. larutan non elektrolit ialah laritan yang tidak dapat terionisasi sehingga tidak terdapat
ion-ion yang dapat menghantarkan listrik hal ini ditandai dengan tidak menyalanya
lampu dan tidak terdapat gelembung disekitar elektroda
3.III. Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan Non elektrolit
Jawaban pertanyaan :

Elektrolit Kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik.

Elektrolit Lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan lemah.

Non Elektrolit adalah molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan, sehingga tidak
ada ion yang bermuatanyang dapat menghantarkan arus listrik.

2. Sebutkab ciri Elektrolit Kuat, Elektrolit Lemah dan Non Elektrolit.

Jawaban pertanyaan :

Ciri-ciri:

- Elektrolit Kuat : * Larutan yang dapat menghantarkan listrik dengan baik.


* Nilai derajat dissosiasi larutan elektrolit kuat =1.
* Senyawa elektrolit kuat terbentuk dari ikatan ionik.
5

* Lampu menyala dan muncul gelembung gas pada elektroda.

- Elektrolit Lemah : * Larutan yang dapat menghantarkan listrik dengan lemah.


* Nilai derajat dissosiasi larutan elektrolit lemah antara 0 sampai 1.
* Senyawa elektrolit lemah terbentuk dari ikatan kovalen polar.
* Lampu tidak menyala atau menyala redup dan muncul gelembung

gas pada elektroda.

-Non Elektrolit : * Larutan yang tidak dapat menhantarkan listrik sama sekali.
* Nilai derajat disosiasinya = 0.
* Senyawa non elektrolit terbentuk dari ikatan kovalen non polar.
* Lampu tidak menyala dan tidak muncul gelembung gas pada elektroda.
3. Diantara larutan-larutan tersebut, larutan apa saja yang tergolong Elektrolit Kuat, Elektrolit
Lemah dan Non Elektrolit ?
Jawaban pertanyaan :

a. Larutan yang tergolong Elektrolit Kuat : - Larutan A, D, dan H.


b. Larutan yang tergolong Elektrolit Lemah : - Larutan B, C, F, G, I dan J
c. Larutan yang tergolong Non Elektrolit : - Larutan E

4. Dikaitkan dengan reaksi Redoks, jelaskan apa yang terjadi di Katoda dan Anoda !

Jawaban pertanyaan :

Katoda mengalami reaksi reduksi. Katoda adalah elektroda dalam sel elaktrokimia yang terpolarisasi
jika arus listrik mengalir keluar darinya. Katoda merupakan elektroda negatif. Kutub negatif. Dalam
elektrolis, katoda merupakan elektroda dengan potensial negatif terhadap anoda. Katoda merupakan
kutub negatif dari sel elektroli. Pada baterai biasa (Baterai Karbon-Seng), yang menjadi kutub katoda
biasanya adalah logamseng, yang juga sering menjadi pembungkus dari kotak baterai tersebut.
Sedangkan, pada bateraialkalin, yang menjadi katoda adalah logam mangan dioksida (MnO2).
Anoda mengalami reaksi oksidasi. Anoda adalah elektroda, bisa berupa logam maupun
penghantar listrik lain, pada sel elektrokimia yang terpolarisasi jika arus listrik mengalir ke dalamnya.
Arus listrik mengalir berlawanan dengan arah pergerakan elektron. anoda adalah kutub negatif.
6

Elektroda akan melepaskan elektron menuju ke sirkuit dan karenanya arus listrik mengalir ke dalam
elektroda ini dan menjadikannya anoda dan berkutub negatif. Pada sel elektrolisis, anoda adalah
elektroda positif. Arus listrik dari kutub positif sumber tegangan listrik luar (GGL) dialirkan ke
elektroda sehingga memaksa elektroda teroksidasi dan melepaskan elektron.
Perlu diperhatikan bahwa tidak selalu anion (ion yang bermuatan negatif) bergerak menuju
anoda, ataupun tidak selalu kation (ion bermuatan positif) akan bergerak menjauhi anoda. Pergerakan
anion maupun kation menuju atau menjauh dari anoda tergantung dari jenis sel elektrokimianya.

5. Kenapa pada kabel tembaga harus diamplas ?

Jawaban pertanyaan :

Agar zat kimia lainnya tidak terkontaminasi oleh zat sebelumnya.

Karena, disetiap reaksi akan terjadi pelapisan kawat tembaga oleh zat yang dielektrolisis
sehingga harus diamplas disetiap pergantian larutan kimia. Jika tidak diamplas maka akan
menghambat aliran listrik dari larutan kimia lainnya.

BAB IV

PENUTUP
4.I. Kesimpulan

Bila alat uji elektrolit menyala terang dan banyak gelembung berarti
larutan yang diuji coba termasuk larutan elektrolit kuat.
Bila alat uji elektrolit menyala redup dan ada sedikit gelembung
berarrti larutan yang diuji coba termasuk larutan elektrolit lemah.
8

Bila alat uji elektrolit tidak menyala tetapi ada gelembung berart
larutan yang diuji coba termasuk larutan elektrolit lemah.
Bila alat uji elektrolit tidak menyala dan tidak ada gelembung berarti
larutan yang diuji adalah termasuk larutan nonelektrolt.

Pada praktikum ini, didapatkan bahwa larutan A,D dan H merupakan larutan dengan tingkat
hantaran listrik kuat karena memiliki gelembung yang banyak disekitar tembaga dan bisa menyalakan
indikator lampu dengan sangat terang. Selain itu larutan B, C, F, G, I dan J merupakan larutan elektrolit
lemah dengan nyala lampu yang redup namun ada juga yang tidak menyala namun gelembungnya
banyak dan ada pula menampilkan gelembung yang sedikit di sekitar tembaga. Dan larutan E
merupakan larutan non elektrolit tidak menyalanya lampu dan tidak memiliki gelembung di sekitar
tembaga.

4.II. Saran

1. Periksa alat uji elektrolit secara teliti, karena alat uji yang tidak benar akan
mempengaruhi hasil percobaan.
2. Bersihkan alat uji elektrolit terlebih dahulu sebelum digunakan agar kotoran
yang menempel bisa hilang .
3. Laurtan yang diuji jika seperti air jeruk usahakan dengan mencampurkn air
secukupnya, jangan terlalu banyak ataupun terlalu sedikit.
4. Lebih baik percobaan dilakukakan lebih dari 1 kali, tujuannya untuk lebih
meyakinkan atau memastikan terhadap hasilnya.
5. Bersihkan atau amplas alat uji elektrolit supaya larutan yang telah diujikan
tidak lagi menempel pada elektroda atau tembaga.
6. Usahakan menuangkan larutannya secukupnya saja agar larutan yang akan
diuji tidak tumpah.
7. Untuk pengujian air aki lakukan dengan hai-hati kalit kita akan terasa gatal
bila terpecik/terkena larutan tersebut.
8. Dan yang paling utama dalam melakukan percobaan secara berkelompok
adalah menjaga kekompakan antar anggota, agar percobaan bisa mudah
terlakasanakan, saling membantu diantara anggota yang membutuhkan
dalam kelompok dan menjauhi sifat egoisme maupun menang sendiri,
karena kerjasama yang baik akan membuahkan hasil yang baik pula.

10

LAMPIRAN

11

Anda mungkin juga menyukai