Sejarah
Masa Penjajahan Belanda
Pada masa penjajahan Belanda, beberapa masalah yang berhubungan dengan urusan
keagamaan terpencar-pencar ke beberapa kantor. Masalah haji, perkawinan, dan pendidikan
agama berada di bawah naungan Departement van Binnenlands Bestuur (dipimpin oleh
seorang Kepala Urusan Pemerintahan Umum atau Directeur van Binnenlandsch Bestuur,[1][2]
dan kantor untuk urusan bumiputera (Het Kantoor voor Inlandsche Zaken). Adapun hal-hal
yang berhubungan dengan hukum agama ditangani oleh peradilan agama (raad agama) dan
peradilan umum (raad van justitie).
Selanjutnya, pada masa pendudukan Jepang Departement van Binnenland Bestuur diubah
menjadi Badan Urusan Internal ( naimubu?) yang serupa di pemerintah daerah
setingkat prefektur di Jepang.[3][4] Naimubu berada di bawah naungan militer Jepang yang
dipimpin oleh seorang Panglima Tentara Keenambelas, dalam hal ini oleh Kepala
Pemerintahan Militer ( gunseikan?) (jabatan fungsional kepala staf)[4] yang terdiri atas
beberapa penasihat ( sanyo?).
Fungsi
Memberi bimbingan, pemahaman, pengamalan, dan pelayanan kehidupan beragama.
Organisasi
Sekretariat Jenderal
Biro Perencanaan
Biro Kepegawaian
Biro Umum
Inspektorat Jenderal
Inspektorat Wilayah I
Inspektorat Wilayah II
Inspektorat Wilayah IV
Inspektorat Wilayah V
Direktorat Jenderal
Badan