Anda di halaman 1dari 4

SAKIT KEPALA (Cephalgia)

Sakit kepala merupakan gejala yang umum pada gangguan neurologis. Akan tetapi kebanyakan sakit
kepala terjadi hanya sementara dan tidak menunjukan kondisi patologis yang serius. Jika sakit kepala
terjadi berulang, menetap, dan terjadi peningkatan nyeri, pasien harus segera memeriksakan diri ke
dokter.
A. Jenis Sakit Kepala
Penyebab, tanda dan gejala, patofisiologi, serta treatmen pengobatan sakit kepala bergantung
kepada jenis atau tipe sakit kepala yang dialami.
1. Tension Headache (Sakit Kepala Akibat Kontraksi atau Ketegangan Otot)
Kontraksi/ketegangan yang menetap pada kulit kepala dan wajah, leher, dan bagian atas otot thorax
dapat menyebabkan Tension Headache. Timbul dengan serangan nyeri yang berbeda-beda dengan
siklus berputar, diawali dengan ketegangan otot, lalu tendernees pada otot, selanjutnya ketegangan
otot kembali. Perputaran rasa nyeri ini dapat berhubungan atau tidak dengan vasodilatasi arteri
serebral. Sakit kepala tipe seperti ini mungkin berhubungan dengan premenstrual syndrome atau
stresor psikologis seperti rasa cemas, distress emosional, atau depresi. Tipe gejalanya berkembang
perlahan-lahan. Nyeri menyebar pada ubun-ubun kepala dan dasar tengkorak, biasanya dengan
lokasi dan intensitas yang bervariasi. Beberapa keluhkan kata dari pasien untuk menggambarkan
nyeri pada Tension Headache adalah rasa seperti ditekan , nyeri, kaku, dan ditarik kencang.
Pemeriksaan harus dilakukan secara lengkap untuk menyangkal penyebab sakit kepala yang
bersumber dari masalah fisik (Karna tension Headache disebabkan oleh masalah psikososial).
Penanganan gejala meliputi penggunaan tehnik relaksasi, pijatan yang dapat mempengaruhi otot,
istirahat, penggunaan kompres panas, obat analgesik non-narkotik, dan konseling yang tepat.
2. Sakit Kepala jenis Migren (Migrane Headaches)
Sakit kepala tipe migren dipercaya terjadi akibat vasokontriksi pembuluh darah serebral yang diikuti
vasodilatasi pembuluh darah. Vasokontriksi terjadi akibat respon saraf trigeminal, yang terstimulasi
oleh pembebasan substansi P (Sebuah transmiter nyeri), kedalam pembuluh darah atau yang
dilepaskan oleh senyawa amin seperti serotonin, norpinephrine, dan epinephrine. Migren dapat
dimulai dengan atau tanpa Aurora (fenomena visual, seperti melihat kilatan cahaya yang mengawali
sebuah serangan). Kecenderungan berkembangnya migren biasanya dari genetik/keturunan.
Biasanya kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan nyeri migrane adalah nyeri berdenyut,
dicatok atau di bor, dan di pukul. Dan biasanya terjadi pada salah satu sisi kepala. Suara berisik dan
cahaya cenderung memperburuk sakit kepala tipe ini. Sehingga, anjurkan pasien untuk beristirahat
ditempat yang gelap (Redup), dan lingkungan yang tenang. Pencetus dari tipe sakit kepala ini
biasanya bersumber dari jenis makanan tertentu, kebisingan, cahaya terang, alkohol, dan stress.
Ada dua tipe migren: migren yang bersifat klasik (Classic Migrane) dan migren yang bersifat biasa
(Common Migrane). Klasik migren memiliki fase pra-sakit kepala (Prodromal) dimana pasien
mengalami gangguan penglihatan, sulit berbicara, dan rasa baal atau berdengung. Sakit kepala
sering diikuti rasa mual dan kadang-kadang muntah, dan berakhir pada beberapa jam atau hari.
migren yang bersifat biasa tidak memiliki fase preheadache, tetapi pasien segera mengalami
serangan nyeri berdenyut pada kepala.
Pengobatan/treatmen pada migrane bersifat profilaktik (pencegahan) atau juga treatmen langsung
pada saat episode akut terjadi. Pengobatan profilaktik biasanya dilakukan pada pasien yang
mengalami satu atau lebih serangan dalam tiap minggu (sering). Pembatasan diet dapat menolong
jika pasien dapat mengindentifikasi makanan atau minum yang menyebabkan sakit kepala. Nifedipine
(calsium cahnnel blocker) dan propanolol (Beta adenergic blocker) merupakan propilatik treatmen
yang digunakan untuk mengontrol tekanan darah. Obat-obatan tersebut dapat menolong mencegah
perubahan pembuluh yang menyebabkan sakit kepala. Obat-obatan ini harus digunakan dengan hati-

hati karena berpotensi menurunkan tekanan darah. Amitriptyline (tricyclic antidepressant)dapat juga
menolong untuk mencegah migrain. Tetapi obat ini dapat meyebabkan mengantuk, mulut kering, dan
berat badan bertambah. Tidak ada satu pun pada obat tersebut yang dapat di stop secara tiba-tiba
setelah penggunaan dalam jangka waktu lama.
Beberapa tipe obat yang tersedia untuk mengobati serangan akut migren. Ergot (cafergot),
merupakan vasokontriktor, obat ini efektif jika di berikan sebelum dinding pembuluh darah mengalami
edema.
Biasanya
dalam
30-60
menit
serangan
sakit
kepala. Sumatriptan (imiterx)
dan zolmitriptan(zomig) merupakan obat baru yang tersedia untuk mengurangi migrane. Obat-obatan
ini bekerja pada serotonin reseptor dan memiliki aksi vasokontriksi. Sumatriptan tersedia dalam dua
bentuk intramuscular dan oral. Potensial perilaku kecanduan (adiktif) dari penggunaan terapi multi
obat harus selalu dipantau secara cermat.
3. Cluster Headache (Rangkaian sakit kepala)
Gangguan vaskular, stres, rasa cemas, dan distres emosional semuanya dapat menyebabkancluster
headache. Seperti namanya sakit kepala ini cenderung terjadi pada kumpulan (rangkaian) selama
jangka waktu tertentu biasanya beberapa hari atau minggu. Jangka waktu bulan atau tahun mungkin
menjadi pemisah diantara beberapa episode (peristiwa) sakit kepala. Konsumsi alkohol dapat
memperburuk episode sakit kepala.
Pasien mungkin berada pada kondisi sakit kepala yang dimulai secara tiba-tiba,biasanya pada waktu
yang sama dimalam hari. Nyeri berdenyut dan nyeri hebat adalah kata rasa yang selalu dikeluhkan
pasien. Nyeri kepala cenderung unilateral (sepihak), mempengaruhi hidung, mata, dan dahi. Gejala
yang sering mempengaruhi mata berupa keluhan mata merah dan berair.
Karena sifat yang pendek pada cluster headache, menyebabkan pengobatan sulit. Lingkungan yang
tenang, gelap, dan kompres dingin dapat mengurangi sedikit intensitas nyeri kepala. Obat-obatan
seperti NSAIDs (Nonsteriodal Anti-Inflamatory Drugs) atau tricyclic antidepressant dapat diberikan
sesuai petunjuk dokter.
B. Diagnosa
Kebanyakan sakit kepala didiagnosa berdasarkan pada riwayat pasien dan gejala. MRI (Magnetic
Resonance Imaging), CT, X ray: schedule (kepala), arteriogram, electroencephalogram, tes saraf
karnial, dan lumbar puncture untuk memeriksa CSF dapat dilakukan untuk mengeliminasi penyebab
lain dari sakit kepala.

PEROSES KEPERAWATAN
Pengkajian /pengumpulan data
Menggunakan singkatan WHATS UP? Agar mudah diingat.
W- Where the pain? Apakah menetap pada satu tempat atau menyebar pada area kepala lain?
Apakah nyeri kepala selalu dimulai pada salah satu tempat atau berubah-rubah?
H-How does the headache feel? Apakah nyeri berdenyut, tajam, tumpul, seperti dipukul,tertarik atau
hal lainnya yang dapat menggambarkan kualitas nyeri?
A-Aggravating or alleviating factors? harus dikaji. Beberapa faktor yang memperberat seperi wine
merah, kafein, coklat, dan makanan yang mengandung Nitrat atau MSG (Monosodium Glutamate).
Faktor lain seperti siklus men, stres emosional, dan ketegangan. Faktor yang dapat mengurangi
seperti berbaring diruang yang gelap, kompres dingin, dan pengggunaan obat.
T-Timing, Dapat menjadi faktor pada pasien yang mengalami nyeri kepala pada saat sebelum atau
selama periode menstruasi. Untuk pasien lainnya, kejadian waktu tidak dapat diprediksi. Juga
tanyakan berapa lama sakit kepala berakhir?
S- Scale, tanyakan pada pasien tingkat keparahan atau skala dari 0-10, apakah skala nyeri tetap atau
bervariasi dari tiap episode sakit kepala?
U- apakah ada gejala lain yang berhubungan seperti mual, muntah atau mata merah?

P- Perception, tententukan presepsi pasien terhadap sakit kepala. Apakah ini mengganggu kehidupan
pasien? Jika ya, bagaimana?
Mind Map / Pathway / Patofisiologi (patofis) Sakit Kepala (Cephalgia / Headaches)

PERENCANAAN KEPERAWATAN, IMPLEMENTASI, DAN EVALUASI


Daignosa : Nyeri akut b.d kurangnya pengetahuan terhadap pencegahan dan tehnik mengontrol nyeri
a) Bantu pasien untuk mengindentifikasi dan mengurangi atau menghilangkan faktor-faktor yang
memperberat nyeri. Ini dapat dilaksanakan dengan membuat buku harian (diary) untuk sakit kepala,
catat waktu dan hari dimana sakit kepala terjadi, jenis makanan atau faktor yang memperberat,
deskripsi (gambaran) tentang nyeri, indentifikasi gejala yang berhubungan seperti mual atau
gangguan penglihatan, dan faktor lain yang berhubungan dengan gejala sakit kepala.
R: Indentifikasi faktor pencetus dapat menolong pasien mengurangi frekuensi dan intensitas serangan
sakit kepala

b)

Dorong pasien untuk menggunakan tehnik pengurangan nyeri seperti biofeedback atau stress
reduction.
R: Hal tersebut dapat menolong pasien untuk berpartisipasi dalam pengobatan/treatmen sakit kepala
dan memberikan perasaan/pengertian untuk mengontrol kondisi sakit yang dialami.
c) Ajarkan pasien untuk menggunakan gerakan relaksasi dan kompres hangat & basah.
R: Intervensi ini dapat menolong terutama untuk tipe sakit kepala jenis tension headache
d) Berikan lingkungan yang tenang dan gelap (cahaya redup) untuk berisirahat
R: Istirahat dapat mengurangi stimulasi selama terjadinya migren sehingga mengurangi keparahan
migren
e) Ajarkan pasien mengenai penggunaan obat, dosis yang cocok, tujuan obat, efek samping, dan
konsekuensi (akibat) dari penyalahgunaan obat.
R: pasien dituntut lebih paham mengenai obat agar dapat menggunakannya dengan benar dirumah.
Evaluasi
Jika intervensi efektif, pasien akan memahami perawatna diri (self care) untuk mencegah dan
mengobati sakit kepala, dan mampu memberikan laporan mengenai pengurangan kejadian sakit
kepala kepada petugas kesehatan.
Diterjemahkan dari: William, Linda S. and Hopper, Paula D. 2007. Understanding Medical Surgical
Nursing third edition. Philadelphia: E A. Davis Company.
Posted by Jimmy Febriyanto at 15:30:00

Anda mungkin juga menyukai