Anda di halaman 1dari 19

LEMBAR REVISI

No

Revisi

Tanda tangan

INTISARI

Percobaan Alsidi Alkalimetri dilakukan bertujuan untuk mengetahui cara


menstandarisasi larutan, menentukan konsentrasi asam-basa dengan metode asidialkalimetri, menentukan volume titran yang dipergunakan untuk menitrasi suatu
sampel.
Percobaan ini pun dapat dilakukan dengan cara 3 tahap, salah satunya
adalah dengan HCl, memasukan 10 ml NaOH kedalam elenmeyer 250 ml. Lalu
ditambahkan 2 tetes indikator metyl orange (MO) dalam elenmeyer trsebut dan
dikocok. Setelah itu titrasi dengan larutan standart HCl sampai warna berubah
menjadi kemerah muda (pink).
Dari percobaan ini diperoleh nilai N untuk HCl sebesar 0,049 N.

DAFTAR ISI
LEMBAR
REVISI.....1
INTISARI...2
DAFTAR ISI...3
KATA PENGANTAR....4
BAB I PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG...5
I.2 TUJUAN....5
I.3 MANFAAT....6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...7
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 ALAT DAN BAHAN..9
III.2 PROSEDUR PERCOBAAN......10
III.3 SKEMA PERCOBAAN.....10
III.4 GAMBAR ALAT...11
BAB IV HASIL PERCOBAAN & PEMBAHASAN
IV.1 HASIL PERCOBAAN..13
IV.2 PEMBAHASAN....14
BAB V KESIMPULAN....16
DAFTAR PUSTAKA17
APPENDIX....18

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan
nikmat, rahmat dan karunia-Nya kami menyelesaikan laporan praktikum analisa
kualitatif ini. Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah analisa
kualitatif. Diharapkan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun
maupun bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini dapat terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan, maka dari itu saya mohon kritik dan saran
yang bersifat membangun demi penyempurnaan laporan praktikum analisa
kualitatif ini. Kami juga berharap semoga ini dapat bermanfaat khususnya bagi
diri sendiri maupun bagi pembaca.

Surabaya, 27 Juli 2011


Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Alkalimetri didasarkan pada kapasitas air untuk menetralkan tambahan
asam tanpa penurunan pH larutan. Jadi merupakan pertahanan air terhadap
pengasaman. Dalam air alat penetralan ini sebagian besar disebabkan oleh
karbonat dan hidroksida. Pada air leding memerlukan ion penetral dalam
konsentrasi tertentu, jika kadarnya terlalu tinggi (dibandingkan dengan kadar
kesadahan Ca2+ dan Mg2+) air menjadi agresif dan menyebabkan karat pada
pipa. Sebaliknya jika terlalu rendah menyebabkan kerak CaCO3 pada dinding
pipa.
Alkalimetri ditetapkan melalui titrasi asam-basa. Asam sulfat dan asam
klorida menetralkan ion-ion penetral yang merupakan basa sampai titik akhir
titrasi (titik ekivalensi).

I.2 TUJUAN PERCOBAAN


1. Mengetahui cara menstandarisasi larutan.
2. Menentukan konsentrasi asam-basa dengan metode asidi-alkalimetri.
3. Menentukan volume titran yang dipergunakan untuk menitrasi suatu
sampel

1.3

MANFAAT PERCOBAAN
1. Dapat menstandarisasi larutan.
2. Dapat menentukan konsentrasi larutan asam atau basa dengan metode
asidi-alkalimetri.
3. Dapat menentukan volume titran yang dipergunakan untuk menitrasi
suatu sampel.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Analisa volumetri merupakan suatu cara pemeriksaan jumlah zat yang


didasarkan pada pengukuran volume larutan pereaksi yang dibutuhkan, yang telah
diketahui konsentrasinya untuk bereaksi dengan stoikhiometri dengan zat yang
ditentukan. Larutan yang digunakan dengan konsentrasi yang telah diketahui
dinamakan larutan standart atau larutan baku. Konsentrasi larutan standart
ditentukan melalui sebuah proses yang disebut standarisasi atau pembakuan.
Cara yang mudah untuk standarisasi adalah dengan titrasi. Dalam titrasi
diperlukan suatu larutan sebagai titran untuk menitrasi suatu larutan baku primer.
Titrasi standarisasi harus diusahakan dengan ketelitian sebesar-besarnya.
INDIKATOR ASAM BASA
Suatu zat dapat dipakai indikator asam basa, zat tersebut harus dapat
berubah warna pada perubahan pH sekitar titik ekivalen
Beberapa indikator asam basa.
No
1

Indikator
Asam pikrat

Timol biru

2,6 Dinitrofenol

Metil kuning

Bromfenol biru

Perubahan Warna
Tak berwarna ke kuning

Jangakauan pH
0,1-0,8

Meah ke kuning

1,2-2,8

Tak berwarna ke kuning

2,0-4,0

Merah ke kuning

2,9-,4,0

Kuning ke biru

3,0-4,6

Metil Orange

Merah ke kuning

3,1-4,4

Bromkesol hijau

Kuning ke biru

3,8-5,4

Metil merah

Merah ke kuning

4,2-6,2

Lakmus

Merah ke biru

4,5-8,3

10

Metil ungu

Ungu ke hijau

4,8-5,4

11

p- Nitrofenol

Tak berwarna ke biru

5,0-7,0

12

Bromkesol ungu

Kuning ke ungu

5,2-6,8

13

Bromtimol biru

Kuning ke biru

6,0-7,6

14

Netral merah

Merah ke kuning

6,8-8,0

15

Fenol merah

Kuning ke merah

6,8-8,4

16

Phenolphtalein

Tak berwarna ke merah

8,0-9,6

17

Timolftalein

Tak berwarna ke biru

9,3-10,6

18

Alizarin kuning R

Kuning ke merah lembayung

10,1-12,0

19

1,3,5- Trinitrobenzen

Tak berwarna ke orange

12,0-14,0

Suatu indikator biasanya mempunyai range pH tertentu. Pemilihan


indikator sebaiknya adalah indikator yang mempunyai titik akhir reaksi sedikit
mungkin sama dengan titik ekivalen / kesetaraan reaksi. Pada kenyataannya titik
akhir tercapai setelah titik ekivalen. Hal ini disebut sebagai kesalahan titik akhir.
Kesalahan ini bersifat aditif dan determinan yang nilainya dapat dihitung.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 ALAT & BAHAN PERCOBAAN


Alat percobaan
1. Pipet tetes
2. Beaker glass
3. Labu ukur
4. Erlenmeyer
5. Buret

Bahan percobaan
1. Kristal pure NaOH (A.R)
2. Asam oksalat (H2C2O4.2H2O)
3. Indikator Phenol Phtalein (PP)
4. HCl 0,1N
5. Indikator Metly Orange (MO)

III.2 PROSEDUR PERCOBAAN.


1. Standarisasi larutan NaOH

Dengan asam oksalat (H2C2O4.2H2O)


Memasukan 15 ml asam oksalat kedalam elenmeyer. Lalu
ditambahkan 3 tetes indikator Phenol Phtalein (PP), setelah itu
dititrasi dengan larutan NaOH, sampai larutan menjadi merah muda.

Dengan HCl
Memasukan 10 ml NaOH kedalam elenmeyer 250 ml. Lalu
ditambahkan 2 tetes indikator metyl orange (MO) dalam elenmeyer
trsebut dan dikocok. Setelah itu titrasi dengan larutan standart HCl
sampai warna berubah menjadi kemerah muda (pink).

2. Pencarian konsentrasi larutan


Larutan sampel x dimasukan kedalam elenmeyer. Lalu ditambahkan 2
tetes indikator MO. Lalu larutan dititrasi dengan larutan standart HCl.
Hal ini dilakukan sampai diperoleh harga konsentrasi yang mendekati.

III.3 SKEMA PERCOBAAN


1. Standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat
Memasukan 15 ml asam oksalat kedalam erlenmeyer

Lalu ditambahkan 3 tetes indikator Phenol Phtalein


(PP), setelah itu dititrasi dengan larutan NaOH, sampai
larutan menjadi merah muda.

10

2. Standarisasi larutan NaOH dengan HCl


Memasukan 10 ml NaOH kedalam erlenmeyer 250 ml

Lalu ditambahkan 2 tetes indikator metyl orange (MO)


dalam erlenmeyer trsebut dan dikocok

Setelah itu titrasi dengan larutan standart HCl sampai


warna berubah menjadi kemerah muda (pink).

3. Pencarian konsentrasi larutan


Larutan sampel x dimasukan kedalam erlenmeyer

Lalu ditambahkan 2 tetes indikator MO. Lalu larutan


dititrasi dengan larutan standart HCl. Hal ini
dilakukan sampai diperoleh harga konsentrasi yang
mendekati

III.4 GAMBAR ALAT

11

12

BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. HASIL PERCOBAAN


1. Standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat
V NaOH

V NaOH (rata-

N NaOH

N NaOH

12,6ml + 24,9ml

rata)
18,75 ml

perhitungan
0,08048 N

sebenarnya
0.09279 N

N HCl

2. Standarisasi larutan NaOH dengan HCl


V HCl

V HCl (rata-rata)

N HCl

9,9 ml + 18,9

18,73 ml

perhitungan
0,049 N

sebenarnya
0,1156 N

ml+27,4ml
3. Pencarian konsentrasi suatu larutan
V NaOH
10 ml

N NaOH
0,091777 N

N NaOH sebenarnya
0,09279 N

IV.2 Pembahasan
1. Standarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat.

13

15 ml asam oksalat dengan konsentrasi x N ditambah 3 tetes


indikator PP setelah itu di titrasi dengan N as. Oksalat 0,1006 N.
Dimana V1 = 12,6 ml dan V2 = 24,9 ml. Sehingga diperoleh V rata-rata =
18,75 ml. Warna larutan menjadi merah muda. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut:
H2C2O4.2H2O + 2NaOH Na2C2O4 + 4H2O
Titik akhir titrasi diketahui dari perubahan warna indikator PP
yang ditambahkan dalam larutan dari semula yang tidak berwarna
menjadi merah muda dan Normalitas NaOH = 0,08048 N. Sedangkan N
NaOH sebenarnya adalah 0,09279 N.
(Sesuai dengan Day R.A and Underwood, hal 144-145)
2. Standarisasi larutan NaOH dengan HCl
10 ml NaOH dengan konsentrasi 0,09279 N ditambah 2 tetes
indikator MO di titrasi dengan HCl dengan x N. Dimana V1 = 9,9 ml dan
V2 = 18,9 ml dan V3= 27,4 ml. Sehingga diperoleh V rata-rata =18,73
ml.Warna larutan menjadi merah muda. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
HCl + NaOH NaCl + H2O
Titik akhir titrasi diketahui dari perubahan warna indikator metyl
orange (MO) yang ditambahkan dalam larutan berubah dari orange
menjadi merah muda dan konsentrasi larutan HCl = 0,049 N.
Sedangkan HCl sebenarnya adalah 0,1156 N.
(Sesuai dengan Day R.A and Underwood, hal 144-145)

14

3. Pencarian konsentrasi suatu larutan


10 ml NaOH dengan konsentrasi x N ditambah 2 tetes indikator
MO dititrasi dengan 7 ml HCl 0,049 N. Warna larutan menjadi merah
muda. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
HCl + NaOH NaCl + H2O
Titik akhir titrasi diketahui dari perubahan warna indikator metyl
orange (MO) yang ditambahkan dalam larutan berubah dari orange
menjadi merah muda dan konsentrasi

NaOH sebesar 0,091777 N.

Sedangkan NaOH sebenarnya adalah 0,09279 N.


(Sesuai dengan Day R.A and Underwood, hal 144-145)

BAB V
KESIMPULAN

15

Dari percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :


Asidi-alkalimetri dapat digunakan untuk mengetahui konsentrasi suatu
larutan dengan cara menitrasi larutan tersebut dengan larutan standart
asam dan larutan standart basa, serta dapat menggunakan indikator
dengan tepat dan benar dengan mengetahui perubahan-perubahan yang
terjadi.
Pada percobaan persen kesalahan pada percobaan 1, 2, dan 3 melebihi
batas maksimal hal ini dapat disebabkan karena kurangnya ketelitian
dalam melakukan titrasi.
Pada saat melaksanakan titrasi hendaknya dilakukan dengan hati- hati
dan dilakukan pengamatan secara teliti, hal ini dilakukan untuk
mencegah kesalahan seminimal mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Underwood,R.A.Day. Analisis kimia kuntitatif . 1986. Erlangga. Jakarta

16

APPENDIK

1.

Standarisasi larutan NaOH dengan Asam oksalat (H2C2O4. 2H2O).

17

Diketahui

: V NaOH (1) = 12,6 ml


V NaOH (2) = 24,9 ml
V NaOH

= 18,75 ml

N H2C2O4.2H2O = 0,1006 N
V H2C2O4.2H2O = 15 ml
Ditanya

: N NaOH =...........?

Penyelesaian

Volume NaOH rata-rata = 12,6 + 24,9

= 18,75 ml

2
V1 . N1 (NaOH) = V2 . N2 (as. Oksalat)
18,75 ml . N1

= 15 ml . 0,1006

N2 = 0,08048 N

2. Standarisasi larutan NaOH dengan HCl.


Diketahui

: V HCl (1) = 9,9ml


V HCl (2) = 18,9 ml
V HCl (3) = 27,4 ml
V HCl

= 18,73 ml

V NaOH = 10 ml
N NaOH = 0,09279 N
Ditanya

: N HCl ..?

Penyelesaian

Volume HCl rata-rata =

9,9+ 18,9+27,4
= 18,73 ml
3

18

V1 . N1

V2 . N2

10 ml . 0,09279 N = 18,73 ml . NHCl


NHCl = 0,049 N

3. Menentukan konsentrasi suatu larutan.


Diketahui

: V HCl

= 18,73 ml

N HCl

= 0,049 N

V NaOH

= 10 ml

Ditanya

: N NaOH.....?

Penyelesaian

:
V1 . N1 (HCl) = V2 . N2 (NaOH)
18,73 ml . 0,049 N = 10 ml x N2
N2 = 0,091777 N

19

Anda mungkin juga menyukai