saat terstimulasi.
Satu sel saraf mempunyai badan sel
disebut soma yang mempunyai satu atau lebih tonjolan disebut dendrit. Tonjolan-tonjolan ini keluar
dari sitoplasma sel saraf. Satu dari dua ekspansi yang sangat panjang disebut akson. Serat saraf adalah
akson dari satu neuron. Dendrit dan badan sel saraf berfungsi sebagai pencetus impuls sedangkan akson
berfungsi sebagai pembawa impuls. Sel-sel saraf membentuk mata rantai yang panjang dari perifer ke
pusat dan sebaliknya, dengan demikian impuls dihantarkan secara berantai dari satu neuron ke neuron
lainnya. Tempat dimana terjadi kontak antara satu neuron ke neuron lainnya disebut sinaps.
Pengahantaran impuls dari satu neuron ke neuron lainnya berlangsung dengan perantaran zat kimia
yang disebut neurotransmitter
Jaringan Penunjang
Jaringan penunjang saraf terdiri atas neuroglia. Neuroglia adalah sel-sel penyokong untuk neuronneuron SSP, merupakan 40% dari volume otak dan medulla spinalis. Jumlahnya lebih banyak dari sel-sel
neuron dengan perbandingan sekitar 10 berbanding satu. Ada empat jenis sel neuroglia yaitu:
mikroglia, epindima, astrogalia, dan oligodendroglia
Mikroglia
Mempunyai sifat fagositosis, bila jaringan saraf rusak maka sel-sel ini bertugas untuk mencerna atau
menghancurkan sisa-sisa jaringan yang rusak. Jenis ini ditemukan diseluruh susunan saraf pusat dan di
anggap berperan penting dalam proses melawan infeksi. Sel-sel ini mempunyai sifat yang mirip dengan
sel histiosit yang ditemukan dalam jaringan penyambung perifer dan dianggap sebagai sel-sel yang
termasuk dalam sistem retikulo endotelial sel.
Epindima
Berperan dalam produksi cairan cerebrospinal. Merupakan neuroglia yang membatasi sistem ventrikel
susunan saraf pusat. Sel ini merupakan epitel dari pleksus choroideus ventrikel otak.
Astroglia
Berfungsi sebagai penyedia nutrisi esensial yang diperlukan oleh neuron dan membantu neuron
mempertahankan potensial bioelektris yang sesuai untuk konduksi dan transmisi sinaptik. Astroglia
mempunyai bentuk seperti bintang dengan banyak tonjolan. Astrosit berakhir pada pembuluh darah
sebagai kaki I perivaskuler dan menghubungkannya dalam sistem transpot cepat metabolik. Kalau ada
neuron-neuron yang mati akibat cidera, maka astrosit akan berproliferasi dan mengisi ruang yang
sebelumnya dihuni oleh badan sel saraf dan tonjolan-tonjolannya. Kalau jaringan SSP mengalami
kerusakan yang berat maka akan terbentuk suatu rongga yang dibatasi oleh astrosit
Oligodendroglia
Merupakan sel yang bertanggungjawab menghasilkan myelin dalam SSP. Setiap oligodendroglia
mengelilingi beberapa neuron, membran plasmanya membungkus tonjolan neuron sehingga terbentuk
lapisan myelin. Myelin merupakan suatu komplek putih lipoprotein yang merupakan insulasi sepanjang
tonjolan saraf. Myelin menghalangi aliran ion kalium dan natrium melintasi membran neuronal .
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan medula spinalis. SSP dibungkus oleh selaput meningen yang
berfungsi untuk melindungi otak dan medula spinalis dari benturan atau trauma. Meningen terdiri atas
tiga lapisan yaitu durameter, arachnoid dan piamater.
Rongga Epidural
Berada diantara tulang tengkorak dan durameter. Rongga ini berisi pembuluh darah dan jaringan lemak
yang berfungsi sebagai bantalan. Bila cidera mencapai lokasi ini akan menyebabkan perdarahan yang
hebat oleh karena pada lokasi ini banyak pembuluh darah sehingga mengakibatkan perdarahan epidural
Rongga Subdural
Berada diantara durameter dan arachnoid, rongga ini berisi berisi cairan serosa.
Rongga Sub Arachnoid
Terdapat diantara arachnoid dan piameter. Berisi cairan cerebrospinalis yang salah satu fungsinya
adalah menyerap guncangan atau shock absorber. Cedera yang berat disertai perdarahan dan memasuki
ruang sub arachnoid yang akan menambah volume CSF sehingga dapat menyebabkan kematian sebagai
akibat peningkatan tekanan intra kranial (TIK).
Otak
Otak, terdiri dari otak besar yang disebut cerebrum, otak kecil disebut cerebellum dan batang otak
disebut brainstem. Beberapa karateristik khas Otak orang dewasa yaitu mempunyai berat lebih kurang
2% dari berat badan dan mendapat sirkulasi darah sebenyak 20% dari cardiac out put serta
membutuhkan kalori sebesar 400 Kkal setiap hari. Otak merupakan jaringan yang paling banyak
menggunakan energi yang didukung oleh metabolisme oksidasi glukosa. Kebutuhan oksigen dan glukosa
otak relatif konstan, hal ini disebabkan oleh metabolisme otak yang merupakan proses yang terus
menerus tanpa periode istirahat yang berarti. Bila kadar oksigen dan glukosa kurang dalam jaringan
otak maka metabolisme menjadi terganggu dan jaringan saraf akan mengalami kerusakan. Secara
struktural, cerebrum terbagi menjadi bagian korteks yang disebut korteks cerebri dan sub korteks yang
disebut struktur subkortikal. Korteks cerebri terdiri atas korteks sensorik yang berfungsi untuk
mengenal ,interpretasi impuls sensosrik yang diterima sehingga individu merasakan, menyadari adanya
suatu sensasi rasa/indra tertentu. Korteks sensorik juga menyimpan sangat banyak data memori
sebagai hasil rangsang sensorik selama manusia hidup. Korteks motorik berfungsi untuk memberi
jawaban atas rangsangan yang diterimanya.
8. N. Statoacusticus
Saraf ini terdiri dari komponen saraf pendengaran dan saraf keseimbangan
9. N. Glossopharyngeus
Saraf ini mempersarafi lidah dan pharing. Saraf ini mengandung serabut sensori khusus. Komponen
motoris saraf ini mengurus otot-otot pharing untuk menghasilkan gerakan menelan. Serabut sensori
khusus mengurus pengecapan di lidah. Disamping itu juga mengandung serabut sensasi umum di bagian
belakang lidah, pharing, tuba, eustachius dan telinga tengah.
10 N. Vagus
Saraf ini terdiri dari tiga komponen: a) komponen motoris yang mempersarafi otot-otot pharing yang
menggerakkan pita suara, b) komponen sensori yang mempersarafi bagian bawah pharing, c) komponen
saraf parasimpatis yang mempersarafi sebagian alat-alat dalam tubuh.
11. N. Accesorius
Merupakan komponen saraf kranial yang berpusat pada nucleus ambigus dan komponen spinal yang dari
nucleus motoris segmen C 1-2-3. Saraf ini mempersarafi muskulus Trapezius dan
Sternocieidomastoideus.
12. Hypoglosus
Saraf ini merupakan saraf eferen atau motoris yang mempersarafi otot-otot lidah. Nukleusnya terletak
pada medulla di dasar ventrikularis IV dan menonjol sebagian pada trigonum hypoglosi.
Medula Spinalis
Medula spinalis merupakan perpanjangan medula oblongata ke arah kaudal di dalam kanalis vertebralis
mulai setinggi cornu vertebralis cervicalis I memanjang hingga setinggi cornu vertebralis lumbalis I - II.
Terdiri dari 31 segmen yang setiap segmennya terdiri dari satu pasang saraf spinal. Dari medula spinalis
bagian cervical keluar 8 pasang , dari bagian thorakal 12 pasang, dari bagian lumbal 5 pasang dan dari
bagian sakral 5 pasang serta dari coxigeus keluar 1 pasang saraf spinalis. Seperti halnya otak, medula
spinalispun terbungkus oleh selaput meninges yang berfungsi melindungi saraf spinal dari benturan atau
cedera.
Gambaran penampang medula spinalis memperlihatkan bagian-bagian substansia grissea dan substansia
alba. Substansia grisea ini mengelilingi canalis centralis sehingga membentuk columna dorsalis,
columna lateralis dan columna ventralis. Massa grisea dikelilingi oleh substansia alba atau badan putih
yang mengandung serabut-serabut saraf yang diselubungi oleh myelin. Substansi alba berisi berkasberkas saraf yang membawa impuls sensorik dari SST menuju SSP dan impuls motorik dari SSP menuju
SST. Substansia grisea berfungsi sebagai pusat koordinasi refleks yang berpusat di medula
spinalis.Disepanjang medulla spinalis terdapat jaras saraf yang berjalan dari medula spinalis menuju
otak yang disebut sebagai jaras acenden dan dari otak menuju medula spinalis yang disebut sebagai
jaras desenden. Subsatansia alba berisi berkas-berkas saraf yang berfungsi membawa impuls sensorik
dari sistem tepi saraf tepi ke otak dan impuls motorik dari otak ke saraf tepi. Substansia grisea
o Eferen: sel saraf yang membawa impuls dari pusat refleks ke sel efektor. Bila sel efektornya berupa
otot, maka eferen disebut juga neuron motorik (sel saraf /penggerak)
o Efektor: sel tubuh yang memberikan jawaban terakhir sebagai jawaban refleks. Dapat berupa sel otot
(otot jantung, otot polos atau otot rangka), sel kelenjar.
Sistem Saraf Tepi
Kumpulan neuron diluar jaringan otak dan medula spinalis membentuk sistem saraf tepi (SST). Secara
anatomik digolongkan ke dalam saraf-saraf otak sebanyak 12 pasang dan 31 pasang saraf spinal. Secara
fungsional, SST digolongkan ke dalam: a) saraf sensorik (aferen) somatik : membawa informasi dari
kulit, otot rangka dan sendi, ke sistem saraf pusat, b) saraf motorik (eferen) somatik : membawa
informasi dari sistem saraf pusat ke otot rangka, c) saraf sesnsorik (eferen) viseral : membawa
informasi dari dinding visera ke sistem saraf pusat, d) saraf mototrik (eferen) viseral : membawa
informasi dari sistem saraf pusat ke otot polos, otot jantung dan kelenjar. Saraf eferen viseral disebut
juga sistem saraf otonom. Sistem saraf tepi terdiri atas saraf otak (s.kranial) dan saraf spinal.
Saraf Otak (s.kranial)
Bila saraf spinal membawa informasi impuls dari perifer ke medula spinalis dan membawa impuls
motorik dari medula spinalis ke perifer, maka ke 12 pasang saraf kranial menghubungkan jaras-jaras
tersebut dengan batang otak. Saraf cranial sebagian merupakan saraf campuran artinya memiliki saraf
sensorik dan saraf motorik
Saraf Spinal
Tiga puluh satu pasang saraf spinal keluar dari medula apinalis dan kemudian dari kolumna vertabalis
melalui celah sempit antara ruas-ruas tulang vertebra. Celah tersebut dinamakan foramina
intervertebrelia. Seluruh saraf spinal merupakan saraf campuran karena mengandung serat-serat eferen
yang membawa impuls baik sensorik maupun motorik. Mendekati medula spinalis, serat-serat eferen
memisahkan diri dari serat serat eferen. Serat eferen masuk ke medula spinalis membentuk akar
belakang (radix dorsalis), sedangkan serat eferen keluar dari medula spinalis membentuk akar depan
(radix ventralis). Setiap segmen medula spinalis memiliki sepasang saraf spinal, kanan dan kiri.
Sehingga dengan demikian terdapat 8 pasang saraf spinal servikal, 12 pasang saraf spinal torakal, 5
pasang saraf spinal lumbal, 5 pasang saraf spinal sakral dan satu pasang saraf spinal koksigeal. Untuk
kelangsungan fungsi integrasi, terdapat neuron-neuron penghubung disebut interneuron yang tersusun
sangat bervariasi mulai dari yang sederhana satu interneuron sampai yang sangat kompleks banyak
interneuron. Dalam menyelenggarakan fungsinya, tiap saraf spinal melayani suatu segmen tertentu
pada kulit, yang disebut dermatom. Hal ini hanya untuk fungsi sensorik. Dengan demikian gangguan
sensorik pada dermatom tertentu dapat memberikan gambaran letak kerusakan.
Sistem Saraf Somatik
Dibedakan 2 berkas saraf yaitu saraf eferen somatik dan eferen viseral. Saraf eferen somatik :
membawa impuls motorik ke otot rangka yang menimbulkan gerakan volunter yaitu gerakan yang
dipengaruhi kehendak. Saraf eferen viseral : membawa impuls mototrik ke otot polos, otot jantung dan
kelenjar yang menimbulkan gerakan/kegiatan involunter (tidak dipengaruhi kehendak). Saraf-saraf
eferen viseral dengan ganglion tempat sinapnya dikenal dengan sistem saraf otonom yang keluar dari
segmen medula spinalis torakal 1 Lumbal 2 disebut sebagai divisi torako lumbal (simpatis). Serat
eferen viseral terdiri dari eferen preganglion dan eferen postganglion. Ganglion sistem saraf simpatis
membentuk mata rantai dekat kolumna vertebralis yaitu sepanjang sisiventrolateral kolumna
vertabralis, dengan serat preganglion yang pendek dan serat post ganglion yang panjang. Ada tiga
ganglion simpatis yang tidak tergabung dalam ganglion paravertebralis yaitu ganglion kolateral yang
terdiri dari ganglion seliaka, ganglion mesenterikus superior dan ganglion mesenterikus inferior.
Ganglion parasimpatis terletak relatif dekat kepada alat yang disarafinya bahkan ada yang terletak
didalam organ yang dipersarafi.
Semua serat preganglion baik parasimpatis maupun simpatis serta semua serat postganglion
parasimpatis, menghasilkan asetilkolin sebagai zat kimia perantara. Neuron yang menghasilkan
asetilkolin sebagai zat kimia perantara dinamakan neuron kolinergik sedangkan neuron yang
menghasilkan nor-adrenalin dinamakan neuron adrenergik. Sistem saraf parasimpatis dengan demikian
dinamakan juga sistem saraf kolinergik, sistem saraf simpatis sebagian besar merupakan sistem saraf
adrenergik dimana postganglionnya menghasilkan nor-adrenalin dan sebagian kecil berupa sistem saraf
kolinergik dimana postganglionnya menghasilkan asetilkolin. Distribusi anatomik sistem saraf otonom ke
alat-alat visera, memperlihatkan bahwa terdapat keseimbangan pengaruh simpatis dan parasimpatis
pada satu alat. Umumnya tiap alat visera dipersarafi oleh keduanya. Bila sistem simpatis yang sedang
meningkat, maka pengaruh parasimpatis terhadap alat tersebut kurang tampak, dan sebaliknya. Dapat
dikatakan pengaruh simpatis terhadap satu alat berlawanan dengan pengaruh parasimpatisnya.
Misalnya peningkatan simpatis terhadap jantung mengakibatkan kerja jantung meningkat, sedangkan
pengaruh parasimpatis menyebabkan kerja jantung menurun. Terhadap sistem pencernaan, simpatis
mengurangi kegiatan, sedangkan parasimpatis meningkatkan kegiatan pencernaan. Atau dapat pula
dikatakan, secara umum pengaruh parasimpatis adalah anabolik, sedangkan pengaruh simpatis adalah
katabolik.
Sirkulasi Darah pada Sistem Saraf Pusat
Sirkulasi darah pada sistem saraf terbagi atas sirkulasi pada otak dan medula spinalis. Dalam keadaan
fisiologik jumlah darah yang dikirim ke otak sebagai blood flow cerebral adalah 20% cardiac out put
atau 1100-1200 cc/menit untuk seluruh jaringan otak yang berat normalnya 2% dari berat badan orang
dewasa. Untuk mendukung tercukupinya suplai oksigen, otak mendapat sirkulasi yang didukung oleh
pembuluh darah besar.
Suplai Darah Otak
1. Arteri Carotis Interna kanan dan kiri
Arteri communicans posterior
Arteri ini menghubungkan arteri carotis interna dengan arteri cerebri posterior
Arteri choroidea anterior, yang nantinya membentuk plexus choroideus di dalam ventriculus lateralis
Arteri cerebri anterrior
Bagian ke frontal disebelah atas nervus opticus diantara belahan otak kiri dan kanan. Ia kemudian akan
menuju facies medialis lobus frontalis cortex cerebri. Daerah yang diperdarahi arteri ini adalah: a)
facies medialis lobus frontalis cortex cerebro, b) facies medialis lobus parietalis, c) facies convexa
lobus frontalis cortex cerebri, d) facies convexa lobus parietalis cortex cerebri, e) Arteri cerebri media
Arteri cerebri media
2. Arteri Vertebralis kanan dan kiri
Arteri Cerebri Media
Berjalan lateral melalui fossa sylvii dan kemudian bercabang-cabang untuk selanjutnya menuju daerah
insula reili. Daerah yang disuplai darah oleh arteri ini adalah Facies convexa lobus frontalis coretx
cerebri mulai dari fissura lateralis sampai kira-kira sulcus frontalis superior, facies convexa lobus
parielatis cortex cerebri mulai dari fissura lateralis sampai kira-kira sulcus temporalis media dan facies
lobus temporalis cortex cerebri pada ujung frontal.
Arteri Vertebralis kanan dan kiri
Arteri vertebralis dipercabangkan oleh arteri sub clavia. Arteri ini berjalan ke kranial melalui foramen
transversus vertebrae ke enam sampai pertama kemudian membelok ke lateral masuk ke dalam
foramen transversus magnum menuju cavum cranii. Arteri ini kemudian berjalan ventral dari medula
oblongata dorsal dari olivus, caudal dari tepi caudal pons varolii. Arteri vertabralis kanan dan kiri akan
bersatu menjadi arteri basilaris yang kemudian berjalan frontal untuk akhirnya bercabang menjadi dua
yaitu arteri cerebri posterior kanan dan kiri. Daerah yang diperdarahi oleh arteri cerbri posterior ini
adalah facies convexa lobus temporalis cortex cerebri mulai dari tepi bawah sampai setinggi sulcus
temporalis media, facies convexa parietooccipitalis, facies medialis lobus occipitalis cotex cerebri dan
lobus temporalis cortex cerebri. Anastomosis antara arteri-arteri cerebri berfungsi utnuk menjaga agar
aliran darah ke jaringan otak tetap terjaga secara continue. Sistem carotis yang berasal dari arteri
carotis interna dengan sistem vertebrobasilaris yang berasal dari arteri vertebralis, dihubungkan oleh
circulus arteriosus willisi membentuk Circle of willis yang terdapat pada bagian dasar otak. Selain itu
terdapat anastomosis lain yaitu antara arteri cerebri media dengan arteri cerebri anterior, arteri
cerebri media dengan arteri cerebri posterior.
Suplai Darah Medula Spinalis
Medula spinalis mendapat dua suplai darah dari dua sumber yaitu: 1) arteri Spinalis anterior yang
merupakan percabangan arteri vertebralis, 2) arteri Spinalis posterior, yang juga merupakan
percabangan arteri vertebralis.
Antara arteri spinalis tersebut diatas terdapat banyak anastomosis sehingga merupakan anyaman plexus
yang mengelilingi medulla spinalis dan disebut vasocorona. Vena di dalam otak tidak berjalan bersamasama arteri. Vena jaringan otak bermuara di jalan vena yang terdapat pada permukaan otak dan dasar
otak. Dari anyaman plexus venosus yang terdapat di dalam spatum subarachnoid darah vena dialirkan
kedalam sistem sinus venosus yang terdapat di dalam durameter diantara lapisan periostum dan selaput
otak.
Cairan Cerebrospinalis (CSF)
Cairan cerebrospinalis atau banyak orang terbiasa menyebutnya cairan otak merupakan bagian yang
penting di dalam SSP yang salah satu fungsinya mempertahankan tekanan konstan dalam kranium.
Cairan ini terbentuk di Pleksus chroideus ventrikel otak, namun bersirkulasi disepanjang rongga sub
arachnoid dan ventrikel otak. Pada orang dewasa volumenya berkisar 125 cc, relatif konstan dalam
produksi dan absorbsi. Absorbsi terjadi disepanjang sub arachnoid oleh vili arachnoid. Ada empat buah
rongga yang saling berhubungan yang disebut ventrikulus cerebri tempat pembentukan cairan ini yaitu:
1) ventrikulus lateralis , mengikuti hemisfer cerebri, 2) ventrikulus lateralis II, 3) ventrikulus tertius III
dtengah-tengah otak, dan 4) ventrikulus quadratus IV, antara pons varolli dan medula oblongata.
Ventrikulus lateralis berhubungan dengan ventrikulus tertius melalui foramen monro. Ventrikulus
tertius dengan ventrikulus quadratus melalui foramen aquaductus sylvii yang terdapat di dalam
mesensephalon. Pada atap ventrukulus quadratus bagian tengah kanan dan kiri terdapat lubang yang
disebut foramen Luscka dan bagian tengah terdapat lubang yang disebut foramen magendi. Sirkulasi
cairan otak sangat penting dipahami karena bebagai kondisi patologis dapat terjadi akibat perubahan
produksi dan sirkulasi cairan otak. Cairan otak yang dihasilkan oleh flexus ventrikulus lateralis
kemudian masuk kedalam ventrikulus lateralis, dari ventrikulus lateralis kanan dan kiri cairan otak
mengalir melalui foramen monroi ke dalam ventrikulus III dan melalui aquaductus sylvii masuk ke
ventrikulus IV. Seterusnya melalui foramen luscka dan foramen megendie masuk kedalam spastium sub
arachnoidea kemudian masuk ke lakuna venosa dan selanjutnya masuk kedalam aliran darah.
Fungsi Cairan Otak
1. Sebagai bantalan otak agar terhindar dari benturan atau trauma pada kepala
2. Mempertahankan tekanan cairan normal otak yaitu 10 20 mmHg
3. Memperlancar metabolisme dan sirkulasi darah diotak.
Komposisi Cairan Otak
1. Warna : Jernih , disebut Xanthocrom
2. Osmolaritas pada suhu 30 C : 281 mOSM
3. Keseimbangan asam basa
a. PH : 7,31
b. PCO2 : 47,9 mmHg
c. HCO3 : 22,9 mEq/lt
d. Ca : 2,32mEq/lt
e. Cl : 113 127 mEq/lt
f. Creatinin : 0,4 1,5 mg%
g. Glukosa : 54 80 mg%
h. SGOT : 0 - 19 unit
i. LDH : 8 50 unit
j. Posfat : 1,2 2,1 mg%
k. Protein : 20 40 mg% pada cairan Lumbal
15 25 mg% pada cairan Cisterna
5 25 mg% pada cairan Ventrikuler
l. Elektroporesis Protein LCS:
Prealbumin : 4,6 %
Albumin : 49,5%
Alpha 1 Globulin : 6,7%
Alpha 2 Globulin : 8,7%
Beta dan Lamda Globulin : 18,5%
Gamma Globulin : 8,2%
ANATOMIFISIOLOGISISTEMSARAF
Neuron motorik (neuron eferen)mentranmisikan impuls saraf darii system saraf pusat
menuju efektor..Yng termasuk evektor adalah otot ,kelenjar keringat,dan kelenjar
oksokrin
Fungsi neuron : menghantarkan impuls saraf keseluruh tubuh (somatik dan viseral)
Impuls neuron bersifat listrik disepanjang neuron dan bersifat kimia diantara neuron (celah
sinap / cleft sinaptik)
Zat kimia yg disinteis neuron & disimpan didalam vesikel ujung akson disebut neurotransmiter
yg dpt menyalurkan impuls
Contoh neurotransmiter : asetilcolin, norefineprin, dopamin, serotonin, gama-aminobutirat
(GABA)
2. Sel penyokong (Neuroglia pada SSP & sel schwann pada SST). Ada 4 neuroglia
Mikroglia
:
berperan
sbg
fagosit
Ependima
:
berperan
dlm
produksi
CSF
- Astrosit : berperan menyediakan nutrisi neuron dan mempertahankan potensial biolelektrik
- Oligodendrosit : menghasilkan mielin pd SSP yg merupakan selubung neuron
3.
- komplek
protein
lemak
berwarna
putih
yg
menutupi
tonjolan
saraf
Mielin
(neuron)
menghalangi
aliran
ion
Na
&
K
melintasi
membran
neural.
daerah
yg
tidak
bermielin
disebut
nodus
ranvier
- transmisi impuls pd saraf bermelin lebih cepat dari pada yg tak bermelin, karena adanya
loncatan impuls dari satu nodus kenodus lainnya (konduksi saltatorik)
3.
pusat
sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada
otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah.
Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan
bagian korteks berupa materi putih.
Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil
(serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat
talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas
(dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan
pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka
gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
serebelum terdiri dari 3 bagian yang secara fungsional berbeda,yang diperkirakan terbentuk
secara berurutan selama evolusi.
1. Vestibuloserebelum penting untuk mempertahankan keseimbanagan dan
mengontrol gerakan mata
2. Spinoserabelum mengatur tonus otot dan gerakan volunteer yang terampil dan
koodinasi.SSewaktu daerah-daerah motorik korteks mengirim pesan keotot-otot
untuk melaksanakan gerakan tetentu ,spinoserebelum juga diberi informasi
mengenai perintah motorik yang diinginkan.
3. Serebroserebelum berperan dalm pencernaan dan inisisasi aktifitas volunteer
dengan memberikan masukan kedaerah motrik korteks.
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke
otak. Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung,
tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan
berkedip.
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga
menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
Berdasarkan
letaknya,
Telensefalon
Diensefalon
Mesensefalon
Metensefalon
Mielensefalon (marrow brain)
Telensefalon(end
kortek
sistem
limbik
Diensefalon
Epitalamus
Talamus
Subtalamus
Hipotalamus
Mesensefalon
Kolikulus
Kolikulus
Substansia nigra
otak
dapat
dibagi
(end
(inter
(mid
(after
menjadi
brain) terdiri
Hemisfer
(Bangsal
(inter
(mid
ganglia,
brain)
hipokampus,
terdiri
brain) terdiri
lima
yaitu:
brain)
brain)
brain)
brain)
dari:
serebri
serebri
Amigdala)
dari:
dari:
superior
inferior
Metensefalon
Pons
Serebelum
Mielensefalon
Medula oblongata
(after
brain) terdiri
dari:
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,
sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang
melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas
disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor
dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari
sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat
badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf
sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor
Suplai
Otak
mendapat
suplai
1.
Arteri
2. Arteri vertebro basiler
darah
darah
dari
2
arteri
karotis
besar,
otak
yaitu
:
interna
Sistem saraf tepi adalah sistem saraf di luar sistem saraf pusat, untuk menjalankan otot dan
organ tubuh.
Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf tepi tidak dilindungi tulang, membiarkannya
rentan terhadap racun dan luka mekanis.
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf
otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan
saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak
saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari
otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang
belakang.
1.
2.
3.
empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.
Gambar
Otak dilihat dari bawah menunjukkan saraf kranial
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati
leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf
otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf
pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya,
saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf
punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah
pleksus yaitu sebagai berikut.
a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher,
bahu,
dan
diafragma.
b.Pleksus
brachialis mempengaruhi
bagian
tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.
2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum
tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa
jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk
ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan
yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem
saraf
otonom
dapat
dibagi
atas
sistem
saraf simpatik dan
sistem
sarafparasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada
posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang
menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion
pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena
ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf
parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah
dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
Parasimpatik
mengecilkan pupil
menstimulasi aliran ludah
memperlambat denyut jantung
membesarkan bronkus
menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
mengerutkan kantung kemih
Simpatik
memperbesar pupil
menghambat aliran ludah
mempercepat denyut jantung
mengecilkan bronkus
menghambat sekresi kelenjar pencernaan
menghambat kontraksi kandung kemih
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) dan sel-sel penyokong (neuroglia dan Sel
Schwann). Kedua sel tersebut demikian erat berikatan dan terintegrasi satu sama lain sehingga
bersama-sama berfungsi sebagai satu unit. Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat
(SSP) dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis. Sistem
saraf tepi terdiri dari neuron aferen dan eferen sistem saraf somatis dan neuron sistem saraf
autonom (viseral). Otak dibagi menjadi telensefalon, diensefalon, mesensefalon, metensefalon,
dan mielensefalon. Medula spinalis merupakan suatu struktur lanjutan tunggal yang memanjang
dari medula oblongata melalui foramen magnum dan terus ke bawah melalui kolumna
vertebralis sampai setinggi vertebra lumbal 1-2. Secara anatomis sistem saraf tepi dibagi
menjadi 31 pasang saraf spinal dan 12 pasang saraf kranial. Suplai darah pada sistem saraf
pusat dijamin oleh dua pasang arteria yaitu arteria vertebralis dan arteria karotis interna, yang
cabang-cabangnya akan beranastomose membentuk sirkulus arteriosus serebri Wilisi. Aliran
venanya melalui sinus dura matris dan kembali ke sirkulasi umum melalui vena jugularis
interna.
(Wilson.
2005,
Budianto.
2005,
Guyton.
1997)
Membran plasma dan selubung sel membentuk membran semipermeabel yang memungkinkan
difusi ion-ion tertentu melalui membran ini, tetapi menghambat ion lainnya. Dalam keadaan
istirahat (keadaan tidak terstimulasi), ion-ion K+ berdifusi dari sitoplasma menuju cairan
jaringan melalui membran plasma. Permeabilitas membran terhadap ion K+ jauh lebih besar
daripada permeabilitas terhadap Na+ sehingga aliran keluar (efluks) pasif ion K+ jauh lebih
besar daripada aliran masuk (influks) Na+. Keadaan ini memngakibatkan perbedaan potensial
tetap sekitar -80mV yang dapat diukur di sepanjang membran plasma karena bagian dalam
membran lebih negatif daripada bagian luar. Potensial ini dikenal sebagai potensial istirahat
(resting
potential).
(Snell.
2007)
Bila sel saraf dirangsang oleh listrik, mekanik, atau zat kimia, terjadi perubahan yang cepat
pada permeabilitas membran terhadap ion Na+ dan ion Na+ berdifusi melalui membran plasma
dari jaringan ke sitoplasma. Keadaan tersebut menyebabkan membran mengalami depolarisasi.
Influks cepat ion Na+ yang diikuti oleh perubahan polaritas disebut potensial aksi, besarnya
sekitar +40mV. Potensial aksi ini sangat singkat karena hanya berlangsung selama sekitar
5msec. Peningkatan permeabilitas membran terhadap ion Na+ segera menghilang dan diikuti
oleh peningkatan permeabilitas terhadap ion K+ sehingga ion K+ mulai mengalir dari sitoplasma
sel dan mengmbalikan potensial area sel setempat ke potensial istirahat. Potensial aksi akan
menyebar dan dihantarkan sebagai impuls saraf. Begitu impuls menyebar di daerah plasma
membran tertentu potensial aksi lain tidak dapat segera dibangkitkan. Durasi keadaan yang
tidak dapat dirangsang ini disebut periode refrakter. Stimulus inhibisi diperkirakan menimbulkan
efek dengan menyebabkan influks ion Cl- melalui membran plasma ke dalam neuron sehingga
menimbulkan hiperpolarisasi dan mengurangi eksitasi sel. (Snell. 2007)
Istilah Penting
Afasia
Akson (neuron)
Dendrit
Efektor
Gerak refleks
Gerak sadar
Gaglia
Impuls
Medulla oblongata
Medulla spinalis
Neuron
Sel saraf.
Neuron asosiasi
Neuron bipolar
Neuron unipolar
Neuron motorik
Neuron sensorik
Nuklei
Nodus Ranvier
Pedunkel
Reseptor
Selubung myelin
Sinapsis
Vesikula
Ventrikel
MAY
20
Saraf
Sistem
yang
berhubungan
dengan
koordinasi
saraf
2.Granula Nissl : Kelompok retikulum Endoplasma kasar yang berhubungan dengan sintesis
protein
3.Neurotransmitter
Pembawa
pesan
kimia
dalam
menanggapi
ransang
4.Dendrit : serabut saraf yang berfungsi mengirimkan informasi dalam bentuk rangsangan
elektrokimiawi
5. Durameter : terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai
endostium,
tulang
dan
kepala.
lapisan
Di
lain
antara
sebagai
tulang
duramater
kepala
yang
dengan
mudah
duramater
dilepaskan
terdapat
dari
rongga
epidural.
6. Arachnoidea mater : disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya
terdapat
cairan
yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran
araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari
bahaya
kerusakan
mekanik.
yang
berkaitan
dengan
kepandaian
(intelegensi),
ingatan
(memori),
kesadaran,
dan
pertimbangan.
9. Otak tengah (mesensefalon) : Otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata
seperti
penyempitan
pupil
mata,
dan
juga
merupakan
pusat
pendengaran.
10. Otak kecil (serebelum) : Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot
yang
terjadi
secara
sadar,
keseimbangan,
dan
posisi
tubuh.
Bila
ada
rangsangan
yang
merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
11. Sumsum sambung (medulla oblongata) : Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang
datang
dari
spinalis
medula
menuju
ke
otak.
12. Jembatan varol (pons varoli) : Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak
kecil
dan
bagian
kanan,
juga
menghubungkan
otak
besar
kiri
dan
sumsum
tulang
belakang.
13.
Afasia
Hilangnya
daya
ingat.
14. Akson (neuron) : Penjuluran sitoplasma yang panjang pada neuron. Akson berfungsi
menghantarkan
ransangan
dari
satu
neuron
ke
neuron
yang
lainnya.
15. Efektor : Bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh pengantar
impuls.
16.
Gerak
refleks
17.
Gerak
sadar
Gerak
:
yang
Gerak
berlangsung
yang
terjadi
tanpa
disadari.
karena
disengaja.
18. Impuls : Rangsang atau pesan yang diterima oleh reseptor dari luar lingkungan.
19.
Medulla
spinalis
Sumsum
tulang
belakang
20. Neuron asosiasi : Sel saraf yang menghantarkan rangsangan dari neuron sensorik menuju
neuron
motorik.
21.
Neuron
bipolar
22.
Neuron
unipolar
Neuron
Neuron
yang
yang
memiliki
memiliki
satu
satu
akson
buah
dan
akson
satu
yang
dendrit.
bercabang.
23. Neuron motorik : Sel saraf yang menghantarkan impuls dari saraf pusat ke otot atau kelenjar.
24.
Neuron
multipolar
Neuron
yang
memiliki
satu
akson
dan
sejumlah
dendrit.
25. Neuron sensorik : Sel saraf yang menghanatarkan impuls dari indera ke saraf pusat.
26. Nodus Ranvier : Bagian dari akson yang tidak terbungkus oleh selubung myelin dan berfungsi
untuk
27.
28.
mempercepat
Reseptor
Selubung
myelin
Alat
:
Selubung
jalannya
penerima
bagian
dalam
rangsangan.
rangsangan
yang
langsung
atau
melapisi
impuls.
akson.
29. Sinapsis : Hubungan antara ujung akson dari sebuah neuron dengan ujung dendrit dari
neuron yang lain.
Tujuan penulisan: