Anda di halaman 1dari 3

Tambahan, sebagai bagian dari pemahaman tentang gerakan tertentu yang

bermasalah, pasien diminta untuk bergerak dengan perbedaan posisi yang


melibatkan gerakan kepala dan dada dengan gerakan tertentu kemudian
dilaporkan kemunculan dan intensitas gejala pusing. Selama proses ini, durasi
pusing harus dihitung. Skor vertigo dihitung menggunakan penilaian ini. Terapis
juga mencatat gejala lain, seperti mual, berkeringat, dan nistagmus (gerakan bola
mata yang tidak disadari).

Penilaian Keseimbangan dan Cara Berjalan :


digunakan

untuk

melakukan

evaluasi

fungsi

Beberapa tes akan

keseimbangan

dan

untuk

membandingkan fungsi keseimbangan relatif antar pasien dalam kelompok usia


yang sama.
Gambar 1. Strategi Postural
Strategi keseimbangan digunakan untuk mengontrol goyangan tubuh yang arahnya
berbeda dengan arah gerakan yang benar dibuat untuk menggeser pusat massa
relative ke informasi somatosensori. Sebagai contoh, dengan ankle strategy,
gerakan kepala dan dada ke depan bersamaan dengan pergeseran pusat massa.
Dengan hip strategy, gerakan kepala dan dada ke belakang bersamaa dengan
pergeseran pusat massa.
Penilaian kemampuan keseimbangan statis termasuk dalam penilaian goyangan
saat pasien berdiri dengan satu kaki atau tumit-jari kaki. Penilaian ini dilakukan
dengan mata terbuka dan tertutup.
Kemampuan keseimbangan dinamis dievalusai saat pasien berjalan dan melakukan
aktivitas lain seperti merubah posisi atau kecepatan atau arah gerakan kepala. Tes
lanjutan dari keseimbangan adalah tandem walking (tumit-jari kaki), atau berjalan
ke belakang dan ke samping. Tes lain mungkin digunakan seperti mengukur jarak
pasien dapat meraih sebuah objek saat berdiri dengan kedua kaki.
Tes untuk interaksi sensori dalam keseimbangan digunakan oleh terapis untuk
menilai seberapa baik otak menggunakan input vestibular untuk orientasi ketika
ada sinyal sensori lain, seperti penglihatan dan sentuhan, tidak dapat digunakan.
Sebagai contoh, terapis melakukan observasi seberapa kokoh penderita ketika

berdiri dengan mata terbuka dan tertutup pada permukaan yang padat dan
kemudian pada permukaan yang lembut (seperti bantal busa).
Seorang terapis akan menentukan seberapa baik otak mengkoordinasi kaki dan otot
dada dalam mengntrol keseimbangan. Pemeriksaan ini termasuk melakukan
observasi kemampuan pasien untuk menggeser berat dengan berputar dengan
sumbu sendi ankle menggunakan ankle strategy (gambar 1), atau dengan
berjalan satu langkah atau lebih menggunakan step strategy.
Gambar 2. Strategi Stabilisasi Kepala
Orientasi posisi kepala dan dada penting dalam mengkoordinasi penggunaan
informasi vestibular selama gerakan kontrol postural.
Seorang terapis juga melakukan observasi terhadap strategi yang digunakan untuk
mempertahankan kepala agar tetap pada posisinya ketika tubuh bergerak untuk
menjaga keseimbangan. Sebagai contoh, gambar 2 merupakan ilustrasi bagaimana
seseorang menggunakan hip strategy untuk dapat mengarakan kepala dengan
benar teradap gravitasi atau terhadap posisi dada.

Penilaian

Muskuloskeletal

Penilaian

meliputi

pemeriksaan

sistem

musculoskeletal untuk menentukan adanya masala dengan kekuatan, gerakan,


sensasi, dan koordinasi.

Tatalaksana
Sesuai dengan penilaian yang dilakukan, seorang terapis menyusun dafar masalah
yang

perlu

ditatalaksana,

tujuang

jangka

pendek

dan

panjang

adalah

mempertahankan dan pengembangan rencana latihan secara individual.


Program latihan VRT fokus terhadap penurunan gejala pusing dan masalah
pengliatan, peningkatan keseimbangan dan fungsi berjaan, serta peningkatan
aktivitas keseluruhan (tujuan terakhir ini penting sebagai hasil yang diperoleh
selama terapi jangka panjang). Penetuan latihan tergantung dari gejala yang ada.
Sebagai contoh, pasien dengan BPPV yang menjalani maneuver reposisi kanal,
pasien dengan gejala pusing dengan penurunan fungsi vestibular unilateral setelah

menderita labirintis menerima latihan pembiasa vestibular dan melakukan aktivitas


untuk meningkatkan keseimbangan.

Latihan Pembiasaan Vestibular : Kesuksesan pengobatan gejala pusing harus


ditujukan pada gerakan tertentu dan/atau posisi yang meningkatkan gejala pusing
atau vertigo. Seseorang dengan pusing yang berkaitan dengan perubahan posisi
diminta untuk melakukan latihan pembiasaan vestibular yang dibuat berupa
gerakan

berulang

yang

menimbulkan

gejala

pusing

atau

vertigo

(contoh

menolehkan kepala pada arah yang sudah ditentukan). Latihan ini didasarkan pada
pemikiran bahwa dengan pengulangan akan memunculkan stimulasi tertentu yang
menyebabkan

vertigo,

kemudian

otak

akan

terbiasa

dengan

gerakan

dan

menungurangi respon vertigo. Catatan harian mengenai frekuensi latihan sering


digunakan untuk membantu menilai perubahan gejala yang terjadi selama proses
ini.
Apakah terapi vestibular sulit?
Latihan ini
tidak sulit
untuk dipelajari,: tetapi
tidak
berarti
mudah untuk
dilakukan.
Latihan
Ulang
Keseimbangan
Latihan
ulang
keseimbangan
dibuat
untuk
Beberapa latihan pada awalnya akan membuat gejala bertambah parah. Namun
membuat
pasien waktu
lebih dan
kokoh
selamadalam
berjalan
danmaka
berdiri
selama
perbaikan
seiring berjalan
konsisten
latihan,
gejala
akan membaik
dan pasien
menyadari
sudah
dapat sensori
berpartisipasi
dalam
banyak
koordinasi
dariakan
respon
otot dan bahwa
mengatur
informasi
(termasuk
penglihatan,
aktivitas sehari-hari.
keseimbangan, dan proprioseptik).

Anda mungkin juga menyukai