Anda di halaman 1dari 11

PEMBAHASAN

Diode merupakan komponen elekronika yang terdiri dari pertemuan


semikonduktor jenis P dan jenis N (PN Junction). Elektroda yang dihubungkan
dengan jenis P disebut Anoda sedangkan yang dihubungkan dengan jenis N
disebut Katoda. Diode dapat berfungsi sebagai saklar elektronika karena akan
melewatkan arus dalam sutu arah saja. Diode akan mengalirkan arus maju
(konduksi) jika diberi bias maju (forward bias), yakni anoda mendapat tegangan
positif dan katoda mendapat tegangan negatif. Sebaliknya jika diberi arus
mundur (reserve bias)maka diode akan memiliki resistensi tinggi. Kenyataannya
diode akan konduksi jika diberi tegangan yang cukup, yakni 0,7 V untuk diode
silikon 0,2 V untuk diode germanium. Setelah mencapai tegangan tersebut (knee
voltage) setiap kenaikan tegangan akan diikuti dengan kenaikan arus. Artinya
pada saat konduksi mempunyai resistansi tertentu. Pada saat diode diberi arus
mundur akan terjadi arus mundur yang kecil, dengan adanya arus mundur ini
berarti diode mempunyai resistansi mundur. Arus mundur ini sangat dipengaruhi
oleh suhu, setiap kenaikan suhu akan diikuti oleh kenaikan arus bocor sehingga
nilai resistansi mundur akan mengalami penurunan.
Karakteristik suatu diode merupakan hubungan tegangan (pada anoda dan
katoda) dan arus yang mengalir pada persambungan PN ini. Pada saat dibebani
arus dioda akan mengalirkan arus seperti karakteristiknya. Hubungan ini akan
tergantung pada besarnya beban dan besarnya tegangan yang muncul pada kakikaki diode. Untuk mengetahui harga kuat arus dioda dapat dilakukan dengan cara
memasang dioda seri sedangkan untuk mengetahui harga tegangan suatu dioda
dapat dilakukan dengan cara memasang dioda secara paralel dengan sebuah catu
daya dc dan sebuah resistor. Dari rangkaian percobaan dioda tersebut dapat diukur
tegangan dioda dengan variasi sumber tegangan yang diberikan. Rangkaian dasar
untuk mengetahui karakteristik sebuah dioda dapat menggunakan rangkaian.
Karakteristik dioda dapat diperoleh dengan mengukur tegangan dioda
(Vab) dan arus yang melalui dioda, yaitu ID. Dapat diubah dengan dua cara, yaitu
mengubah VDD. Bila arus dioda ID kita plotkan terhadap tegangan dioda Vab,
kita peroleh karakteristik dioda. Bila anoda berada pada tegangan lebih tinggi

daripada katoda (VD positif) dioda dikatakan mendapatforward bias. Bila VD


negatip disebut reserve bias atau bias mundur. Pada VC di atas disebutcut-involtage, IS arus saturasi dan VPIV adalah peak-inverse voltage.
Bila harga VDD diubah, maka arus ID dan VD akan berubah pula. Bila
kita mempunyai karakteristik dioda dan kita tahu harga VDD dan RL, maka harga
arus ID dan VD dapat kita tentukan sebagai berikut. Dari pengujian dioda dapat
ditentukan beberapa persamaan sebagai berikut:
Bila hubungan di atas dilukiskan pada karakteristik dioda kita akan mendapatkan
garis

lurus

dengan

kemiringan

(1/RL).

Titik potong antara karakteristik dengan garis beban memberikan harga tegangan dioda
VD(q) dan arus dioda ID(q). Dengan mengubah harga VDD maka akan mendapatkan garisgaris beban sejajar seperti pada gambar diatas. Bila VDD < 0 dan |VDD| < VPIV maka arus
dioda yang mengalir adalah kecil sekali, yaitu arus saturasi IS. Arus ini mempunyai harga
kira-kira

untuk

dioda

silikon.

Percobaan Dioda sebagai penyearah arus ini dilak


u k a n b e r t u j u a n u n t u k mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai
penyearah harus.
Dalammempelajaris i f a t d a n p e n g g u n a a n d i o d a s e b a g a i p e n ye a r a h a r u s
, d i p e r l u k a n r a n g k a i a n s e a r a h , osiloskop, dan voltmeter. Rangkaian Penyearah berguna untuk
mengubah arus bolak balik (AC) menjadi arus searah (DC) sehingga dalam rangkaian
hanya mengalir satu

arus

saja.D a l a m r a n g k a i a n p e n ye a r a h t e r d a p a t k a p a s i t o r, d i m a n a k a p a s i t o r d a l
a m p e n ye a r a h berfungsi untuk menyimpan tenaga listrik dalam waktu tertentu
(sementara) tanpa disertaireaksi kimia. Percobaan ini dibagi menjadi dua, yaitu penyearah setengah gelombang
dan penyearah satu gelombang.Percobaan Dioda sebagai penyearah arus ini dimulai dengan
mengukur teganganrangkaian AC. Tegangan dari rangkaian AC yang diperoleh sebesar 11,8
V.
Selanjutnyam e n c a r i t e g a n g a n D C . P a d a p e r c o b a a n p e n ye a r a h s e t e n g a h g e l
o m b a n g , d i b e d a k a n m e n j a d i d u a b a g a i a n ya i t u m e n g g u n a k a n v o l t m e t e r d
a n o s i l o s k o p . P a d a p e r c o b a a n penyearah setengah gelombang menggunakan voltme
ter, dibagi menjadi dua yaitumenggunakan perata dan tidak menggunakan perata. Pada percobaan penyearah
setengahg e l o m b a n g t a n p a p e r a t a , p e n ye a r a h s e t e n g a h g e l o m b a n g t a n p a p e r a

t a d i h u b u n g k a n , kemudian diukur tegangannya dengan menggunakan voltmeter. Tegangan yang


diperoleh pada percobaan penyearah setengah gelombang tanpa perata sebesar 10,4
V. Selanjutnyamenggunakan percobaan penyearah setengah gelomban menggunakan
perata,

teganganyang diperoleh

dengan menggunakan voltmeter adalah 5,2 V. Kemudian percobaan penyearah setengah gel
ombang dengan menggunakan osiloskop.
rangkaian

penyearah

setengah

gelombang

dihubungkan,

tegangan

diukur

menggunakano s i l o s k o p . Tin g g i p u n c a k ( s i m p a n g a n t e r t i n g g i ) d a n l e m b a
h gelombang (simpangan

terendah)

dicatat

bentuknya.

Percobaan

menggunakan

dengan
osiloksop

dibagimenjadid u a ya i t u d e n g a n m e n g g u n a k a n p e r a t a d a n t a n p a p e r a t a . Te
g a n g a n p e n ye a r a h a r u s setengah gelombang tanpa perata dengan menggunakan osiloskop diperoleh
sebesar 14 V.Sedangkan tegangan yang diperoleh dengan menggunakan perata sebesar 7 V.Percobaan kedua
yaitu penyearah arus satu gelombang. Sama seperti percobaan penyearah setengah
gelombang, percobaan penyearah satu gelombang dibedakan menjadidua yaitu
menggunakan

voltmeter

dan

menggunakan

osiloskop.

Dengan

menggunakanv o l t m e t e r d i b a g i m e n j a d i d u a ya i t u m e n g g u n a k a n p e r a t a d a
n t a n p a p e r a t a . Teg a n g a n penyearah satu gelombang yang
diperoleh tanpa perata dengan menggunakan voltmeter sebesar

4,78

V,

sedangkan

menggunakan perata diperoleh 9,56 V. Selanjutnya adalahmengukur tegangan penyearah satu


gelombang

menggunakan

osiloskop.

Tegangan

yang

d i p e r o l e h d e n g a n t a n p a p e r a t a s e b e s a r 6 , 5 V, s e d a n g k a n t
e g a n g a n y a n g d i p e r o l e h menggunakan perata sebesar 13 V.Setelah dilakukan
percobaan

penyearah

arus

baik

setengah

gelombang

maupuns a t u g e l o m b a n g d e n g a n m e n g g u n a ka n v o l t m e t e r a t
a u p u n m e n g g u n a ka n o s i l o s ko p , s e l a n j u t n y a

dilakuk

an

menent

perhitungan.

ukan

Perhitungan

t e g a n g a n , menggunakan rumus

untuk

Vd=Vp

dimana Vp adalah tegangan rangakaian AC yaitu 11,8 V.Berdasarkan perhitungan yang ada
tegangan

penyearah

arus

setengah

gelombang

tanpa perata dengan menggunakan voltmeter diperoleh sebesar 3,312 V, sedangka


nmenggunakan perata diperoleh sebesar 1,656 V. Untuk tegangan penyearah arus setengahgelombang

dengan menggunakan osiloskop tanpa perata diperoleh sebesar 3,184 V,


dantegangan menggunakan perata diperoleh sebesar 2,229 V. Sedangkan tegangan
untuk penyearah

satu gelombang

menggunakan

perata diperoleh sebesar 6,089V,

voltmeter

tanpa

dan tegangan menggunakan

perata diperoleh sebesar 3,044 V.Tegangan

penyearah

s a t u g e l o m b a n g t a n p a p e r a t a ya n g d i u k u r m e n g g u n a k a n o s i l o s k o
p s e b e s a r 5 , 0 9 5 V,sedangkan
menggunakan

tegangan

perata

penyearah

satu

diperoleh

gelombang
sebesar 4,140

V. Nilai tegangan penyearah satu gelombang maupun setengah gelombang dengan


menggunakan perata dan tanpa perata memiliki perbE
d a a n . J i k a p e n y e a r a h a r u s 14
m e n g g u n a k a n p e r a t a a t a u k a p a s i t o r m a k a a r u s ya n g m e n g a l i r
d i t a h a n a t a u d i s i m p a n , karena perata atau kapasitor dalam penyearah
berfungsi untuk menyimpan tenaga listrik dalam waktu tertentu (sementara) tanpa
disertai reaksi kimia, sedangkan jika penyearaharus tanpa perata atau kapasitor
arus mengalir langsung. Semakin besar hambatan, arusyang mengalir semakin kecil,
sehingga tegangan juga semakin kecil. Hal ini menunjukkan tegangan dengan menggunakan perata
lebih

kecil

daripada

tidak

menggunakan

perata.B e r d a s a r k a n l i t e r a t u r ya n g a d a , t e g a n g a n ya n g d i u k u r d e n g a
n m e n g g u n a k a n voltmeter dan osilokop memiliki nilai yang sama besar.
Namun

dalam

pelaksanaannya,t e g a n g a n d e n g a n m e n g g u n a k a n v o l t m e t e r b e r b e d a d
e n g a n m e n g g u n a k a n o s i l o s k o p . Demikian pula tegangan yang diperoleh berdasarkan
praktikum

berbeda

dengan

teganganyang

diperoleh

berdasarkan

perhitungan. Hal ini disebabkan kemungkinan terjadinyakerusakan pada alat yaitu


voltmeteratauosiloskopserta kurang telitinya praktikandalammelakukanpraktikum

METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
Tabel 1. Alat dan Bahan
No Nama
1
2
3
4
5
6

Spesifikasi
-

Jumlah
buah
buah
buah
buah
buah
buah

C. Variabel Percobaan dan Definisi Variabel


1.

Variabel dan Definisi Operasional Percobaan

a.

Variabel manipulasi

: tegangan input

b.

Variabel kontrol

: jenis rangakaian (terpanjar maju dan/ mundur)

c.

Variabel respon

: arus dan tegangan luaran (output)

D. Langkah Percobaan
1.

Merangakai diode, resistor, dan catu daya sesuai dengan gambar rancangan
percobaan 1a

2.

Menyalakan catu daya dengan tegangan sumber 3V

3.

Mengukur besarnya arus dan tegangan pada diode menggunakan multimeter

4.

Menuliskan hasil pengukuran padatabel pengamatan

5.

Mengulangi langkah yang sama untuk besarnya input yang berbeda dengan
memutar potensiometer

6.

Mengulangi langkah 1-5 sesuai dengan rancangan percobaan pada gambar 1b

HASIL DAN ANALISIS


A.

HASIL

B.

ANALISIS
Pada percobaan ini menggunakan 2 rangkaian, dimana rangkaian ini
dirancang terbias maju dan terbias mundur. Dalam percobaan ini hanya
menggunakan 1 dioda dan 1 resisitor dimana besar sumber tegangan dimanipulasi
sebesar 3 volt, 6 volt, 9volt, dan 12 volt. Percobaan ini dilakukan dengan tujuan
megukur besar arus yang mengalir dan tegangan pada saat rangkaian dirancang
secara terbias maju dan terbias mundur.
Pada rangkaian terbias maju diperoleh data besar arus dengan manipulasi
sumber tegangan (3volt, 6volt, 9volt, dan 12volt) masing-masing sebesar 0,6mA;
1,2mA; 2,0mA; dan 2,4mA. Sedangkan data besar tegangan masing-masing
sebesar 0,8volt; 1,4volt; 2,0volt; dan 2,6volt. Semua data ini diperoleh dengan
pengukuran menggunakan alat multimeter. Untuk hasil perhitungan kuat arus dan
tegangan menggunakan skala terbesar dan skala pada multimeter dihasilkan kuat
arus yang mengalir pada rangkaian terbias maju sebesar 1,5mA; 3,0mA; 5,0mA;
dan 6,0mA. Untuk besar tegangannya sebesar 4,0volt; 7,0volt; 10,0volt; dan
13,0volt.
Sedangkan pada rangkaian terbias mundur dengan manipulasi sumber
tegangan (3volt, 6volt, 9volt, dan 12volt) tidak ada arus yang mengalir pada
rangkaian ini. Sedangkan data besar tegangan masing-masing sebesar 0,8volt;
1,4volt; 2,0volt; dan 2,6volt. Semua data ini diperoleh dengan pengukuran
menggunakan alat multimeter. Untuk hasil perhitungan kuat arus dan tegangan
menggunakan skala terbesar dan skala pada multimeter dihasilkan kuat arus yang
mengalir pada rangkaian tetap 0 (tidak ada arus yang mengalir). Untuk besar
tegangannya sebesar 4,0volt; 7,0volt; 10,0volt; dan 13,0volt.

C.

DISKUSI
Dioda merupakan bahan semikonduktor tipe N dan tipe P yang
disambungkan, proses penyambungan yang dilakukan adalah seperti proses
penyambungan dua batang besi dengan bantuan temperatur yang tinggi, maka
akan terbentuk daerah antara yang disebut sambungan (junction). Pada saat kedua
bagian disambungkan maka akan terjadi perpindahan muatan elektron dari
semikonduktor N melalui sambungan menuju semikonduktor tipe P dan mengisi
hole. Dimana tipe P disebut bagian anoda dan tipe N disebut bagian katoda.
Pada rangkaian terbias maju, dari data yang didapat dalam praktikum
terdapat arus yang mengalir dan adanya tegangan. Dimana semakin besar sumber
tegangan maka semakin besar arus yang mengalir dan tegangan yang terukur
dalam rangkaian. Didalam rangkaian ini, elektroda anoda (tipe P) dihubungkan
dengan kutub positif dari sumber tegangan V dan elektroda katoda (tipe N)
terhubung dengan kutub negatif, maka medan listrik V akan menyebabkan
kekurangan ion negatif pada anoda dan ion positif pada katoda. Akibatnya lebar
daerah pergeseran menjadi lebih sempit, sehingga elektron dan hole mampu
menembus sambungan (junction) sehingga dengan kemampuan dari elektron dan
hole menembus sambungan, maka arus listrik dari sumber tegangan V akan
mengalir didalam dioda dengan arah dari anoda menuju katoda. Secara otomatis,
ketika arus dapat mengalir maka didalam rangkaian ini juga terdapat tegangan
yang ada pada dioda.
Pada rangkaian terbias mundur, dari data yang didapat pada praktikum
tidak ada arus yang mengalir tetapi besar tegangan pada dioda tetap terdeteksi.
Didalam rangkaian ini, anoda dihubungkan dengan kutub negatif dari sumber
tegangan V dan bagian katoda terhubung dengan kutub positif maka medan listrik
V ini akan menyebabkan bertambahnya ion negatif pada anoda dan ion positif
pada katoda. Akibat bertambahnya ion-ion tersebut maka lebar daerah pergeseran
menjadi lebih luas, sehingga elektron dan hole tidak mempunyai energi untuk
menembus sambungan (junction). Dalam keadaan ini arus listrik dari sumber
tegangan V tidak dapat mengalir didalam dioda. Tetapi pada sambungan ini juga
akan timbul daerah pergeseran akibat ionisasi atom pada daerah sambungan. Pada

daerah sambungan ini akan terlihat seolah-olah mempunyai nilai tegangan. Nilai
tegangan ini disebut sebagai tegangan sambungan junction voltage (Vj).
Adapun grafik yang dihasilkan dari praktikum ini adalah :

PENUTUP
A.

Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa
diode bias maju atau Forward Bias yakni suatu kondisi di mana kutub positif
sumber potensial eksternal dihubungkan ke sisi P dioda dan kutub negatif sumer
potensial eksternal dihubungkan ke sisi N dioda, kondisi ini menghasilkan suatu
nilai resistansi persambungan P N yang sangat rendah sehingga memungkinkan
arus yang sangat besar mengalir walaupun hanya dengan potensial sumber yang
relatif kecil. Sedangkan diode bias mundur atau reverse yakni suatu kondisi
dimana bias positif sumber potensial eksternal dihubungkan ke sisi N dioda dan
kutub negatif sumer potensial eksternal dihubungkan ke sisi P diode,kondisi ini
menghasilkan suatu nilai resistansi yang tinggi antar persambungan dan praktis
tidak menghasilkan aliran arus pembawa muatan mayoritas dengan meningkatnya
potensial sumber. Namun, berdasarkan teori sejumlah arus kebocoran yang sangat
kecil akan melewati persambungan yang dapat diukur dalam orde mikroampere
(mA) dan pada percobaan ini tidak ada arus yang dihasilkan pada bias
mundur. untuk diode bias maju data yang dihasilkan sudah sesuai dengan teori
yang ada yaitu hubunganya linear antara tegangan masuk dan arus yakni semakin
besar tegangan masuk diode semakin cepat pula arus mengalir secara
eksponensial. Sedangkan pada bias mundur tidak memiliki arus akan tetapi
tegangan yang dihasilkan sama yakni semakin besar berbanding lurus dengan
tegangan masuk, grafik V-I yang dihasilkan pada bias maju pun sudah sesuai
dengan teori grafik eksponensial dimana arusnya akan semakin besar jika
tegangannya diperbesar, sedangkan pada bias mundur diketahui tidak memiliki
arus sehingga tegangan luaran sama dengan tegangan yang masuk.

B.

Saran
Pada saat praktikum, hendaknya praktikan lebih teliti lagi dalam mengukur
tegangan dan menghitung skala menggunakan multitester serta lebih teliti lagi
dalam memilih dan melihat skala, karena hal ini akan mempengaruhi data yang
diperoleh pada hasil pengamatan. praktikan hendaknya tahu dengan jelas apa yang
harus dilakukan dalam praktikum ini. Dalam melakukan percobaan sebaiknya
dilakukan secara berulang-ulang, karena jika hanya dilakukan satu kali, tingkat
ketetapan akan berkurang.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.

2012. Karakteristik

dasar.web.id/teori

Dioda.

[Online],

(http://elektronika-

elektronika/karakteristik-dioda/, diakses pada 2

Mei 2015.
Fadjar, Purwanto. 1993. Materi Pokok Elektronika. Jakarta: Universitas Terbuka,
Depdikbud.
Fahmi, 2010. Makalah Elektronika Dasar 1.(Online)
http://fahmieinsteinpefsi.blogspot.com/2010/11/makalah-elektronika-dasar-1.html.
diaskes

pada 23 April 2015.

Tim Elektronika Dasar. 2015. Elektronika Dasar-Panduan Praktikum Untuk


ProdiPendidikan IPA. Surabaya: Unesa

Anda mungkin juga menyukai