Anda di halaman 1dari 3

Lisa Oktavia Br Napitupulu

240110150057
3.2 Pembahasan
Praktikum kali ini praktikan membahas mengenai pengukruan poligon.
Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran untuk penentuan posisi titik.
Posisi titik disini dapat berupa posisi kea rah vertical atau menunjukan ketinggian
dan posisi horizontal. Metode polygon sendiri merupakan metode untuk
menentukan posisi horizontal dari titik-titik dilapangan yang berupa segi banyak
dengan melakukan pengukuran sudut dan jarak. Tujuan adalah untuk
mendapatkan data-data lapangan berupa koordinat horizontal (x,y). Pada
pengukuran menggunakan metode polygon ini terdapat dua jenis yaitu polygon
tertutup dan polygon terbuka. Polygon terbuka adalah polygon yang tidak
memiliki sudut dalam seperti pada tertutup, jadi pengukuran di mulai dari titik
awal tapi tidak kembali ke titik awal. Sedangkan polygon tertutup adalah
kerangka dasar pengukuran yang membentuk polygon seri banyak yang menutup.
Yang dimaksud menutup adalah apabila mulai dari titik awal akan kembali ke titik
awal sehingga akan membentuk segi banyak. Fungsi dari kembali ketitik awal
adalah untuk mengoreksi besaran sudut pada tiap segi banyak tersebut. Pada
polygon tertutup yang perlu diperhatikan adalah penentuan titik polygon yang
disesuaikan dengan luas lahan yang akan diukur. Usahakan tidak menggunakan
banyak titik polygon karena akan menyebabkan tingkat kesalahan sudut semakin
besar. Metode polygon umumnya dilakukan untuk memetakan suatu kawasan dan
titik-titik polygon tersebut digunkan sebagai keranga dasar pengukuran yang
dirangkai hampir mirip dengan bentuk wilayah yang dipetakan.
Praktikum ini praktikan menggunakan pengukuran dengan menggunakan
polygon tertutup dengan menggunakan alat teodolit. Dengan luas lahan yang ada
jumah titik pada lahan yang diukur adalah 12 dan terdapat 25 titik bidikan dengan
titik utara diukur. Tujuan dari membidik ke arah utara ini adalah untuk
menentukan koordinat titik alat berdiri dari titik utara dan menentukan jaraknya
dari titik benchmark awal. Praktikan memulai pembidikan pada tempat alat 4 dan
bidikan awal yaitu titik benchmark nantinya akan digunakan sebagai bacaan
belakang dan membidik titik 5 sebagai bacaan muka. Pembacaan berikutnya
dilakukan dengan memindahkan alat ke titik bacaan muka yaitu titik 5 kemudian
mengikat bacaan berikutnya ke bacaan belakang yaitu titik 4 terlebih dahulu

sehingga dapat diketahui koordinat dari titik berikutnya dari titik bacaan belakang.
Metode ini dilakukan terus menerus hingga memutar dan kembali ke titik awal
alat berdiri kemudian membaca benchmark kembali sebagai bacaan muka
terakhir. Hal ini sesuai dengan prinsip polygon tertutup kembali ke titik awal
bidikan. Seharusnya pngukuran dengan metode polygon tertutup ini menghasilkan
jumlah sudut yaitu 1800 dikalikan dengan banyaknya titik pada polygon tersebut
yang sudah ditambahkan dengan 2 yaitu 25200 namun diketahui pada pengukuran
adalah sebesar 2465.12640 terjadi kesalahan atau kekurangan sudut maka yang
harus dikoreksi adalah 54.87360.

Pengkoreksian sudut horizontal dilakukan

terhadap setiap titik bidikan dapat dilakukan dengan menggunakan cara yaitu hasil
dari jarak dibagi jumlah jarak kemudian dikalikan dengan jumlah koreksi sudut.
Kemudian hasil dari pengkoreksian tersebut ditambah dengan sudut horizontal
awal. Selain untuk mengkoreksi sudut dalam, fungsi dari polygon tertutup ini
adalah untuk mengkoreksi elevasi. Elevasi awal pada pengukuran lahan ini sudah
diberitahu atau ditentukan yaitu pada titik 4 elevasinya sebesar 779.286 mdpl,
dengan menggunakan polygon tertutup seharusnya besar elevasi pada titik terakhir
yaitu kembali pada benchmark harus sama yaitu sebesar 779.286 mdpl.
Kenyataanya pada hasil pengukuran dilapangan didapatkan hasil elevasi akhir
yaitu 780.944 mdpl. Terjadi kesalahan atau kelebihan elevasi sebesar 1.658 mdpl.
Hal ini dipengaruhi karena kesalahan pada beda tinggi sehingga yang pertama
harus dikoreksi adalah beda tinggi dengan cara hasi dari jarak dibagi jumlah jarak
dikalikan dengan jumlah beda tinggi sehingga hasil ini akan dijadikan sebagai
koreksi pada setiap titik. Kemudian nilai beda tinggi setiap titik nantinya akan
dikurangi dengan hasil koreksi dari setiap titik. Sehingga akan didapat beda tinggi
yang telah dikoreksi kemudian besar elevasi setiap titik akan berubah juga.
Kesalahan atau error yang terjadi pada pengukuran metode ini wajar karena
polygon tidak benar-benar tertutup dan juga adanya kesalahan atau kelalaian pada
praktikan saat pengukuran. Juga terjadi kelamahan pada metode ini yaitu
banyaknya titik yang harus dihitung koreksinya. Semakin banyak titik semakin
rumit perhitungan yang dilakukan. Namun pada praktikum ini perhitungan
dibantu dengan software MS Excel.

Lisa Oktavia Br Napitupulu


240110150057
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum kali ini, yaitu
1

Metode polygon sendiri merupakan metode untuk menentukan posisi


horizontal dari titik-titik dilapangan yang berupa segi banyak dengan
melakukan pengukuran sudut dan jarak.

Praktikum ini menggunakan polygon tertutup, yaitu kerangka dasar


pengukuran yang membentuk polygon seri banyak yang menutup.

Yang dimaksud menutup adalah apabila mulai dari titik awal akan kembali ke
titik awal sehingga akan membentuk segi banyak.

Fungsi dari kembali ketitik awal adalah untuk mengoreksi besaran sudut pada
tiap segi banyak tersebut.

Pemindahan alat dilakukan sebanyak 12 kali dengan titik awal pada titik 4.

Pembidikan awal dilakukan pada BM dan diakhiri pada BM kembali.

Data yang dikoreksi yaitu sudut horizontal dan elevasi dengan menentukan
jarak dan beda tinggi terlebih dahulu.

Terjadi error sudut horizontal sebesar 54.87360

Terjadi error elevasi sebesar 1.658 mdpl.

10 Kesalahan yang terjadi dapat diakibatkan karena kelalian praktikan dalam


melakukan pengukuran.
4.2 Saran
Adapun saran pada praktikum adalah :
1. Membaca terlebih dahulu modul praktikum sehingga ketika pelaksanaan
praktikum bisa berjalan dengan cepat.
2. Dalam pengukuran harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan kecermatan
tinggi agar mendapatkan data yang akurat.
3. Membaca sudut dengan benar, dan mengusahakan mengunci alat supaya nilai
sudut tidak berubah dan alat tetap berada pada posisi seimbang.
4. Berhati-hati dalam menggunakan dan mendirikan alat.

Anda mungkin juga menyukai