Anda di halaman 1dari 10

Apakah ini adalah salahku bertemu?

Aku pernah mengiyakan pertanyaan itu.


Lalu, apakah aku menyesal?
Jawabannya sudah pasti, aku .!

ya ampun Oji! kamu seharusnya jaga didepan sana. sambil


menunjuk kearah kolam yang dilengkapi dengan air mancur. Diatasnya
telah berdiri tegak tugu berbentuk belahan buku berwarna putih dan
bintang berwarna gold tepat diatasnya.
Oji kemudian melepaskan kostum keropi yang ia pakai, dan
menyerakannya kepada teman yang menegurnya.
kamu gantiin aku ya sebentar, perutku mules ni (sambil memegangi
perut). Aku tahu kamu ketua koordinator di kelompok kita, tapi ini benar
benar darurat. Aku lihat Cuma kamu yang nganggur, lainnya pada sibuk
dengan tugas masing masing. Sebentar saja, nanti setelah aku selesai
dengan urusan perutku ini, aku kembali lagi dan gantiin kamu. Plissss...!
sambil merintih dan terus memegangi perutnya Oji meminta temannya itu
untuk menggantikan dirinya saat itu yang bertugas sebagai pembagi
brosur amal. Tampak temannya itu tak habis fikir dan tak pernah
membayangkan akan mengenaka kostum yang ada ditangannya itu.
tenang saja, ngak akan ada yang tahu, aku janji ngak akan kasih tahu
siapapun kalau kamu make ini kostum. Kali ini tanpa menunggu jawaban
dari temannya itu, Oji langsung pergi meninggalkannya yang kini
ternganga lesu.
****
Seorang gadis yang tengah berdiri disisi jalan di pintu masuk gerbang
sekolah tampak asyik dengan headset putih ditelinganya. Gerakan kecil
dikepalanya dan hentakan kakinya seperti sedang mengikuti irama lagu
yang ia dengar. Tak jarang ia juga mengomat kamitkan bibir menyanyikan
lagu yang ia dengar meski suaranya tak terdengar oleh telinganya sendiri.
Sepatu cat warna hijau, sweeter orange, celana putih yang senada
dengan warna topi yang dihadapkan terbalik dikepalanya, dilengkapi
dengan tas punggung berwana moca yang ia kenakan. Tampak sesekali ia
mendongakkan kepalanya melihat sekolah yang ia datangi saat itu.
Agi, kayaknya lagi ada acara ya disekolah ini? Atau kita datang nanti
saja ya? seseorang datang menghampirinya.
kayakna sih ma. Tapikan nanti sore kita ada opening Cafe, jadi
sekarang aja ma. Kayaknya Cuma acara penggalangan dana tahunan aja
ma. Jadi setiap tahun anak kelas XII sebelum menghadapi UN melakukan
ini untuk disumbangkan, yaa semacam mencari berkah sebelum
berperang mungkin. Agi kemudian melepaskan headsetnya sambil
membolak balik brosur penggalangan dana sekolah tersebut yang
berwarna coklat ditangannya.
oh, itu bagus. Kalau gitu kita harus menyumbang.
ehm.. ok.
Mereka berduapun melangkah menuju pintu gerbang. Disisi tengah
jalan yang mereka lewati tertanam beberapa pohon cemara yang batang
pohonnya di cat warna warni. Setelah melewati pintu masuk tampak

lorong sepanjang 10 meter yang dindingnya terpajang penghargaanpenghargaan, mulai dari penghargaan kejuaraan akademik dan non
akademik, dari antar daerah, provensi, nasional, bahkan manca Negara.
Sedangkan diujung lorong ini tampak kolam berdiameter 7 meter dengan
air mancur yang ditengahnya berdiri sebuah tugu lambang sekolah ini
menyambut setiap orang yang datang kesekolah ini.
Suasana sekolah pagi itu riuh piuk dengan pemuda pemudi yang tak
berseragam. Bukan hanya penduduk sekolah yang tak berseragam, tapi
juga dipenuhi dengan kalangan umum yang sangat tertarik dengan segala
pernak pernik yang di tawarkan. Mulai dari stan untuk wanita seperti
aksesoris, baju, sepatu, tas, dan cendera mata lainnya. Stan makananpun
tak kalah sesaknya dengan pengunjung. Segala bentuk promosi
dikerahkan untuk menarik perhatian orang yang datang. Ada yang
memakai kostume daerah, agama, profesi, boneka atau tokoh tokoh
kartun lengkap dengan makeup dan aksesorisnya. Ada juga yang
berusaha menarik perhatian dengan menampilkan dance, nyanyi,
pantomin, atau drama musikal.
Acara amal ini adalah acara yang dilakukan oleh seluruh angkatan
akhir dalam mengisi kenangan indah SMA. Hasil dari acara ini nantinya
akan disumbangkan ke dinas sosial dan pihak-pihak yang pantas
menerimanya. Ini sungguh acara tahunan yang sangat besar dan
ditunggu tunggu dari acara acara tahunan lainnya, seperti promenight
misalnya. Kelas siapa yang akan menggalan dana paling bayak nantinya,
maka kelas itu akan dinobatkan sebagai pemenang yang akan
diumumkan langsung dihadapan seluruh siswa. Selain itu, sisi-sisi sekolah
akan terpajang nama dan foto kelas pemenang. Oleh karena itu, tak
jarang antar kelas terlibat adu mulut sampai adu otot hanya demi
menunjukkan kelebihan kelas masing-masing.
Agi tampak terkesan dengan segala suasana yang baru bagi dirinya
disekolah itu. Bak seorang putri yang keluar dari pintu istana, atau bak
seorang artis yang telah go international, Agi disambut hangat oleh para
siswa yang sedang berusaha menawarkan dagangannya. Agi tersenyum
kegirangan, hingga sesuatu mengusik perhatiannya.
ma,,, aku kesana ya. mama ngambil seragamnya sendiri aja, kan
mama tahu ukuran Agi, okey ya, ma! Dan satu lagi, untuk donasi biar aku
saja ya ma. Nanti kita ketemu di depan gerbang sekolah, bay ma! Agi
yang belum mendengar sautan dari mamanya itu langsung berlari
menyusuri tangga menuju kolam air mancur.
Hampir 10 menit Agi memandang badut berkostum keropi itu tanpa
melakukan apapun. Suasana hiruk piuk sore itu seakan ia mode diam.
Orang dibalik kostum itu tak berkutik melihat Agi, meski raut wajahnya
tak tampak, tapi terlihat dari tubunya yang tersudut disisi kolam bahwa
dia benar benar ingin kabur dari hadapan cewek aneh yang ada di
hadapannya.

Hallo, keropi! aku Agita P. Lina. Sambil melambaikan kedua tangan


dihadapan badut keropi itu Agi memperkenalkan dirinya. Agi sangat
takjub melihat kostum boneka kesukaannya itu. Saking gemesnya, wajah
Agi tampak memerah.
Semakin kago orang di dalam kostum keropi itu. Ia mencoba menoleh
ke kanan ke kiri mencari sosok yang seharusnya menjalankan tugasnya
itu, namun tak kunjung terlihat. Sungguh keadaan itu benar-benar
membuat dirinya tak tahu harus bersikap apa. Ini pertama kalinya ia
melakukan hal itu, atau lebih tepatnya ia tak pernah mau membayangkan
akan melakukan itu semasa hidupnya.
hellow..... kamu bisa denger aku kan. Agi mencoba melambaikan
tangannya lagi melihat dirinya yang tak direspon sambil menyodorkan
mukanya lebih dekat ke wajah boneka kesukaannya itu.
ha..aaahay...... ! butuh cukup waktu lama sampai akhirnya
orang yang ada didalam kostum badut keropi itu membalas lambaian
tangan Agi. Sontak Agipun menjerit kegirangan dan langsung memeluk
badut keropi dihadapannya. Karena tubuhnya yang lebih pendek,
membuat si pemakai kostum tersebut harus menunduk dengan susah
payah, kostum yang membuat dia sulit bergerak membuat dia keliyengan.
Semua pandanganpun sekejap langsung tertuju pada arah mereka. Tak
jarang suara tawa kecil terdengar ditelinga, beberapa orang juga
terdengar mengasihani orang yang ada dalam kostum itu.
Sesaat kemudia Agi melepaskan pelukannya dan mengeluarkan
beberapa barang dari tasnya.
aku ngefans banget sama kamu, lihat ni. Ada dompet keropi. Agi
mengorek-ngorek tasnya lebih dalam terus garskin hape ku juga gambar
keropi, thema themanya pun semuanya keropi. Ahh..! dan satu lagi, aku
juga make kaos kaki keropi lho! Kata Agi semangat sambil mengangkat
kakinya setelah buru-buru melepas sepatu. Dan lagi lagi orang didalam
kostume keropi itu dibuat kago oleh Agi. Entah dari mana datangnya alien
ini, mungkin itu yang ada difikirannya saat itu.
kalau gitu mau jadi donatur?
bisa pasang kendali.

didalam kostum sepertinya sudah

hahhh?? Agi bingung sesaat. oh untuk amal ya..!! kata Agi


kemudian saat ia sadar jika sedang dalam acara penggalangan amal.
tentu! Aku akan kasih donasinya tapi dengan satu syarat.
Orang didalam kostume mulai khawatir atas syarat yang diajukan
oleh Agi.
aku Cuma minta foto kok! orang didalam
mengangguk tanda mengiyakan atas keinginan Agi.

kostum

hanya

Satu pose dengan Agi memeluk tubuh boneka kesukaannya itu


dengan tangan kanan dan tangan kirinya merentangkan dengan

memegang kamera, Agi mencoba mencari posisi agar keduanya bisa


dapat tertangkap oleh kamera. Namun dengan tubuh yang hanya 162 cm
membuat ia kesulitan menjangkau wajah boneka keropinya yang mungkin
tinggi orang didalamnya sekitar 181 cm.
kamu cowok kan? Jangan tanya akau tahu dari mana, Aku bukan
bermaksud untuk meramal sekalipun beberapa orang mengatakan kalau
aku bisa meramal. Aku bisa mengenali dari suaramu kalau kamu itu
cowok, dari situ aku tahu kalau kamu cowok. Okey, lupakan, itu hanya
basa basi. Bisa tolong kamu yang ngambil fotonya, aku rasa kamu punya
lengan yang lebih panjang dari aku, jadi gambarnya pasti akan jauh lebih
bagus. tanpa melepas pelukannya Agi mencoba meminta agar orang
yang ada dalam kostum itu untuk mengambil gambar.
Satu foto, dua foto, tiga foto dan seterusnya. Kini galeri di hape Agi
terpenuhi dengan foto dirinya dan tokoh boneka kesukaannya itu. Agi tak
melupakan janjinya sebelum akhirnya ia pergi untuk memberikan donasi.
Saat Agi mendaftarkan diri untuk menjadi donatur, Oji menampakkan diri
setelah pergi ke toilet menyelesaikan urusan perutnya, menghampiri
temannya yang menggantikannya tampak sedang berdiri tak jauh dari sisi
Agi.
kamu lama banget, kamu ngak tau apa? Aku hampir saja mati
berdiri didalam kostum ini.
okey, sorry tadi itu aku juga antara hidup dan mati. Makasih ya, kau
sungguh keropi yang sangat baik dan manis. Hehehe! dengan sedikit
tawa Oji mencoba menggoda temannya itu sambil memeluknya yang
masih didalam kostum. Cowok didalam kostum itu tampak memberontak
namun ia kesulitan dengan kostum yang ia kenakan. Ia bagaikan singa
kelaparan yang ingin melepaskan diri dari kandang yang menyekapnya
untuk memangsa seekor kijang. Namun keduanya tampak terhenti saat
Agi menghampiri.
hay, kamu ngefans juga? Agi bertanya pada Oji
Oji tampak bingung atas pertanyaan Agi, ia melirik pada temannya
yang berada didalam kostum itu.
ini alien yang hampir saja membunuhku. Suara itu keluar tampak
berbisik ke telinga Oji dari mulut orang yang ada dalam kostum. Oji yang
kemudian mengerti meskipun tak sepenuhnya hanya mengatakan,
oh ya, aku.. aku juga ngefans. Dengan senyum senyum aneh Oji
mencoba mengiyakan atas pertanyaan Agi. mau jadi donatur? Aku
panitia di stan ini. Oji mengalihkan pembicaraan agar tidak semakin
ngelantur dan membuat ribet keadaan.
oh.. sudah kok. Sekarang aku sudah harus pergi. Tampak dari jauh
pandangan Agi tertuju pada mamanya yang baru saja keluar dari ruang
TU.

okey, makasih sudah mau menjadi donatur, semoga menjadi


manfaat. Balas Oji hangat.
iya sama-sama. Tolong jaga keropi ya, jangan sampai dia kesepian
sendirian. Aku sebenarnya ingin tinggal lebih lama, tapi ada urusan yang
harus aku kerjakan. Kata Agi berpamitan sambil mengelus elus tubuh
boneka keropi dan memeluknya.
Lagi lagi Oji dibuat melngo oleh Agi, namun dengan jurus yang sama
Oji hanya mengiyakan saja. Oji pun dibuat geli dengan perlakuan Agi. Ia
sangat yakin jika orang didalam tubuh boneka keropi itu pasti sangat
merasa tak nyaman. Namun apa daya, Oji hanya bisa menertawai ringan
melihat temannya didalam kostum boneka tersebut. Setelah ini, ia yakin
juga, bahwa ia akan dihabisi oleh temannya itu karena telah membuat
susah dirinya. Apapun Oji hanya menikamati yang ada dihadapannya,
urursan nanti ya nanti nati saja, itu guman dihatinya.
I love you keropi, Ill miss you, bye! kata terakhir itu ia ucapkan
mengiringi kepergiannya.
Oji dan temannya itu memandang penuh tenang kepergian Agi,
tampak bahagia bagai terlepas dari kerumunan orang gila hingga Oji
mengatakan,
I love you too, baby! Oji mengatakan tepat dimuka temannya yang
masih tertutup kostum sambil menggelitiki tubuhnya. Mereka berduapun
saling kejar kejaran hingga,
BYUUURRR,,,,,,,!!!!
Karena kesulitan untuk berlari, orang dengan kostum keropi itu
terjengkal dan masuk kedalam kolam yang hanya diberi pembatas
tanaman setinggi lutut yang mengelilinya. Semua mata tertuju padanya
seketika, tak terkecuali oleh Agi. Melihat boneka kesayangannya itu
tercebur ke dalam kolam, Agi dengan spontan berbalik dan berlari menuju
kolam dan melepaskan tasnya hingga kemudian ia menceburkan diri
untuk menolong boneka kesayangannya itu. Agi kemudian mencoba
meraih tubuh boneka keropi itu dan mencoba melepaskan kostum bagian
kepala untuk membuatnya lebih baik untuk bernafas, fikirnya. Namun
cowok didalamnya menolak, tapi sayang kekuatan Agi melebihi dirinya.
Saat terbuka, terlihatlah wajah cowok dibalik kostum keropi. Semua orang
kaget melihat orang malang yang telah tersiksa oleh cewek alien itu
adalah salah satu cowok yang sangat populer dan dikagumi oleh
penduduk wanita disekolah. Tersadar dirinya menjadi pusat perhatian dan
pusat tawaan orang-orang, cowok tersebut kemudian menenggelamkan
dirinya lagi kedalam air, sepertinya ia tak cukup punya urat malu untuk
menampakkan mukanya.
Agi merasa jika hal yang telah ia lakukan adalah suatu kesalah besar
saat menyadari jika sorakan, tawaan, serta sindiran terdengar semakin
keras ditelinganya, sehingga ia tampak linglung dan bingung sendiri.
Belum sempat ia melihat wajah cowok yang didalam kostum itu, Agi

langsung ditarik keluar oleh Oji. Agi awalnya menolak, namun melihat
suasana kala itu yang sepertinya semakin memojokkan dirinya membuat
Agi hanya menuruti tarikan Oji.
hey, kita harus tolongin dia, apa kamu ngak lihat, dia tenggelam.
Agi mencoba kembali untuk masuk kedalam kolam, sepertinya ia tak
sepenuhnya sanggup meninggalkannya, namun niatnya tercegat oleh Oji.
bukan tenggelam, tapi menenggelamkan diri. Kamu gak tahu
seberapa malunya dia sekarang?
maksudnya? Agi belum paham maksud dari orang yang ia tahu
adalah salah satu panitia stan.
ee gimana ya jelasinnya. Dia itu bukan cowok biasa. Maksud aku
bukan luar biasa seperti Peter Porker yang bisa menjadi spiderman. Aku
belum pernah dengar dari dia soal itu, maksud aku soal kalau ia merasa
ngak nyaman pada seoarang cewek, lebih tepatnya cewek alien yang
mengganggunya (keceplosan). ow,, sorry aku tidak bermaksud
mengatakaannya.
Oji tampak salah tingkah dan tak enak hati. Okey, ini kesalahanku
karena seharusnya yang bertugas menggunakan kostum itu adalah aku,
tapi karena aku tadi ada masalah jadi aku minta dia untuk gantikan aku.
dengan wajah tertutup sekalipun itu menjadi sebuah hal sangat
memalukan bagi dirinya, apalagi sampai kau membukanya, didepan
umum, ini sungguh sangat, sangat, sangat, memalukan. Okelah, memang
tidak ada yang salah dengan memakai kostum itu, hanya saja ya
gimana ya!
Penjelasan panjang lebar Oji mebuat Agi semakin bingung, namun
sebenarnya ia paham, sangatlah paham. Bingung karena ia hanya ingin
membantu, bukan karena dia sedang memakai kostume boneka
kesukaannya. Sekalipun itu orang biasa dan tak ia kenalpun, ia juga akan
membantu. Dan paham karena ia tahu kalau cowok itu adalah cowok
populer disekolah ini, bisa dibilang jika ia adalah artis sekolah. Dan karena
dirinyalah, orang itu kini menjadi bahan tawaan.
Agi kemudian angkat bicara, aku paham! Maksud aku, aku hanya
membantu. Hmmm.. yasudah, aku mohon kamu sampaikan permintaan
maafku padanya. Aku tidak bermaksud membuat dia... yaa... seperti
itulah.
Oji hanya mengangguk putus asa.
Agi kemudian mengambil kembali tasnya dan beranjak pergi. Kali ini
benar benar pergi. Tampak raut muka Agi yang tak tahu harus berekspresi
apa. Entah ia harus senang karena telah menolongnya atau sedih karena
sebenarnya kecewa ia tidak bisa merasakan senang. Suara geli tawa yang
memojokkan dirinya masih terdengar ditelinga, dan lama-lama berubah
menjadi bawang merah yang membuat perih mata.

Setelah beberapa langkah, Agi membalikkan tubuhnya dan melihat


punggung cowok dari posisi ia berdiri yang basah kuyup keluar dari kolam
dibantu Oji dengan kostume keropi ditangannya. Semua mata kala itu
benar benar tertuju pada Agi sinis karena melihat cowok yang mereka
kenal atau bahkan cowok yang mereka kagumi dibuat sengsara olehnya.
****
Dentuman musik mengalahkan suara jangkrik malam itu, Cafe milik
ibu Agi yang baru sore tadi dibuka itu ramai dengan pengunjung. Mulai
dari muda mudi, para pegawai kantor yang baru pulang kerja, atau orang
yang hanya ingin mampir karena ice cream gratisnya. Ice cream gratis
memang di sediakan untuk para tamu sebagai promosi. Cafe yang
berlokasi dikawasan taman alun alun kota itu memang strategis untuk
menarik pengunjung karena lokasinya yang pasti dilewati oleh setiap
orang yang hendak sekolah, kerja, atau hanya untuk menghabiskan waktu
alias jalan jalan.
Cafe dengan dekorasi rainbow itu dibuat semeriah mungkin dengan
pernak pernik permen mainan warna warni bergelantungan di langit
langitnya. Ditiap pojok balon dengan berbagai macam bentuk dan warna
diikatkan pada sisi papan tulis berukuran 50x100cm yang berisikan daftar
menu yang ditulis dengan kapur tulis berwarna hijau, kuning, biru, dan
merah jambu. Dindingnya di cat dengan full color bagaikan pelangi, dan
langit langit yang di cat bernuansa vintage. Lampu lampion lampion kecil
tergantung di halaman dan gelembung gelembung yang entah siapa yang
meniupnya beterbangan menambah meriahnya suasana Cafe itu.
Jarum pendek jam dinding menunjukkan angka 8, masih belum
terlalu malam namun ramainya pengunjung membuat Agi kelelahan
hingga membuat dirinya tertidur di meja pengunjung nomor 11.
mbak Agi, bangun mbak! Ini ada tamu, mejanya mau dipakai.
Seseorang dengan mengenakan baju pelayan bertema polkadot kuningputih dan sebuah bando berwarna coklat muda berusaha membangunkan
anak majikannya itu.
hah..!! Agi yang masih belum sadar betul berusaha keras membuka
kedua matanya yang serasa di lem kayu hanya mengikuti tarikan tangan
Wika, pelayan itu. Dua orang tamu kala itu yang memandangi wajah kusut
Agi hanya bisa meyeringat dengan mengerutkan dahi dan kemudian
saling berhadapan benar.
itu cewek yang...?
sepertinya. Hehe! Oji hanya menggaruk kepalanya yang kala itu
tak tahu harus berbuat apa. Tanpa diduga dua orang tamu yang datang di
Cafe tersebut adalah Oji dan temannya itu. hal ini membuat Oji menjadi
semakin takut kala temannya itu memandangnya.
yasudah, kita cari Cafe lain saja deh. Ayokk! karena merasa tak
enak Oji akhirnya meminta temannya untuk pergi dan mencari Cafe lain.

disini aja! jawabnya singkat sambil membolak balik buku menu.


aku mau minta maaf atas kejadian tadi disekolah, tapi malah
ketemu sama cewek itu lagi. Sumpah..! aku ngak bermaksud atau ada
niatan untuk ngerjain kamu. Aku bener-bener ngak tau kalau dia ada
disini. Oji berusaha dengan semanis mungkin untuk membujuk temannya
agar memaafkan dirinya meskipun sedari tadi ia ngomong tak pernah
wajah temannya itu memandangnya.
Beberapa menit Oji menunggu sautan dari temannya itu, namun tak
kunjung keluar dari mulutnya.
Ya ampun, aku kok dikacangin sih. Aku harus gimana agar kamu
mau maafin aku, hah? tiba-tiba Oji merengek dengan suara yang
membuat perhatian orang tertuju pada mereka.
ish... kamu apa apaan sih (sambil membuang muka dari perhatian
orang). Yasudahla, masalah yang sudah-sudah ngak usah dibahas,
semakin kamu bahas malah semakin membuat aku marah sama kamu.
Jadi, anggap saja ngak terjadi apa apa.
tapi gimana... Kamu pasti jadi bahan tawaan anak-anak disekolah.
lalu? Mau gimana lagi. Sekalipun kamu minta maaf sambil gulingan
dijalan, apa itu bisa buat anak-anak lupa tentang masalah tadi? Ngak
kan.! Jadi ya ngak usah diambil pusing, kan aku sudah bilang, semakin
kamu ngerasa bersalah itu malah membuat aku marah sama kamu.
Oji hanya bisa menghela nafas, memang sahabat yang ia kenal sejak
awal masuk SMP itu adalah oang yang baik. Beruntung dirinya bisa
bersahabat dengannya. Bukan hanya populer, tapi kedewasaannya
membuat siapapun ingin dekat dengannya. Bahkan selama bersahabat
tak pernah Oji dengar bahwa temannya yang satu ini memiiki musuh.
Sementara itu,
Agi kenapa Wik? tanya seorang wanita 40 tahunan yang kaget
melihat anaknya digotong ke ruangannya.
maaf Bu Nidia, mbak Agi tadi tidur di meja pelanggan, karena ada
tamu jadi saya bawa dia kesini, sepertinya dia kelelahan bu.
Nidia hanya menggeleng geleng kepala dengan tangan kiri
memegang kepalanya melihat putrinya yang kini telah kembali tertidur
pulas di sofa, sepertinya dia merasa kasihan pada anaknya itu.
yasudah, Wik! kamu lanjutkan pekerjaanmu biar Agi disini saja
istirahat, besok dia juga harus pergi kesekolah.
Wika hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya kemudian
meninggalkan ruangan menejernya itu.

maaf tadi ada ketidak nyamanan. Mau pesan apa ya? wika
menghampiri tamu yang tempatnya tadi ditiduri oleh Agi.
Ini pesanan kita, kalau bisa jangan lama lama ya. sambil
menyerahkan buku menu yang telah ditandai dengan klip.
lho.. aku kan belum milih pesananku! kata Oji saat ia tersadar jika
ia belum memilih menu yang akan ia pesan.
udah aku tandai disitu. Sudah mbag, itu saja pesanannya.
Kala itu Oji yang masih dalam keadaan bersalah hanya bisa menuruti
temannya itu. meskipun jarang sekali ia menurutinya, apalagi masalah
makanan. Karena seringkali menu kesukaan mereka berdua sangatlah
berbeda, alias ngak ada kesamaan dalam hal makanan. Oji melirik teman
yang berada didepannya yang sedang menahan senyum, fikirannya pun
sekejap mulai khawatir.
Tak butuh waktu lama makanan yang dipesanpun datang, namun
cukup membuat mereka berdua menguap berkali kali akibat kelelahan
setelah acara sekolah hari ini.
untung cewek tadi ngak sadar, kalau sadar aku akan gantung kamu
besok ditiang bendera, karena pasti bakal runyam. Kata Teman Oji itu
tiba-tiba sambil menyantap beberapa makanannya.
Oji tersadar dari lamunannya yang awalnya sedang teranganga
melihat pilihan menu yang ditujukan temannya itu untuk dirinya. Burger
organik, yang hanya berisi sayuran seperti selada, tomat, mentimun, dan
proteinnya berupa keju, membuat perut Oji kala itu langsung mual.
Ya.. benar-benar beruntung! respon Oji lemas kemudian.
ngomong-ngomong soal makanan, hmmm.. Seakan tak kuasa
melanjutkan omongannya, Oji hanya berseru menyantap makanannya.
*****

Anda mungkin juga menyukai