Anda di halaman 1dari 24

BAB I

ILUSTRASI KASUS
I.

IDENTITAS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama

: By. Ny. T

Umur

: 9 hari

Tempat dan tanggal lahir

: Soreang, 26 November 2014

Jenis kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Sekebolek, Rahayu

Masuk RS

: 26 november 2014, Jam 10.50 WIB

No. RM

: 495001

Tanggal Periksa

: 03 Desember 2014

2. IDENTITAS ORANG TUA PASIEN


AYAH PASIEN
Nama Ayah

: Tn. S

Umur

: 24 tahun

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: Buruh

IBU PASIEN
Nama Ibu

: Ny. T

Umur

: 22 tahun

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Hubungan pasien dengan orang tua : anak kandung

II.

ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Gerak Kurang Aktif
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Bayi lahir di Kamar OK, RSUD Soreang pada tanggal 26 November
2014, pada jam 10.50 WIB, menurut ayah pasien, bayi dilahirkan dengan
usia kandungan 9 bulan. Berat lahir: 3000 gram, PB: 52 cm, Jenis
Kelamin Laki Laki, Apgar score : 5/9.
3. Riwayat Penyakit Dahulu Pada Ibu
Hipertensi : (-)
DM

: (-)

4. Riwayat Penyakit Keluarga


5. Riwayat Pribadi

Riwayat Kehamilan
Ibu hamil tunggal. Usia ibu saat hamil adalah 22 tahun. Ibu
selalu memeriksakan kehamilannya rutin. Riwayat pemakaian
obat-obatan ketika hamil disangkal. Riwayat mengkonsumsi
jamu jamuan disangkal. Pada tanggal 25 November 2014
jam 07. 00 WIB, pasien pergi kebidan Suminah di jalan Sinang
palay, sebelumnya ibu sudah pecah ketuban sejak selasa, 25
November 2014, pada jam 02.00 WIB dini hari. Dan akhirnya
ibu di rujuk kerumah sakit soreang.

Riwayat Persalinan
Pasien lahir secara Sectio Caesarea, dengan usi kehamil 9
bulan. Pasien di SC karena Ketuban Pecah Dini sejak 1 hari
SMRS, Berat lahir 3000 gram.

Riwayat Pasca Lahir


Tidak ada Keluhan.

6. Riwayat Makanan
Pasien di beri ASI
7. Riwayat Imunisasi
Pasien belum di Imunisasi
8. Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Pasien Anak Tunggal dari Pasangan Ny. T dan Tn. S yang bekerja
sebagai IRT dan Buruh. Orang tua pasien tidak memberi tahu jumlah
penghasilannya, tetapi mengatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari keluarga.
9. PEMERIKSAAN FISIK
(Dilakukan Pada Tanggal 03 Desember 2014)
A. Pemeriksaan Umum
1) Kesadaran

: STATE 5

2) Down Score

3) Tanda Utama
Heart Rate

: 140 x/menit,

Frekuensi Nafas

: 56 x/menit, tipe Abdominal Thoracal

Suhu

: 37,90 Celsius

4) Status gizi
Antropometris :
Berat Badan (BB)

: 3000 gram

Panjang Badan (PB) : 52 cm


Lingkar Kepala

: 34 cm

Lingkar Dada

: 32 cm

Kepala symphisis

: 28 cm

Simpisis Kaki

: 22 cm

BB/U

: -1

PB/U

: 0

BB/PB

: -3

B. Pemeriksaan khusus
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Sutura
Rambut
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Tenggorokan
Tonsil
Lidah
Gigi
Leher

: Belum menutup
: Hitam tidak mudah dicabut
: Conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
: Pinna +/+, Recoil kembali langsung
: Pernapasan cuping hidung (-), choana +/+
: Perioral cianosis (-), langit-langit intak
: Sulit dinilai
: Sulit dinilai
: Makroglosia (-)
: Belum erupsi
: Retraksi suprasternal (-)

1. Thoraks
:
a. Pernapasan : Bentuk dan gerak simetris, retraksi
Intercostae (-)
b. Pulmo
: Bronkovesikuler sound kanan = kiri,
ronkhi -/-, wheezing -/-, slem -/c. Cor
: Bunyi Jantung I II murni regular,
gallop (-), murmur (-)
2. Abdomen
: Datar lembut, bising usus (+)
a. Hepar
: 2 cm BAC tepi tajam.
b. Lien
: Tidak teraba
3. Anus
:+
4. Ekstremitas
: Akral hangat, kuning (-)capillary refill
time < 3
5. Genital
: Laki Laki, testis sudah ada didalam
Skrotum

6.

Neurologi

: reflex moro (-)

reflex rooting (+)

reflex pegang (+)

Reflex hisap (+)

reflex babinski (+)


APGAR Score

Warna
Denyut jantung
Refleks
Tonus otot
Pernafasan
JUMLAH

1 menit
1
1
1
1
1
5

5 menit
2
2
1
2
2
9

Pemeriksaan New Ballad Score dan Maturitas Fisik

Hasil :
New Ballad Score : 4, 3, 3, 4, 3, 2
Maturitas Fisik

: 2, 2, 3, 2, 3, 3

Pemeriksaan penunjang / data laboratorium

26 November 2014

Hb
Ht
Leukosit
Trombosit
GDS

Nilai

Satuan

Normal

19,1

g/dL

16-25

57

13.100

/mm3

10.000-30.000

307.000

/mm3

150.000-400.000

46

mg/dL

<180

27 November 2014
Nilai

Satuan

Normal

GDS

76

mg/dL

<180

Bilirubin Total

8,46

mg/dL

0,1 -1,2

Bilirubin Direk

0,40

mg/dL

<=0,2

Bilirubin Indirek

8,06

mg/dL

<=0,75

Golongan Darah
Rhesus Faktor

30 November 2014
Nilai

Satuan

Normal

Bilirubin Total

11,93

mg/dL

0,7 -12,7

Bilirubin Direk

0,67

mg/dL

<=0,2

Bilirubin Indirek

11,26

mg/dL

<=0,75

A
Posistif

01 Desember 2014

Fases Rutin

Mikroskopis
Warna

Kuning

Konsistensi

Lembek

Lendir

Negatif

Makroskopis

Leukosit

Hasil

Satuan

Normal

0-2

/lpb

Negatif
7

Eritrosit
Amoeba
Bakteri
Telur Cacing

Negatif
Negatif
Positif
Negatif

/lbp
-

Negatif
Negatif
Negatif
Negatif

02 Desember 2014
Nilai

Satuan

Normal

19,0

g/dL

16-25

56

10.200

/mm3

10.000-30.000

266.000

/mm3

150.000-400.000

Hb
Ht
Leukosit
Trombosit

Diagnosis Kerja
TIAGA SC a/i KPD 24 Jam + Hipoglikemi + Sepsis
TATALAKSANA :
-Pertahankan suhu Optimal
-RL : D5% = 350 cc
-LLM 160 cc
-Cefotaxime 2 x 150 mg (iv)
-Ceftazidine 3 x 100 mg (iv)
-Metronidazole 3 x 30 mg (iv)
- Omeprazole 1 x 3 mg (iv)
- Dexa 3 x 1 mg (iv)
PROGNOSIS
Quo ad vitam

: Dubia ad Bonam

Quo ad functionam

: Dubia ad Bonam

Follow up
8

Hari/

Keluhan

Tanggal
Rabu,

26 S : Kuning (-), Menangis Kuat (+), Gerak aktif (-)

November
2014

O: HR : 142 x/ menit
RR :49 x/menit
S

:36,8 oC

Kepala :UUB datar lembut belum menutup, rambut

Terapi
P:
-Pertahankan suhu Optimal
-Vit K 5 mg (im)
-Salep

mata

gentamisin

ODS

tidak mudah di cabut, caput hematom (-), -Ampisilin 2 x 150 mg


Caput sucsadanaeum (-).
Mata

: Ca (-), Si (-)

-ASI Adlib
-Cek DR, GDS

Hidung: PCH (-)


Mulut :POC (-), Hipersalivasi (-), Makroglosus (-)
Leher : KGB tidak teraba Membesar, Retraksi
Supra Sternal (-).
Thoraks

: B/G Simetris

Paru

: BVS Ki = Ka,
Rhonki -/-, whezing -/-, slem -/-

Jantung : BJ I II murni reguler murmur (-),


gallop (-).
Abdomen : Datar lembut Bu, (+)
Ekstremitas : Akral Hangat CRT <3
A: TIAGA SC a/i KPD 24 Jam

Kamis, 27 S : Kuning (+), Menangis Kuat (+), Gerak aktif (+)

P:
9

November
2014

O: HR : 153 x/ menit

-Pertahankan Suhu Optimal

RR : 44 x/menit

-Inisial peeding ASI /SF 8 x

: 37,3 oC

40 cc

Kepala :UUB datar lembut belum menutup, rambut - Foto Terapi


tidak mudah di cabut, caput hematom (-), -Cek GDS ulang, Cek Bil
Caput sucsadanaeum (-).
Mata

tot, Bil direc, Bil Indirec

: Ca (-), Si (-)

Hidung : PCH (-)


Mulut : POC (-), Hipersalivasi (-), Makroglosus (-)
Leher : KGB tidak teraba Membesar, Retraksi Supra
Sternal (-).
Thoraks : B/G Simetris
Paru : BVS Ki = Ka,
Rhonki -/-, whezing -/-, slem -/Jantung : BJ I II murni reguler murmur (-),
gallop (-).
Abdomen : Datar lembut Bu, (+)
Ekstremitas : Akral Hangat CRT <3
A: TIAGA SC a/i KPD 24 Jam + Hipoglikemi +
Neonatus Hiperbilirubin

10

Jumat, 28 S : Kuning (+), Menangis Kuat (+), Gerak aktif (+)

P:

November

-Pertahankan Suhu Optimal

2014

O: HR : 135 x/ menit
RR : 52 x/menit
S

:36,6 oC

-Foto terapi, rubah posisi


setiap 6 jam

Kepala : UUB datar lembut belum menutup, rambut - Asi Adlib


tidak mudah di cabut, caput hematom (-),
Caput sucsadanaeum (-).
Mata

: Ca (-), Si (-)

Hidung : PCH (-)


Mulut : POC (-), Hipersalivasi (-), Makroglosus (-)
Leher : KGB tidak teraba Membesar, Retraksi Supra
Sternal (-).
Thoraks : B/G Simetris
Paru : BVS Ki = Ka,
Rhonki -/-, whezing -/-, slem -/Jantung : BJ I II murni reguler murmur (-),
gallop (-).
Abdomen : Datar lembut Bu, (+)
Ekstremitas : Akral Hangat CRT <3
A: TIAGA SC a/i KPD 24 Jam + Hipoglikemi +
Neonatus Hiperbilirubin
Sabtu,

29 S : Kuning (+), Menangis Kuat (+), Gerak aktif (+)

November
2014

O: HR : 132 x/ menit
RR : 42 x/menit
S

:36,7 oC

P:
-Pertahankan suhu Optimal
- Foto Terapi
- Asi Adlib

Kepala : UUB datar lembut belum menutup, rambut - Cek Bil TOT, Bil Indirect,
tidak mudah di cabut, caput hematom (-),

Bil direct

Caput sucsadanaeum (-).


Mata

: Ca (-), Si (-)

Hidung : PCH (-)


Mulut : POC (-), Hipersalivasi (-), Makroglosus (-)
Leher : KGB tidak teraba Membesar, Retraksi Supra
Sternal (-).
11

Thoraks : B/G Simetris


Paru : BVS Ki = Ka,
Rhonki -/-, whezing -/-, slem -/Jantung : BJ I II murni reguler murmur (-),
gallop (-).
Abdomen : Datar lembut Bu, (+)
Ekstremitas : Akral Hangat CRT <3
A: TIAGA SC a/i KPD 24 Jam + Hipoglikemi +
Neonatus Hiperbilirubin
Minggu, 30 S : Kuning (+), Menangis Kuat (+), Gerak aktif (+),

P:

November

-O2 Lembab 1 L / menit

2014

Mencret (+), Muntah (+), Sesak (+)


O: HR : 160 x/ menit
RR : 46 x/menit
S

: 37 oC

- Foto terapi Lanjut


-ASI Adlib
-Suction

Kepala : UUB datar lembut belum menutup, rambut - Ampicilin 2 x 150 mg


tidak mudah di cabut, caput hematom (-), - MC 8 x 25 cc
Caput sucsadanaeum (-).
Mata

: Ca (-), Si (-)

Hidung : PCH (-)


Mulut : POC (-), Hipersalivasi (-), Makroglosus (-)
Leher

: KGB tidak teraba Membesar, Retraksi


Supra Sternal (-).

Thoraks : B/G Simetris


Paru : BVS Ki = Ka,
Rhonki -/-, whezing -/-, slem -/Jantung : BJ I II murni reguler murmur (-),
gallop (-).
Abdomen : Datar lembut Bu, (+)
Ekstremitas : Akral Hangat CRT <3
A: TIAGA SC a/i KPD 24 Jam + Hipoglikemi +
Neonatus Hiperbilirubin

Senin,

01 S : Kuning (-), Menangis Kuat (+), Gerak aktif (+),

P:
12

Desember
2014

Mencret (+).
O: HR : 157 x/ menit
RR : 47 x/menit
S

: 37,9 oC

-OGT
-RL : D5% :3 x170 =510 cc
-LLM 160 cc
-Cefotaxime 2 x 150 mg (iv)

Kepala : UUB datar lembut belum menutup, rambut -Mikasin 1 x 45 mg (iv)


tidak mudah di cabut, caput hematom (-), -Metronidazole 3x30mg (iv)
Caput sucsadanaeum (-).
Mata

- Cek FR

: Ca (-), Si (-)

Hidung : PCH (-)


Mulut : POC (-), Hipersalivasi (-), Makroglosus (-)
Leher : KGB tidak teraba Membesar, Retraksi Supra
Sternal (-).
Thoraks : B/G Simetris
Paru : BVS Ki = Ka,
Rhonki -/-, whezing -/-, slem -/Jantung : BJ I II murni reguler murmur (-),
gallop (-).
Abdomen : Datar lembut Bu, (+)
Ekstremitas : Akral Hangat CRT <3
A: TIAGA SC a/i KPD 24 Jam + Hipoglikemi +
Neonatus Hiperbilirubin
Selasa,

02 S : Kuning (-), Menangis Kuat (+), Gerak aktif (+),

Desember
2014

Mencret (+).
O: HR : 148 x/ menit

P:
-RL : D5% = 350 cc
-LLM 160 cc

RR : 48 x/menit

-Cefotaxime 2 x 150 mg (iv)

: 37,5 oC

-Ceftazidine 3 x 100 mg (iv)

Kepala : UUB datar lembut belum menutup, rambut -Metronidazole 3x30mg (iv)
tidak mudah di cabut, caput hematom (-), - Omeprazole 1 x 3 mg (iv)
Caput sucsadanaeum (-).
Mata

: Ca (-), Si (-)

-Dexa 3 x 1 mg (iv)
- Cek DR

Hidung : PCH (-)


Mulut : POC (-), Hipersalivasi (-), Makroglosus (-)
Leher : KGB tidak teraba Membesar, Retraksi Supra
13

Sternal (-).
Thoraks : B/G Simetris
Paru : BVS Ki = Ka,
Rhonki -/-, whezing -/-, slem -/Jantung : BJ I II murni reguler murmur (+),
gallop (-).
Abdomen : Datar lembut Bu, (+)
Ekstremitas : Akral Hangat CRT <3
A: TIAGA SC a/i KPD 24 Jam + Hipoglikemi +
Neonatus Hiperbilirubin + Sepsis
Rabu,

03 S : Kuning (-), Menangis Kuat (+), Gerak aktif (+), P:

Desember

Mencret (+), Muntah (+), Sesak (+)

-RL : D5% = 350 cc

2014

O: HR : 140 x/ menit

-LLM 160 cc

RR : 56 x/menit

-Cefotaxime 2 x 150 mg (iv)

: 37, 9 oC

-Ceftazidine 3 x 100 mg (iv)

Kepala : UUB datar lembut belum menutup, rambut -Metronidazole 3 x 30 mg


tidak mudah di cabut, caput hematom (-), (iv)
Caput sucsadanaeum (-).
Mata

: Ca (-), Si (-)

- Omeprazole 1 x 3 mg (iv)
- Dexa 3 x 1 mg (iv)

Hidung : PCH (-)


Mulut : POC (-), Hipersalivasi (-), Makroglosus (-)
Leher : KGB tidak teraba Membesar, Retraksi Supra
Sternal (-).
Thoraks : B/G Simetris
Paru : BVS Ki = Ka,
Rhonki -/-, whezing +/+, slem -/Jantung : BJ I II murni reguler murmur (+),
gallop (-).
Abdomen : Datar lembut Bu, (+)
Ekstremitas : Akral Hangat CRT <3
A: TIAGA SC a/i KPD 24 Jam + Hipoglikemi +
Neonatus Hiperbilirubin + Sepsis

14

Kamis, 04 S : Kuning (-), Menangis Kuat (+), Gerak aktif (+),

-RL : D5% = 350 cc

Desember

-LLM 160 cc

2014

Mencret (+), Muntah (+), Sesak (+)


O: HR : 160 x/ menit

-Cefotaxime 2 x 150 mg (iv)

RR : 46 x/menit

-Ceftazidine 3 x 100 mg (iv)

: 37 oC

-Metronidazole 3 x 30 mg

Kepala : UUB datar lembut belum menutup, rambut (iv)


tidak mudah di cabut, caput hematom (-), -Omeprazole 1 x 3 mg (iv)
Caput sucsadanaeum (-).
Mata

-Dexa 3 x 1 mg (iv)

: Ca (-), Si (-)

Hidung : PCH (-)


Mulut : POC (-), Hipersalivasi (-), Makroglosus (-)
Leher : KGB tidak teraba Membesar, Retraksi Supra
Sternal (-).
Thoraks : B/G Simetris
Paru : Vesikuler Breathing Sound Ki = Ka,
Rhonki -/-, whezing +/+, slem -/Jantung : BJ I II murni reguler murmur (+),
gallop (-).
Abdomen

: Datar lembut Bu, (+)

Ekstremitas : Akral Hangat CRT <3


A: TIAGA SC a/i KPD 24 Jam + Hipoglikemi +
Neonatus Hiperbilirubin + Sepsis

BAB II
ANALISIS MASALAH
15

1. Mengapa pada bayi ini didiagnosis Hipoglikemi ?


Karena saat lahir pada anggota ekstremitas atas dan bawah pasien tampak
kebiruan (Sianosis), dan pada hari pertama lahir bayi kurang gerak aktif. Dan dari
pemeriksaan penunjang GDS pada tanggal 26 November 2014 didapatkan hasil
46 mg/dL.
Dari teori mengatakan bahwa neonatus dikatakan hipoglikemi tersebut:
Hipoglikemi adalah keadaan hasil pengukuran kadar glukosa darah kurang
dari 45 mg/dL (2.6 mmol/L). Hipoglikemia adalah masalah metabolik paling
umum pada neonatus. Pada anak-anak, sebuah glukosa darah nilai kurang dari 40
mg / dL (2,2 mmol / L) merupakan hipoglikemia. Sebuah glukosa plasma tingkat
kurang dari 30 mg / dL (1,65 mmol / L) dalam 24 jam pertama kehidupan dan
kurang dari 45 mg / dL (2,5 mmol / L) setelahnya merupakan hipoglikemia pada
bayi baru lahir. WHO mengatakan bahwa hipoglikemi terjadi bila kadar gula
darah < 3 mmol/L atau < 54mg/dl
Manifestasi Klinis Hipoglikemi pada neonatus :
Jittery

keringat dingin

letargi

distress nafas

Sianosis

Kejang atau tremor

Letargi dan menyusui yang buruk

Apnea atau henti napas

Tangisan yang lemah atau bernada tinggi

Hipotermia

RDS

2. Bagai mana cara mencegah Hipoglikemi Pada Neonatus ?


-

Menghindari faktor resiko yang dapat dicegah (misalnya : Hipotermi)


Pemberian nutrisi secara enteral merupakan tindakan prefentif tunggal
yang paling penting.

16

Jika bayi tidak mungkin menyusu, mulailah pemberian minum dengan

menggunakan sonde dalam waktu 1- 3 jam setelah lahir.


Neonatus yang beresiko tinggi harus di pantau nilai glukosanya sampai
asupan penuh dan pemeriksaan kada gula darah 3 kali pengukuran

normal.
Jika ini gagal, terapi IV dengan glukosa 10 % harus dimulai dan kadar
glukosa di pantau.

3. Bagaimana Cara Mendiagnosis dan Tatalaksana Hipoglikemi Pada


Neonatus ?
Untuk mendiagnosis Hipoglikemi pada Neonatus dilihat dari gejala klinis dan
pemeriksaan penunjang. Dan buat penatalaksanaan awal pada pasien ini sudah
tepat yaitu pasien diberikan Inisial peeding ASI /SF 8 x 40 cc

4. Apa saja Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien Hipoglikemi ?


Hipoglikemi yang menetap dapat menyebabkan kerusan pada Sistem Saraf
Pusat. Hipoglikemi dapat menyebabkan kejang pada bayi baru lahir.
5. Mengapa pada pasien ini didiagnosis Neonatus Hiperbilirubin ?
17

Karena dari gejala klinis Pada kasus ini, pasien mengalami ikterus fisiologis
dimana timbul ikterus pada kulit sejak usia 1 hari (> 24 jam) disertai
peningkatan kadar bilirubin.
Dan menurut teori. Ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi
yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan sklera akibat akumulasi
bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih. Ikterus secara klinis akan mulai tampak
pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mg/dL.
Ikterus fisiologis Umumnya terjadi pada bayi baru lahir, kadar bilirubin tak
terkonjugasi pada minggu pertama > 2 mg/dL.
-

Pada bayi cukup bulan yang mendapat susu formula kadar bilirubin akan
mencapai puncaknya sekitar 6-8 mg/dL pada hari ke-3 kehidupan. Akan
menurun cepat selama 2-3 hari diikuti dengan penurunan yang lambat

sebesar 1 mg/dL selama 1 sampai 2 minggu.


Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar bilirubin akan mencapai
puncaknya sekitar 7-14 mg/dL dan penurunan terjadi lebih lambat bisa

mencapai 2-3 minggu bahkan dapat 6 minggu.


Pada bayi kurang bulan yang mendapat susu formula akan mengalami
peningkatan dengan puncak yang lebih tinggi dan lebih lama, begitu juga
dengan penurunannya jika tidak diberikan fototerapi pencegahan.
Peningkatan sampai 10-12 mg/dL masih dalam kisaran fisiologis bhakan
hingga 15 mg/dL tanpa disertai kelainan metabolisme bilirubin.
Ikterus fisiologis tidak disebabkan oleh faktro tunggal tetapi

kombinasi dari berbagai faktor yang berhubungan dengan maturitas fisiologis


yang baru lahir. Peningkatan kadar bilirubin tidak terkinjugasi dalam sirkulasi
pada bayi baru lahir disebabkan oleh kombinasi peningkatan ketersediaan
bilirubin dan penurunan clearance bilirubin.
Pada bayi yang diberi minum susu formula cenderung mengeluarkan
bilirubin lebih banyak pada mekoniumnya selama 3 hari pertama kehidupan
dibandingkan yang mendapat ASI.
Bayi yang mendapat ASI, kadar bilirubin cenderung lebih rendah pada yang
defekasinya lebih sering.
Ikterus non fisiologis
18

Terjadi sebelum umur 24 jam


Peningkatan kadar bilirubin total serum > 5 mg/dL/hari
Bilirubin direk > 2 mg/dL
Ada tanda-tanda penyakit yang mendasari pada setiap bayi ( muntah, letragis,
malas menetek, penurunan BB yang cepat, apnea, takipnea atau suhu yang

tidak stabil).
Ikterus bertahan setelah 8 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 14 hari
pada bayi kurang bulan.

6. Bagai mana Penatalaksanaan Neonatus Hiperbilirubin ?


Indikasi fototerapi dan Transfusi Ganti berdasarkan Berat Badan
Berat Badan (g)

Terapi

< 1000

Fototerapi
Transfuse ganti pada kadar bilirubin 1012 mg/dL
Fototerapi pada kadar 7-9 mg/dL
Transfuse ganti pada kadar bilirubin 1215 mg/dL
Fototerapi pada kadar 10-12 mg/dL
Transfuse ganti pada kadar bilirubin
15-18 mg/dL
Fototerapi pada kadar 13-15 mg/dL
Transfuse ganti pada kadar bilirubin 1820 mg/dL
Fototerapi pada kadar 12-15 mg/dL
Transfuse ganti pada kadar bilirubin 1820 mg/dL

1000 1500

1500 2000

2000 2500

> 2500 dan bayi dalam keadaan sakit

7. Apa saja Komplikasi Fototerapi ?


Kelainan
Bronze baby syndrome
Diare
Hemolisis
Dehidrasi
Ruam kulit

Mekanisme yang mungkin terjadi


Berkurangnya
ekskresi
hepatic
dari
photoproduct
Bilirubin indirek menghambat lactase
Fotosensitivitas
mengganggu
sirkulasi
eritrosit
Bertambahnya insensible water loss karena
menyerap energy foton
Gangguan fotosintesis terhadap sel mast
19

kulit dengan pelepasan histamin


8. Mengapa pada pasien ini didiagnosis Sepsis ?
Karena pada hari ke enam pasien terdapat peningkatan suhu, dan respirasi
dan terdapat diare pada pasien.
Menurut teori Sepsis neonatorum adalah infeksi yang terjadi pada bayi dalam
28 hari pertama setelah kelahiran..
Istilah/definisi tersebut antara lain:
-

Sepsis

merupakan

sindrom

respons

inflamasi

sistemik

(Systemic

inflammatory respons syndrome-SIRS) yang terjadi sebagai akibat infeksi


bakteri, virus, jamur ataupun parasit.
-

Sepsis berat adalah keadaan sepsis yang disertai disfungsi organ


kardiovaskuler dan gangguan napas akut atau terdapat gangguan dua organ
lain (seperti neurologi, hematologi, urogenital, dan hepatologi)

Syok sepsis terjadi apabila bayi masih dalam keadaan hipotermi walaupun
telah mendapatkan cairan adekuat

Sindroma disfungsi multi organ terjadi apabila bayi tidak mampu lagi
mempertahankan homeostasis tubuh sehingga terjadi perubahan fungsi dua
atau lebih organ tubuh.

Klasifikasi
Dari sisi waktu terjadinya, sepsis dibagi menjadi sepsis awitan dini dan lanjut.
Awitan Dini

Usia bayi < 72 jam

Didapat saat persalinan

Penularan vertikal dari ibu ke bayi


Jenis Bakteri:
Basil gram negatif
-E.coli
-Klebsiella
20

Enterococcus
Group B streptococcus
Coagulase negative staphylococci
Awitan Lambat
usia bayi > 72 jam
Didapat dari lingkungan
Didapatkan secara nosokomial atau dari rumah sakit
Jenis Bakteri:
Basil gram negatif
-Pseudomonas
-Klebsiella
Staph. aureus(MRSA)
Coagulase negative staphylococci
Coagulase negative
Selain perbedaan waktu paparan kuman, bentuk infeksi juga berbeda dalam
macam kuman penyebab infeksi. Selanjutnya baik patogenesis, gambaran klinis
ataupun penatalaksanaan penderita tidak banyak berbeda dan sesuai dengan
perjalanan sepsisnya yang dikenal dengan cascade sepsis.

9. Faktor resiko apa saja yang bisa menyebakan Sepsis ?


Faktor resiko sepsis dapat bervariasi tergantung awitan sepsis yang diderita
pasien. Pada awitan dini berbagai faktor yang terjadi selama kehamilan, persalinan
ataupun kelahiran dapat dipakai sebagai indikator untuk melakukan elaborasi lebih
lanjut sepsis neonatal. Berlainan dengan awitan dini, pada pasien awitan lambat,
infeksi terjadi karena sumber infeksi yang terdapat dalam lingkungan pasien.
1. Faktor resiko ibu

Ketuban pecah dini dan ketuban pecah lebih dari 18 jam. Bila ketuban
pecah lebih dari 24 jam maka kejadian sepsis meningkat sekitar 1%, dan
bila disertai korioamnionitis maka kejadian sepsis meningkat menjadi 4
kali
21

Infeksi dan demam (lebih dari 38C) pada masa peripartum akibat
korioamnionitis,

infeksi

saluran

kemih,

kolonisasi

vagina

oleh

Streptokokus grup B, kolonisasi perineal oleh E. coli, dan komplikasi


obstetrik lainnya

Cairan ketuban hijau keruh dan berbau

Kehamilan multipel

Keputihan yang tidak diobati

Infeksi saluran kemih (ISK) yang tidak diobati

Leukositosis ibu >18.000/ml

2. Faktor resiko neonatus

Prematuritas dan berat lahir rendah

Resusitasi pada saat kelahiran misalnya pada bayi yang mengalami


fetal distress, dan trauma pada proses persalinan

Prosedur invasif seperti intubasi endotrakeal, kateter, infus, dan


pembedahan

Bayi dengan galaktosemia (prediposisi untuk sepsis oleh E. coli),


defek imun, atau asplenia

Asfiksia neonatorum

Cacat bawaan

Tanpa rawat gabung

Pemberian nutrisi parenteral

Perawatan di bangsal intensif bayi baru lahir yang terlalu lama

Manifestasi klinis sepsis neonatorum.


Keadaan umum

Demam, hipotermia, tidak merasa


baik,tidak mau makan, sklerema

Sistem Gastointestinal

Perut kembung,
hepatomegali

Sistem Pernapasan

Apnea, dispnea, takipnea, retraksi,

muntah,

diare,

22

grunting, sianosis
Sistem Saraf Pusat

Iritabilitas, lesu, tremor, kejang,


hiporefleksia, hipotonia, refleks Moro
abnormal, pernapasan tidak teratur,
fontanela menonjol, tangisan nada
tinggi

Sistem Kardiovaskuler

Pucat, mottling, dingin,kulit lembab,


takikardi, hipotensi, bradikardi

Sistem Hematologi

Ikterus, splenomegali, pucat, petekie,


purpura, perdarahan

Sistem Ginjal

oliguria

DAFTAR PUSTAKA
1. Kosim SM, Yunanto A, Dewi R. Buku Ajar Neonatologi Edisi pertama.
Jakarta: IDAI; 2014
2. Pudjiadji, H Antonius, dkk.Pedoman Pelayanan Medis. Edisi Pertama.
Jakarta: IDAI 2009
23

3. Egger Larry. 2010. Guidelines Management of Neonatal Hypoglycemia.


Intermountain Health care.
4. World Health Organization. 1997. Hypoglycemia of the Newborn, Review of
the
Literature:
1997.
http://whqlibdoc.who.int/hq/1997/WHO_CHD_97.1.pdf.

24

Anda mungkin juga menyukai