dalam rangka
mencapai tujuan yang spesifik berlandaskan dengan saling pengertian. Menurutnya, public
relations pada intinya senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui
pengetahuan,dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan muncul suatu dampak yakni
perubahan yang positif. Menurut Morissan (2006:30-31) , Public Relations bertanggung jawab
menjelaskan tindakan perusahaan kepada khalayak yang berkepentingan dengan organisasi
perusahaan. Khalayak yang berkepentingan akan selalu tertarik dengan apa saja yang dilakukan
perusahaan. Public Relations harus memberikan perhatian terhadap pikiran dan perasaan
khalayak terhadap organisasi.
Berdasarkan pendapat para pakar komunikasi di atas, penulis menyimpulkan bahwa
dalan suatu pemasaran, apapun itu bentuknya, peran seorang public relations sangatlah penting.
PR pun berperan sangat penting dalam pencapaian goal suatu perusahaan.
14. Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan, agar
masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan itu mengutamakan kualitas dalam
berbagai hal.
Kesimpulan penulis berdasarkan pendapat ahli komunikasi di atas, tugas pokok seorang
public relations, antara lain:
1. Sangat menunjang serta memberikan kontribusi yang sangat besar kegiatan manajemen
dalam upaya mencapai goal dalam suatu organisasi.
2. Divisi hubungan masyarakat sangat berpengaruh dalam membina hubungan timbal balik
2 arah yang harmonis antara organisasi dengan stakeholder, baik stakeholder internal
maupun publik eksternal.
3. Menciptakan 2 ways communications timbal balik dengan mempublikasikan suatu
informasi
menyalurkan opini publik kepada organisasi. Demi mencapai goodwill antara perusahaan
dengan publiknya, sehingga akan menimbulkan kesetiaan.
2.1.3 Perluasan Peran Public Relations
Menurut Morissan MA (2008:32), Perluasan Peran Public Relations dapat dilakukan
dengan:
1. Perluasan untuk kepentingan internal perusahaan.
Peran ini menekankan bagaimana Public Relations juga bertanggung jawab untuk
membentuk citra perusahaan di kalangan stakeholder internal, baik karyawan,
manajemen ataupun komisaris. Selain membantu mengembangkan loyalitas, Public
Relations juga bertanggung jawab mendukung manajemen dalam menciptakan
Kesimpulan penulis mengenai program public relations, bahwa divisi hubungan masyarakat
mengatur dan berperan serta dalam mempublikasikan berbagai event dan informasi-informasi
yang dianggap penting oleh masyarakat. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mewujudkan
hubungan yang baik antara suatu organisasi dengan masyarakat, sehingga dapat membantu
dalam pencapaian tujuan dari organisasi tersebut.
Menurut
Kotler
(2006:50-51),
terdapat
tiga
proses
seleksi
ketika
seseorang
aktivitas Public Relations yang positif (bermanfaat) akan menentukan image yang
menguntungkan bagi perusahaan.
2. Expenditure. Pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan untuk kebutuhan aktivitas Public
Relations.
3. Public Relations activities. Ketika Public Relations difungsikan oleh pemasaran, aktivitas
Public Relations dapat meningkatkan pengetahuan akan produk dan membangun
kesadaraan akan produk.
4. Crisis management. Krisis dalam kaca mata Public Relations tidak selalu diidentikkan
dengan ancaman. Krisis dapat disebabkan oleh faktor internal (konflik karyawan, konflik
manajemen, kegagalan produk) ataupun faktor eksternal (tuntutan konsumen, perubahan
kebijakan pemerintah, ataupun konflik elite politis). Hal yang dapat dilakukan Public
Relations salah satunya mengidentifikasi isu-isu yang menyebabkan krisis dan
mengantisipasi isu-isu yang berkembang.
5. Two way communication. Public Relations harus mempunyai kemampuan dalam
komunikasi yakni antara suatu perusahaan dengan publiknya. Kemampuan komunikasi,
misalnya untuk menjawab komentar dari pelanggan atau warga masyarakat yang
dilayangkan secara langsung atau surat media.
6. Sponsorship. Perusahaan-perusahaan dapat mempromosikan mereka dan namanya
dengan mensponsori pertandingan olah raga, budaya, dan tujuan-tujuan yang sangat
dihargai.
7. Continuity. Hubungan dengan pelanggan melalui Public Relations sangat efektif untuk
loyalitas di masa depan. Karena diharapkan dalam hal loyalitas merupakan hal yang
berkesinambunagn antara action PR pada masa sekarang dengan hasil long term yang
diharapkan memberikan loyalitas untuk perusahaan tsb
8. Important. Public Relations adalah fungsi manajemen yang menyatakan, membentuk,
dan memelihara hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dengan berbagai
macam publik, di mana hal tersebut dapat menentukan sukses atau gagalnya organisasi.
Sehingga Public Relations merupakan komunikasi yang penting.
Dalam hal ini, yang menjadi fokus adalah persepsi PR, dimana hal ini merupakan faktor
yang paling vital dalam hal meningkatkan loyalitas pelanggan, yaitu mengacu pada no 7
(Continuity), sehubungan dengan tema penulis yang fokus kepada strategi Public
Relations untuk meningkatkan kesetiaan klien perusahaan yang bersangkutan.
yang lebih khusus, operasional, dan berjangka pendek. Terdapat tiga jenis strategi Public
Relations menurut Rosady Ruslan (2008: 227) sebagai berikut:
1. Strategi persuasif memiliki ciri-ciri, antara lain:
a. Informasi atau pesan yang disampaikan harus berdasarkan pada kebutuhan atau
kepentingan khalayak sebagai sasarannya.
b. PR sebagai komunikator dan sekaligus mediator berupaya membentuk sikap dan
pendapat yang poistif dari masyarakat melalui rangsangan atau stimulasi.
c. Mendorong publik untuk berperan serta dalam aktifitas perusahaan atau organisasi
agar tercipta perubahan sikap dan penilaian
d. Perubahan sikap dan penilaian dari publik dapat terjadi maka pembinaan dan
pengembangan terus-menerus dilakukan agar peran serta tersebut terpelihara dengan
baik.
2. Strategi melalui kontribusi pada tujuan dan misi perusahaan (strategi edukatif-informatif):
a. Menyampaikan fakta dan opini yang ada di dalam maupun di luar perusahaan.
b. Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari perubahan yang terjadi secara
historis
c. Melakukan analisa SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats).
3. Strategi dibentuk oleh dua komponen
a. Komponen sasaran.
Yaitu satuan atau segmen yang akan digarap (stakeholder yang dipersempit menjadi
publik sasaran (target publik).
b. Komponen sarana.
1. Conservation (mengukuhkan).
2. Change (mengubah).
3. Crystallization (mengkristalkan).
yang terbentuk dalam merek tersebut. Jika brand association yang terbentuk memiliki
kualitas dan kuantitas yang kuat potensi ini akan meningkatkan brand image.
4. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku pelanggan. Merek yang kuat akan
sanggup merubah perilaku pelanggan.
5. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh pelanggan. Dengan
adanya merek, pelanggan dapat dengan mudah membedakan produk yang akan dibeli dengan
produk lain sehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan, ataupun atribut lain yang
melekat pada merek tersebut.
merek cukup beragam antara lain, seperti berbentuk logo, nama, trademark atau bisa juga
yang merupakan gabungan dari ketiganya.
Kegunaan brand image yang positif menurut Park and Srinivasan dalam Patria (2009:
215) terdiri atas 3 bagian, yaitu :
1. Keuntungan yang berkaitan dengan penampilan serta keuntungan yang didapat saat ini,
merek yang positif dapat meningkatkan keuntungan yang diraih, dapat membuat konsumen
menerima kenaikkan harga diri dari suatu produk, meningkatkan keefektifan marketing
komunikasi, dan peningkatan dalam kerjasama perdagangan.
2. Keuntungan berkaitan dengan pendapatan jangka panjang, kesetiaan konsumen terhadap
suatu merek sehingga perusahaan lebih kuat dalam menanggapi serangan dari para pesaing,
dan lebih kuat dalam menangani krisis pemasaran.
3. Keuntungan berkaitan dengan potensi perubahan untuk berkembang, kesempatan untuk
memberikan surat izin untuk membuka cabang, memberikan kekuatan yang positif dalam
pemasaran melalui mulut ke mulut, dan kemampuan merek dalam mempermudah pengenalan
produk baru sebagai perluasan merek.
Peneliti-peneliti telah menemukan bahwa asosiasi merek dapat memiliki pengaruh positif
terhadap pilihan konsumen, pilihan konsumen terhadap barang yang lebih disukai dan niat untuk
membeli, kerelaan mereka untuk membayar harga yang lebih untuk merek tertentu, menerima
perluasan merek, dan merekomendasikan merek tersebut kepada orang lain.
terdiri dari perpaduan brand recognition (sebagai kemampuan masyarakat untuk menegaskan
sesuatu yang sebelumnya sudah dijelaskan terhadap merek produk suatu perusahaan) dan
brand recall (sebagai kemampuan masyarakat dalam menamai suatu merek ketika suatu
produk dibagi menjadi beberapa kategori dari kategori akan suatu kebutuhan, serta kategori
keinginan). Setelah masyarakat sering mendengar dan melihat keberadaan suatu brand maka
akan secara otomatis brand tersebut berada di dalam ingatan yang pertama dalam pikiran
masyarakat hal ini akan menjadi suatu produk berada dalam tahap top of mind awareness.
Penjelasan mengenai piramida brand awareness dari tingkat terendah sampai dengan tingkat
yang tertinggi adalah
1. Unaware of Brand (tidak menyadari merek). Tingkat yang paling rendah dalam piramida
kesadaran merek. Dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.
2. Brand Recognition (pengenalan merek). Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini
penting pada saat seseorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan
pembelian.
3. Brand Recall (peringatan kembali terhadap merek). Peringatan kembali terhadap suatu
merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam
suatu kelas produk.
4. Top of Mind (puncak pikiran). Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi
bantuan pengingatan dalam benak konsumen.
2. Brand Association
dalam membentuk suatu citra perusahaan tidaklah cukup jika hanya pada brand
awareness saja. Namun juga perlu diperhatikan adalah asosiasi dari suatu merek tersebut. Brand
association adalah segala hal yang berkait an dengan ingatan mengenai merek. Asosiasi in
merupakan atribut yang ada dalam merek itu dan memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterkaitan
pada suatu merek akan lebih besar apabila pelanggan mempunyai banyak pengalaman
berhubungan dengan merek tersebut. Berbagai asosiasi diingat konsumen dapat dirangkai
sehingga membentuk kesan terhadap brand image.
Asosiasi merek dapat menciptakan suatu nilai bagi perusahaan dan para pelanggan,
karena ia dapat membantu proses penyusunan informasi untuk membedakan merek yang satu
dengan merek dari merek yang lainnya. Terdapat lima keuntungan menurut Aaker dalam Patria
(2009:171), yaitu :
1. Dapat membantu proses penyusunan informasi. Asosiasi-asosiasi yang terdapat pada suatu
merek dapat membantu mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan spesifikasi yang dapat
dengan mudah dikenal oleh pelanggan.
2. Adanya diferensiasi. Suatu asosiasi dapat memberikan landasan yang sangat penting bagi
usaha pembedaan. Asosiasi-asosiasi merek dapat memainkan peran yang sangat penting
dalam membedakan suatu merek dari merek yang lain.
3. Alasan untuk membeli. Pada umumnya asosiasi merek sangat membantu para konsumen
untuk mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut atau tidak.
4. Menciptakan sikap. Asosiasi merek dapat merangsang perasaan positif yang pada gilirannya
akan berdampak positif terhadap produk yang bersangkutan.
5. Basis perluasaan. Asosiasi merek dapat menghasilkan landasan bagi suatu perluasan merek,
yaitu dengan menciptakan kesesuaian antara merek dengan sebuah produk.
Menurut buku Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen karya Ratih Hurriyati (2008:
58) ,definisi pelanggan memberikan pandangan yang penting untuk memahami mengapa
perusahaan harus menciptakan dan memelihara pelanggan dan bukan hanya menarik pembeli.
Definisi ini berasal dari kata custom, yang didefinisikan sebagai membuat suatu menjadi
kebiasaaan atau biasa dan mempraktikan kebiasaan. Pelanggan adalah seseorang yang menjadi
terbiasa untuk membeli. Kebiasaan itu terbentuk melalui pembelian dan interaksi yang sering
selama periode waktu tertentu.
Tanpa adanya track record hubungan yang kuat dan pembelian berulang, orang tersebut
bukanlah pelanggan, ia adalah pembeli. Pelanggan yang sejati tumbuh seiring waktu.
2.3.2 Pengertian Loyalitas Pelanggan
Banyak perusahaan mengandalkan kepuasaan pelanggan sebagai jaminan keberhasilan di
kemudian hari tetapi kemudian kecewa mendapati bahwa para pelanggannya yang merasa puas
dapat berbelanja produk pesaing tanpa ragu-ragu. Sebaliknya, loyalitas pelanggan merupakan
ukuran yang lebih dapat diandalkan untuk memprediksi pertumbuhan penjualan dan keuangan.
Loyalitas pelanggan menurut Jhonson dalam Griffin (2003: 5) adalah suatu kecenderungan untuk
membeli atau mengunakan lagi suatu produk atau jasa. Berbeda dari kepuasaan , yang
merupakan sikap, loyalitas dapat didefinisikan berdasarkan perilaku pembeli. Menurut buku
Manajemen Public Relations karya Muharto Toha (2006: 35) ,pelanggan yang loyal adalah
orang yang sebagai berikut:
1. Melakukan pembelian berulang secara teratur.
2. Membeli antar lini produk dan jasa.
3. Mereferensikan kepada orang lain.
4. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.
5. Advocates. Client yang memberikan dorongan yang positif pada perusahaan dengan
merekomendasikannya kepada orang lain.
6. Partners. Partners adalah hubungan yang sangat erat antara konsumen dengan supplier yang
keduanya saling memperlihatkan keuntungan.
Fungsi utama Public Relations dalam sebuah perusahaan sebagai komunikator, fasilitator
serta good image maker diimplementasikan dalam beberapa kegiatan PR. Kegiatan tersebut
menitikberatkan pada opini yang baik di mata publik internal dan eksternal. Kegiatan PR ini
mencegah adanya misunderstanding, serta untuk memperoleh penghargaan dari masyarakat dan
mempengaruhi massa secara berkelanjutan ehingga akan mempertahankan eksistensi perusahaan.
Berangkat dari konsep tersebut, maka dibuatlah suatu kerangka pemikiran yang bertujuan
untuk memudahkan pemahaman tentang konsep yang digunakan dalam penelitian ini dan dapat
digambarkan sebagai berikut
BAGAN 1
KERANGKA PEMIKIRAN
PERUSAHAAN X
Faktor Internal :
Kebijakan Perusahaan
Visi, Misi Perusahaan
Manajemen Perusahaan
Faktor eksternal :
Kebutuhan informasi Masyarakat
Pemberitaan Media massa
Strategi PR :
Strategi persuasif
Strategi kontribusi
Strategi 2 komponen
Kepercayaan/loyalitas klien
Sumber: Hasil pemikiran penulis
Penjelasan:
Dalam mencapai tujuan suatu perusahaan untuk mendapatkan loyalitas dari kliennya, ada
beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut datang dari pihak internal dan eksternal
perusahaan tersebut. Faktor internal yang menentukan antara lain, kebijakan perusahaan, visi
misi perusahaan, dan manajemen perusahaan itu sendiri. Faktor eksternal yang menentukan
antara lain, kebutuhan informasi masyarakat dan pemberitaan mengenai perusahaan tsb yang ada
di media massa. Sedangkan sebagai divisi PR harus memiliki strategi-strategi yang bisa di
implementasikan dalam rangka meningkatkan loyalitas pelanggannya seperti, metode
komunikasi yang digunakan, kegiatan internal yang dilakukan untuk menjaga itikad baik dan
menciptakan goodwill antar sesama internal, kegiatan eksternal untuk menjangkau kliennya
sehingga dapat memahami sejauh mana loyalitas kliennya selama ini, serta menjalankan fungsi
dan tugas seorang PR dengan baik.
Setelah seluruh strategi tersebut dijaalankan sesuai dengan pengaruh dari faktor internal
dan eksternal, maka tercapailah tujuan perusahaan untuk meningkatkan loyalitas kliennya.
Setelah perusahaan mendapatkan peningkatan loyalitas dari kliennya yang baru maupun
existing,maka, akan memberikan pengaruh baik yang sangat siognificant terhadap peningkatan
dalam segala hal mengenai perusahaan tersebut.
BAGAN 2:KERANGKA TEORI
Teori Umum
PUBLIC
RELATIONS
BRAND
PELANGGAN/
KLIEN
Teori Khusus
-Strategi PR
*Strategi Persuasif
*Strategi kontribusi
*Strategi komponen
-Brand Image
*Pengertian brand image
*Kegunaan brand image
*Faktor pembentukan brand
image
-Definisi loyalitas
-Definisi loyalitas pelanggan
-Indikator loyalitas
-Jenis loyalitas
-Tanpa loyalitas
-Loyalitas yang lemas
-Loyalitas tersembunyi
-Loyalitas premium