Namun demikian, pada kenyataannya insulin lenih banyak digunakan oleh pasien DMT2 karena
prevalensi DMT2 jauh lebih banyak dibandingkan DMT1.
Terapi insulin pada pasien DMT2 dapat dimulai untuk
Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit progresif dengan karakteristik penurunan fungsi sel
beta pankreas. Angka kejadian DM tipe 2 ini semakin meningkat, terutama pada orang berusia
relatif muda dan kemungkinan usia hidup masih panjang, maka semakin banyak pasien DM tipe
2 dengan defisiensi insulin. Pada kasus-kasus tersebut, akan dibutuhkan insulin dalam
penatalaksanaannya.
Keuntungan penggunaan insulin dibandingkan obat antidiabetika oral dalam pengobatan diabetes
melitus adalah
Kendala utama dalam penggunaan insulin adalah pemakaiannya dengan cara menyuntik dan
harganya yang relatif mahal.
Jenis insulin tersedia berbagai macam, yaitu human insulin sampai insulin analog. Insulin analog
merupakan jenis yang baik karena memiliki profil sekresi nyang sangat mendekati pola sekresi
insulin normal atau fisiologis. Melalui pemahaman farmakokinetika berbagai jenis insulin
menjadi landasan dalam penggunaan insulin sehingga pemakaiannya dapat disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh.
Untuk memenuhi kebutuhan insulin basal (saat puasa atau sebelum makan) dapat digunakan
Insulin kerja campuran, yaitu antara insulin kerja cepat atau sangat cepat dengan insulin kerja
menengah disebut sebagai Premixed insulin.
Memulai dan alur pemberian insulin
Pada pasien DMT1, terapi insulin dapat diberikan segera setelah diagnosa ditegakkan. Pemberian
insulin yang dianjurkan adalah
injeksi harian multipel dengan tujuan mencapai kendali kadar glukosa darah yang baik
pompa insulin (continous subcutaneous insulin infusion [CSII]).
Pada pasien DMT2, terapi insulin dapat diberikan jika KGD tidak terkontrol dengan baik dalam
jangka waktu 3 bulan dengan 2 kombinasi obat oral, maka diindikasikan untuk memulai terapi
kombinasi obat antidiabetes oral dan insulin.
pemberian insulin kerja cepat secara intravena (hanya dilakukan pada pasien rawat inap)
atau
pemberian insulin kerja panjang secara subkutan.
Contoh jenis insulin kerja panjang adalah insulin NPH, insulin detemir dan insulin glargine.
Berbagai macam regimen terapi insulin yang diberikan dengan suntikan multipel seperti
dianjurkan dalam Buku Joslins Diabetes Melitus dapat dilihat padda Tabel 2. Rejimen injeksi
harian multipel ini diterapkan untuk penderita DMT1.
Langkah 1
Langkah 3
Langkah 5
Pastikan posisi nyaman saat menyuntikkan insulin pen. Hindari menyuntik disekitar pusar.
Langkah 6
Suntikkan insulin
A. Genggam pen dengan 4 jari, latekkan ibu jari pada tombol dosis
B. Cubit bagian kulit yang akan disuntik
C. Segera suntikkan jarum pada sudut 90 derajat. Lepaskan cubitan.
D. Gunakan ibu jari untuk menekan ke bawah pada tombol dosis sampai berhenti (klep dosis
akan kembali pada nol). Biarkan jarum ditempat selama 5-10 detik untuk membantu
mencegah insulin keluar dari tempat injeksi
E. Tarik jarum dari kulit. Kadang-kadang terlihat memar atau tetesan darah, tetapi itu tidak
berbahaya. Bisa diusap dengan tissue atau kapas., tetapi jangan di pijat pada daerah bekas
suntikan.
Langkah 7
Ada beberapa bentuk pemberian insulin subkutan pada pasien yang dirawat di rumah sakit antara
lain
Insulin terjadwal (programmed insulin) yaitu insulin basal dan insulin prandial
Dan insulin koreksi
Insulin basal dapat diberikan dengan menggunakan popma insulin (CSII), insulin kerja
intermediate (NPH atau Premixed) 2-4 kali sehari atau insulin analog kerja panjang. Kebutuhan
insulin prandial dapat dipenuhi dengan insulin kerja cepat (insulin regular atau rapid acting
insulin analog). Insulin tersebut diberikan sebelum makan atau setelah makan (hanya untuk
penggunaan rapid acting insulin analog) apabila jadwal dan jumlah asupan makanan tidak pasti
(tabel 2)