Anda di halaman 1dari 9

Pada awalnya, terapi insulin hanya ditujukan bagia pasien diabetes melitus tipe 1 (DMT1).

Namun demikian, pada kenyataannya insulin lenih banyak digunakan oleh pasien DMT2 karena
prevalensi DMT2 jauh lebih banyak dibandingkan DMT1.
Terapi insulin pada pasien DMT2 dapat dimulai untuk

pasien dengan kegagalan terapi oral


kadar glukosa darah buruk ( kadar glukosa darah puasa > 250 mg/dl)
riwayat pankreatektomi
disfgungsi pankreas
riwayat fluktuasi KGD yang lebar
riwayat ketoasidosis
riwayat penggunaan insulin lebih dari 5 tahun
penyandang DM lebih dari 10 tahun

Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit progresif dengan karakteristik penurunan fungsi sel
beta pankreas. Angka kejadian DM tipe 2 ini semakin meningkat, terutama pada orang berusia
relatif muda dan kemungkinan usia hidup masih panjang, maka semakin banyak pasien DM tipe
2 dengan defisiensi insulin. Pada kasus-kasus tersebut, akan dibutuhkan insulin dalam
penatalaksanaannya.
Keuntungan penggunaan insulin dibandingkan obat antidiabetika oral dalam pengobatan diabetes
melitus adalah

insulin terdapat didalam tubuh secara alamiah


insulin dapat diberikan sesuai dengan pola sekresi insulin endogen
mencegah kerusakan endotel
menekan proses inflamasi
mengurangi kejadian apoptosis
memperbaiki profil lipid

Kendala utama dalam penggunaan insulin adalah pemakaiannya dengan cara menyuntik dan
harganya yang relatif mahal.
Jenis insulin tersedia berbagai macam, yaitu human insulin sampai insulin analog. Insulin analog
merupakan jenis yang baik karena memiliki profil sekresi nyang sangat mendekati pola sekresi
insulin normal atau fisiologis. Melalui pemahaman farmakokinetika berbagai jenis insulin

menjadi landasan dalam penggunaan insulin sehingga pemakaiannya dapat disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh.
Untuk memenuhi kebutuhan insulin basal (saat puasa atau sebelum makan) dapat digunakan

insulin kerja menengah (intermediate-acting insulin) atau


insulin kerja panjang (long-acting insulin).

Untuk memenuhi kebutuhan insulin prandial (sesudah makan) dapat digunakan

insulin kerja cepat (insulin reguler/short-acting insulin) atau


insulin kerja sangat cepat (rapid atauultra-rapid acting insulin)

Insulin kerja campuran, yaitu antara insulin kerja cepat atau sangat cepat dengan insulin kerja
menengah disebut sebagai Premixed insulin.
Memulai dan alur pemberian insulin
Pada pasien DMT1, terapi insulin dapat diberikan segera setelah diagnosa ditegakkan. Pemberian
insulin yang dianjurkan adalah

injeksi harian multipel dengan tujuan mencapai kendali kadar glukosa darah yang baik
pompa insulin (continous subcutaneous insulin infusion [CSII]).

Pada pasien DMT2, terapi insulin dapat diberikan jika KGD tidak terkontrol dengan baik dalam
jangka waktu 3 bulan dengan 2 kombinasi obat oral, maka diindikasikan untuk memulai terapi
kombinasi obat antidiabetes oral dan insulin.

Cara pemberian insulin dapat dilakukan dengan

pemberian insulin kerja cepat secara intravena (hanya dilakukan pada pasien rawat inap)

atau
pemberian insulin kerja panjang secara subkutan.

Contoh jenis insulin kerja panjang adalah insulin NPH, insulin detemir dan insulin glargine.
Berbagai macam regimen terapi insulin yang diberikan dengan suntikan multipel seperti
dianjurkan dalam Buku Joslins Diabetes Melitus dapat dilihat padda Tabel 2. Rejimen injeksi
harian multipel ini diterapkan untuk penderita DMT1.

Cara pemberian insulin


Cara pemberian insulin yang umum dilakukan adalah dengan

semprit dan jarum


pen insulin
pompa insulin (CSII). Sampai saat ini, penggunaan CSII di Indonesi masih sangat
terbatas.

Semprit dan jarum


Pemakaian semprit dan jarum cukup fleksibel serta memungkinkan untuk mengatur dosis dan
membuat berbagai formula campuran insulin untuk mengurangi jumlah injeksi per hari.
Keterbatasannya adalah memerlukan penglihatan yang baik dan keterampilan yang cukup untuk
menarim dosis insulin yang tepat.
Pen insulin
Pen insulin kini lebih populer dibandingkan semprit dan jarum. Cara penggunaannya lebih
mudah dan nyaman, serta dapat dibawa kemana-mana. Kelemahannya adalah tidak dapat
mencampur dua jenis insulin menjadi berbagai kombinasi, kecuali yang sudag tersedia dalam
sediaan tetap (Premixed insulin).

Langkah 1

Persiapkan insulin pen, lepaskan penutup insulin pen


Langkah 2

Hilangkan kertas pembungkus dan tutup jarum


A.
B.
C.
D.

Tarik kertas pembungkus pada jarum pen


Putar jarum insulin ke insulin pen
Lepaskan penutup jarum luar
Lepaskan penutup luar jarum agar jarum tampak
(Buang penutup jarum ke tempat sampah)

Langkah 3

Pertama insulin pen, pastikan pen siap digunakan


A. Hilangkan udara di dalam pen melalui jarum. Hal ini untuk mengatur ketepatan pen dan
jarum dalam mengatur dosis insulin. Putar tombol pemilih dosis pada ujung pen untuk 1
atau 2 unit (pengaturan dosis dengan cara memutar tombol).
B. Tahan pena dengan jarum mengarah ke atas. Tekan tombol dosis dengan benar sampil
mengamati keluarnya insulin. Ulangi jika perlu, sampai insulin terlihat di ujung jarum.
Tombol pemutar harus kembali ke nol setelah insulin terlihat di dalam pen.
Langkah 4

Aktifkan tombol dosis insulin (bisa diputar-putar sesuai keinginan)

Langkah 5

Pastikan posisi nyaman saat menyuntikkan insulin pen. Hindari menyuntik disekitar pusar.
Langkah 6

Suntikkan insulin
A. Genggam pen dengan 4 jari, latekkan ibu jari pada tombol dosis
B. Cubit bagian kulit yang akan disuntik
C. Segera suntikkan jarum pada sudut 90 derajat. Lepaskan cubitan.

D. Gunakan ibu jari untuk menekan ke bawah pada tombol dosis sampai berhenti (klep dosis
akan kembali pada nol). Biarkan jarum ditempat selama 5-10 detik untuk membantu
mencegah insulin keluar dari tempat injeksi
E. Tarik jarum dari kulit. Kadang-kadang terlihat memar atau tetesan darah, tetapi itu tidak
berbahaya. Bisa diusap dengan tissue atau kapas., tetapi jangan di pijat pada daerah bekas
suntikan.

Langkah 7

Persiapkan pen insulin untuk penggunaan berikutnya


Lepaskan tutup luar jarum dan putar untuk melepaskan jarum dari pen. Tempatkan jarum yang
telah digunakan pada wadah yang aman (kaleng kosong). Buang ke tempat sampah jangan
dibuang ketempat pendaurulang sampah.
Insulin subkutan
Rekomendasi jenis dan dosis pemberian insulin subkutan pada pasien DMT1 dan DMT2 yang
mendapatkan makanan secara oral dapat dilihat pada tabel 10.

Ada beberapa bentuk pemberian insulin subkutan pada pasien yang dirawat di rumah sakit antara
lain

Insulin terjadwal (programmed insulin) yaitu insulin basal dan insulin prandial
Dan insulin koreksi

Insulin basal dapat diberikan dengan menggunakan popma insulin (CSII), insulin kerja
intermediate (NPH atau Premixed) 2-4 kali sehari atau insulin analog kerja panjang. Kebutuhan
insulin prandial dapat dipenuhi dengan insulin kerja cepat (insulin regular atau rapid acting
insulin analog). Insulin tersebut diberikan sebelum makan atau setelah makan (hanya untuk
penggunaan rapid acting insulin analog) apabila jadwal dan jumlah asupan makanan tidak pasti
(tabel 2)

Anda mungkin juga menyukai