Anda di halaman 1dari 30

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF (NEUROLOGI KLINIK)

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF


Struktur dan FungsiSistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron dan jaringan
penunjang yang disebut neuroglia . Tersusun membentuk sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi
(SST). SSP terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf tepi merupakan susunan saraf
diluar SSP yang membawa pesan ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem persarafan berfungsi dalam
mempertahankan kelangsungan hidup melalui berbagai mekanisme sehingga tubuh tetap mencapai
keseimbangan. Stimulasi yang diterima oleh tubuh baik yang bersumber dari lingkungan internal
maupun eksternal menyebabkan berbagai perubahan dan menuntut tubuh dapat mengadaptasi sehingga
tubuh tetap seimbang. Upaya tubuh dalam mengadaptasi perubahan berlangsung melalui kegiatan saraf
yang dikenal sebagai kegiatan refleks. Bila tubuh tidak mampu mengadaptasinya maka akan terjadi
kondisi yang tidak seimbang atau sakit.
Stimulasi dapat Menghasilkan Suatu Aktifitas
Stimulasi diterima oleh reseptor sistem saraf yang selanjutnya akan dihantarkan oleh sistem saraf tepi
dalam bentuk impuls listrik ke sistem saraf pusat. Bagian sistem saraf tepi yang menerima rangsangan
disebut reseptor, dan diteruskan menuju sistem saraf pusat oleh sistem saraf sensoris. Pada sistem
saraf pusat impuls diolah dan diinterpretasi untuk kemudian jawaban atau respon diteruskan kembali
melalui sistem saraf tepi menuju efektor yang berfungsi sebagai pencetus jawaban akhir. Sistem saraf
yang membawa jawaban atau respon adalah sistem saraf motorik. Bagian sistem saraf tepi yang
mencetuskan jawaban disebut efektor. Jawaban yang terjadi dapat berupa jawaban yang dipengaruhi
oleh kemauan (volunter) dan jawaban yang tidak dipengaruhi oleh kemauan (involunter). Jawaban
volunter melibatkan sistem saraf somatis sedangkan yang involunter melibatkan sistem saraf otonom.
Efektor dari sitem saraf somatik adalah otot rangka sedangkan untuk sistem saraf otonom, efektornya
adalah otot polos, otot jantung dan kelenjar sebasea.
Fungsi Saraf
1. Menerima informasi (rangsangan) dari dalam maupun dari luar tubuh melalui saraf sensori . Saraf
sensori disebut juga Afferent Sensory Pathway.
2. Mengkomunikasikan informasi antara sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat.
3. Mengolah informasi yang diterima baik ditingkat medula spinalis maupun di otak untuk selanjutnya
menentukan jawaban atau respon.
4. Mengantarkan jawaban secara cepat melalui saraf motorik ke organ-organ tubuh sebagai kontrol
atau modifikasi dari tindakan. Saraf motorik disebut juga Efferent Motorik Pathway.
Sel Saraf (Neuron)
Merupakan sel tubuh yang berfungsi mencetuskan dan menghantarkan impuls listrik. Neuron merupakan
unit dasar dan fungsional sistem saraf yang mempunyai sifat exitability artinya siap memberi respon

saat terstimulasi.
Satu sel saraf mempunyai badan sel
disebut soma yang mempunyai satu atau lebih tonjolan disebut dendrit. Tonjolan-tonjolan ini keluar
dari sitoplasma sel saraf. Satu dari dua ekspansi yang sangat panjang disebut akson. Serat saraf adalah
akson dari satu neuron. Dendrit dan badan sel saraf berfungsi sebagai pencetus impuls sedangkan akson
berfungsi sebagai pembawa impuls. Sel-sel saraf membentuk mata rantai yang panjang dari perifer ke
pusat dan sebaliknya, dengan demikian impuls dihantarkan secara berantai dari satu neuron ke neuron
lainnya. Tempat dimana terjadi kontak antara satu neuron ke neuron lainnya disebut sinaps.
Pengahantaran impuls dari satu neuron ke neuron lainnya berlangsung dengan perantaran zat kimia
yang disebut neurotransmitter
Jaringan Penunjang
Jaringan penunjang saraf terdiri atas neuroglia. Neuroglia adalah sel-sel penyokong untuk neuronneuron SSP, merupakan 40% dari volume otak dan medulla spinalis. Jumlahnya lebih banyak dari sel-sel
neuron dengan perbandingan sekitar 10 berbanding satu. Ada empat jenis sel neuroglia yaitu:
mikroglia, epindima, astrogalia, dan oligodendroglia
Mikroglia
Mempunyai sifat fagositosis, bila jaringan saraf rusak maka sel-sel ini bertugas untuk mencerna atau
menghancurkan sisa-sisa jaringan yang rusak. Jenis ini ditemukan diseluruh susunan saraf pusat dan di
anggap berperan penting dalam proses melawan infeksi. Sel-sel ini mempunyai sifat yang mirip dengan
sel histiosit yang ditemukan dalam jaringan penyambung perifer dan dianggap sebagai sel-sel yang
termasuk dalam sistem retikulo endotelial sel.
Epindima
Berperan dalam produksi cairan cerebrospinal. Merupakan neuroglia yang membatasi sistem ventrikel
susunan saraf pusat. Sel ini merupakan epitel dari pleksus choroideus ventrikel otak.
Astroglia
Berfungsi sebagai penyedia nutrisi esensial yang diperlukan oleh neuron dan membantu neuron
mempertahankan potensial bioelektris yang sesuai untuk konduksi dan transmisi sinaptik. Astroglia
mempunyai bentuk seperti bintang dengan banyak tonjolan. Astrosit berakhir pada pembuluh darah
sebagai kaki I perivaskuler dan menghubungkannya dalam sistem transpot cepat metabolik. Kalau ada
neuron-neuron yang mati akibat cidera, maka astrosit akan berproliferasi dan mengisi ruang yang
sebelumnya dihuni oleh badan sel saraf dan tonjolan-tonjolannya. Kalau jaringan SSP mengalami
kerusakan yang berat maka akan terbentuk suatu rongga yang dibatasi oleh astrosit

Oligodendroglia
Merupakan sel yang bertanggungjawab menghasilkan myelin dalam SSP. Setiap oligodendroglia
mengelilingi beberapa neuron, membran plasmanya membungkus tonjolan neuron sehingga terbentuk
lapisan myelin. Myelin merupakan suatu komplek putih lipoprotein yang merupakan insulasi sepanjang
tonjolan saraf. Myelin menghalangi aliran ion kalium dan natrium melintasi membran neuronal .
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan medula spinalis. SSP dibungkus oleh selaput meningen yang
berfungsi untuk melindungi otak dan medula spinalis dari benturan atau trauma. Meningen terdiri atas
tiga lapisan yaitu durameter, arachnoid dan piamater.
Rongga Epidural
Berada diantara tulang tengkorak dan durameter. Rongga ini berisi pembuluh darah dan jaringan lemak
yang berfungsi sebagai bantalan. Bila cidera mencapai lokasi ini akan menyebabkan perdarahan yang
hebat oleh karena pada lokasi ini banyak pembuluh darah sehingga mengakibatkan perdarahan epidural
Rongga Subdural
Berada diantara durameter dan arachnoid, rongga ini berisi berisi cairan serosa.
Rongga Sub Arachnoid
Terdapat diantara arachnoid dan piameter. Berisi cairan cerebrospinalis yang salah satu fungsinya
adalah menyerap guncangan atau shock absorber. Cedera yang berat disertai perdarahan dan memasuki
ruang sub arachnoid yang akan menambah volume CSF sehingga dapat menyebabkan kematian sebagai
akibat peningkatan tekanan intra kranial (TIK).
Otak
Otak, terdiri dari otak besar yang disebut cerebrum, otak kecil disebut cerebellum dan batang otak
disebut brainstem. Beberapa karateristik khas Otak orang dewasa yaitu mempunyai berat lebih kurang
2% dari berat badan dan mendapat sirkulasi darah sebenyak 20% dari cardiac out put serta
membutuhkan kalori sebesar 400 Kkal setiap hari. Otak merupakan jaringan yang paling banyak
menggunakan energi yang didukung oleh metabolisme oksidasi glukosa. Kebutuhan oksigen dan glukosa
otak relatif konstan, hal ini disebabkan oleh metabolisme otak yang merupakan proses yang terus
menerus tanpa periode istirahat yang berarti. Bila kadar oksigen dan glukosa kurang dalam jaringan
otak maka metabolisme menjadi terganggu dan jaringan saraf akan mengalami kerusakan. Secara
struktural, cerebrum terbagi menjadi bagian korteks yang disebut korteks cerebri dan sub korteks yang
disebut struktur subkortikal. Korteks cerebri terdiri atas korteks sensorik yang berfungsi untuk
mengenal ,interpretasi impuls sensosrik yang diterima sehingga individu merasakan, menyadari adanya
suatu sensasi rasa/indra tertentu. Korteks sensorik juga menyimpan sangat banyak data memori
sebagai hasil rangsang sensorik selama manusia hidup. Korteks motorik berfungsi untuk memberi
jawaban atas rangsangan yang diterimanya.

Struktur sub kortikal


a. Basal ganglia; melaksanakan fungsi motorik dengan merinci dan mengkoordinasi gerakan dasar,
gerakan halus atau gerakan trampil dan sikap tubuh.
b. Talamus; merupakan pusat rangsang nyeri
c. Hipotalamus; pusat tertinggi integrasi dan koordinasi sistem saraf otonom dan terlibat dalam
pengolahan perilaku insting seperti makan, minum, seks dan motivasi
d. Hipofise
Bersama dengan hipothalamus mengatur kegiatan sebagian besar kelenjar endokrin
dalam sintesa dan pelepasan hormon.
Cerebrum
Terdiri dari dua belahan yang disebut hemispherium cerebri dan keduanya dipisahkan oleh fisura
longitudinalis. Hemisperium cerebri terbagi menjadi hemisper kanan dan kiri. Hemisper kanan dan kiri
ini dihubungkan oleh bangunan yang disebut corpus callosum. Hemisper cerebri dibagi menjadi lobuslobus yang diberi nama sesuai dengan tulang diatasnya, yaitu:
1. Lobus frontalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang frontalis
2. Lobus parietalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang parietalis
3. Lobus occipitalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang occipitalis
4. Lobus temporalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang temporalis
Cerebelum (Otak Kecil)
Terletak di bagian belakang kranium menempati fosa cerebri posterior di bawah lapisan durameter
Tentorium Cerebelli. Di bagian depannya terdapat batang otak. Berat cerebellum sekitar 150 gr atau 88% dari berat batang otak seluruhnya. Cerebellum dapat dibagi menjadi hemisper cerebelli kanan dan
kiri yang dipisahkan oleh vermis. Fungsi cerebellum pada umumnya adalah mengkoordinasikan gerakangerakan otot sehingga gerakan dapat terlaksana dengan sempurna.
Batang Otak atau Brainstern
Terdiri atas diencephalon, mid brain, pons dan medula oblongata. Merupakan tempat berbagai macam
pusat vital seperti pusat pernafasan, pusat vasomotor, pusat pengatur kegiatan jantung dan pusat
muntah, bersin dan batuk.
Komponen Saraf Kranial
a. Komponen sensorik somatik : N I, N II, N VIII

b. Komponen motorik omatik : N III, N IV, N VI, N XI, N XII


c. Komponen campuran sensorik somatik dan motorik somatik : N V, N VII, N IX, N X
d. Komponen motorik viseral
Eferen viseral merupakan otonom mencakup N III, N VII, N IX, N X. Komponen eferen viseral yang 'ikut'
dengan beberapa saraf kranial ini, dalam sistem saraf otonom tergolong pada divisi parasimpatis
kranial.
1. N. Olfactorius
Saraf ini berfungsi sebagai saraf sensasi penghidu, yang terletak dibagian atas dari mukosa hidung di
sebelah atas dari concha nasalis superior.
2. N. Optikus
Saraf ini penting untuk fungsi penglihatan dan merupakan saraf eferen sensori khusus. Pada dasarnya
saraf ini merupakan penonjolan dari otak ke perifer.
3. N. Oculomotorius
Saraf ini mempunyai nucleus yang terdapat pada mesensephalon. Saraf ini berfungsi sebagai saraf
untuk mengangkat bola mata
4. N. Trochlearis
Pusat saraf ini terdapat pada mesencephlaon. Saraf ini mensarafi muskulus oblique yang berfungsi
memutar bola mata
5. N. Trigeminus
Saraf ini terdiri dari tiga buah saraf yaitu saraf optalmikus, saraf maxilaris dan saraf mandibularis yang
merupakan gabungan saraf sensoris dan motoris. Ketiga saraf ini mengurus sensasi umum pada wajah
dan sebagian kepala, bagian dalam hidung, mulut, gigi dan meningen.
6. N. Abducens
Berpusat di pons bagian bawah. Saraf ini menpersarafi muskulus rectus lateralis. Kerusakan saraf ini
dapat menyebabkan bola mata dapat digerakan ke lateral dan sikap bola mata tertarik ke medial
seperti pada Strabismus konvergen.
7. N. Facialias
Saraf ini merupakan gabungan saraf aferen dan eferen. Saraf aferen berfungsi untuk sensasi umum dan
pengecapan sedangkan saraf eferent untuk otot wajah.

8. N. Statoacusticus
Saraf ini terdiri dari komponen saraf pendengaran dan saraf keseimbangan
9. N. Glossopharyngeus
Saraf ini mempersarafi lidah dan pharing. Saraf ini mengandung serabut sensori khusus. Komponen
motoris saraf ini mengurus otot-otot pharing untuk menghasilkan gerakan menelan. Serabut sensori
khusus mengurus pengecapan di lidah. Disamping itu juga mengandung serabut sensasi umum di bagian
belakang lidah, pharing, tuba, eustachius dan telinga tengah.
10 N. Vagus
Saraf ini terdiri dari tiga komponen: a) komponen motoris yang mempersarafi otot-otot pharing yang
menggerakkan pita suara, b) komponen sensori yang mempersarafi bagian bawah pharing, c) komponen
saraf parasimpatis yang mempersarafi sebagian alat-alat dalam tubuh.
11. N. Accesorius
Merupakan komponen saraf kranial yang berpusat pada nucleus ambigus dan komponen spinal yang dari
nucleus motoris segmen C 1-2-3. Saraf ini mempersarafi muskulus Trapezius dan
Sternocieidomastoideus.
12. Hypoglosus
Saraf ini merupakan saraf eferen atau motoris yang mempersarafi otot-otot lidah. Nukleusnya terletak
pada medulla di dasar ventrikularis IV dan menonjol sebagian pada trigonum hypoglosi.
Medula Spinalis
Medula spinalis merupakan perpanjangan medula oblongata ke arah kaudal di dalam kanalis vertebralis
mulai setinggi cornu vertebralis cervicalis I memanjang hingga setinggi cornu vertebralis lumbalis I - II.
Terdiri dari 31 segmen yang setiap segmennya terdiri dari satu pasang saraf spinal. Dari medula spinalis
bagian cervical keluar 8 pasang , dari bagian thorakal 12 pasang, dari bagian lumbal 5 pasang dan dari
bagian sakral 5 pasang serta dari coxigeus keluar 1 pasang saraf spinalis. Seperti halnya otak, medula
spinalispun terbungkus oleh selaput meninges yang berfungsi melindungi saraf spinal dari benturan atau
cedera.
Gambaran penampang medula spinalis memperlihatkan bagian-bagian substansia grissea dan substansia
alba. Substansia grisea ini mengelilingi canalis centralis sehingga membentuk columna dorsalis,
columna lateralis dan columna ventralis. Massa grisea dikelilingi oleh substansia alba atau badan putih
yang mengandung serabut-serabut saraf yang diselubungi oleh myelin. Substansi alba berisi berkasberkas saraf yang membawa impuls sensorik dari SST menuju SSP dan impuls motorik dari SSP menuju
SST. Substansia grisea berfungsi sebagai pusat koordinasi refleks yang berpusat di medula
spinalis.Disepanjang medulla spinalis terdapat jaras saraf yang berjalan dari medula spinalis menuju
otak yang disebut sebagai jaras acenden dan dari otak menuju medula spinalis yang disebut sebagai
jaras desenden. Subsatansia alba berisi berkas-berkas saraf yang berfungsi membawa impuls sensorik
dari sistem tepi saraf tepi ke otak dan impuls motorik dari otak ke saraf tepi. Substansia grisea

berfungsi sebagai pusat koordinasi refleks yang berpusat dimeudla spinalis.


Refleks-refleks yang berpusat di sistem saraf puast yang bukan medula spinalis, pusat koordinasinya
tidak di substansia grisea medula spinalis. Pada umumnya penghantaran impuls sensorik di substansia
alba medula spinalis berjalan menyilang garis tenga. ImPuls sensorik dari tubuh sisi kiri akan
dihantarkan ke otak sisi kanan dan sebaliknya. Demikian juga dengan impuls motorik. Seluruh impuls
motorik dari otak yang dihantarkan ke saraf tepi melalui medula spinalis akan menyilang.
Upper Motor Neuron (UMN) adalah neuron-neuron motorik yang berasal dari korteks motorik serebri
atau batang otak yang seluruhnya (dengan serat saraf-sarafnya ada di dalam sistem saraf pusat. Lower
motor neuron (LMN) adalah neuron-neuron motorik yang berasal dari sistem saraf pusat tetapi seratserat sarafnya keluar dari sistem saraf pusat dan membentuk sistem saraf tepi dan berakhir di otot
rangka. Gangguan fungsi UMN maupun LMN menyebabkan kelumpuhan otot rangka, tetapi sifat
kelumpuhan UMN berbeda dengan sifat kelumpuhan UMN. Kerusakan LMN menimbulkan kelumpuhan
otot yang 'lemas', ketegangan otot (tonus) rendah dan sukar untuk merangsang refleks otot rangka
(hiporefleksia). Pada kerusakan UMN, otot lumpuh (paralisa/paresa) dan kaku (rigid), ketegangan otot
tinggi (hipertonus) dan mudah ditimbulkan refleks otot rangka (hiperrefleksia). Berkas UMN bagian
medial, dibatang otak akan saling menyilang. Sedangkan UMN bagian Internal tetap berjalan pada sisi
yang sama sampai berkas lateral ini tiba di medula spinalis. Di segmen medula spinalis tempat berkas
bersinap dengan neuron LMN. Berkas tersebut akan menyilang. Dengan demikian seluruh impuls motorik
otot rangka akan menyilang, sehingga kerusakan UMN diatas batang otak akan menimbulkan
kelumpuhan pada otot-otot sisi yang berlawanan.
Salah satu fungsi medula spinalis sebagai sistem saraf pusat adalah sebagai pusat refleks. Fungsi
tersebut diselenggarakan oleh substansia grisea medula spinalis. Refleks adalah jawaban individu
terhadap rangsang, melindungi tubuh terhadap pelbagai perubahan yang terjadi baik dilingkungan
internal maupun di lingkungan eksternal. Kegiatan refleks terjadi melalui suatu jalur tertentu yang
disebut lengkung refleks
Fungsi medula spinalis
1. Pusat gerakan otot tubuh terbesar yaitu dikornu motorik atau kornu ventralis.
2. Mengurus kegiatan refleks spinalis dan refleks tungkai
3. Menghantarkan rangsangan koordinasi otot dan sendi menuju cerebellum
4. Mengadakan komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh.
Lengkung refleks
o Reseptor: penerima rangsang
o Aferen: sel saraf yang mengantarkan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat (ke pusat refleks)
o Pusat refleks : area di sistem saraf pusat (di medula spinalis: substansia grisea), tempat terjadinya
sinap ((hubungan antara neuron dengan neuron dimana terjadi pemindahan /penerusan impuls)

o Eferen: sel saraf yang membawa impuls dari pusat refleks ke sel efektor. Bila sel efektornya berupa
otot, maka eferen disebut juga neuron motorik (sel saraf /penggerak)
o Efektor: sel tubuh yang memberikan jawaban terakhir sebagai jawaban refleks. Dapat berupa sel otot
(otot jantung, otot polos atau otot rangka), sel kelenjar.
Sistem Saraf Tepi
Kumpulan neuron diluar jaringan otak dan medula spinalis membentuk sistem saraf tepi (SST). Secara
anatomik digolongkan ke dalam saraf-saraf otak sebanyak 12 pasang dan 31 pasang saraf spinal. Secara
fungsional, SST digolongkan ke dalam: a) saraf sensorik (aferen) somatik : membawa informasi dari
kulit, otot rangka dan sendi, ke sistem saraf pusat, b) saraf motorik (eferen) somatik : membawa
informasi dari sistem saraf pusat ke otot rangka, c) saraf sesnsorik (eferen) viseral : membawa
informasi dari dinding visera ke sistem saraf pusat, d) saraf mototrik (eferen) viseral : membawa
informasi dari sistem saraf pusat ke otot polos, otot jantung dan kelenjar. Saraf eferen viseral disebut
juga sistem saraf otonom. Sistem saraf tepi terdiri atas saraf otak (s.kranial) dan saraf spinal.
Saraf Otak (s.kranial)
Bila saraf spinal membawa informasi impuls dari perifer ke medula spinalis dan membawa impuls
motorik dari medula spinalis ke perifer, maka ke 12 pasang saraf kranial menghubungkan jaras-jaras
tersebut dengan batang otak. Saraf cranial sebagian merupakan saraf campuran artinya memiliki saraf
sensorik dan saraf motorik
Saraf Spinal
Tiga puluh satu pasang saraf spinal keluar dari medula apinalis dan kemudian dari kolumna vertabalis
melalui celah sempit antara ruas-ruas tulang vertebra. Celah tersebut dinamakan foramina
intervertebrelia. Seluruh saraf spinal merupakan saraf campuran karena mengandung serat-serat eferen
yang membawa impuls baik sensorik maupun motorik. Mendekati medula spinalis, serat-serat eferen
memisahkan diri dari serat serat eferen. Serat eferen masuk ke medula spinalis membentuk akar
belakang (radix dorsalis), sedangkan serat eferen keluar dari medula spinalis membentuk akar depan
(radix ventralis). Setiap segmen medula spinalis memiliki sepasang saraf spinal, kanan dan kiri.
Sehingga dengan demikian terdapat 8 pasang saraf spinal servikal, 12 pasang saraf spinal torakal, 5
pasang saraf spinal lumbal, 5 pasang saraf spinal sakral dan satu pasang saraf spinal koksigeal. Untuk
kelangsungan fungsi integrasi, terdapat neuron-neuron penghubung disebut interneuron yang tersusun
sangat bervariasi mulai dari yang sederhana satu interneuron sampai yang sangat kompleks banyak
interneuron. Dalam menyelenggarakan fungsinya, tiap saraf spinal melayani suatu segmen tertentu
pada kulit, yang disebut dermatom. Hal ini hanya untuk fungsi sensorik. Dengan demikian gangguan
sensorik pada dermatom tertentu dapat memberikan gambaran letak kerusakan.
Sistem Saraf Somatik
Dibedakan 2 berkas saraf yaitu saraf eferen somatik dan eferen viseral. Saraf eferen somatik :
membawa impuls motorik ke otot rangka yang menimbulkan gerakan volunter yaitu gerakan yang
dipengaruhi kehendak. Saraf eferen viseral : membawa impuls mototrik ke otot polos, otot jantung dan
kelenjar yang menimbulkan gerakan/kegiatan involunter (tidak dipengaruhi kehendak). Saraf-saraf
eferen viseral dengan ganglion tempat sinapnya dikenal dengan sistem saraf otonom yang keluar dari

segmen medula spinalis torakal 1 Lumbal 2 disebut sebagai divisi torako lumbal (simpatis). Serat
eferen viseral terdiri dari eferen preganglion dan eferen postganglion. Ganglion sistem saraf simpatis
membentuk mata rantai dekat kolumna vertebralis yaitu sepanjang sisiventrolateral kolumna
vertabralis, dengan serat preganglion yang pendek dan serat post ganglion yang panjang. Ada tiga
ganglion simpatis yang tidak tergabung dalam ganglion paravertebralis yaitu ganglion kolateral yang
terdiri dari ganglion seliaka, ganglion mesenterikus superior dan ganglion mesenterikus inferior.
Ganglion parasimpatis terletak relatif dekat kepada alat yang disarafinya bahkan ada yang terletak
didalam organ yang dipersarafi.
Semua serat preganglion baik parasimpatis maupun simpatis serta semua serat postganglion
parasimpatis, menghasilkan asetilkolin sebagai zat kimia perantara. Neuron yang menghasilkan
asetilkolin sebagai zat kimia perantara dinamakan neuron kolinergik sedangkan neuron yang
menghasilkan nor-adrenalin dinamakan neuron adrenergik. Sistem saraf parasimpatis dengan demikian
dinamakan juga sistem saraf kolinergik, sistem saraf simpatis sebagian besar merupakan sistem saraf
adrenergik dimana postganglionnya menghasilkan nor-adrenalin dan sebagian kecil berupa sistem saraf
kolinergik dimana postganglionnya menghasilkan asetilkolin. Distribusi anatomik sistem saraf otonom ke
alat-alat visera, memperlihatkan bahwa terdapat keseimbangan pengaruh simpatis dan parasimpatis
pada satu alat. Umumnya tiap alat visera dipersarafi oleh keduanya. Bila sistem simpatis yang sedang
meningkat, maka pengaruh parasimpatis terhadap alat tersebut kurang tampak, dan sebaliknya. Dapat
dikatakan pengaruh simpatis terhadap satu alat berlawanan dengan pengaruh parasimpatisnya.
Misalnya peningkatan simpatis terhadap jantung mengakibatkan kerja jantung meningkat, sedangkan
pengaruh parasimpatis menyebabkan kerja jantung menurun. Terhadap sistem pencernaan, simpatis
mengurangi kegiatan, sedangkan parasimpatis meningkatkan kegiatan pencernaan. Atau dapat pula
dikatakan, secara umum pengaruh parasimpatis adalah anabolik, sedangkan pengaruh simpatis adalah
katabolik.
Sirkulasi Darah pada Sistem Saraf Pusat
Sirkulasi darah pada sistem saraf terbagi atas sirkulasi pada otak dan medula spinalis. Dalam keadaan
fisiologik jumlah darah yang dikirim ke otak sebagai blood flow cerebral adalah 20% cardiac out put
atau 1100-1200 cc/menit untuk seluruh jaringan otak yang berat normalnya 2% dari berat badan orang
dewasa. Untuk mendukung tercukupinya suplai oksigen, otak mendapat sirkulasi yang didukung oleh
pembuluh darah besar.
Suplai Darah Otak
1. Arteri Carotis Interna kanan dan kiri
Arteri communicans posterior
Arteri ini menghubungkan arteri carotis interna dengan arteri cerebri posterior
Arteri choroidea anterior, yang nantinya membentuk plexus choroideus di dalam ventriculus lateralis
Arteri cerebri anterrior
Bagian ke frontal disebelah atas nervus opticus diantara belahan otak kiri dan kanan. Ia kemudian akan
menuju facies medialis lobus frontalis cortex cerebri. Daerah yang diperdarahi arteri ini adalah: a)

facies medialis lobus frontalis cortex cerebro, b) facies medialis lobus parietalis, c) facies convexa
lobus frontalis cortex cerebri, d) facies convexa lobus parietalis cortex cerebri, e) Arteri cerebri media
Arteri cerebri media
2. Arteri Vertebralis kanan dan kiri
Arteri Cerebri Media
Berjalan lateral melalui fossa sylvii dan kemudian bercabang-cabang untuk selanjutnya menuju daerah
insula reili. Daerah yang disuplai darah oleh arteri ini adalah Facies convexa lobus frontalis coretx
cerebri mulai dari fissura lateralis sampai kira-kira sulcus frontalis superior, facies convexa lobus
parielatis cortex cerebri mulai dari fissura lateralis sampai kira-kira sulcus temporalis media dan facies
lobus temporalis cortex cerebri pada ujung frontal.
Arteri Vertebralis kanan dan kiri
Arteri vertebralis dipercabangkan oleh arteri sub clavia. Arteri ini berjalan ke kranial melalui foramen
transversus vertebrae ke enam sampai pertama kemudian membelok ke lateral masuk ke dalam
foramen transversus magnum menuju cavum cranii. Arteri ini kemudian berjalan ventral dari medula
oblongata dorsal dari olivus, caudal dari tepi caudal pons varolii. Arteri vertabralis kanan dan kiri akan
bersatu menjadi arteri basilaris yang kemudian berjalan frontal untuk akhirnya bercabang menjadi dua
yaitu arteri cerebri posterior kanan dan kiri. Daerah yang diperdarahi oleh arteri cerbri posterior ini
adalah facies convexa lobus temporalis cortex cerebri mulai dari tepi bawah sampai setinggi sulcus
temporalis media, facies convexa parietooccipitalis, facies medialis lobus occipitalis cotex cerebri dan
lobus temporalis cortex cerebri. Anastomosis antara arteri-arteri cerebri berfungsi utnuk menjaga agar
aliran darah ke jaringan otak tetap terjaga secara continue. Sistem carotis yang berasal dari arteri
carotis interna dengan sistem vertebrobasilaris yang berasal dari arteri vertebralis, dihubungkan oleh
circulus arteriosus willisi membentuk Circle of willis yang terdapat pada bagian dasar otak. Selain itu
terdapat anastomosis lain yaitu antara arteri cerebri media dengan arteri cerebri anterior, arteri
cerebri media dengan arteri cerebri posterior.
Suplai Darah Medula Spinalis
Medula spinalis mendapat dua suplai darah dari dua sumber yaitu: 1) arteri Spinalis anterior yang
merupakan percabangan arteri vertebralis, 2) arteri Spinalis posterior, yang juga merupakan
percabangan arteri vertebralis.
Antara arteri spinalis tersebut diatas terdapat banyak anastomosis sehingga merupakan anyaman plexus
yang mengelilingi medulla spinalis dan disebut vasocorona. Vena di dalam otak tidak berjalan bersamasama arteri. Vena jaringan otak bermuara di jalan vena yang terdapat pada permukaan otak dan dasar
otak. Dari anyaman plexus venosus yang terdapat di dalam spatum subarachnoid darah vena dialirkan
kedalam sistem sinus venosus yang terdapat di dalam durameter diantara lapisan periostum dan selaput
otak.
Cairan Cerebrospinalis (CSF)
Cairan cerebrospinalis atau banyak orang terbiasa menyebutnya cairan otak merupakan bagian yang

penting di dalam SSP yang salah satu fungsinya mempertahankan tekanan konstan dalam kranium.
Cairan ini terbentuk di Pleksus chroideus ventrikel otak, namun bersirkulasi disepanjang rongga sub
arachnoid dan ventrikel otak. Pada orang dewasa volumenya berkisar 125 cc, relatif konstan dalam
produksi dan absorbsi. Absorbsi terjadi disepanjang sub arachnoid oleh vili arachnoid. Ada empat buah
rongga yang saling berhubungan yang disebut ventrikulus cerebri tempat pembentukan cairan ini yaitu:
1) ventrikulus lateralis , mengikuti hemisfer cerebri, 2) ventrikulus lateralis II, 3) ventrikulus tertius III
dtengah-tengah otak, dan 4) ventrikulus quadratus IV, antara pons varolli dan medula oblongata.
Ventrikulus lateralis berhubungan dengan ventrikulus tertius melalui foramen monro. Ventrikulus
tertius dengan ventrikulus quadratus melalui foramen aquaductus sylvii yang terdapat di dalam
mesensephalon. Pada atap ventrukulus quadratus bagian tengah kanan dan kiri terdapat lubang yang
disebut foramen Luscka dan bagian tengah terdapat lubang yang disebut foramen magendi. Sirkulasi
cairan otak sangat penting dipahami karena bebagai kondisi patologis dapat terjadi akibat perubahan
produksi dan sirkulasi cairan otak. Cairan otak yang dihasilkan oleh flexus ventrikulus lateralis
kemudian masuk kedalam ventrikulus lateralis, dari ventrikulus lateralis kanan dan kiri cairan otak
mengalir melalui foramen monroi ke dalam ventrikulus III dan melalui aquaductus sylvii masuk ke
ventrikulus IV. Seterusnya melalui foramen luscka dan foramen megendie masuk kedalam spastium sub
arachnoidea kemudian masuk ke lakuna venosa dan selanjutnya masuk kedalam aliran darah.
Fungsi Cairan Otak
1. Sebagai bantalan otak agar terhindar dari benturan atau trauma pada kepala
2. Mempertahankan tekanan cairan normal otak yaitu 10 20 mmHg
3. Memperlancar metabolisme dan sirkulasi darah diotak.
Komposisi Cairan Otak
1. Warna : Jernih , disebut Xanthocrom
2. Osmolaritas pada suhu 30 C : 281 mOSM
3. Keseimbangan asam basa
a. PH : 7,31
b. PCO2 : 47,9 mmHg
c. HCO3 : 22,9 mEq/lt
d. Ca : 2,32mEq/lt
e. Cl : 113 127 mEq/lt
f. Creatinin : 0,4 1,5 mg%
g. Glukosa : 54 80 mg%

h. SGOT : 0 - 19 unit
i. LDH : 8 50 unit
j. Posfat : 1,2 2,1 mg%
k. Protein : 20 40 mg% pada cairan Lumbal
15 25 mg% pada cairan Cisterna
5 25 mg% pada cairan Ventrikuler
l. Elektroporesis Protein LCS:
Prealbumin : 4,6 %
Albumin : 49,5%
Alpha 1 Globulin : 6,7%
Alpha 2 Globulin : 8,7%
Beta dan Lamda Globulin : 18,5%
Gamma Globulin : 8,2%

ANATOMIFISIOLOGISISTEMSARAF

Jaringan Saraf terdiri dari: 1. Neuron (sel saraf)


Merupakan unit anatomis dan fungsional sistem persarafan

Bagian-bagian dari neuron :


- badan sel (inti sel terdapat didalamnya)
a. -Badan nissl(zat kromatofilik): kelompok reticulum endoplasma kasar yang merupakan
tempat sintesis proteiin

- dendrit : menghantarkan impuls menuju badan sel


- akson : menghantarkan impuls keluar dari badan sel
Neuron secara structural dibai menjadi 3 kelompok seprti;
a. Neuron unipolar
Terdpt satu tonjolan yg bercabang dua dekat dengan badan sel, satu cabang menuju
perifer & cabang lain menuju SSP (neuron sensorik saraf spinal)
b. Neuron bipolar
Mempunyai dua tonjolan, 1 akson dan 1 dendrit.neuran bipolar muncul dari sisi yang
berlawanan pada badan sel. Neuron bipolar hanya ditemukan pada neuron sensori
khusus pada mata,telinga,atau organ olfaktori.
c. Neuron multipolar
Terdpt beberapa dendrit dan 1 akson yg dpt bercabang-cabang banyak sekali
Sebagian besar organela sel pd neuron terdpt pada sitoplasma badan sel

Berdasarkan fungsinya,neuron dibagi menjadi 3 kelompok:

Neuron sensori(neuron aferen)mentranmisikan impuls sensori dari kulit dan indar


lainnya atau dari berbagai tempat didalam tubuh,menuuju system saraf pusat(otak dan
susmsum tulang belakang)

Neuron motorik (neuron eferen)mentranmisikan impuls saraf darii system saraf pusat
menuju efektor..Yng termasuk evektor adalah otot ,kelenjar keringat,dan kelenjar
oksokrin

Neuron aosiasi/neuron penghubung(interneuron)terletak pada system saraf pusat dan


mentransmisikan impuls dari neuron sensori keneuron motorik.Lebih dari 90% neuron
dalam tubuhmerupakan neuron asosiasi.

Fungsi neuron : menghantarkan impuls saraf keseluruh tubuh (somatik dan viseral)
Impuls neuron bersifat listrik disepanjang neuron dan bersifat kimia diantara neuron (celah
sinap / cleft sinaptik)
Zat kimia yg disinteis neuron & disimpan didalam vesikel ujung akson disebut neurotransmiter
yg dpt menyalurkan impuls
Contoh neurotransmiter : asetilcolin, norefineprin, dopamin, serotonin, gama-aminobutirat
(GABA)
2. Sel penyokong (Neuroglia pada SSP & sel schwann pada SST). Ada 4 neuroglia
Mikroglia
:
berperan
sbg
fagosit
Ependima
:
berperan
dlm
produksi
CSF
- Astrosit : berperan menyediakan nutrisi neuron dan mempertahankan potensial biolelektrik
- Oligodendrosit : menghasilkan mielin pd SSP yg merupakan selubung neuron

3.
- komplek

protein

lemak

berwarna

putih

yg

menutupi

tonjolan

saraf

Mielin
(neuron)

menghalangi
aliran
ion
Na
&
K
melintasi
membran
neural.
daerah
yg
tidak
bermielin
disebut
nodus
ranvier
- transmisi impuls pd saraf bermelin lebih cepat dari pada yg tak bermelin, karena adanya
loncatan impuls dari satu nodus kenodus lainnya (konduksi saltatorik)

Pembagian sistem saraf secara anatomi :


1.SSP (Sistem Saraf Pusat)
2. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf pusat (SSP) meliputi otak (ensephalon) dan sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu
perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan
selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
1.
Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagaiendostium,
dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang kepala. Di antara tulang kepala
dengan duramater terdapat rongga epidural.
2.
Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di
dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela
sela membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari
bahaya kerusakan mekanik.
3.
Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatan-lipatan
permukaan otak.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1.
badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2.

serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)

3.
pusat

sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf

Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada
otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah.
Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan
bagian korteks berupa materi putih.
Otak

Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil
(serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.

Otak besar (serebrum)

Otak besar terdiri dari dua hemisfer serebrum


(belahan otak besar)yang dihubungkan oleh berkas serat korpus kalosum.
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan
dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar
yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di
sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon
rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik.
Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar
berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi
yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat,
analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.

Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat
talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas
(dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan
pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

Otak kecil (serebelum)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka
gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
serebelum terdiri dari 3 bagian yang secara fungsional berbeda,yang diperkirakan terbentuk
secara berurutan selama evolusi.
1. Vestibuloserebelum penting untuk mempertahankan keseimbanagan dan
mengontrol gerakan mata
2. Spinoserabelum mengatur tonus otot dan gerakan volunteer yang terampil dan
koodinasi.SSewaktu daerah-daerah motorik korteks mengirim pesan keotot-otot
untuk melaksanakan gerakan tetentu ,spinoserebelum juga diberi informasi
mengenai perintah motorik yang diinginkan.
3. Serebroserebelum berperan dalm pencernaan dan inisisasi aktifitas volunteer
dengan memberikan masukan kedaerah motrik korteks.

Sumsum sambung (medulla oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke
otak. Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung,
tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan.

Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan
berkedip.

Jembatan varol (pons varoli)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga
menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

Berdasarkan
letaknya,
Telensefalon
Diensefalon
Mesensefalon
Metensefalon
Mielensefalon (marrow brain)

Telensefalon(end

kortek
sistem
limbik
Diensefalon
Epitalamus
Talamus
Subtalamus
Hipotalamus

Mesensefalon
Kolikulus
Kolikulus
Substansia nigra

otak

dapat
dibagi
(end
(inter
(mid
(after

menjadi

brain) terdiri
Hemisfer
(Bangsal
(inter

(mid

ganglia,
brain)

hipokampus,
terdiri

brain) terdiri

lima

yaitu:
brain)
brain)
brain)
brain)

dari:
serebri
serebri
Amigdala)
dari:

dari:
superior
inferior

Metensefalon
Pons
Serebelum
Mielensefalon
Medula oblongata

(after

brain) terdiri

dari:

Sumsum tulang belakang (medula spinalis)

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,
sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang
melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas
disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor
dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari
sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat
badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf
sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor

Suplai
Otak
mendapat
suplai
1.
Arteri
2. Arteri vertebro basiler

darah

darah
dari

2
arteri
karotis

besar,

otak
yaitu
:
interna

Sistem saraf tepi adalah sistem saraf di luar sistem saraf pusat, untuk menjalankan otot dan
organ tubuh.

Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf tepi tidak dilindungi tulang, membiarkannya
rentan terhadap racun dan luka mekanis.

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf
otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan
saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak
saluran pencernaan, dan sekresi keringat.

Gbr. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya

1. Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari
otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang
belakang.

Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:

1.

Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8

2.

lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12

3.

empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.

Gambar
Otak dilihat dari bawah menunjukkan saraf kranial

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati
leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf
otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf
pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.

Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya,
saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf
punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.

Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah
pleksus yaitu sebagai berikut.

a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher,
bahu,
dan
diafragma.
b.Pleksus
brachialis mempengaruhi
bagian
tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

2. Saraf Otonom

Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum
tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa
jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk
ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan
yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.

Sistem
saraf
otonom
dapat
dibagi
atas
sistem
saraf simpatik dan
sistem
sarafparasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada
posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang
menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion
pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena
ganglion menempel pada organ yang dibantu.

Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf
parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah
dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.

Parasimpatik

mengecilkan pupil
menstimulasi aliran ludah
memperlambat denyut jantung
membesarkan bronkus
menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
mengerutkan kantung kemih
Simpatik

memperbesar pupil
menghambat aliran ludah
mempercepat denyut jantung
mengecilkan bronkus
menghambat sekresi kelenjar pencernaan
menghambat kontraksi kandung kemih

Mekanisme Penghantaran Impuls

Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) dan sel-sel penyokong (neuroglia dan Sel
Schwann). Kedua sel tersebut demikian erat berikatan dan terintegrasi satu sama lain sehingga
bersama-sama berfungsi sebagai satu unit. Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat
(SSP) dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis. Sistem
saraf tepi terdiri dari neuron aferen dan eferen sistem saraf somatis dan neuron sistem saraf
autonom (viseral). Otak dibagi menjadi telensefalon, diensefalon, mesensefalon, metensefalon,
dan mielensefalon. Medula spinalis merupakan suatu struktur lanjutan tunggal yang memanjang
dari medula oblongata melalui foramen magnum dan terus ke bawah melalui kolumna
vertebralis sampai setinggi vertebra lumbal 1-2. Secara anatomis sistem saraf tepi dibagi
menjadi 31 pasang saraf spinal dan 12 pasang saraf kranial. Suplai darah pada sistem saraf
pusat dijamin oleh dua pasang arteria yaitu arteria vertebralis dan arteria karotis interna, yang
cabang-cabangnya akan beranastomose membentuk sirkulus arteriosus serebri Wilisi. Aliran
venanya melalui sinus dura matris dan kembali ke sirkulasi umum melalui vena jugularis
interna.
(Wilson.
2005,
Budianto.
2005,
Guyton.
1997)
Membran plasma dan selubung sel membentuk membran semipermeabel yang memungkinkan
difusi ion-ion tertentu melalui membran ini, tetapi menghambat ion lainnya. Dalam keadaan
istirahat (keadaan tidak terstimulasi), ion-ion K+ berdifusi dari sitoplasma menuju cairan
jaringan melalui membran plasma. Permeabilitas membran terhadap ion K+ jauh lebih besar
daripada permeabilitas terhadap Na+ sehingga aliran keluar (efluks) pasif ion K+ jauh lebih
besar daripada aliran masuk (influks) Na+. Keadaan ini memngakibatkan perbedaan potensial
tetap sekitar -80mV yang dapat diukur di sepanjang membran plasma karena bagian dalam
membran lebih negatif daripada bagian luar. Potensial ini dikenal sebagai potensial istirahat
(resting
potential).
(Snell.
2007)
Bila sel saraf dirangsang oleh listrik, mekanik, atau zat kimia, terjadi perubahan yang cepat
pada permeabilitas membran terhadap ion Na+ dan ion Na+ berdifusi melalui membran plasma
dari jaringan ke sitoplasma. Keadaan tersebut menyebabkan membran mengalami depolarisasi.
Influks cepat ion Na+ yang diikuti oleh perubahan polaritas disebut potensial aksi, besarnya
sekitar +40mV. Potensial aksi ini sangat singkat karena hanya berlangsung selama sekitar
5msec. Peningkatan permeabilitas membran terhadap ion Na+ segera menghilang dan diikuti
oleh peningkatan permeabilitas terhadap ion K+ sehingga ion K+ mulai mengalir dari sitoplasma
sel dan mengmbalikan potensial area sel setempat ke potensial istirahat. Potensial aksi akan
menyebar dan dihantarkan sebagai impuls saraf. Begitu impuls menyebar di daerah plasma
membran tertentu potensial aksi lain tidak dapat segera dibangkitkan. Durasi keadaan yang
tidak dapat dirangsang ini disebut periode refrakter. Stimulus inhibisi diperkirakan menimbulkan
efek dengan menyebabkan influks ion Cl- melalui membran plasma ke dalam neuron sehingga
menimbulkan hiperpolarisasi dan mengurangi eksitasi sel. (Snell. 2007)

Istilah Penting
Afasia

Hilangnya daya ingat.

Akson (neuron)

Penjuluran sitoplasma yang panjang pada neuron. Akson


berfungsi menghantarkan ransangan dari satu neuron ke
neuron yang lainnya.

Dendrit

Penjuluran sitoplasma yang pendek (serabut pendek)


pada neuron. Dendrit berfungsi membawa rangsangan
menuju ke badan sel.

Efektor

Bagian yang menanggapi rangsangan yang telah


diantarkan oleh pengantar impuls.

Gerak refleks

Gerak yang berlangsung tanpa disadari.

Gerak sadar

Gerak yang terjadi karena disengaja.

Gaglia

Kumpulann badan sel di SST

Impuls

Rangsang atau pesan yang diterima oleh reseptor dari


luar lingkungan.

Medulla oblongata

Sumsum lanjut atau penghubung atau batang otak.

Medulla spinalis

Sumsum tulang belakang.

Neuron

Sel saraf.

Neuron asosiasi

Sel saraf yang menghantarkan rangsangan dari neuron


sensorik menuju neuron motorik.

Neuron bipolar

Neuron yang memiliki satu akson dan satu dendrit.

Neuron unipolar

Neuron yang memiliki satu buah akson yang bercabang.

Neuron motorik

Sel saraf yang menghantarkan impuls dari saraf pusat ke

otot atau kelenjar.


Neuron multipolar

Neuron yang memiliki satu akson dan sejumlah dendrit.

Neuron sensorik

Sel saraf yang menghanatarkan impuls dari indera ke


saraf pusat.

Nuklei

Nodus Ranvier
Pedunkel

Kumpulan badan sel yang terdapat di SSP


Bagian dari akson yang tidak terbungkus oleh selubung
myelin dan berfungsi untuk mempercepat jalannya
rangsangan.
Trakus besar yang keluar dari daerah tertentu pada otak.

Reseptor

Alat penerima rangsangan atau impuls.

Selubung myelin

Selubung bagian dalam yang langsung melapisi akson.

Sinapsis
Vesikula
Ventrikel

Hubungan antara ujung akson dari sebuah neuron


dengan ujung dendrit dari neuron yang lain.
Rogga berisi cairan pada otak yang terbentuk selama
perkembangan awal
Rongga yang saling berkaitan pada otak dewasa yang
berasal dari veskula yang berisi cairan

neuron: sel saraf


dendrit: perpanjangan badan sel berguna untuk menyalurkan impuls ke badan sel
akson: perpanjangan badan sel berguna untuk menyalurkan impuls ke sel saraf lain
badan sel: bagian utama sel saraf yang berisi protoplasma
myelin: selubung lipid yang keberadaanya dapat mempercepat arus impuls
sel schwan: sel yang menghasilkan lipid pada myelin
neurotransmitter: zat yang berfungsi meneruskan impuls di bagian sinaps
sinaps: pertemuan antara 2 sel saraf

MAY

20

Istilah Sistem Saraf


1.Sistem

Saraf

Sistem

yang

berhubungan

dengan

koordinasi

saraf

2.Granula Nissl : Kelompok retikulum Endoplasma kasar yang berhubungan dengan sintesis
protein
3.Neurotransmitter

Pembawa

pesan

kimia

dalam

menanggapi

ransang

4.Dendrit : serabut saraf yang berfungsi mengirimkan informasi dalam bentuk rangsangan
elektrokimiawi
5. Durameter : terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai
endostium,
tulang

dan

kepala.

lapisan
Di

lain

antara

sebagai
tulang

duramater

kepala

yang

dengan

mudah

duramater

dilepaskan
terdapat

dari
rongga

epidural.
6. Arachnoidea mater : disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya
terdapat

cairan

yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran
araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari
bahaya

kerusakan

mekanik.

7. Piameter : Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatan-lipatan


permukaan
otak.
8. Otak besar (serebrum) : Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental,
yaitu

yang

berkaitan

dengan

kepandaian

(intelegensi),

ingatan

(memori),

kesadaran,

dan

pertimbangan.
9. Otak tengah (mesensefalon) : Otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata
seperti
penyempitan

pupil

mata,

dan

juga

merupakan

pusat

pendengaran.

10. Otak kecil (serebelum) : Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot
yang

terjadi

secara

sadar,

keseimbangan,

dan

posisi

tubuh.

Bila

ada

rangsangan

yang

merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
11. Sumsum sambung (medulla oblongata) : Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang
datang

dari

spinalis

medula

menuju

ke

otak.

12. Jembatan varol (pons varoli) : Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak
kecil
dan

bagian
kanan,

juga

menghubungkan

otak

besar

kiri
dan

sumsum

tulang

belakang.

13.

Afasia

Hilangnya

daya

ingat.

14. Akson (neuron) : Penjuluran sitoplasma yang panjang pada neuron. Akson berfungsi
menghantarkan

ransangan

dari

satu

neuron

ke

neuron

yang

lainnya.

15. Efektor : Bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh pengantar
impuls.
16.

Gerak

refleks

17.

Gerak

sadar

Gerak
:

yang

Gerak

berlangsung

yang

terjadi

tanpa

disadari.

karena

disengaja.

18. Impuls : Rangsang atau pesan yang diterima oleh reseptor dari luar lingkungan.
19.

Medulla

spinalis

Sumsum

tulang

belakang

20. Neuron asosiasi : Sel saraf yang menghantarkan rangsangan dari neuron sensorik menuju
neuron
motorik.
21.

Neuron

bipolar

22.

Neuron

unipolar

Neuron
Neuron

yang
yang

memiliki
memiliki

satu
satu

akson

buah

dan

akson

satu

yang

dendrit.

bercabang.

23. Neuron motorik : Sel saraf yang menghantarkan impuls dari saraf pusat ke otot atau kelenjar.
24.

Neuron

multipolar

Neuron

yang

memiliki

satu

akson

dan

sejumlah

dendrit.

25. Neuron sensorik : Sel saraf yang menghanatarkan impuls dari indera ke saraf pusat.
26. Nodus Ranvier : Bagian dari akson yang tidak terbungkus oleh selubung myelin dan berfungsi
untuk
27.
28.

mempercepat
Reseptor
Selubung

myelin

Alat
:

Selubung

jalannya
penerima
bagian

dalam

rangsangan.

rangsangan
yang

langsung

atau
melapisi

impuls.
akson.

29. Sinapsis : Hubungan antara ujung akson dari sebuah neuron dengan ujung dendrit dari
neuron yang lain.

Tujuan penulisan:

Mengklasifikasikan komponen system saraf pusat dan tepi


Mengetahui daerah-daerah yang berbeda pada otqak dan fungsinya
Mengetahui organisasi dan distribusi saraf tulang belakang
Membedakan antara komponen-komponen simpatetik dan para
simpatetik pada system saraf otonom

Anda mungkin juga menyukai