UUD 1945 disahkan oleh PPKI sebagai konstitusi negara Indonesia pada tanggal 18 Agustus
1945. Kemudian dalam pelaksanaannya, UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia telah
mengalami beberapa kali perubahan menjadi konstitusi RIS ( 27 Desember 1945- 17 Agustus 1950),
kemudian berubah menjadi UUDS 1950 ( 17 Agustus 1950- 5 Juli 1959), hingga akhirnya menjadi
UUD 1945 lagi tetapi dengan amandemen pada tahun 1999, 2000, 2001 dan 2002.
Amandemen (bahasa Inggris : amandemen) artinya perubahan. Mengamandemen artinya
mengubah atau mengadakan perubahan yang mana menjadi hak parlemen untuk mengubah atau
mengusulkan perubahan rancangan UUD.
Kaitannya dengan masalah mengapa perlunya dilakukan amandemen UUD 1945 adalah
karena kehidupan manusia yang senantiasa berubah, baik perubahan internal masyarakat, seperti
pemikiran, kebutuhan hidup, kemampuan diri maupun kehidupan eksternal masyarakat, seperti
lingkungan hidup yang berubah dan hubungan dengan msyarakat lain. Oleh karena itu, konstitusi
sebagai landasan kehidupan bernegara harus senantiasa menyesuaikan dengan perkembangan dan
tuntutan yang terjadi di masyarakat.
Kekuasaan Soeharto dianggap telah membelenggu aspirasi rakyat dan mengecilkan peran
lembaga-lembaga politik. Partai politik tidak berperan, DPR lemah dihadapan eksekutif, sehingga
distribusi kekuasaan menjadi tidak seimbang antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Kekuasaan
Presiden sangat besar dan perlindungan HAM sangatlah minim serta mekanisme checks and balances
tidak memadai. Oleh karena itu, tekanan untuk mengamandemen UUD 1945 pun semakin kuat.
Walaupun terjadi pro dan kontra, namun amandemen UUD 1945 tetap dilakukan, tetapi dengan
kesepakatan bahwa bagian pembukaan UUD 1945 tidak boleh diubah, tetap mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan sistem pemerintahan presidensial, penjelasan UUD1945 ditiadakan
dan hal-hal normative dalam bagian penjelasan diangkat ke dalam pasal-pasal. Perubahan dilakukan
dengan cara adendum yaitu setiap pasal baru hasil amandemen akan selalu disertai dengan pasal
aslinya. Tujuannya agar konteks historis dapat dilestarikan sehingga masih tetap dapat terus dipelajari
oleh generasi mendatang.
Perubahan atau amandemen UUD 1945 dilakukan pertama kali oleh MPR pada sidang Umum
MPR tahun 1999 dan mulai berlaku sejak tanggal 19 Oktober 1999. Amandemen atas UUD 1945
dilakukan sebanyak 4 kali selama periode tahun 1999 s/d tahun 2000
Keseluruhan amandemen UUD 1945 itu pada dasarnya meliputi ketentuan mengenai (a) hakhak asasi manusia, hak dan kewajiban warga negara, serta mekanisme hubungannnya dengan negara
dan prosedur untuk mempertahankannya apabila hak-hak itu dilanggar, (b) prinsip-prinsip dasar
tentang demokrasi dan rule of law serta mekanisme perwujudannya dan pelaksanaannya, seperti
melalui pemilihan umum, dan lain-lain, serta (c) format kelembagaan negara dan mekanisme
hubungan antar organ negara serta sistem pertanggungjawaban para pejabatnya. Dengan kata lain,
menurut (Jimly Assidiqie, 2007 dalam Sunarso dkk, 2008), apa yang diatur dalam amandemen pertama
sampai dengan amandemen keempat UUD 1945 mencakup semua hal yang menjadi pokok materi
semua UU dasar negara modern di dunia.
Tentu tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan UUD 1945 ini membawa kemajuan. Hal ini
tampak jelas bahwa kehidupan demokrasi tumbuh semakin baik. UUD 1945 hasil amandemen sudah
memeunculkan ketentuan tentang cheks and balances secara lebih proporsional di dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia.